Menemukanmu.

Disaat berhasil keluar dari ruangan yang cukup menegangkan itu, membuat Era akhirnya bisa bernafas dengan lega. Berjalan mencari tempat untuk sekedar menenangkan diri, langkah kaki itu membawanya menuju ke taman perusahaan yang terletak dibagian samping gedung raksasa itu.

Mendaratkan tubuhnya untuk duduk melepas rasa lelahnya, sambil menikmati indahnya pemandangan bunga-bunga yang sedang bermekaran. Sangat indah sekali, namun keindahan itu harus bersaing dengan semua pikiran yang saat ini sedang Era rasakan.

...Ya Rabb. Berikanlah aku ketenangan dalam menghadapi setiap persoalan kehidupan yang Engkau berikan, jangan jauhkan aku dariMu. Saat ini, hamba saja ingin fokus dengan kesembuhan Ejaz dan pekerjaan saja. Tapi, jika ini semuanya adalah jalan takdir dariMu yang harus aku jalani. Berikanlah hamba kekuatan untuk menghadapinya....

Bulir-bulit air mata mengalir dengan sendirinya, menguatkan diri untuk tetap bisa bertahan. Masih ada sang adik yang harus ia prioritaskan, karena hanya Ejaz yang saat ini ia punya.

Ingin rasanya ia membawa sang adik untuk pergi dari kehidupan pnya saat ini, namun. Jika harus mengikuti keegoisan hatinya, maka akan ada yang menderita. Apalagi kini, Ejaz sangat membutuhkan perawatan serta pengobatan yang terbaik untuk kehidupannya. Dada itu terasa semakin sesak untuk menarik nafas, ingin mengeluh dan memprotes semuanya kepada Sang Khalik.

Akan tetapi, dirinya merasa tidak pantas untuk memprotes kepada Sang Pencipta. Tatapan kosong itu terus ditemani oleh aliran air mata yang mengalir dengan sendirinya, membuat lembaran kain yang menutupi wajah itu ikut menjadi basah.

"Kamu harus kuat Ra, Ejaz masih membutuhkanmu. Jika kamu menyerah, bagaimana Ejan nanti. Ya Rabb, ampunilah aku yang selalu mengeluh." Kedua telapak tangan itu menutupi permukaan wajahnya.

.

.

.

.

"Cepat! Kenapa kau menjadi lamban begini." Ansel yang mulai kesal akan Nayaka yang lamban mengetahui keberadaan Era.

"Heh, begini ni kalau menghadapi orang yang sudah mulai ketularan virus cinta. Iya sebentar, aku sedang mencarinya. Bukannya gampang menemukan orang." Keluh Nayaka sambil mengamati rekaman video dihadapannya.

Sedangkan Ansel, dia bagaikan cacing yang sedang kepanasan sehingga tidak bisa diam. Ia sangat mengkhawatirkan wanita yang sudah mengambil sebagian hati dan jiwanya setelah sang mommy, beberapa kali ia harus mengusap wajahnya dengan kasar.

"Dapat! Taman samping." Nayaka menemukan sosok orang yang sedang mereka cari.

Bergegas berlari menuju tempat yang sudah ia dapatkan lokasinya, dari kejauhan. Nayaka tersenyum melihat semua sikap Ansel yang begitu berbeda, sepertinya ia akan menjadi pekerja keras setelah ini.

"Semoga kau bisa mendapatkannya, bro. Tapi, aih! Bersiap-siap saja untuk tidak ada hari libur." Nayaka merutuki dirinya sendiri, setelah mendoakan Ansel yang baik namun ia harus mendapatkan dampak yang seperti tidak bersahabat dengan dirinya sendiri.

Mempercepat langkah besarnya menuju lokasi, Ansel terlihat begitu panik sebelum menemukan apa yang ia cari. Sehingga langkah besar itu melambat, saat memasuki halaman yang dipenuhi dengan rerumputan.

Terdengar isakan tanggis yang membuat hatinya semakin terluka, bahkan bahu kecil itu ikut bergerak karena tubuh yang bergetar. Ingin rasanya ia membawa tubuh mungil itu ke dalam dekapannya, namun sepertinya tidak akan pernah terjadi sebelum ia menjadi miliknya.

"Aku minta maaf, jangan menanggis." Ansel duduk disamping Era yang masih tertunduk menutupi wajahnya.

Merasakan tempat duduknya bergerak dan suara yang sudah begitu ia kenal terdengar begitu nyata, membuat Era menarik kedua telapak tangannya dan mengangkat wajah itu untuk melihat ke arah sumbernya. Betapa tidak ia duga, jika Ansel sudah berada disana.

"Tuan Ansel, anda." Menyadari kehadiran itu, Era mengambil jarak diantara mereka.

"Ya, aku. Jangan menangis, aku sangat terluka melihatmu menanggis seperti ini. Lain kali, jangan pernah pergi tanpa izin dariku." Menyadarkan punggungnya dan menatap ke arah depan, Ansel akhirnya bisa bernafas lega.

