Bantuan sang Dokter

Zurra segera memutuskan panggilan, ia menatap langkah tegap lelaki itu menuju dimana dirinya sedang duduk.

"Sudah dari tadi sampai?" tanya Zafran dengan senyum lembut.

"B-baru saja, Dok. Ah, terimakasih banyak sudah membayarkan ongkos travel saya," ujar Zurra dengan gugup.

"Tidak perlu sampai gugup begitu. Apa yang aku lakukan semuanya karena Revan. Karena dia adalah pasienku," jawab Zafran dengan santai.

Zurra hanya terdiam saat mendengar pernyataan lelaki itu. Sungguh ia tak pernah menyangka ada orang yang begitu peduli dengan bayi spesialnya.

"Sekali lagi terimakasih, Dok." Hanya itu yang mampu keluar dari bibir wanita cantik itu. Hatinya benar-benar terharu.

"Sama-sama. Ayo sekarang lakukan pendaftaran, dan lunasi administrasinya," titah Pria itu yang membuat Zurra kembali bingung. Tidak mungkin mengatakan bahwa dirinya tidak mempunyai uang untuk melakukan administrasi.

Ya, karena Revan dari awal melalui jalur umum. Maka setiap berobat dan pemeriksaan harus melakukan pembayaran terlebih dahulu.

Zafran duduk disamping wanita itu. Tangannya merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya.

"Zurra, berikan nomor rekening kamu," ucap Zafran yang membuat Zurra terkesiap.

"B-buat apa, Dok?" tanya wanita itu sangat bingung dan tidak percaya.

"Tentu saja untuk mentransfer uang ke rekening kamu untuk pengobatan Revan," jawab Zafran dengan serius.

"Tidak perlu, Dok. Dokter tidak perlu melakukan sejauh itu untuk membantu saya," tolak Zurra yang benar-benar malu dan tak enak hati. Emangnya siapa dirinya hingga segitu peduli Dokter anaknya itu.

Zafran menatap wajah wanita itu dengan dalam. Terdengar helaan nafas pelannya.

"Zurra, saya tahu bahwa kamu sangat sungkan. Tetapi Revan sangat membutuhkannya. Kamu tidak perlu merasa tidak enak hati, karena apa yang saya berikan ikhlas dunia akhirat. Ayo berikan nomor rekeningmu," ucap Zafran berusaha meyakinkan Zurra.

"T-tapi, Dok?"

"Tapa kenapa, Zurra?"

"Saya benar-benar tidak bisa menerimanya begitu saja. Saya akan membayarnya nanti," ucap Zurra yang membuat lelaki itu tersenyum.

"Baiklah, terserah padamu saja. Bagaimana jika kamu bekerja di rumah saya? Apakah kamu mau?" tawar Zafran yang membuat Zurra berpikir sejenak.

"Dimana rumah, Dokter?"

"Tentu saja di kota ini."

Zurra kembali berpikir, bagaimana mungkin ia bekerja di kediaman sang Dokter, sementara dia mempunyai suami. Mana mungkin Rio mengizinkannya. Namun, kembali kata-kata dan hinaan Rio membuat hatinya sakit.

"Baiklah, Dok. Saya mau bekerja di rumah Dokter. Tapi apakah boleh saya membawa Revan untuk tinggal bersama saya?" tanya wanita itu dengan polos.

"Tentu saja, Zurra. Sayapun tidak akan menerima kamu bekerja di rumah saya tanpa membawa Revan."

"Terimakasih banyak, Dok," ucap Zurra tersenyum teduh. Kembali jantung Zafran berdenyut saat melihat senyum itu.

"Yasudah, sekarang berikan nomor rekening kamu. Dan setelah melakukan pemeriksaan terhadap Revan, kamu jangan kemana-mana. Kamu tunggu saya di kantin ya. Kita belum selesai bicara," ucapnya yang di jawab anggukan oleh Zurra.

Wanita itu terpaksa menerima tawaran Dokter neurologi itu, ia harus membuktikan kepada Rio bahwa dirinya juga bisa menghasilkan uang tanpa harus menjual diri seperti yang Rio katakan.

Zafran mentransfer uang ke rekening Zurra, dan seketika itu juga mata wanita itu membulat sempurna. Apakah dirinya sedang bermimpi.

"Dok, apakah Dokter salah mengirim nominalnya?" tanya Zurra tidak percaya.

