Di rumah sang Dokter

Cukup lama Zurra dan Revan menunggu jam praktek Dokter itu selesai. Zurra ingin memesan makanan terlebih dahulu, tetapi merasa tidak enak. Akhirnya wanita itu memutuskan untuk menunggu Zafran.

Sekitar satu jam lebih Zurra duduk sembari menikmati minuman segar yang sedari tadi ia pesan untuk melepaskan dahaga.

"Maaf, lama nungguin ya?" ucap Zafran sembari menarik kursi yang ada di samping Zurra.

"Ah, tidak apa-apa, Dok," jawab wanita itu tersenyum ramah.

"Udah makan?" tanya Zafran sembari meraih Revan dari gendongan Zurra.

Zurra hanya menggelengkan kepala. Tentu saja membuat Zafran menatap heran.

"Loh, kenapa tidak makan? Jadi kamu duduk disini hanya minum saja?"

"I-iya, Dok, soalnya belum lapar," jawabnya berbohong.

Zafran menatap Zurra dengan dalam. Terlihat sekali bahwa wanita itu begitu malu dan sungkan. Ia segera memanggil pelayan kantin untuk memesan makanan.

Zurra melihat Revan sangat tenang di pangkuan Dokternya. Bayi itu hanya menatap orang lalu lalang.

"Dok, saya saja yang gendong. Nanti baju Dokter kotor terkena air liur Revan," ucap Zurra yang ingin segera mengambil bayi itu kembali.

"Tidak apa-apa biarkan saja. Kamu makan saja. Aku tahu kamu pasti sangat lapar," jawab Zafran tak memberikan bayi itu pada ibunya.

Kembali Zurra dibuat tak enak hati. Ia hanya bisa menundukkan wajahnya. Tak berselang lama makanan yang di pesan telah datang. Zurra segera makan.

Saat Zurra sedang makan, suara ponselnya berdering sedari tadi. Ia mengabaikan. Karena ia tahu bahwa itu adalah Rio yang menghubunginya.

"Kenapa tidak diangkat?" tanya Zafran.

"Biarkan saja, Dok," jawab wanita itu sembari mengunyah makanannya.

"Mungkin ada hal yang penting."

"Tidak ada hal penting, Dok."

Zafran hanya mengangguk paham. Ia tahu bahwa Zurra masih kecewa atas sikap dan perilaku suaminya tadi pagi.

Selesai makan, Zafran membawa Zurra dan Revan untuk menuju kediamannya.

Di perjalanan, Zurra hanya diam. Hatinya merasa entah, karena ini kali pertama ia tak pulang dan tak pula mengabari suaminya. Meskipun ia tahu bahwa Rio sering berbuat jahat padanya dan Revan, tetapi bagaimanapun juga dia adalah lelaki yang selama ini ia cintai.

"Tidak, aku tidak boleh lemah. Cintaku telah dikhianati olehnya. Untuk apalagi aku mempertahankannya," ucap wanita itu dalam hati.

"Zurra, apakah kamu tak ingin memberi kabar pada suamimu?" tanya Zafran dalam perjalanan.

Zurra menatap sesaat pada lelaki yang ada di sampingnya. "Tidak perlu, Dok," jawabnya singkat. Zurra juga tak ingin membuat Dokter itu berada dalam masalah bila Rio tahu bahwa Zafran yang telah membawa dirinya dan Revan untuk tinggal di kediamannya.

"Apakah kamu sedang ada masalah dengan suamimu?" tanya Zafran berlagak tidak tahu.

Zurra menghela nafas dalam. "Ya, aku akan membuktikan bahwa aku juga bisa menghasilkan uang tanpa harus..."

"Apa, Zurra?" tanya Zafran saat Zurra tak meneruskan ucapannya.

"Dok, boleh saya tanya sesuatu?" tanya Zurra dengan rasa takut.

"Hmm, tentu saja."

