BAB 3 : ensefalomielitis diseminata akut atau ADEM

"Adam sakit apa?" Tanya Oki saat Febi menaruh cangkir di atas meja dengan wajah sendu.

Febi memegangi dada yang mendadak ngilu. Dua sudut bibirnya melengkung ke bawah. "Kemungkinan Adam sakit ....."

Febi kesulitan menjawab, suara esek Febi semakin menjadi-jadi. Cairan ingus itu ada yang lolos ke bibir bengkak itu. Punggung Febi turun-naik seolah menahan beban besar.

Ya Allah  .... Oki menjadi sangat penasaran sehingga dia pun ikut sesak napas karena napas temannya yang berat seperti sedang asma. Dia mengelus punggung Febi yang terasa panas. Apa seberat itu hanya sekadar mengatakan penyakit ... Atau nyawa Adam sedang terancam ?

"Adam sakit apa?" tanya Oki semakin cemas.

Dari pemindaian MRI ada kelainan pada otak Adam." Febi merinding hebat. "Dokter mengira itu kanker ...."

Wajah Oki langsung memucat, tangannya  menutup mulut pertanda syok. "Bagaimana bisa anak sekecil itu terkena kanker?" Setahu  Oki kanker kebanyakan dialami oleh orang-orang dengan gaya hidup tidak sehat.

Febi menggigit bibir bawah. Bibirnya bergetar menahan untuk tidak menimbulkan suara tangis, tetapi dadanya justru mengembang dan mengempis begitu terguncang.

"Innalilahi wainailaihi rojiun, kanker .... " Oki kehabisan kata-kata dan lututnya mendadak lemas.  Si cerdas yang paling hobi membaca buku itu kini mendapat cobaan seberat ini di usianya yang belum genap lima tahun.

"Sudah sholat Ashar?" Begitu mendapat gelengan Febi, maka Oki menarik tangan Febi. "Ayo sholat bareng, dan minta petunjuk sama Allah."

Perasaan tenang memenuhi hati Febi seusai menjalankan sholat. Dia menjadi punya kekuatan tambahan saat menggendong putrinya ke mobil. Tidak apa-apa semua dilakukan sendiri saat ini, karena dia masih memiliki Allah.

*

Sesampai di rumah, Febi mencoba menghubungi Mike. Harapan Febi kembali sia-sia karena Mike tidak menerima teleponnya. Teganya kamu, Mike.

Kalau dipikir-pikir mengapa juga dia ingin memberitahu Mike soal Adam yang berada di kondisi antara hidup dan mati, setelah Mike menceraikannya? Apalagi Mike memutus semua akses komunikasi.

"Ma, Mia boleh ikut ke rumah sakit, ya?" Mia kembali merengek.

"Mia, dengar Mama. Di rumah sakit itu banyak penyakit, nanti Mia bisa ketularan sakit." 

"Tapi, Mama bilang ke nenek, kalau Papa ada di sana. Mia mau ketemu Papa." Mia begitu jengkel pada papa yang sudah menolak panggilan teleponnya.

"Papa itu sudah tidak di rumah sakit. Tadi, papa sudah balik kantor dan lembur lagi." Febi terpaksa berbohong soal Mike.

"Kalau gitu Mia ke kantor sama tante. Mia mau ketemu papa!"

"Loh? Kalau kita sayang papa. Kita sebaiknya mengerti dengan kesibukan papa, ya. Kasian papa yang sedang kerja, kalau Mia kesana nanti kerjaan papa jadi tertunda. Nah? Lalu papa dimarahin bos papa." Febi dengan wajah penuh ekspresi yang berubah-ubah untuk membuat putrinya mengerti.

"Bos papa adalah Kakek. Kakek sayang papa dan tidak akan memarahinya!" Anak itu dengan keyakinan kalau kali ini sang mama mengabulkan permintaannya.

Febi mengembuskan napas panjang dan pelan tanpa mengintimidasi. Dia membisu dan menatap begitu lama.

