Pertanyaan Umi

Zafran gelagapan saat Umi meminta dialihkan panggilannya ke mode video. Zurra yang tahu kecemasan sang Dokter, maka ia segera beranjak, lalu menuju dapur.

Zafran segera mengalihkan panggilannya, dan terlihat wajah sang Ibu tak menggunakan niqab nya. Wajah cantik yang belum lekang di makan waktu itu selalu membuat hati sang Putra nyaman saat menatapnya.

"Mana menunya, Umi pengen lihat," ucap wanita baya itu.

"Baiklah, Umi. Tuh lihat banyak kan menunya," ucap Zafran menyorot satu persatu menu yang ada di meja makan.

"Itu piring makan siapa? Kamu ada teman?" tanya Umi Zahira saat melihat ada piring makan yang masih ada makanannya setengah.

"Ah itu, Umi," jawab Zafran sedikit gugup.

"Itu apa, Bang?"

"Iya, itu piring teman aku. Kebetulan dia berkunjung ke rumah. Jadi sekalian aku ajak makan malam dirumah," jawab Pria itu berbohong. Mana mungkin ia berani mengatakan telah membawa istri orang untuk tinggal bersamanya.

"Teman kamu perempuan atau laki-laki?" tanya Umi penuh selidik.

"Laki-laki dong, Umi," jawab Zaf berusaha tetap tenang, namun ia tak berani menatap wajah sang ibu.

"Oh, terus, mana dia?"

"Ah, itu lagi terima telepon dari istrinya," jawabnya kembali berbohong.

"Oh, sudah punya istri teman kamu. Terus, kamunya kapan?" tanya Umi dengan senyuman.

"Nanti, Umi. Tunggu waktunya," jawab Zafran sembari menaik turunkan halisnya.

"Kamu sudah menemukan wanita yang cocok?" tanya Umi sangat penasaran.

"Gimana ya, sudah sih. Do'ain saja ya, Umi. Semoga berjodoh," jawabnya tersenyum gaje.

"Ah, syukurlah. Umi selalu Do'ain semoga kalian berjodoh," ujar istri dari Pak hakim itu.

"Aamiin... Yasudah, kalau begitu aku lanjut makan dulu. Sampaikan salam rinduku untuk Abi dan Adikku," ucap Zafran ingin mengakhiri sambungan telepon selulernya.

"Ya, jaga kesehatan dan jangan lupakan ibadah," pesan Umi yang segera menutup dengan salam.

Zafran menghela nafas lega. Berasa di interogasi oleh sang Ibu. Sejenak ia berpikir, kenapa tadi ia berkata pada Umi sudah mempunyai pilihan? Padahal ia dan Zurra tak mempunyai hubungan apa-apa, dan Zurra masih berstatus sebagai istri dari lelaki lain.

"Ya Allah, kenapa otakku bisa seperti ini. Hah, dasar Zafran payah!" rutunya pada diri sendiri.

"Zurra!" panggil Zafran pada asisten pribadinya itu.

"Ya, Dok!"

Zurra yang sedang bergabung dengan Art lainnya di dapur, ia bergegas menuju meja makan.

"Ayo duduk, dan teruskan makanmu," titahnya dengan wajah biasa saja.

"Tapi, saya sudah kenyang, Dok."

"Tapi itu makanan kamu masih utuh. Ayo habiskan, tidak baik mubasir."

Zurra mengangguk patuh, sebenarnya selera makannya sudah hilang, tetapi karena tak ingin membuang makanan maka ia mengikuti perintah sang majikan.

"Revan sudah tidur?" tanya Zafran di sela makan mereka.

"Sudah, Dok."

"Oya, maaf sudah membuat makan kamu terganggu. Saya hanya tidak tahu harus jawab apa pada Umi jika dia menanyakan tentang dirimu," ujar Zafran memang begitu adanya.

"Tidak apa-apa, Dok. Saya mengerti," jawab Zurra paham.

"Terimakasih ya, saya sih tidak masalah jika mengatakan yang sebenarnya. Tetapi dengan status kamu sebagai istri orang membuat nyali saya ciut untuk menjelaskan pada Umi. Andai saja kamu sudah single maka saya tidak akan malu atau keberatan mengakui dirimu sebagai...."

"Sebagai apa, Dok?" tanya Zurra saat Dokter itu tak meneruskan ucapannya.