"Dokter benar-benar ikhlas membantu saya dan Revan 'kan?" tanya Zurra yang membuat Zafran menatap sesaat.

"Emangnya saya mau berharap imbalan apa sama kamu?" ucap Zafran yang menohok hati wanita itu.

"Maaf bila pertanyaan saya tidak sopan, Dok. Ya, Dokter benar. Perempuan seperti saya tidak ada kelebihan apapun." tetiba hatinya melow. Benar yang di katakan oleh Rio, bahwa tidak ada yang bisa di handalkan pada dirinya.

"Hei, kenapa kamu menangis?" Zafran segera menepikan kendaraannya.

"Zurra apakah kata-kataku menyakiti perasaanmu?" tanya Zafran memegang bahu wanita itu dengan wajah penuh penyesalan.

"Ah, tidak, Dok." Zurra menjauhkan tangan Zafran dari bahunya.

"Maaf bila kata-kata saya sudah membuatmu bersedih," sesalnya.

"Tidak sama sekali, Dok. Saya hanya merasa canggung saja," jawab Zurra memang benar adanya.

"Apakah kamu sangat mencintai suamimu?"

"Untuk saat ini saya tidak tahu, Dok," jawab Zurra yang memang tak mengerti dengan perasaannya saat ini.

"Sudahlah, kamu bisa menenangkan diri bersama Revan di tempat saya."

"Tujuan utama saya adalah untuk membayar semua hutang saya pada Dokter," jawab Zurra yang membuat Zafran tersenyum.

"Ya baiklah. Terserah sama kamu saja." Lelaki itu tak lagi membahasnya.

Hanya dua puluh menit kendaraan mewah yang di tumpangi oleh mereka telah memasuki pekarangan rumah mewah yang ada di sebuah kompleks elite di kota bertuah itu.

Seketika hati Zurra ketar-ketir. Ia tidak tahu bagaimana dengan tanggapan keluarga Dokter itu saat melihat kehadirannya.

"Ayo turun," ajak Zafran seraya mengambil Revan dari pelukan Zurra.

"Ah, Dok. Biar saya saja yang gendong," pintanya.

"Tidak apa-apa biar aku saja. Benar kan, Revan? Kamu sudah capek ya? Kita istirahat di dalam ya," ucapnya sembari mendekap tubuh bayi itu dengan sayang.

Zurra tak mampu bicara, ia melihat Dokter Zafran sangat menyayangi bayi spesialnya dengan tulus. Kembali hatinya ngilu saat mengingat sikap Rio yang sebagai ayah kandungnya. Namun tak pernah menyayangi Revan walau sedikit saja.

Dengan langkah ragu Zurra mengikuti langkah Pria itu masuk kedalam hunian mewahnya. Zurra memasuki ruangan pertama dan terlihat pilar-pilar tegak kokoh yang di desain gaya kolonial, maka terlihat sangat mewah.

Zurra di sambut oleh beberapa asisten rumah tangga yang begitu ramah.

"Selamat datang Mbak Zurra, semoga betah tinggal disini," ucap Bibik tersenyum ramah.

"Terimakasih ya, Bu," sambut Zurra tak kalah ramah. Yang membuat dirinya heran, darimanakah mereka tahu namanya?

"Bik, apakah kamarnya sudah siap?" tanya Zafran pada sang asisten rumah.

"Sudah, Den."

"Ayo Zurra," ajak Zafran membawa Zurra naik ke lantai dua.

Wanita itu hanya mengangguk dan mengikuti langkah Zafran. Ia memasuki sebuah kamar yang tampak begitu luas dan sangat mewah. Zurra kembali merasa tidak enak harus menempati kamar tidur yang begitu mewah. Bahkan lebih mewah dari kamarnya dan Rio.

"Nah, mulai sekarang kamu dan Revan tidur disini. Semoga kalian nyaman ya," ucap Zafran dengan senyum khasnya.

