Awal mula.

Waktu sudah berjalan dengan sangat cepat, dengan sangat cepat pula Era berusaha untuk menyelesaikan hukuman yang ia terima. Ingin rasanya Linda ikut membantu temannya itu menyelesaikan hukumannya, namun peraturan yang ada tidak mengizinkan dirinya untuk membantu.

Terlihat beberapa kali Era menggerakkan anggota tubuhnya hanya sekadar untuk melepas rasa lelahnya, disana jam istirahat pun ia tidak sempat untuk menikmati makanan apapun ke dalam tenggorokannya. Hanya air yang membasahinya, benar-benar membuatnya fokus dengan apa yang sedang dikerjakan.

"Ra, kamu tidak apa-apakan?" Linda nampak khawatir dengan temannya itu, karena ia melihatnya memijat kepala untuk sekian kalinya.

"Aku tidak apa-apa, Lin. Kamu sudah mau pulang?" Ucapan itu terlontarkan tanpa melihat orangnya.

"Aku kau nemenin kamu sampai selesai, sudah sana kerjain saja. Biar cepat rampung dan kita bisa pulang." Linda terus menyemangati wanita yang sudah menjadi sahabatnya itu.

"Lebih baik kamu pulang saja, Lin. Aku tidak apa-apa, nanti kamu malah kemalaman pulangnya."

"Sudah sana kerjakan saja, tidak usah mengomel. Aku akan diam menunggu." Linda bersikeras untuk tetap menemaninya sampai selesai.

Tangan yang terus bergerak, mata fokus dan pikiran yang terus berusaha keras untuk menyelesaikan setiap kalimat dan angka-angka. Hal itu berakhir pada sebuah laporan akan dari semua tumpukan berkas-berkas yang sangat banyak, jika orang lain yang mengerjakannya. Maka akan sudah memberikan bendera warna putih untuk berkibar.

Sedangkan Ansel, ia sempat keluar dari ruangannya untuk menenangkan gemuruh jiwa gelapnya yang saat itu akan menguasai dirinya. Berada di bangunan yang teratas dari gedung tersebut, terdapat sebuah rooftop pribadi miliknya.

Tempat tersebut selalu menjadi ruang tersendiri bagi Ansel, disanalah ia dapat menenangkan dirinya dari semua kegiatannya. Merasa sudah terlalu lama berada disana, kemudian ia kembali ke dalam ruangannya disaat jam kerja sudah akan berakhir

"Ka, ke ruanganku." Titah Ansel melalui ponselnya.

Tidak butuh waktu lama, untuk Nayaka sudah berada diruangan tersebut. Biasanya ia akan menghabiskan waktu disaat sang pimpinan sedang dalam keadaan mood yang tidak bagus, akan tetapi kali ini orang tersebut kembali lagi. Hal itu membuatnya bingung, karena tidak biasanya Ansel seperti itu.

" Ada apa? Tidak biasanya kau akan kembali." Ujar Nayaka yang sudah malas menyapa Ansel dengan sebutan tuan.

"Bawa dia kemari."

"Siapa?" Kening Nayaka berkerut.

"Karyawan yang menerima hukuman." Dengan menutup kedua matanya, Ansel bersandar pada sandaran kursinya.

Sangat aneh bagi Nayaka kali ini, biasanya Ansel akan bersifat masa bodoh dengan apa yang bersangkutan dengan karyawannya. Namun kali ini, ia meminta untuk membawanya kehadapannya. Karena tidak ingin membuat mood pria itu berubah, Nayaka segera melaksanakan perintah tersebut.

Baru saja Era selesai merenggangkan tubuhnya yang begitu pegal, tiba-tiba saja ia menjadi kaget ketika melihat keberadaan Nayaka disana. Wajar saja jika ia kaget, karena Linda sudah tersandar dalam keadaan mata tertutup dan mulutnya terbuka.

"Astaghfirullah, eee maaf saya pak. Saya tidka tahu kalau ada bapak." Era segera mengkondisikan dirinya ketika berhadapan dengan pria tersebut.

"Tidak apa-apa, kamu disuruh menghadap tuan Ansel sekarang. Jangan lupa bawa juga laporan yang ia minta."

"Tapi pak, laporannya belum selesai. Masih ada beberapa lembar lagi yang harus saya periksa, apa bisa untuk meminta waktunya sedikit lagi?" Bayangan buruk sudah terlintas dalam pikiran Era, ia takut jika tuannya itu akan marah.

"Bawa saja apa yang ada, kasihan temanmu sudah terlelap." Nayaka menyakinkan Era untuk menghadap.

Dengan perasaan yang begitu lelah, mengikuti langkah kaki Nayaka yang mengiringinya untuk menghadap pemilik perusahaan. Ketika berada didepan pintu ruangan yang dituju, Nayaka mempersilahkan dirinya untuk segera masuk. Akan tetapi, sejenak Era berhenti dan memejamkan kedua matanya.

...Ya Allah, bantu hambaMu ini....