"Ah, tidak apa-apa, lupakan."

Zurra tak lagi menimpali ucapan Zafran. Mereka segera menyudahi makan malam yang tadi sempat terganggu karena telpon dari Nyonya Zico Hamdi.

Selesai mengemasi peralatan makan, Zurra kembali ke kamar untuk melihat bayinya, sedangkan Zafran masih duduk santai di ruang keluarga sembari memainkan ponselnya.

Zurra melihat Revan masih tidur dengan nyenyak. Perlahan ia duduk di bibir ranjang sembari menatap wajah bayi spesialnya dengan lekat.

"Sehat selalu ya, Nak. Ibu bahagia bisa memiliki dirimu. Ketahuilah bahwa Ibu tidak pernah menyesal sedikitpun dengan kehadiranmu dalam hidup Ibu. Kamu adalah alasan kenapa Ibu tetap kuat dan tegar, meskipun ayahmu berulang kali membuat mental Ibu rusak dan berantakan. Tetapi Ibu berusaha waras demi dirimu," lirihnya sembari mengecup wajah penghuni surga itu.

Zurra menghapus air matanya yang menetes, ia ikut berbaring disisi sang putra. Tangannya memeluk dengan lembut dan penuh kehangatan.

Zafran yang hendak memanggil wanita itu, niatnya urung karena melihat Zurra sedang menangis dan istirahat. Ia kembali menuju kamarnya.

Zurra yang awalnya hanya menyayangi sang putra. Namun ia kebablasan tertidur lelap. Hingga ia tersentak saat bayinya menangis karena haus. Zurra segera memberi ASI hingga bayi itu kembali terlelap.

Zurra menatap jam dinding yang ada di kamar itu. Ternyata masih pukul sepuluh malam. Itu berarti ia tidur sejak awal.

"Ya Allah, kenapa aku terlalu cepat tidur? Ah, pembantu apa aku ini. Apakah tadi Dokter Zafran memerlukan bantuan aku ya?" ucap wanita itu dalam keseorangan.

Zurra segera keluar dari kamarnya, ia melihat lampu ruangan sudah padam, mungkin semuanya sudah tidur. Ia menuju dapur untuk mengambil minum, karena tenggorokannya terasa kering.

Saat Zurra sedang mengisi gelasnya, tiba-tiba..

"Astaghfirullah, Dokter! Kenapa mengejutkan saya!" serunya tanpa sadar telah mengeraskan suaranya.

Zurra yang sadar nada suaranya meninggi, ia segera meminta maaf.

"Ah, maaf. Saya benar-benar kaget," sesalnya dengan wajah menunduk.

"Tidak perlu minta maaf, karena saya yang salah. Kamu lagi ngapain?" tanya Zafran dengan senyum lembut yang membuat hati wanita itu hampir lumer.

"I-ini mau ambil minum, Dok. Dan Dokter sendiri kenapa belum tidur? Apakah Dokter butuh sesuatu?" tanya Zurra berusaha menghilangkan rasa canggungnya.

"Ya, saya ingin meminta kamu untuk mengganti alas tidur saya," jawabnya.

"Sekarang, Dok?" tanya wanita polos.

"Ya, nggak mungkin besok pagi."

"Hehe, baiklah."

Zurra segera meminum air yang ada di gelasnya terlebih dahulu, lalu bergegas mengikuti langkah Dokter tampan itu menuju kamarnya. Agak lain saat masuk kedalam kamar lelaki yang masih bujang. Tetiba perasaannya gugup saat mereka hanya berdua di kamar yang tak kalah mewah dari kamarnya.

Ini kali pertama ia berada di kamar dengan lelaki yang bukan suaminya. Sungguh hatinya merasa entah. "Ya Allah, lindungi aku dari hal-hal buruk. Jangan ada syetan menjadi orang ketiga diantara kami," Do'a wanita itu dalam hati.

"Zurra, kenapa bengong? Kamu mikir apa? Apakah kamu ingin tidur disini?" ucap Zafran menggoda wanita itu.

"Aish... Dokter jangan ngadi-ngadi," jawabnya dengan wajah merona.

"Haha... Canda kok. Yaudah, tolong ganti alasnya. Itu sudah di sediakan oleh Bibik," ucapnya sembari menunjuk tumpukan alas tempat tidur satu set dengan selimut hangatnya.

