Dokter yang baik

Setelah pengambilan sampel darah putranya, Zurra segera menuju ruang farmasi untuk mengantri pengambilan obat. Wanita itu melihat jam di layar ponselnya yang sudah menunjukkan pukul 18. 30 WIB. Namun, nama putranya belum juga di serukan, tetapi ia selalu sabar menunggu walaupun rasa lelah dan lapar mendera pada dirinya.

"Hai, Revan. Belum selesai?" tanya seseorang yang membuat Zurra segera menoleh mencari asal suara itu.

"Ah, Dokter! Belum , Dok," jawabnya tersenyum ramah.

"Sudah dari tadi?" tanya Dokter Zafran sembari duduk di samping wanita itu.

"Sudah lumayan, Dok. Hampir satu jam," jawab wanita itu dengan jujur.

"Oh, sudah lumayan lama ya. Sebentar ya." Pria itu segera beranjak, lalu masuk kedalam ruang farmasi untuk menemui salah satu apoteker RS yang sedang meracik obat untuk para pasien.

Tak berselang lama Zafran keluar dengan menjinjing sebuah kantong plastik yang berisikan obat untuk Revan.

"Ini obatnya. Maaf lama menunggu, karena obat racikan perlu waktu sedikit lama mengemasnya," ucapnya sembari menyerahkan plastik obat itu pada Zurra.

"Ah, terimakasih banyak, Dok," jawab Zurra sangat berterima kasih kepada Dokter yang baru menangani putranya. Dan dirinya tak pernah menyangka bahwa Dokter itu begitu baik dan peduli pada anaknya.

"Ya sama-sama. Oya, kamu sendiri saja?" tanya Zafran sedikit sungkan, tetapi rasa penasaran membuat pertanyaan itu terlontar dari bibirnya begitu saja.

"Iya, Dok," jawab Zurra singkat.

"Apakah Papa Revan sangat sibuk?" tanyanya kembali. Karena ia merasa heran melihat wanita itu yang begitu kuat dan sabar membawa anak istimewa sendirian tanpa bantuan orang lain.

Zurra menatap wajah lelaki itu sedikit lama. Rasanya aneh saja ada seorang Dokter yang ingin tahu tentang dirinya. Karena selama ini tak ada yang peduli padanya.

"Iya, Dok." Lagi-lagi wanita itu menjawab seadanya. Tak mungkin ia harus mengatakan yang sebenarnya. Walaupun Rio mempunyai waktu, tetapi dia tidak pernah mau untuk menemani dirinya.

"Kalau begitu saya permisi dulu, Dok. Sekali lagi terimakasih sudah membantu," ucap Zurra yang segera beranjak untuk meninggalkan lelaki itu yang masih berdiri disana.

Zafran hanya mengangguk pelan, tetapi ekor matanya masih mengamati langkah wanita itu. Entahlah, rasa penasarannya begitu besar sehingga tanpa sadar ia mengikuti langkah wanita itu untuk menuju lobby.

Sesampainya di lobby, Zurra segera menghubungi travel untuk menjemput dirinya yang sudah selesai urusan pengobatan anaknya.

Zurra duduk di kursi yang ada di samping lift sembari memeluk putranya. Namun, netranya menatap ke arah Cafe yang ada di lobby itu. Sebenarnya ia sudah begitu lapar, tetapi karena Revan sangat rewel, maka ia harus menahan rasa lapar di perutnya.

"Sssshh... Sssshh... Sabar ya, Sayang. Anak Ibu sudah capek ya, tunggu sebentar Om travelnya jemput ya," bujuknya sembari menimang bayinya yang masih menangis tak tenang.

"Mau makan?" kembali mata wanita itu terpana saat seseorang menyodorkan sebuah kotak makan di hadapannya.

"Dokter!" seru wanita itu masih rasa tak percaya apa yang ia saksikan saat ini.

"Ayo makanlah, bawa sini Revan biar saya yang pegang," ucapnya sembari sedikit menggulung lengan panjangnya hingga siku, lalu mengambil Revan dari gendongan Zurra.

"Tidak usah, Dok. Saya tidak lapar," jawab Zurra berbohong dan sangat sungkan.

"Jangan membohongi dirimu sendiri. Aku saja bisa mendengar suara perutmu yang keroncongan," sahutnya dengan senyum tipis.

Seketika wajah wanita itu bersemu, rasanya ia begitu malu bila memang benar lelaki itu bisa mendengar suara demo di perutnya yang minta di kenyangkan.

"Ayo makanlah. Bawa sini aku pegang Revan." Zurra tak mampu menolak, ia menyerahkan bayi yang berumur satu tahun itu di gendong oleh Dokter barunya.