"Tidak, gunakan uang itu untuk keperluan kamu dan Revan. Karena setelah melakukan pemeriksaan, dan jika hasilnya baik, maka Revan harus melakukan terapi dan fisioterapi. Agar bayi tampan ini bisa duduk dan berjalan," jelasnya yang membuat mata Zurra berkaca-kaca.

Andai saja tidak di tempat umum, maka wanita itu akan menangis dan mengucapkan beribu terimakasih pada Zafran. Kenapa harus orang lain yang peduli pada bayinya? Kenapa tidak Rio yang sudah jelas ayah biologisnya.

"Hei, kenapa menangis? Tenanglah, aku tidak akan memberikan secara cuma-cuma, bukankah kamu sudah berjanji untuk membayarnya nanti?" ucap Zafran yang membuat Zurra tersenyum dengan rona di wajahnya.

"Dok, sekali lagi terimakasih banyak atas segala pertolongan Dokter pada putra saya. Meskipun saya akan membayarnya, tetapi Dokter telah meringankan beban saya. Saya janji akan melunasinya meskipun saya harus bekerja selamanya di rumah Dokter, sungguh saya rela," ujar Zurra penuh haru.

Zafran tersenyum mendengar ucapan polos dari wanita yang ada di hadapannya.

"Kenapa lelaki itu bodoh sekali menyia-nyiakan wanita secantik dan sepolos Zurra. Sungguh Ayah tak berguna. Aku akan membahagiakan anak dan istrimu. Jangan salahkan aku bila nanti mereka melupakanmu," ucap Zafran dalam hati.

"Baiklah, sepuluh menit lagi jam praktek akan di mulai. Aku akan ke ruangan dulu. Kamu segera urus pendaftaran Revan," ucap Zafran sebelum pamit dari hadapan Zurra.

"Baik, Dok," jawab Zurra mengangguk patuh.

Setelah Zafran pergi, Zurra bergegas menuju lobby tempat pendaftaran. Ia segera menyelesaikan segala administrasi untuk pemeriksaan lanjutan.

Setelah mencetak sep dan membayar segala biaya pemeriksaan, Zurra segera menuju poli Anak neurologi. Wanita itu duduk bergabung bersama dengan Ibu-ibu hebat yang mempunyai anak spesial seperti dirinya.

Tak berselang lama nama Revan di serukan untuk melakukan penimbangan dan pengukuran lingkar kepala. Setelah selesai, Zurra kembali membawa Revan untuk duduk menunggu panggilan masuk ke ruang Dokter untuk melakukan pemeriksaan oleh Dr Zafran terlebih dahulu sebelum ke ruang labor.

Setelah beberapa pasien lain di periksa, kini giliran baya spesialnya di serukan oleh perawat.

"Anak Revan!"

"Ya, Sus!"

"Mari masuk, Bu!"

Zurra mengangguk ramah, dan segera masuk kedalam ruangan itu. Kembali ia menatap wajah tampan lelaki yang sangat baik itu.

"Hai, Revan. Ayo kita periksa dulu ya," ucap Zafran sembari menoel pipi gembul bayi yang berumur satu tahun itu.

Zurra segera membaringkan tubuh bayi itu di bad pemeriksaan. Terlihat sang dokter memeriksa dengan serius.

"Sudah, semuanya baik-baik saja. Yuk di gendong lagi bayi mungilnya," titah Pria itu yang dijawab anggukan oleh Zurra.

Zurra duduk di kursi yang berhadapan dengan lelaki itu. Dan di samping Zafran ada suster yang bekerja sebagai membuka file pasien di layar komputer sang Dokter.

"Bagaimana hasil pemeriksaan zat besinya, Sus?" tanya Zafran.

" Hasilnya. 7-140 mcg/L, Dok," jawab suster.

"Alhamdulillah hasilnya normal ya," ucap Zafran sembari mengamati layar tipis yang ada dihadapannya.

"Jadi hasilnya bagaimana, Dok?" tanya Zurra ingin memastikan.

"Hasilnya bagus. Zat besinya normal. Kalau begitu kita akan langsung melakukan cek vitamin D. Dan terakhir di lanjutkan cek tiroid. Bila semua hasilnya bagus, maka bayi Revan sudah bisa melakukan terapi Cp," terang sang Dokter.

"Alhamdulillah, baiklah, Dok," jawab Zurra yang tak lagi bingung untuk memikirkan biaya putranya, karena uang yang di berikan oleh Dokter itu sudah lebih cukup untuk dirinya membawa Revan melakukan pemeriksaan lanjutan.

