Menikahi Bos Mantan Suamiku
Pernikahan yang ku kira sebuah pernikahan yang sempurna. Ternyata harus kandas ditengah jalan. Kami berpisah setelah 10 tahun bersama. Pernikahan yang mengundang decak kagum seluruh keluarga besar ku. Bagaimana tidak, Aku berasal dari keluarga sederhana, sedangkan Suamiku Arian Atmaja adalah anak orang yang terpandang. Orang tua Mas Rian adalah pemilik beberapa apotik di kota ini. Memiliki cabang di beberapa tempat.
Awalnya Mas Rian sangat menyayangiku. Dia sangat lembut dan penyayang. Dia sangat perhatian padaku. Mas Rian bekerja di perusahaan berskala internasional. Jabatan tinggi dia dapat dengan mudah,karena kecerdasan dan ketekunannya. Meski Mas Rian bisa dipastikan mewarisi usaha Ayahnya tapi dia menolak. Dia memilih mandiri.
Aku melahirkan seorang putra untuk Mas Rian ditahun pertama pernikahan kami. Dan sepasang lagi 2 tahun kemudian. Lengkap sudah kebahagian kami. Mas Rian semakin menyayangiku sejak si kembar lahir.
Berbanding terbalik dengan Ibu mertuaku, beliau malah semakin tidak menyukaiku. Entah apa sebabnya aku juga tidak tau. Meskipun di permukaan beliau menyayangiku tapi sebenarnya dia sedang menindasku. Beliau selalu menunjukan kasih sayang pada kami di hadapan orang lain. Tetapi kenyataannya, di belakang semua orang, Ibu mertuaku tidak pernah bersikap baik, hinaan, bentakan dan cacian selalu terdengar. Aku diperlakukan seperti pembantu.
Sejak kehadiran si kembar, pekerjaanku bertambah banyak. Aku mulai mengerjakan pekerjaan rumah tangga mulai subuh dan selesai malam hari. Lelah tentu saja kurasakan. Tapi aku tak berani mengeluh, aku menganggap itu sudah kewajibanku sebagai istri dan menantu. Beruntung ada Bik Sumi dan Mang Kusno yang siap sedia membantuku. Juga seorang supir yang belum lama dipekerjakan Ayah mertuaku. Sejak cucunya sekolah, Agus mulai bekerja untuk keluaga kami.
Mungkin aku bodoh, aku tak menyadari Mas Rian mulai berubah. Sering pulang malam dan sering marah marah hanya karena hal-hal sepele. Mungkin karena otaku terlalu lama berdiam, jadi kinerjanya menjadi lambat. Banyak sekali alasannya yang tidak masuk akal, namun aku hanya mengiyakan.
Hingga Melisa menunjukan perselingkuhan Mas Rian. Tentu saja dia mengelak, mana ada maling ngaku. Bukti yang di tunjukkan Melisa cukup kuat sehingga membuatku meragukan Mas Rian. Melisa tau karena selingkuhannya pelanggan salon Melisa. Puncak semuanya, ketika si kembar sakit. Mas Rian beralasan di luar kota. Namun ternyata dia bersama selingkuhanya.
Dengan kemarahan yang berkumpul di ubun-ubun, ku datangi Mas Rian yang sedang menunggu kekasih gelapnya di lobi hotel. Aku yang kebingungan dengan sakitnya si kembar sedangkan Mas Rian malah berbagi kasih dengan wanita lain. Meski si wanita tak aku jumpai tapi Mas Rian sudah tak bisa beralasan lagi. Saat itu juga aku meminta cerai darinya.
Pikiranku berkabut saat itu. Ingin kutarik lagi ucapan itu, karena aku mencintai Mas Rian. Bagaimana aku bisa hidup tanpa Mas Rian. Bagaimana masa depan anak anakku?Semoga Mas Rian minta maaf padaku sehingga kami bisa bersama lagi. Namun tak kusangka, baru dua langkah aku menjauh darinya, dia menalakku di hadapan pengunjung hotel yang menyaksikan pertengkaran kami. Kurasakan tulang dibadanku lenyap.
Melisalah yang menolongku waktu itu. Dia malaikat bagiku. Selalu ada saat aķu membutuhkan bantuan. Dia sahabatku satu satunya.
Sejak Mas Rian menjatuhkan talak padaku, aku kembali ke rumah orangtuaku. Bersama ketiga anakku. Ayah Mertuaku marah saat Mas Rian tidak mencegahku pergi membawa anak anak. Ayah berharap anak anak tetap dalam asuhan Mas Rian.