Zurra segera membuka kotak itu, lalu dengan rasa malu ia membuka masker yang menutupi separuh wajahnya. Seketika Zafran terpana melihat kecantikan wajah ibu dari pasiennya. Tanpa diminta jantung hatinya berdebar tak menentu.

Zurra menatap lelaki itu sesaat, dan di balas anggukan olehnya dengan senyum lembut. Wanita itu segera memakannya begitu lahap. Zafran yang melihat hanya tersenyum. Pria itu berjalan ke sebuah kantin sembari menggendong Revan. Ia membelikan sebotol air mineral yang tadi lupa ia berikan.

"Ini air minum kamu," ucapnya menyerahkan pada Zurra.

"Terimakasih," jawab Zurra segera membuka tutup botol itu, lalu meneguknya. Zurra merasakan perutnya sudah tenang saat makan dan minum telah masuk kedalam lambungnya.

"Tak berselang lama setelah makan, suara ponselnya berdering. Zurra melihat panggilan dari supir travel yang telah menunggu di luar.

"Ah, Dok. Saya harus pulang karena sudah di jemput oleh travel. Sekali lagi terimakasih banyak untuk kebaikan Dokter," ucap Zurra dengan tulus sembari mengambil Revan dari gendongan lelaki itu.

"Baiklah, semoga selamat sampai tujuan. Dan jangan lupa dua minggu kedepan kamu harus datang membawa Revan untuk mengetahui hasil pemeriksaan labor," jawab dokter itu seraya mengingatkan.

"Baik, Dok." Zurra segera keluar dari lobby menuju parkiran tempat dimana mobil travel yang telah menunggunya.

Setelah menempuh perjalanan dua jam, kini wanita yang berusia dua puluh lima tahun itu sudah sampai di kediamannya. Ia segera masuk, tetapi ia berpapasan dengan sang suami yang sudah rapi hendak keluar.

"Mas, kamu mau kemana?" tanya Zurra sembari menatap penampilan lelaki itu, dan aroma parfum begitu menyeruak di indra penciumannya.

"Aku mau makan di luar. Lagian kemana saja kamu jam segini baru pulang? Apakah kamu sengaja berlama-lama agar tak mengerjakan pekerjaan rumah, iya!" bentak Rio dengan suara lantang.

"Ya Allah, kenapa kamu bicara seperti itu, Mas? Kamu tahu sendiri proses pengobatan Revan itu lama, belum lagi antri obat. Kamu tunggulah sebentar, aku akan memasak makan malam untuk kamu," tawar Zurra dengan lembut.

"Hah, lama! Aku sudah tidak berminat lagi masakanmu. Sana kamu urus saja anak cacatmu itu!" jawabnya yang membuat hati Zurra kembali ngilu.

Zurra berusaha untuk tetap sabar, ia segera masuk kedalam rumah. Sementara itu Rio segera melajukan kendaraannya menuju sebuah Cafe yang sudah ia janjikan dengan teman-teman sekantornya.

Zurra segera membersihkan putranya menggunakan handuk basah, karena sudah malam, maka ia tak memandikan bayi itu.

Setelah mengurusi bayinya, wanita itu sedikit lebih tenang dan bisa beristirahat. Karena Revan juga sudah tidur setelah makan dan minum obat.

Zurra menatap jam dinding yang ada di kamarnya. Sudah hampir pukul dua belas malam tetapi suaminya belum juga pulang. Ia mencoba menghubungi, tetapi tak ada jawaban. Akhirnya wanita itu memutuskan untuk tidur terlebih dahulu.

Karena begitu lelah, maka wanita itu dalam sekejap sudah masuk ke alam mimpi.

Pagi-pagi sekali Zurra sudah bangun, ia menatap disisinya yang tak menemui sosok sang suami.

"Mas Rio kemana ya? Berarti dia tidak pulang tadi malam?" tanyanya dalam keseorangan.

Zurra segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan tak lupa menjalankan ibadah dua rakaat. Setelah selesai sholat, ia mendengar suara deru mesin mobil yang memasuki garasi.

Wanita itu segera menyongsong suaminya yang baru saja keluar dari kendaraannya.

"Mas, kamu kenapa tidak pulang tadi malam?" tanya Zurra meminta penjelasan.

Rio menatap datar sembari berlalu tanpa menjawab pertanyaan wanita itu.

"Mas, kenapa kamu diam saja?" tanya Zurra kembali sembari mengejar langkah lelaki itu.

"Aku tidur di rumah teman," jawabnya datar.

"Kenapa harus tidur dirumah teman, Mas? Kenapa kamu tidak pulang?" tanya Zurra yang tak masuk akal jawaban lelaki itu.