"Bos papa itu bukan cuma kakek. Papa punya tanggung jawab besar untuk semua orang." Febi mengucapkan pelan-pelan setiap kata. "Ada orang yang jabatannya setinggi Kakek. Jadi, Mama mohon kamu bisa mengerti papa, ya. Mia di rumah, tidur sama nenek, biar besok bisa bangun pagi."

Mia mengangguk dengan bibir tertekuk, sambil menahan tangisan. Dia mendapat pelukan lembut dari mama yang tampak kelelahan.

Sesampai di rumah sakit, Febi berjalan ke kantor administrasi. Kini mereka merujuk Adam ke Rumah Sakit Anak Aurora. Fasilitas medis di sana dianggap lebih memadai untuk kondisi Adam. Dia merasa ada yang tidak beres dengan penyakit putranya.

Wanita itu ikut mobil ambulance dan terus menggenggam tangan Adam. Dia mencoba memberi kehangatan agar putranya tidak takut. Padahal, dia sendiri diliputi ketakutan yang jauh lebih besar.

Dari tadi pagi Adam gelisah, Febi kira akibat tidak adanya kabar dari Michael. Setelah di ingat-ingat, sepertinya Adam sudah kesakitan dari pagi.

Kenapa kamu tidak jujur pada Mama kalau nggak enak badan? Sekarang jadinya parah begini ... Yang kuat, ya Nak. Mama selalu di sampingmu.

Suara monitor di kamar rawat inap Adam, membuat Adi yang baru datang begitu merasa terpukul. Cepatlah sembuh, cucuku. Lihat mamamu itu sangat khawatir sampai belum mau makan dari siang.

"Di mana Mike?" Adi mendekati putrinya.

Alih-alih menjawab, justru Febi mengalihkan obrolan. "Ayah, barusan Ahli saraf datang memeriksa Adam. Lalu katanya mereka tidak setuju dengan diagnosis kanker."

"Terus Adam sakit apa?"

Dengan susah Febi membaca catatan di ponselnya. Ini sesuai diagnosis  sementara yang tadi disampaikan dokter. "Ensefalomielitis diseminata akut  atau ADEM."

"Katanya, itu penyakit autoimun jangka pendek yang kadang dipicu oleh infeksi." Febi menuturkan sesuai hasil searching. Padahal, dokter melarangnya melakukan ini. Akan tetapi jiwa keponya memberontak, apalagi melihat dokter kebingungan dalam mendiagnosa?

"Penyakit autoimun?" Adi mengelus dagu yang berjanggut tipis.

"Febi, rumah sakit ini adalah yang terbaik di kota, saya yakin mereka bisa bekerja dengan maksimal. Jangan terlalu khawatir, wajahmu itu sudah seperti orang kebelet pub tahu."

"Ayah?" suara Febi sedikit meninggi, sempat-sempat ayah meledeknya. Ponsel Apple diletakan di atas laci.

"Kemari, Anak Cantik." Dengan tidak sabar, Adi menepuk-nepuk sofa di samping. 

Jantung Febi makin berdebar. Kalau sudah begini, dia yakin ayah mau mengatakan sesuatu yang sangat serius. Perempuan itu menoleh ke jendela, pura-pura tidak mendengar.

"Hp Mike kenapa tidak aktif?"

Seluruh syaraf dalam tubuhnya menegang saat suara tepukan ayah di sofa semakin intens. "Pasti hpnya mati? Ayah juga sering begitu."

"Saya kira kamu membohongi Ayah, dari kemarin, wow? Hebat sekali, seorang anak bisa membohongi orang tua."

Sindiran ayahnya terasa langsung mengenai jantung Febi. Wajahnya seketika berubah masam. Dia duduk di samping ayah dengan pasrah.

Adi  memegangi tangan sang putri. "Seperti yang Ayah duga, kalian sedang ada masalah."

Air mata mata Febi langsung mengalir ke pipi. Setiap perkataan ayah seperti tembakan selalu tepat sasaran di pusat jantungnya.