"Jangan dengarkan apa yang dikatakan oleh Clara, aku harap kamu bisa melupakannya. Dan, kamu harus percaya padaku." Ansel melipat kedua tangannya di bagian depan tubuhnya.

Tidak ada tanggapan apapun yang Era berikan atas apa yang telah Ansel jelaskan padanya, untuk berharap pun tidak. Ia hanya ingin saat ini merasa tenang menjalani kehidupannya.

"Sudah tenang? Kita lanjut kerja, waktumu sudah terlalu banyak terbuang."

"Apa? Mmm, tuan. Apa syarat yang saya katakan sebelumnya diterima?" Era benar-benar tidak ingin terjadi kesalahpahaman lagi diantara mereka berdua.

"Syarat?" Ansel nampak sedang berpikir.

"Iya, benar tuan. Saya tidak ingin jika nanti timbul fitnah diantara saya dan anda, ada baiknya jika saya berada diruangan terpisah. Itu akan lebih efisien tuan."

"Ruangan seperti itu, membutuhkan waktu Ra. Untuk hari ini, kamu gunakan saja yang ada. Doakan saja besok aku mengabulkan syaratmu itu, ayo kembali bekerja." Ansel berdiri dan memberikan tangannya kepada wanita yang masih kaget itu.

"Mmmm, saya bisa sendiri tuan. Maaf." Era pun segera berdiri.

Mendapati tangannya hampa dan diterpa oleh hembusan angin, membuat senyuman kecut itu terukir indah diwajah Ansel. Dengan cepat ia menarik tangannya dan memasukkannya ke dalam saku celananya, kemudian mereka berjalan untuk kembali bekerja.

Memang tidak bisa dipungkiri, alasan jika Ansel menaruh meja kerja Era didalam ruangannya tak lain adalah ingin selalu bersama dan melihat wajah teduh itu. Benar-benar isi kepala Ansel kini sudah dipenuhi dengan bayangan wanita yang sudah membuat hidupnya berubah, dimana hatinya selalu bergetar cepat ketika menatap wajah teduh itu.

Awal pekerjaan yang ia berikan kepada sekretaris barunya itu, hanya kerja ringan. Merapikan laporan bulanan yang sebelumnya sudah Nayaka buat, dimana laporan tersebut sudah membuat Nayaka harus lembur beberapa hari dan tidak ada kata libur. Selain itu, Era juga hanya menyusun jadwal untuk Ansel, yang Lagi-lagi sudah dibuat dan disusun oleh Nayaka.

Fokus dengan pekerjaannya, Era tak lupa untuk melakasakan kewajibannya sebagai muslimah. Beruntungnya, Ansel mengizinkannya untuk menggunakan musholla kecil yang ada diruangan tersebut. Membuat dirinya tidak kesulitan dalam beribadah, setelah semua pekerjaannya telah selesai. Dan bertepatan dengan bergetarnya ponsel milik Era, dimana ada nama Ayu. Adik dari bosnya yang kini menjadi seperti penguntit kemanapun ia berada, Ayu membuat ponsel itu selalu ramai.

"Assalamu'alaikum, halo." Era menerima panggilan tersebut.

"Wa'alaikumussalam kak, gimana kerja hari pertamanya? Apa abang menakutkan? Hati-hati ya kak, abang suka membuat jantung orang berhenti mendadak." Celoteh Ayu yang merasa nyaman berkeluh kesah pada Era.

"Tidak baik berkata seperti itu, ada apa?" Era merasa tidak enak hati ketika tatapan Ansel padanya begitu tajam.

"Hahaha sampai lupa, tidak ada kak. Hanya mau ngobrol sama kakak, kan jam kerjanya sudah habis. Apa kakak masih bekerja?"

"Eh.." Era kaget, tiba-tiba saja ponselnya melayang dan beralih pada tangan kekar.