"Tapi, Dok. Ini terlalu bagus kamarnya untuk saya dan Revan," ucap Zurra.

"Emangnya kenapa dengan kamar ini? Apakah kamu merasa tidak pantas untuk menempati kamar ini? Ayolah Zurra, aku hanya ingin membuat kamu dan Revan nyaman tinggal disini," ucap Zafran tampak serius.

"Tapi, saya disini hanya sebagai seorang pekerja rumah tangga, Dok. Rasanya terlalu berlebihan bila saya menempati kamar ini." Zurra masih merasa tak pantas di perlakukan terlalu berlebihan oleh dokter anaknya itu.

"Jangan bicara seperti itu, Zurra. Aku tidak pernah menganggap kamu sebagai orang lain. Aku sangat peduli padamu dan Revan. Jangan sungkan lagi."

Zurra hanya terdiam. Ia tak bisa membantah lagi. Biarlah setidaknya ia bisa tinggal disana hingga hutangnya lunas. Ia tak ingin selalu termakan Budi atas kebaikan sang dokter.

Zafran menidurkan bayi Revan diatas ranjang. Sementara Zurra tak tahu harus berbuat apa. Ia duduk di bibir ranjang sembari mengamati lelaki itu yang sedang bermain bersama putranya.

Suara vibrasi ponsel Zurra membuat Zafran dan empunya melihat ke arah tas yang terletak diatas nakas.

Zurra memeriksa siapa yang menelepon dirinya. Masih orang yang sama, yaitu Rio.

"Angkat saja, Zurra. Mungkin dia mencemaskan kamu dan Revan," ucap Zafran.

Dengan ragu Zurra mengangkat telepon dari lelaki yang masih berstatus sebagai suaminya.

"Ya, Mas," jawabnya datar.

"Zurra, dimana kamu? Kenapa kamu tidak mengangkat telponku?!" tanya lelaki itu dengan nada meninggi.

"Aku sudah katakan bahwa aku di RS."

"Dapat uang dari mana kamu untuk pengobatan Revan?"

"Bukan urusanmu!"

"Oh, begitu. Apakah kamu sudah menjual diri?"

Kata Rio kembali membuat hatinya perih dan sangat ngilu. Seketika air matanya luruh. Kenapa lelaki itu begitu tega mengucapkan kata-kata menyakitkan.

Zurra menghapus air matanya dengan pelan. "Ya, kamu benar, Mas. Aku sudah menjual diriku! Dan mulai sekarang kamu tidak perlu lagi menghubungi aku!" balas Zurra dengan suara bergetar.

Seketika ponselnya di raih oleh Zafran, dan ia mematikan sambungannya. Zurra terkejut dengan tindakan sang Dokter.

"Kenapa mengakui hal yang tidak pernah kamu lakukan," ucap Zafran menyorot tajam.

Bersambung....

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

Mbr Tarigan

Mbr Tarigan

itulah dlm hal yg sangat kepepet zurra menerima tawaran dari dr anaknya karena dia TDK berbuat apa3 lagi datang suami TDK perduli dgn anaknya dan selingkuh lagi dan mengeluarkan kata3 kasar yg menyakitkan TDK bertanggung jawab sebagai suami datang orang menolong apa yg mau dibilang kesimpulan pasti ditalak ya sudah apa yg perlu dipertahankan suami seperti itu tunggu saja