Adi menghela napas panjang. Dia memberikan waktu ke- anak dari pernikahan pertamanya, untuk meluapkan kegundahan.

Dia pasti tertekan dan banyak pikiran. Sungguh aneh, menantuku tidak pulang ke rumah, anakku juga berbohong. Katanya , Mike lembur di kantor? Omong kosong, padahal orangku melapor kalau Mike pulang ke rumah orangtuanya.

Episodes
1 Bab 1 Jordan Reyes - Febi Ananta Bagaskara
2 BAB 2 : Adam Argantara - Mia Calista Argantara
3 BAB 3 : ensefalomielitis diseminata akut atau ADEM
4 BAB 4 : Jordan, William dan Sam.
5 BAB 5 : Tawaran Guru Pembimbing Privat
6 Bab 6. Tatapan 3 detik
7 BAB 7 : DEMI EVANS
8 BAB 8 : Disuruh memilih
9 Bab 9 : Bioskop
10 BAB 10 : Ruang ganti
11 BAB 11 : Tidak adakah kelonggaran dari hati manusia?
12 BAB 12 : Malaikat Keci di tengah Nestapa
13 Bab 13 Pindah Apartment
14 BAB 14 : Limfohistiositosis hemofagositik (HLH)
15 BAB 15 : Permintaan Adam
16 BAB 16 : Cringe
17 BAB 17 : Berteman
18 bab 18 : BUKAN ANAKKU
19 BAB 19 : Chat Adam
20 BAB 20 : Logan Howard
21 BAB 21 : Roys Smith-Adik Tiri Jordan
22 BAB 22 : Orchid
23 BAB 23 : Rumah Warisan Kakek Meyer untuk Jordan
24 Bab 24 : Berkuda dengan sang putri
25 Bab 25 : Brian Hamilton
26 Bab 26 : Menikahi
27 BAB 27 : Pengakuan Jordan di Helikopter
28 BAB 28 : KOTAK CINCIN
29 BAB 29 : Tuan Meyers -Raysha Ananta.
30 BAB 30 : Kapal Pesiar Mickey
31 BAB 31 : Matahari terbenam
32 BAB 32 : Logan
33 BAB 33: TANGIS PILU
34 BAB 34 : Putraku dengan Febi
35 BAB 35 : pertolongan
36 bab 36 : Pernikahan mendadak?
37 BAB 37 : Pernikahan
38 BAB 38 : Pesta Pernikahan
39 BAB 39 : Anak yang mirip Febi
40 BAB 40 : Kedatangan Michael
41 BAB 41 : Logan dengan siapa?
42 BAB 42 Mengompol
43 BAB 43 : Balap
44 BAB 44 : Dikunci dilemari kaca
45 Bab 45 : Kepergian Logan dari rumah
46 Bab 46 : Memenjarakan ayah Jeslyn
47 Bab 47 : Saling mengawasi
48 bab 48 : Logan menangisi Febi
49 bab 49 : Ambang Maut
50 BAB 50 : Ini darah dagingku
51 BAB 51 : Gigitan Stevan
52 Bab 52 : Adalah Mama yang kita cari
53 Bab 53 : Kekecewaan Febi
54 Hari baru Febi
55 bab 55: Usaha Logan
56 BAB 56 : Anak -anak
57 Diwali
58 Bab 58 : Tuntutan
59 Bab 59 Kepergian Reyes
60 Oki William Sam
61 Kelahiran
62 Sam William
63 Bab 63 : Surat Donna
64 Ke kebun binatang dengan Sam
65 Sesakit ini?
66 Sudah bilang aku akan datang
67 Berenang
68 Hujan
69 Bab 69
70 bab 70
71 Bebasnya Logan
72 Pernikahan dua sahabat Jordan
73 Donna Sam
74 Bab 74 : Paranormal
75 Voli di pantai
76 Bab 76 : Aku putramu
77 bab 77 : Mari Bercerai