"Baik, Dok." Zurra gegas membuka alas tempat tidur itu. Sesekali netranya mengawasi gerak-gerik lelaki itu. Jaga-jaga saja bila-bila lelaki itu khilaf.

"Astaghfirullah, kenapa aku bisa berprasangka buruk padanya, padahal dia adalah lelaki baik," ucapnya dalam hati.

Bersambung....

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

Yus Warkop

Yus Warkop

tidak apa " tapi takut apa"

2024-04-18

1

pengayom

pengayom

ya tidak apa2 buat jaga2

2024-03-17

0

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

gapapa kamu waspada karna dokter juga cowok normal.

2024-03-07

3

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Dokter yang baik
3 Pengkhianatan
4 Berseteru lagi
5 Bantuan sang Dokter
6 Di rumah sang Dokter
7 Makan malam
8 Pertanyaan Umi
9 Drama pagi
10 Kembali
11 Pulang
12 Tidak berubah
13 Kegelisahan Zafran
14 Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15 Pertolongan Zafran
16 Rumah bagaikan neraka.
17 Bantuan Rayy
18 Perhatian
19 Apakah benar aku lelah?
20 Kedatangan Umi
21 Rencana liburan
22 Kedatangan Rayyan
23 Makan malam bersama
24 Saling mendukung
25 Di perjalanan
26 Masih di perjalanan
27 Kejujuran Umi
28 Yakin untuk berpisah
29 Tiba-tiba demam
30 Menerima telepon
31 Pulang terlebih dahulu
32 Dukungan dari Abi
33 perdebatan mereka
34 Apakah kamu Sesilia?
35 Bertemu Rio
36 Sidang pertama
37 Pengorbanan Zaf
38 Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39 Restu Umi
40 Rencana Rio
41 Kembali bertugas
42 Di ruang sidang
43 Rio vs Azurra
44 Sah bercerai
45 Kemarahan Rio
46 Makan siang bersama
47 Rencana Zurra
48 Mama salah mengira
49 Mama Mila spot jantung
50 Tanggapan Papa
51 Menentukan hari
52 Menemani Rayy
53 Zhera kepo
54 Kedatangan Rayy dan keluarga
55 Umi dan Abi terkejut
56 Zhera shock
57 Bicara berdua
58 Di terima
59 Menentukan hari pernikahan
60 Zhera ikut
61 Bertemu Rayyan
62 Bertemu mantan
63 Penyesalan Rio
64 Pergi dari kehidupanku!
65 Larut dalam penyesalan
66 Kekecewaan Ririn
67 Kelakuan Zafran dan Rayyan
68 Heran melihat tingkah mereka
69 Kamu harus bisa!
70 Pasang Henna
71 Menunggu besok pagi
72 Nasehat Abi
73 Sah menjadi pasangan halal
74 Sungkeman
75 Kebahagiaan mereka
76 Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77 Ancaman Zhera
78 Pertanyaan Zafran
79 Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80 Drama pagi
81 Perasaan Zhera
82 Ririn sakit
83 Modus Rayyan
84 Kejutan dari Zhera
85 Ingin tepuk jidat
86 Pertanyaan Zafran
87 Lamaran Rio
88 Menunggu jawaban
89 Ketahuan modus
90 Niat baik Zurra
91 Modus lagi
92 Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93 Pernikahan Rio dan Ririn
94 Kecemasan Zurra
95 Sindiran Ririn
96 Kecemasan Rayyan
97 Semakin Gegana
98 Menunggu hasilnya
99 Kekesalan Zhera
100 Berusaha membujuk
101 Drama Rayyan
102 Kemarahan Bang Zaf
103 Akhirnya selamat
104 Menunda kuliah
105 Ditinggal
106 Ingin jual rumah
107 Rindu Bang Rayy
108 Senang
109 Nggak usah lebay
110 Rayuan Abi
111 Minta di periksa Bang Zaf
112 Zafran berusaha sabar
113 Pembalasan Zafran
114 Semoga cepat terlelap
115 Kekesalan Rayyan
116 Berdamai
117 Hadiah untuk Zhera
118 Terharu
119 dukungan dari Abi dan Umi
120 Menemui kebahagiaan
121 Selalu bahagia
122 Kontraksi
123 Menemani Zurra di RS
124 Ruang bersalin
125 Melahirkan