2024-04-21

3

Lisma Yanti

Lisma Yanti

Dr Zafran malaikat

2024-05-11

0

Mariana Frutty

Mariana Frutty

✔️

2024-04-24

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Dokter yang baik
3 Pengkhianatan
4 Berseteru lagi
5 Bantuan sang Dokter
6 Di rumah sang Dokter
7 Makan malam
8 Pertanyaan Umi
9 Drama pagi
10 Kembali
11 Pulang
12 Tidak berubah
13 Kegelisahan Zafran
14 Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15 Pertolongan Zafran
16 Rumah bagaikan neraka.
17 Bantuan Rayy
18 Perhatian
19 Apakah benar aku lelah?
20 Kedatangan Umi
21 Rencana liburan
22 Kedatangan Rayyan
23 Makan malam bersama
24 Saling mendukung
25 Di perjalanan
26 Masih di perjalanan
27 Kejujuran Umi
28 Yakin untuk berpisah
29 Tiba-tiba demam
30 Menerima telepon
31 Pulang terlebih dahulu
32 Dukungan dari Abi
33 perdebatan mereka
34 Apakah kamu Sesilia?
35 Bertemu Rio
36 Sidang pertama
37 Pengorbanan Zaf
38 Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39 Restu Umi
40 Rencana Rio
41 Kembali bertugas
42 Di ruang sidang
43 Rio vs Azurra
44 Sah bercerai
45 Kemarahan Rio
46 Makan siang bersama
47 Rencana Zurra
48 Mama salah mengira
49 Mama Mila spot jantung
50 Tanggapan Papa
51 Menentukan hari
52 Menemani Rayy
53 Zhera kepo
54 Kedatangan Rayy dan keluarga
55 Umi dan Abi terkejut
56 Zhera shock
57 Bicara berdua
58 Di terima
59 Menentukan hari pernikahan
60 Zhera ikut
61 Bertemu Rayyan
62 Bertemu mantan
63 Penyesalan Rio
64 Pergi dari kehidupanku!
65 Larut dalam penyesalan
66 Kekecewaan Ririn
67 Kelakuan Zafran dan Rayyan
68 Heran melihat tingkah mereka
69 Kamu harus bisa!
70 Pasang Henna
71 Menunggu besok pagi
72 Nasehat Abi
73 Sah menjadi pasangan halal
74 Sungkeman
75 Kebahagiaan mereka
76 Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77 Ancaman Zhera
78 Pertanyaan Zafran
79 Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80 Drama pagi
81 Perasaan Zhera
82 Ririn sakit
83 Modus Rayyan
84 Kejutan dari Zhera
85 Ingin tepuk jidat
86 Pertanyaan Zafran
87 Lamaran Rio
88 Menunggu jawaban
89 Ketahuan modus
90 Niat baik Zurra
91 Modus lagi
92 Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93 Pernikahan Rio dan Ririn
94 Kecemasan Zurra
95 Sindiran Ririn
96 Kecemasan Rayyan
97 Semakin Gegana
98 Menunggu hasilnya
99 Kekesalan Zhera
100 Berusaha membujuk
101 Drama Rayyan
102 Kemarahan Bang Zaf
103 Akhirnya selamat
104 Menunda kuliah
105 Ditinggal
106 Ingin jual rumah
107 Rindu Bang Rayy
108 Senang
109 Nggak usah lebay
110 Rayuan Abi
111 Minta di periksa Bang Zaf
112 Zafran berusaha sabar
113 Pembalasan Zafran
114 Semoga cepat terlelap
115 Kekesalan Rayyan
116 Berdamai
117 Hadiah untuk Zhera
118 Terharu
119 dukungan dari Abi dan Umi
120 Menemui kebahagiaan
121 Selalu bahagia
122 Kontraksi
123 Menemani Zurra di RS
124 Ruang bersalin
125 Melahirkan
126 Duo baby boy
127 Kebahagiaan kedua belah pihak.
128 Ayo Adek service
129 Drama Ayah baru
130 Sarapan pagi
131 Penerus generasi mereka
132 Kopian Papanya
133 Konsulen gombal
134 Kejutan again
135 Drama Papa dan Mama
136 Ikut Terlelap