78 Bab 78. : Pernikahan Levi
79 Bab 79 : Warisan
80 bab 80 : Nikah yuk?
81 Bab 81 Ciuman Sam
82 Bab 82 : Oki Waras?
83 Bab 83 Sunat
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 Jordan Reyes - Febi Ananta Bagaskara
2
BAB 2 : Adam Argantara - Mia Calista Argantara
3
BAB 3 : ensefalomielitis diseminata akut atau ADEM
4
BAB 4 : Jordan, William dan Sam.
5
BAB 5 : Tawaran Guru Pembimbing Privat
6
Bab 6. Tatapan 3 detik
7
BAB 7 : DEMI EVANS
8
BAB 8 : Disuruh memilih
9
Bab 9 : Bioskop
10
BAB 10 : Ruang ganti
11
BAB 11 : Tidak adakah kelonggaran dari hati manusia?
12
BAB 12 : Malaikat Keci di tengah Nestapa
13
Bab 13 Pindah Apartment
14
BAB 14 : Limfohistiositosis hemofagositik (HLH)
15
BAB 15 : Permintaan Adam
16
BAB 16 : Cringe
17
BAB 17 : Berteman
18
bab 18 : BUKAN ANAKKU
19
BAB 19 : Chat Adam
20
BAB 20 : Logan Howard
21
BAB 21 : Roys Smith-Adik Tiri Jordan
22
BAB 22 : Orchid
23
BAB 23 : Rumah Warisan Kakek Meyer untuk Jordan
24
Bab 24 : Berkuda dengan sang putri
25
Bab 25 : Brian Hamilton
26
Bab 26 : Menikahi
27
BAB 27 : Pengakuan Jordan di Helikopter
28
BAB 28 : KOTAK CINCIN
29
BAB 29 : Tuan Meyers -Raysha Ananta.
30
BAB 30 : Kapal Pesiar Mickey
31
BAB 31 : Matahari terbenam
32
BAB 32 : Logan
33
BAB 33: TANGIS PILU
34
BAB 34 : Putraku dengan Febi
35
BAB 35 : pertolongan
36
bab 36 : Pernikahan mendadak?
37
BAB 37 : Pernikahan
38
BAB 38 : Pesta Pernikahan
39
BAB 39 : Anak yang mirip Febi
40
BAB 40 : Kedatangan Michael
41
BAB 41 : Logan dengan siapa?
42
BAB 42 Mengompol
43
BAB 43 : Balap
44
BAB 44 : Dikunci dilemari kaca
45
Bab 45 : Kepergian Logan dari rumah
46
Bab 46 : Memenjarakan ayah Jeslyn
47
Bab 47 : Saling mengawasi
48
bab 48 : Logan menangisi Febi
49
bab 49 : Ambang Maut
50
BAB 50 : Ini darah dagingku
51
BAB 51 : Gigitan Stevan
52
Bab 52 : Adalah Mama yang kita cari
53
Bab 53 : Kekecewaan Febi
54
Hari baru Febi
55
bab 55: Usaha Logan
56
BAB 56 : Anak -anak
57
Diwali
58
Bab 58 : Tuntutan
59
Bab 59 Kepergian Reyes
60
Oki William Sam
61
Kelahiran
62
Sam William
63
Bab 63 : Surat Donna
64
Ke kebun binatang dengan Sam
65
Sesakit ini?
66
Sudah bilang aku akan datang
67
Berenang
68
Hujan
69
Bab 69
70
bab 70
71
Bebasnya Logan
72
Pernikahan dua sahabat Jordan
73
Donna Sam
74
Bab 74 : Paranormal
75
Voli di pantai
76
Bab 76 : Aku putramu
77
bab 77 : Mari Bercerai
78
Bab 78. : Pernikahan Levi
79
Bab 79 : Warisan
80
bab 80 : Nikah yuk?
81
Bab 81 Ciuman Sam
82
Bab 82 : Oki Waras?
83
Bab 83 Sunat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!