Di rumah sederhana tempatku tumbuh dari kecil hingga dewasa, rumah yang selalu di penuhi kehangatan. Tak bisa ku ceritakan betapa kaget dan terpukulnya kedua orang tuaku, saat aku dan ketiga anakku, turun dari sebuah angkot, membawa beberapa pakaian tanpa membawa apa-apa. 10 tahun kebersamaan yang sia-sia, Ayah sangat marah, hingga beliau ingin meminta penjelasan kepada menantunya. Namun, akhirnya bisa ku redam amarahnya. Ibu, tak ada seorang ibu yang tidak menangis melihat biduk rumah tangga putrinya harus kandas di tengah jalan. Mengenai apa penyebab perceraian kami, aku memilih jujur kepada mereka. Meski karena itu, amarah mereka berdua kembali tersulut.
Di sanalah aku memulai hidupku yang baru bersama anak-anakku. Mencari pekerjaan demi hidup kami yang lebih baik. Sidang demi sidang berlalu dan akhirnya kami resmi bercerai, seiring ketukan palu hakim, kami bukan lagi suami istri. Mas Rian sama sekali tidak menyapa atau sekedar melirikku, kami seolah tidak saling mengenal satu sama lain. Hanya saja, dia membuat pernyataan bahwa dia tidak akan menelantarkan anak kami, Mas Rian akan tetap menafkahi kami.
Bulan pertama usai kami bercerai, aku sudah seperti orang yang kurang waras, Setiap hari menangis dan termenung. Mencoba merenungi apa kekuranganku. Jika hanya masalah berat badanku yang berlebih, aku bisa menurunkannya. Jika karena aku tidak cantik, aku akan mengusahakannya. Apapun yang bersifat jasmani, bisa di ubah, aku bisa mengusahakannya. Pemikiran ini yang membuatku semakin minder dan takut.
Bulan ke dua, aku sudah tidak lagi menangis, secara terang-terangan paling tidak. Aku mulai menata hidupku lagi. Perlahan aku bangkit, bangkit dari keterpurukan. Aku masih suka termenung, namun, sekarang lebih ke bagaimana aku harus menjalani hidupku ke depan. Aku mulai cari-cari pekerjaan, ikut-ikutan beberapa tetangga yang bergabung dengan ojek online. Dan, di situlah aku mulai merangkak menjalani hidupku yang keras.
Perlahan, aku mulai bisa melupakan Mas Rian, aku hanya perlu menyibukkan diri, mengalihkan perhatianku pada pekerjaan. Terlebih sejak aku kenal, Nek Mina. Aku lebih banyak mengenal orang, yang hidup lebih keras daripada hidupku. Mendapat petuah dan pengalaman yang membuatku membuka mata, perpisahan bukan akhir, tetapi awal. Awal kisah baru, awal kehidupan baru.
Perlahan, Kira yang lama, Kira yang lemah dan bodoh, lahir kembali, melalui abu perceraian, menjadi Kira yang kuat, dan lebih ceria. Untuk bodoh, itu aku tidak bisa menilai, kadang aku tidak lebih pintar dari Excel, anak sulungku. Jika Mas Rian bisa melupakan aku, aku juga bisa. Tanpa Mas Rian, aku bisa menikmati hidup, selayaknya manusia.
Beberapa kali aku berjumpa dengan Ibu mertuaku, namun sepertinya, beliau enggan membalas sapaanku, mengabaikan aku, tapi itu membuatku mengerti, Ibu memang sengaja membuatku sibuk, agar aku mengeluh dan dia punya alasan untuk menendangku dari rumahnya. Ibu mertuaku yang sangat irit, jika pelit terlalu kejam. Ibu mertuaku yang teliti, jika tidak mau ku bilang perhitungan. Ibu dan Nenek yang suka menghardik, merendahkan dan mengagungkan kekayaan.
Satu lagi yang membuatku lebih bahagia, semua baju dan celanaku terasa longgar. Bahkan kebesaran, semoga aku tidak kembali di bully karena terlalu kurus, seperti saat SMA. Hidup ini aneh, saat kurus ataupun gendut, aku tetap saja tidak di harapkan. Aku tertawa miris. Tapi, kini aku bertekat, tidak peduli apapun, aku hanya akan menataap masa depan. Tidak peduli gemuk atau kurus, inilah aku yang baru. Aku yang keluar dari kepompong, meski bukan kupu-kupu yang cantik, aku lah Kira yang tegar, setegar rumput yang di terpa hujan. Terlihat rapuh, tapi aku tidak akan rubuh karena tetesan air hujan.
.
.
.
Holla Readers😍😍😍 Welcome di ceritaku yang pertama😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Grenny
semangat thorr
2023-09-13
1
inayah machmud
gambaran wanita yang kuat dan tangguh, ,, seorang wanita memang harus kuat dan tangguh, ,, dlm menjalani hidup,,, meski harus hidup sederhana, ,, dan di tinggal laki2,,, tidak perlu merasa takut, ,, apa lagi memiliki anak. .. harus kuat menjalani segala cobaan hidup, ,,
2023-05-25
0
Juragan Jengqol
mampir lagi thor...
2023-05-17
0