Setelah selesai melakukan pemeriksaan, Zurra segera menuju ruang labor dengan membawa surat pengantar dari Dr.Anak neurologi itu.

Sementara Zafran masih melakukan pemeriksaan terhadap pasiennya yang lain. Zurra yang telah selesai melakukan pengambilan sampel darah putranya, ia segera menuju kantin untuk menunggu sang dokter.

Bersambung....

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

Nur Aini

Nur Aini

cuman ada d nopel d campa kan suami d perhatian kan lelaki lain yg baik tanggung jawab dan tampan aaah sudah lah cuman bisa berhayal😀

2024-04-23

3

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

menunggu reaksi Azura, klo Zafran temen kecilnya yg memberi boneka saat perpisahan pindah sekolah

2024-04-24

0

suci saipul

suci saipul

kalau di dunia nyata boro boro di perhatikan dilirik aja ogah wkwkwkw

2024-04-30

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Dokter yang baik
3 Pengkhianatan
4 Berseteru lagi
5 Bantuan sang Dokter
6 Di rumah sang Dokter
7 Makan malam
8 Pertanyaan Umi
9 Drama pagi
10 Kembali
11 Pulang
12 Tidak berubah
13 Kegelisahan Zafran
14 Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15 Pertolongan Zafran
16 Rumah bagaikan neraka.
17 Bantuan Rayy
18 Perhatian
19 Apakah benar aku lelah?
20 Kedatangan Umi
21 Rencana liburan
22 Kedatangan Rayyan
23 Makan malam bersama
24 Saling mendukung
25 Di perjalanan
26 Masih di perjalanan
27 Kejujuran Umi
28 Yakin untuk berpisah
29 Tiba-tiba demam
30 Menerima telepon
31 Pulang terlebih dahulu
32 Dukungan dari Abi
33 perdebatan mereka
34 Apakah kamu Sesilia?
35 Bertemu Rio
36 Sidang pertama
37 Pengorbanan Zaf
38 Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39 Restu Umi
40 Rencana Rio
41 Kembali bertugas
42 Di ruang sidang
43 Rio vs Azurra
44 Sah bercerai
45 Kemarahan Rio
46 Makan siang bersama
47 Rencana Zurra
48 Mama salah mengira
49 Mama Mila spot jantung
50 Tanggapan Papa
51 Menentukan hari
52 Menemani Rayy
53 Zhera kepo
54 Kedatangan Rayy dan keluarga
55 Umi dan Abi terkejut
56 Zhera shock
57 Bicara berdua
58 Di terima
59 Menentukan hari pernikahan
60 Zhera ikut
61 Bertemu Rayyan
62 Bertemu mantan
63 Penyesalan Rio
64 Pergi dari kehidupanku!
65 Larut dalam penyesalan
66 Kekecewaan Ririn
67 Kelakuan Zafran dan Rayyan
68 Heran melihat tingkah mereka
69 Kamu harus bisa!
70 Pasang Henna
71 Menunggu besok pagi
72 Nasehat Abi
73 Sah menjadi pasangan halal
74 Sungkeman
75 Kebahagiaan mereka
76 Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77 Ancaman Zhera
78 Pertanyaan Zafran
79 Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80 Drama pagi
81 Perasaan Zhera
82 Ririn sakit
83 Modus Rayyan
84 Kejutan dari Zhera
85 Ingin tepuk jidat
86 Pertanyaan Zafran
87 Lamaran Rio
88 Menunggu jawaban
89 Ketahuan modus
90 Niat baik Zurra
91 Modus lagi
92 Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93 Pernikahan Rio dan Ririn
94 Kecemasan Zurra
95 Sindiran Ririn
96 Kecemasan Rayyan
97 Semakin Gegana
98 Menunggu hasilnya
99 Kekesalan Zhera
100 Berusaha membujuk
101 Drama Rayyan
102 Kemarahan Bang Zaf
103 Akhirnya selamat
104 Menunda kuliah
105 Ditinggal
106 Ingin jual rumah
107 Rindu Bang Rayy
108 Senang
109 Nggak usah lebay
110 Rayuan Abi
111 Minta di periksa Bang Zaf
112 Zafran berusaha sabar
113 Pembalasan Zafran
114 Semoga cepat terlelap
115 Kekesalan Rayyan
116 Berdamai
117 Hadiah untuk Zhera
118 Terharu
119 dukungan dari Abi dan Umi