126 Duo baby boy
127 Kebahagiaan kedua belah pihak.
128 Ayo Adek service
129 Drama Ayah baru
130 Sarapan pagi
131 Penerus generasi mereka
132 Kopian Papanya
133 Konsulen gombal
134 Kejutan again
135 Drama Papa dan Mama
136 Ikut Terlelap
137 Happy ending
138 Novel baru.
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Awal mula
2
Dokter yang baik
3
Pengkhianatan
4
Berseteru lagi
5
Bantuan sang Dokter
6
Di rumah sang Dokter
7
Makan malam
8
Pertanyaan Umi
9
Drama pagi
10
Kembali
11
Pulang
12
Tidak berubah
13
Kegelisahan Zafran
14
Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15
Pertolongan Zafran
16
Rumah bagaikan neraka.
17
Bantuan Rayy
18
Perhatian
19
Apakah benar aku lelah?
20
Kedatangan Umi
21
Rencana liburan
22
Kedatangan Rayyan
23
Makan malam bersama
24
Saling mendukung
25
Di perjalanan
26
Masih di perjalanan
27
Kejujuran Umi
28
Yakin untuk berpisah
29
Tiba-tiba demam
30
Menerima telepon
31
Pulang terlebih dahulu
32
Dukungan dari Abi
33
perdebatan mereka
34
Apakah kamu Sesilia?
35
Bertemu Rio
36
Sidang pertama
37
Pengorbanan Zaf
38
Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39
Restu Umi
40
Rencana Rio
41
Kembali bertugas
42
Di ruang sidang
43
Rio vs Azurra
44
Sah bercerai
45
Kemarahan Rio
46
Makan siang bersama
47
Rencana Zurra
48
Mama salah mengira
49
Mama Mila spot jantung
50
Tanggapan Papa
51
Menentukan hari
52
Menemani Rayy
53
Zhera kepo
54
Kedatangan Rayy dan keluarga
55
Umi dan Abi terkejut
56
Zhera shock
57
Bicara berdua
58
Di terima
59
Menentukan hari pernikahan
60
Zhera ikut
61
Bertemu Rayyan
62
Bertemu mantan
63
Penyesalan Rio
64
Pergi dari kehidupanku!
65
Larut dalam penyesalan
66
Kekecewaan Ririn
67
Kelakuan Zafran dan Rayyan
68
Heran melihat tingkah mereka
69
Kamu harus bisa!
70
Pasang Henna
71
Menunggu besok pagi
72
Nasehat Abi
73
Sah menjadi pasangan halal
74
Sungkeman
75
Kebahagiaan mereka
76
Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77
Ancaman Zhera
78
Pertanyaan Zafran
79
Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80
Drama pagi
81
Perasaan Zhera
82
Ririn sakit
83
Modus Rayyan
84
Kejutan dari Zhera
85
Ingin tepuk jidat
86
Pertanyaan Zafran
87
Lamaran Rio
88
Menunggu jawaban
89
Ketahuan modus
90
Niat baik Zurra
91
Modus lagi
92
Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93
Pernikahan Rio dan Ririn
94
Kecemasan Zurra
95
Sindiran Ririn
96
Kecemasan Rayyan
97
Semakin Gegana
98
Menunggu hasilnya
99
Kekesalan Zhera
100
Berusaha membujuk
101
Drama Rayyan
102
Kemarahan Bang Zaf
103
Akhirnya selamat
104
Menunda kuliah
105
Ditinggal
106
Ingin jual rumah
107
Rindu Bang Rayy
108
Senang
109
Nggak usah lebay
110
Rayuan Abi
111
Minta di periksa Bang Zaf
112
Zafran berusaha sabar
113
Pembalasan Zafran
114
Semoga cepat terlelap
115
Kekesalan Rayyan
116
Berdamai
117
Hadiah untuk Zhera
118
Terharu
119
dukungan dari Abi dan Umi
120
Menemui kebahagiaan
121
Selalu bahagia
122
Kontraksi
123
Menemani Zurra di RS
124
Ruang bersalin
125
Melahirkan
126
Duo baby boy
127
Kebahagiaan kedua belah pihak.
128
Ayo Adek service
129
Drama Ayah baru
130
Sarapan pagi
131
Penerus generasi mereka
132
Kopian Papanya
133
Konsulen gombal
134
Kejutan again
135
Drama Papa dan Mama
136
Ikut Terlelap
137
Happy ending
138
Novel baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!