"Tidak usah banyak tanya, Zurra! Apa urusanmu? Aku mau tidur dimanapun terserah aku!" bentaknya seraya berlalu dari hadapan wanita itu.

"Tentu saja urusanku, Mas. Karena kamu suamiku," jawab Zurra.

Lelaki itu menatap dengan senyum senjang. "Terus, kalau aku suamimu kenapa? Kamu berani mengekangku, begitu?"

"B-bukan begitu, Mas. Tapi...."

"Hah, sudahlah! Mulai sekarang kamu tidak berhak mencampuri urusanku! Sekarang tugasmu urus saja anakmu itu!" bentak Rio tanpa perasaan sedikitpun sembari mendorong tubuh wanita itu hingga limbung dan terjerembab kelantai.

Bersambung....

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

Yus Warkop

Yus Warkop

baru nysmpe sini udah nyesek

2024-04-18

0

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

nyimak kisah Zafran Azura

2024-04-24

0

rina wati

rina wati

dasar laki durhaka,, jgn kira rejeki yg kamu dapat semua dari Tuhan begitu juga anak yg dikasih utkmu juga adalah rejeki dariNya jgn sampai Tuhan marah padamu

2024-04-08

2

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Dokter yang baik
3 Pengkhianatan
4 Berseteru lagi
5 Bantuan sang Dokter
6 Di rumah sang Dokter
7 Makan malam
8 Pertanyaan Umi
9 Drama pagi
10 Kembali
11 Pulang
12 Tidak berubah
13 Kegelisahan Zafran
14 Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15 Pertolongan Zafran
16 Rumah bagaikan neraka.
17 Bantuan Rayy
18 Perhatian
19 Apakah benar aku lelah?
20 Kedatangan Umi
21 Rencana liburan
22 Kedatangan Rayyan
23 Makan malam bersama
24 Saling mendukung
25 Di perjalanan
26 Masih di perjalanan
27 Kejujuran Umi
28 Yakin untuk berpisah
29 Tiba-tiba demam
30 Menerima telepon
31 Pulang terlebih dahulu
32 Dukungan dari Abi
33 perdebatan mereka
34 Apakah kamu Sesilia?
35 Bertemu Rio
36 Sidang pertama
37 Pengorbanan Zaf
38 Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39 Restu Umi
40 Rencana Rio
41 Kembali bertugas
42 Di ruang sidang
43 Rio vs Azurra
44 Sah bercerai
45 Kemarahan Rio
46 Makan siang bersama
47 Rencana Zurra
48 Mama salah mengira
49 Mama Mila spot jantung
50 Tanggapan Papa
51 Menentukan hari
52 Menemani Rayy
53 Zhera kepo
54 Kedatangan Rayy dan keluarga
55 Umi dan Abi terkejut
56 Zhera shock
57 Bicara berdua
58 Di terima
59 Menentukan hari pernikahan
60 Zhera ikut
61 Bertemu Rayyan
62 Bertemu mantan
63 Penyesalan Rio
64 Pergi dari kehidupanku!
65 Larut dalam penyesalan
66 Kekecewaan Ririn
67 Kelakuan Zafran dan Rayyan
68 Heran melihat tingkah mereka
69 Kamu harus bisa!
70 Pasang Henna
71 Menunggu besok pagi
72 Nasehat Abi
73 Sah menjadi pasangan halal
74 Sungkeman
75 Kebahagiaan mereka
76 Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77 Ancaman Zhera
78 Pertanyaan Zafran
79 Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80 Drama pagi
81 Perasaan Zhera
82 Ririn sakit
83 Modus Rayyan
84 Kejutan dari Zhera
85 Ingin tepuk jidat
86 Pertanyaan Zafran
87 Lamaran Rio
88 Menunggu jawaban
89 Ketahuan modus
90 Niat baik Zurra
91 Modus lagi
92 Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93 Pernikahan Rio dan Ririn
94 Kecemasan Zurra
95 Sindiran Ririn
96 Kecemasan Rayyan
97 Semakin Gegana
98 Menunggu hasilnya
99 Kekesalan Zhera
100 Berusaha membujuk
101 Drama Rayyan
102 Kemarahan Bang Zaf
103 Akhirnya selamat
104 Menunda kuliah
105 Ditinggal
106 Ingin jual rumah
107 Rindu Bang Rayy
108 Senang
109 Nggak usah lebay
110 Rayuan Abi
111 Minta di periksa Bang Zaf
112 Zafran berusaha sabar
113 Pembalasan Zafran
114 Semoga cepat terlelap
115 Kekesalan Rayyan