Pintu pun terbuka, langsung terlihat pria yang sedang menatapnya dengan cukup tajam. Dengan menbhela nafas panjangnya, memberanikan diri melangkah masuk ke dalam ruangan itu. Berkas yang telah dikerjakan, dengam perlahan Era taruh diatas meja Ansel.

"Ini laporan yang anda minta tuan, tapi. Sebelumnya saya mohon maaf, karena laporan itu belum seluruhnya selesai. Masih ada beberapa lembar lagi yang belum saya periksa." Jelas Era dengan menundukkan wajahnya.

Tangan kekar itu mengambil berkas yang menjadi bukti pengerjaan atas hukuman pada wanita dihadapannya, sorot mata Ansel sungguh sangat berbeda dari biasanya.

Ia pun membuka lembar demi lembar laporan tersebut, sangat aneh jika hampir tidak ada kesalahan disana. Sedangkan diketahui, jika pekerjaan itu berbeda dengan posisi yang sedang Era emban.

"Lanjutkan." Ansel kembali melemparkan berkas tersebut kepada Era.

"Mmm, tuan. Apa boleh, saya melanjutkannya dirumah?" Walaupun ragu, Era memberanikan dirinya.

"Alasan apa yang bisa membuatku mengizinkanmu?" Ansel semakin tertarik untuk melihat Era yang kini sedikit mengangkat wajahnya.

Entah mengapa, ada sesuatu yang membuat Ansel cukup tertarik dengan wanita yang kini berada dihadapannya itu. Walaupun wajah itu tertutupi oleh selembar kain, hal itu tidak membuat ketertarikannya menjadi sangat besar. Ansel bersandar pada sandaran kursi kerjanya, mata itu terus tertuju pada wanitanya.

"Mmm, adik saya menunggu dirumah sendirian tuan." Memang benar adanya jika Era sedang mengkhawatirkan adiknya, karena baru kali ini ia terlambat untuk pulang dari bekerja.

Walaupun sebenarnya, Ejaz bukanlah tipe anak yang manja. Bahkan dirinya yang lebih sangat khawatir jika kakak perempuannya itu terlambat pulang dan tidak ada kabarnya, mereka berdua sudah terbiasa untuk mandiri dalam kehidupan sehari-hari.

"Selesaikan sebelum pukul delapan. Keluar!" Ansel menegaskan suaranya.

Benar-benar tidak dapat dipercaya, mengira akan mendapatkan keringanan qtas hukuman tersebut. Namun ternyata, Era harus menyelesaikannya saat itu juga. Mengambil kembali berkas yang sebelumnya ia bawa, melangkahkan kaki menuju ruangannya dan segera menyelesaikannya.

"Ra, kamu darimana?" Linda yang baru saja membuka matanya.

"Dari menghadap CEO, kamu pulang saja Lin. Kamu sangat lelah, jangan memaksakan diri untuk menungguku. Nanti Ejaz yang akan menjemput." Era sangat merasa tidak enak dengan Linda.

"Harua selesai malam ini juga ya? Wah, begitu kejamnya. Mmm, tapi kamu yakin tidak apa-apa Ra?"

"Iya Lin, terima kasih ya."

"Sama-sama love, kalau saja ibuku tidak merepet. Huh, aju pulang dulu ya. Semangat love." Linda memeluk dan menepuk perlahan pundak Era agar ia tidak merasa kesepian.

Melepas kepulangqn temannya itu, lalu Era segera mengerjakan kembali hukumannya. Sebelumnya ia sudah menghubungi sang adik untuk tidak khawatir, dan benar saja sama seperti yang ia pikirkan. Adiknya akan datang menjemputnya walaupun dengan kondisi sudah begitu gelap, maka dari itu Era segera berusaha menyelesaikan hukumannya dan bisa pulang.

💐💐💐

Semoga yang membicarakan tidak akan bosan ya, selamat membaca.

Jika masih terdapat kalimat yang tidak sinkron, mohon kritik dan sarannya ya.

Terima kasih 😊.