137 Happy ending
138 Novel baru.
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Awal mula
2
Dokter yang baik
3
Pengkhianatan
4
Berseteru lagi
5
Bantuan sang Dokter
6
Di rumah sang Dokter
7
Makan malam
8
Pertanyaan Umi
9
Drama pagi
10
Kembali
11
Pulang
12
Tidak berubah
13
Kegelisahan Zafran
14
Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15
Pertolongan Zafran
16
Rumah bagaikan neraka.
17
Bantuan Rayy
18
Perhatian
19
Apakah benar aku lelah?
20
Kedatangan Umi
21
Rencana liburan
22
Kedatangan Rayyan
23
Makan malam bersama
24
Saling mendukung
25
Di perjalanan
26
Masih di perjalanan
27
Kejujuran Umi
28
Yakin untuk berpisah
29
Tiba-tiba demam
30
Menerima telepon
31
Pulang terlebih dahulu
32
Dukungan dari Abi
33
perdebatan mereka
34
Apakah kamu Sesilia?
35
Bertemu Rio
36
Sidang pertama
37
Pengorbanan Zaf
38
Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39
Restu Umi
40
Rencana Rio
41
Kembali bertugas
42
Di ruang sidang
43
Rio vs Azurra
44
Sah bercerai
45
Kemarahan Rio
46
Makan siang bersama
47
Rencana Zurra
48
Mama salah mengira
49
Mama Mila spot jantung
50
Tanggapan Papa
51
Menentukan hari
52
Menemani Rayy
53
Zhera kepo
54
Kedatangan Rayy dan keluarga
55
Umi dan Abi terkejut
56
Zhera shock
57
Bicara berdua
58
Di terima
59
Menentukan hari pernikahan
60
Zhera ikut
61
Bertemu Rayyan
62
Bertemu mantan
63
Penyesalan Rio
64
Pergi dari kehidupanku!
65
Larut dalam penyesalan
66
Kekecewaan Ririn
67
Kelakuan Zafran dan Rayyan
68
Heran melihat tingkah mereka
69
Kamu harus bisa!
70
Pasang Henna
71
Menunggu besok pagi
72
Nasehat Abi
73
Sah menjadi pasangan halal
74
Sungkeman
75
Kebahagiaan mereka
76
Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77
Ancaman Zhera
78
Pertanyaan Zafran
79
Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80
Drama pagi
81
Perasaan Zhera
82
Ririn sakit
83
Modus Rayyan
84
Kejutan dari Zhera
85
Ingin tepuk jidat
86
Pertanyaan Zafran
87
Lamaran Rio
88
Menunggu jawaban
89
Ketahuan modus
90
Niat baik Zurra
91
Modus lagi
92
Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93
Pernikahan Rio dan Ririn
94
Kecemasan Zurra
95
Sindiran Ririn
96
Kecemasan Rayyan
97
Semakin Gegana
98
Menunggu hasilnya
99
Kekesalan Zhera
100
Berusaha membujuk
101
Drama Rayyan
102
Kemarahan Bang Zaf
103
Akhirnya selamat
104
Menunda kuliah
105
Ditinggal
106
Ingin jual rumah
107
Rindu Bang Rayy
108
Senang
109
Nggak usah lebay
110
Rayuan Abi
111
Minta di periksa Bang Zaf
112
Zafran berusaha sabar
113
Pembalasan Zafran
114
Semoga cepat terlelap
115
Kekesalan Rayyan
116
Berdamai
117
Hadiah untuk Zhera
118
Terharu
119
dukungan dari Abi dan Umi
120
Menemui kebahagiaan
121
Selalu bahagia
122
Kontraksi
123
Menemani Zurra di RS
124
Ruang bersalin
125
Melahirkan
126
Duo baby boy
127
Kebahagiaan kedua belah pihak.
128
Ayo Adek service
129
Drama Ayah baru
130
Sarapan pagi
131
Penerus generasi mereka
132
Kopian Papanya
133
Konsulen gombal
134
Kejutan again
135
Drama Papa dan Mama
136
Ikut Terlelap
137
Happy ending
138
Novel baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!