116 Berdamai
117 Hadiah untuk Zhera
118 Terharu
119 dukungan dari Abi dan Umi
120 Menemui kebahagiaan
121 Selalu bahagia
122 Kontraksi
123 Menemani Zurra di RS
124 Ruang bersalin
125 Melahirkan
126 Duo baby boy
127 Kebahagiaan kedua belah pihak.
128 Ayo Adek service
129 Drama Ayah baru
130 Sarapan pagi
131 Penerus generasi mereka
132 Kopian Papanya
133 Konsulen gombal
134 Kejutan again
135 Drama Papa dan Mama
136 Ikut Terlelap
137 Happy ending
138 Novel baru.
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Awal mula
2
Dokter yang baik
3
Pengkhianatan
4
Berseteru lagi
5
Bantuan sang Dokter
6
Di rumah sang Dokter
7
Makan malam
8
Pertanyaan Umi
9
Drama pagi
10
Kembali
11
Pulang
12
Tidak berubah
13
Kegelisahan Zafran
14
Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15
Pertolongan Zafran
16
Rumah bagaikan neraka.
17
Bantuan Rayy
18
Perhatian
19
Apakah benar aku lelah?
20
Kedatangan Umi
21
Rencana liburan
22
Kedatangan Rayyan
23
Makan malam bersama
24
Saling mendukung
25
Di perjalanan
26
Masih di perjalanan
27
Kejujuran Umi
28
Yakin untuk berpisah
29
Tiba-tiba demam
30
Menerima telepon
31
Pulang terlebih dahulu
32
Dukungan dari Abi
33
perdebatan mereka
34
Apakah kamu Sesilia?
35
Bertemu Rio
36
Sidang pertama
37
Pengorbanan Zaf
38
Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39
Restu Umi
40
Rencana Rio
41
Kembali bertugas
42
Di ruang sidang
43
Rio vs Azurra
44
Sah bercerai
45
Kemarahan Rio
46
Makan siang bersama
47
Rencana Zurra
48
Mama salah mengira
49
Mama Mila spot jantung
50
Tanggapan Papa
51
Menentukan hari
52
Menemani Rayy
53
Zhera kepo
54
Kedatangan Rayy dan keluarga
55
Umi dan Abi terkejut
56
Zhera shock
57
Bicara berdua
58
Di terima
59
Menentukan hari pernikahan
60
Zhera ikut
61
Bertemu Rayyan
62
Bertemu mantan
63
Penyesalan Rio
64
Pergi dari kehidupanku!
65
Larut dalam penyesalan
66
Kekecewaan Ririn
67
Kelakuan Zafran dan Rayyan
68
Heran melihat tingkah mereka
69
Kamu harus bisa!
70
Pasang Henna
71
Menunggu besok pagi
72
Nasehat Abi
73
Sah menjadi pasangan halal
74
Sungkeman
75
Kebahagiaan mereka
76
Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77
Ancaman Zhera
78
Pertanyaan Zafran
79
Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80
Drama pagi
81
Perasaan Zhera
82
Ririn sakit
83
Modus Rayyan
84
Kejutan dari Zhera
85
Ingin tepuk jidat
86
Pertanyaan Zafran
87
Lamaran Rio
88
Menunggu jawaban
89
Ketahuan modus
90
Niat baik Zurra
91
Modus lagi
92
Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93
Pernikahan Rio dan Ririn
94
Kecemasan Zurra
95
Sindiran Ririn
96
Kecemasan Rayyan
97
Semakin Gegana
98
Menunggu hasilnya
99
Kekesalan Zhera
100
Berusaha membujuk
101
Drama Rayyan
102
Kemarahan Bang Zaf
103
Akhirnya selamat
104
Menunda kuliah
105
Ditinggal
106
Ingin jual rumah
107
Rindu Bang Rayy
108
Senang
109
Nggak usah lebay
110
Rayuan Abi
111
Minta di periksa Bang Zaf
112
Zafran berusaha sabar
113
Pembalasan Zafran
114
Semoga cepat terlelap
115
Kekesalan Rayyan
116
Berdamai
117
Hadiah untuk Zhera
118
Terharu
119
dukungan dari Abi dan Umi
120
Menemui kebahagiaan
121
Selalu bahagia
122
Kontraksi
123
Menemani Zurra di RS
124
Ruang bersalin
125
Melahirkan
126
Duo baby boy
127
Kebahagiaan kedua belah pihak.
128
Ayo Adek service
129
Drama Ayah baru
130
Sarapan pagi
131
Penerus generasi mereka
132
Kopian Papanya
133
Konsulen gombal
134
Kejutan again
135
Drama Papa dan Mama
136
Ikut Terlelap
137
Happy ending
138
Novel baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!