Episodes
1 Awal pertemuan.
2 Hukuman.
3 Awal mula.
4 Melupakan sejenak.
5 Malam yang ceria.
6 Kemunculan pengganggu.
7 Semakin kacau
8 Melihatnya.
9 Visual karakter
10 Perasaan apa ini.
11 Mulai menunjukkan rasa.
12 Peristiwa tidak terduga.
13 Sambutan hangat.
14 Kerinduan.
15 Jangan pernah mengusik.
16 Merindukan.
17 Ungkapan hati.
18 Isi hati.
19 Panik.
20 Menemukanmu.
21 Sedikit Gangguan.
22 Menyingkirkan gangguan.
23 Kejutan.
24 Kejadian tidak di inginkan.
25 Pelindung.
26 Menjaga.
27 Malu atas kekonyolan.
28 Perlahan memahami.
29 Serangan.
30 Khawatir membawa berkah.
31 Mulai menunjukkan rasa.
32 Mulai mengetahui
33 Menjaga.
34 Rasa sakit yang tak terlihat.
35 Kerjasama.
36 Kekuatan.
37 Duka mendalam.
38 Hampir saja.
39 Keputusan.
40 Baba?
41 Firasat.
42 Kembar beraksi.
43 Penyatuan.
44 Menjadi Candu.
45 Panik.
46 Dua kabar berita.
47 Kehadiran keluarga.
48 Perkara rujak.
49 Bertemu wanita berbisa.
50 Mulai curiga.
51 Panther?
52 Perlahan mengetahui.
53 Penyusup.
54 Penculikan.
55 Mengetahui.
56 Awalan buruk.
57 Pertemuan besar.
58 Dia milikku!
59 Pertolongan.
60 Sadar.
61 Mencari Tahu.
62 Pengakuan.
63 Jangan...
64 Saling menerima.
65 Benarkah?
66 Bahagia kembali.
67 Pendekatan...
68 Mendekati hari kelahiran.
69 Panik.
70 Hal tak terduga.
71 Kebahagian.
72 Kembali Terluka.
73 Gangguan kecil.
74 Kembalinya sang misterius.
75 Seseorang dari masa lalu Ansel.
76 Haruskah?
77 Amarah yang meredam.
78 Keusilan sang penerus.
79 Si kembar.
80 Pengaruh si kembar
81 Perubahan Tama.
82 Arick.
83 Jatuh cinta.
84 Hari bahagia.
85 Pertemuan kembali.
86 Bahagia bertemu kembali.
87 Masa lalu belum usai.
88 Mulai menunjukkan.
89 Dia milikku.
90 Abi berulah.
91 Para pria posesif.
92 Mencari penawar.
93 Timbul masalah.
94 Aku mencintaimu.
95 Sah.
96 Keresahan.
97 Tidak!!
98 Maaf.
99 James?
100 Kebenaran.
101 Pertemuan pertama Abi.
102 Tertarik.
103 Pertolongan awal kedekatan.
104 Permintaan yang indah.
105 Akhir.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Awal pertemuan.
2
Hukuman.
3
Awal mula.
4
Melupakan sejenak.
5
Malam yang ceria.
6
Kemunculan pengganggu.
7
Semakin kacau
8
Melihatnya.
9
Visual karakter
10
Perasaan apa ini.
11
Mulai menunjukkan rasa.
12
Peristiwa tidak terduga.
13
Sambutan hangat.
14
Kerinduan.
15
Jangan pernah mengusik.
16
Merindukan.
17
Ungkapan hati.
18
Isi hati.
19
Panik.
20
Menemukanmu.
21
Sedikit Gangguan.
22
Menyingkirkan gangguan.
23
Kejutan.
24
Kejadian tidak di inginkan.
25
Pelindung.
26
Menjaga.
27
Malu atas kekonyolan.
28
Perlahan memahami.
29
Serangan.
30
Khawatir membawa berkah.
31
Mulai menunjukkan rasa.
32
Mulai mengetahui
33
Menjaga.
34
Rasa sakit yang tak terlihat.
35
Kerjasama.
36
Kekuatan.
37
Duka mendalam.
38
Hampir saja.
39
Keputusan.
40
Baba?
41
Firasat.
42
Kembar beraksi.
43
Penyatuan.
44
Menjadi Candu.
45
Panik.
46
Dua kabar berita.
47
Kehadiran keluarga.
48
Perkara rujak.
49
Bertemu wanita berbisa.
50
Mulai curiga.
51
Panther?
52
Perlahan mengetahui.
53
Penyusup.
54
Penculikan.
55
Mengetahui.
56
Awalan buruk.
57
Pertemuan besar.
58
Dia milikku!
59
Pertolongan.
60
Sadar.
61
Mencari Tahu.
62
Pengakuan.
63
Jangan...
64
Saling menerima.
65
Benarkah?
66
Bahagia kembali.
67
Pendekatan...
68
Mendekati hari kelahiran.
69
Panik.
70
Hal tak terduga.
71
Kebahagian.
72
Kembali Terluka.
73
Gangguan kecil.
74
Kembalinya sang misterius.
75
Seseorang dari masa lalu Ansel.
76
Haruskah?
77
Amarah yang meredam.
78
Keusilan sang penerus.
79
Si kembar.
80
Pengaruh si kembar
81
Perubahan Tama.
82
Arick.
83
Jatuh cinta.
84
Hari bahagia.
85
Pertemuan kembali.
86
Bahagia bertemu kembali.
87
Masa lalu belum usai.
88
Mulai menunjukkan.
89
Dia milikku.
90
Abi berulah.
91
Para pria posesif.
92
Mencari penawar.
93
Timbul masalah.
94
Aku mencintaimu.
95
Sah.
96
Keresahan.
97
Tidak!!
98
Maaf.
99
James?
100
Kebenaran.
101
Pertemuan pertama Abi.
102
Tertarik.
103
Pertolongan awal kedekatan.
104
Permintaan yang indah.
105
Akhir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!