Episodes
1 Awal pertemuan.
2 Hukuman.
3 Awal mula.
4 Melupakan sejenak.
5 Malam yang ceria.
6 Kemunculan pengganggu.
7 Semakin kacau
8 Melihatnya.
9 Visual karakter
10 Perasaan apa ini.
11 Mulai menunjukkan rasa.
12 Peristiwa tidak terduga.
13 Sambutan hangat.
14 Kerinduan.
15 Jangan pernah mengusik.
16 Merindukan.
17 Ungkapan hati.
18 Isi hati.
19 Panik.
20 Menemukanmu.
21 Sedikit Gangguan.
22 Menyingkirkan gangguan.
23 Kejutan.
24 Kejadian tidak di inginkan.
25 Pelindung.
26 Menjaga.
27 Malu atas kekonyolan.
28 Perlahan memahami.
29 Serangan.
30 Khawatir membawa berkah.
31 Mulai menunjukkan rasa.
32 Mulai mengetahui
33 Menjaga.
34 Rasa sakit yang tak terlihat.
35 Kerjasama.
36 Kekuatan.
37 Duka mendalam.
38 Hampir saja.
39 Keputusan.
40 Baba?
41 Firasat.
42 Kembar beraksi.
43 Penyatuan.
44 Menjadi Candu.
45 Panik.
46 Dua kabar berita.
47 Kehadiran keluarga.
48 Perkara rujak.
49 Bertemu wanita berbisa.
50 Mulai curiga.
51 Panther?
52 Perlahan mengetahui.
53 Penyusup.
54 Penculikan.
55 Mengetahui.
56 Awalan buruk.
57 Pertemuan besar.
58 Dia milikku!
59 Pertolongan.
60 Sadar.
61 Mencari Tahu.
62 Pengakuan.
63 Jangan...
64 Saling menerima.
65 Benarkah?
66 Bahagia kembali.
67 Pendekatan...
68 Mendekati hari kelahiran.
69 Panik.
70 Hal tak terduga.
71 Kebahagian.
72 Kembali Terluka.
73 Gangguan kecil.
74 Kembalinya sang misterius.
75 Seseorang dari masa lalu Ansel.
76 Haruskah?
77 Amarah yang meredam.
78 Keusilan sang penerus.
79 Si kembar.
80 Pengaruh si kembar
81 Perubahan Tama.
82 Arick.
83 Jatuh cinta.
84 Hari bahagia.
85 Pertemuan kembali.
86 Bahagia bertemu kembali.
87 Masa lalu belum usai.
88 Mulai menunjukkan.
89 Dia milikku.
90 Abi berulah.
91 Para pria posesif.
92 Mencari penawar.
93 Timbul masalah.
94 Aku mencintaimu.
95 Sah.
96 Keresahan.
97 Tidak!!
98 Maaf.
99 James?
100 Kebenaran.
101 Pertemuan pertama Abi.
102 Tertarik.
103 Pertolongan awal kedekatan.
104 Permintaan yang indah.
105 Akhir.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Awal pertemuan.
2
Hukuman.
3
Awal mula.
4
Melupakan sejenak.
5
Malam yang ceria.
6
Kemunculan pengganggu.
7
Semakin kacau
8
Melihatnya.
9
Visual karakter
10
Perasaan apa ini.
11
Mulai menunjukkan rasa.
12
Peristiwa tidak terduga.
13
Sambutan hangat.
14
Kerinduan.
15
Jangan pernah mengusik.
16
Merindukan.
17
Ungkapan hati.
18
Isi hati.
19
Panik.
20
Menemukanmu.
21
Sedikit Gangguan.
22
Menyingkirkan gangguan.
23
Kejutan.
24
Kejadian tidak di inginkan.
25
Pelindung.
26
Menjaga.
27
Malu atas kekonyolan.
28
Perlahan memahami.
29
Serangan.
30
Khawatir membawa berkah.
31
Mulai menunjukkan rasa.
32
Mulai mengetahui
33
Menjaga.
34
Rasa sakit yang tak terlihat.
35
Kerjasama.
36
Kekuatan.
37
Duka mendalam.
38
Hampir saja.
39
Keputusan.
40
Baba?
41
Firasat.
42
Kembar beraksi.
43
Penyatuan.
44
Menjadi Candu.
45
Panik.
46
Dua kabar berita.
47
Kehadiran keluarga.
48
Perkara rujak.
49
Bertemu wanita berbisa.
50
Mulai curiga.
51
Panther?
52
Perlahan mengetahui.
53
Penyusup.
54
Penculikan.
55
Mengetahui.
56
Awalan buruk.
57
Pertemuan besar.
58
Dia milikku!
59
Pertolongan.
60
Sadar.
61
Mencari Tahu.
62
Pengakuan.
63
Jangan...
64
Saling menerima.
65
Benarkah?
66
Bahagia kembali.
67
Pendekatan...
68
Mendekati hari kelahiran.
69
Panik.
70
Hal tak terduga.
71
Kebahagian.
72
Kembali Terluka.
73
Gangguan kecil.
74
Kembalinya sang misterius.
75
Seseorang dari masa lalu Ansel.
76
Haruskah?
77
Amarah yang meredam.
78
Keusilan sang penerus.
79
Si kembar.
80
Pengaruh si kembar
81
Perubahan Tama.
82
Arick.
83
Jatuh cinta.
84
Hari bahagia.
85
Pertemuan kembali.
86
Bahagia bertemu kembali.
87
Masa lalu belum usai.
88
Mulai menunjukkan.
89
Dia milikku.
90
Abi berulah.
91
Para pria posesif.
92
Mencari penawar.
93
Timbul masalah.
94
Aku mencintaimu.
95
Sah.
96
Keresahan.
97
Tidak!!
98
Maaf.
99
James?
100
Kebenaran.
101
Pertemuan pertama Abi.
102
Tertarik.
103
Pertolongan awal kedekatan.
104
Permintaan yang indah.
105
Akhir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!