120 Menemui kebahagiaan
121 Selalu bahagia
122 Kontraksi
123 Menemani Zurra di RS
124 Ruang bersalin
125 Melahirkan
126 Duo baby boy
127 Kebahagiaan kedua belah pihak.
128 Ayo Adek service
129 Drama Ayah baru
130 Sarapan pagi
131 Penerus generasi mereka
132 Kopian Papanya
133 Konsulen gombal
134 Kejutan again
135 Drama Papa dan Mama
136 Ikut Terlelap
137 Happy ending
138 Novel baru.
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Awal mula
2
Dokter yang baik
3
Pengkhianatan
4
Berseteru lagi
5
Bantuan sang Dokter
6
Di rumah sang Dokter
7
Makan malam
8
Pertanyaan Umi
9
Drama pagi
10
Kembali
11
Pulang
12
Tidak berubah
13
Kegelisahan Zafran
14
Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15
Pertolongan Zafran
16
Rumah bagaikan neraka.
17
Bantuan Rayy
18
Perhatian
19
Apakah benar aku lelah?
20
Kedatangan Umi
21
Rencana liburan
22
Kedatangan Rayyan
23
Makan malam bersama
24
Saling mendukung
25
Di perjalanan
26
Masih di perjalanan
27
Kejujuran Umi
28
Yakin untuk berpisah
29
Tiba-tiba demam
30
Menerima telepon
31
Pulang terlebih dahulu
32
Dukungan dari Abi
33
perdebatan mereka
34
Apakah kamu Sesilia?
35
Bertemu Rio
36
Sidang pertama
37
Pengorbanan Zaf
38
Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39
Restu Umi
40
Rencana Rio
41
Kembali bertugas
42
Di ruang sidang
43
Rio vs Azurra
44
Sah bercerai
45
Kemarahan Rio
46
Makan siang bersama
47
Rencana Zurra
48
Mama salah mengira
49
Mama Mila spot jantung
50
Tanggapan Papa
51
Menentukan hari
52
Menemani Rayy
53
Zhera kepo
54
Kedatangan Rayy dan keluarga
55
Umi dan Abi terkejut
56
Zhera shock
57
Bicara berdua
58
Di terima
59
Menentukan hari pernikahan
60
Zhera ikut
61
Bertemu Rayyan
62
Bertemu mantan
63
Penyesalan Rio
64
Pergi dari kehidupanku!
65
Larut dalam penyesalan
66
Kekecewaan Ririn
67
Kelakuan Zafran dan Rayyan
68
Heran melihat tingkah mereka
69
Kamu harus bisa!
70
Pasang Henna
71
Menunggu besok pagi
72
Nasehat Abi
73
Sah menjadi pasangan halal
74
Sungkeman
75
Kebahagiaan mereka
76
Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77
Ancaman Zhera
78
Pertanyaan Zafran
79
Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80
Drama pagi
81
Perasaan Zhera
82
Ririn sakit
83
Modus Rayyan
84
Kejutan dari Zhera
85
Ingin tepuk jidat
86
Pertanyaan Zafran
87
Lamaran Rio
88
Menunggu jawaban
89
Ketahuan modus
90
Niat baik Zurra
91
Modus lagi
92
Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93
Pernikahan Rio dan Ririn
94
Kecemasan Zurra
95
Sindiran Ririn
96
Kecemasan Rayyan
97
Semakin Gegana
98
Menunggu hasilnya
99
Kekesalan Zhera
100
Berusaha membujuk
101
Drama Rayyan
102
Kemarahan Bang Zaf
103
Akhirnya selamat
104
Menunda kuliah
105
Ditinggal
106
Ingin jual rumah
107
Rindu Bang Rayy
108
Senang
109
Nggak usah lebay
110
Rayuan Abi
111
Minta di periksa Bang Zaf
112
Zafran berusaha sabar
113
Pembalasan Zafran
114
Semoga cepat terlelap
115
Kekesalan Rayyan
116
Berdamai
117
Hadiah untuk Zhera
118
Terharu
119
dukungan dari Abi dan Umi
120
Menemui kebahagiaan
121
Selalu bahagia
122
Kontraksi
123
Menemani Zurra di RS
124
Ruang bersalin
125
Melahirkan
126
Duo baby boy
127
Kebahagiaan kedua belah pihak.
128
Ayo Adek service
129
Drama Ayah baru
130
Sarapan pagi
131
Penerus generasi mereka
132
Kopian Papanya
133
Konsulen gombal
134
Kejutan again
135
Drama Papa dan Mama
136
Ikut Terlelap
137
Happy ending
138
Novel baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!