The Possessive

The Possessive

Awal pertemuan.

Udara di pagi hari ini terasa begitu sejuk, tetesan air embun yang jatuh membasahi rerumputan hijau. Ditambah betapa indahnya melihat bunga-bunga yang bermekaran dengan kelopak masih basah, membuat semakin nikmat untuk bernafas.

Pada sebuah rumah yang sangat sederhana, seorang wanita sedang menyiapkan menu untuk sarapan pagi. Tak lupa akan teh hangat yang menemani, membuat tubuh semakin bersemangat untuk memulai aktivitas yang ada.

"Ejaz! Ayo sarapan, nanti terlambat ke sekolah." Teriak wanita tersebut.

"Iya mbak, ayo sarapan bareng. Jangan bisanya Teriak nyuruh aku sarapan, tapi ,bak sendiri tidak. Ayo!" Ejaz yang baru saja keluar dari kamarnya dan langsung duduk di kursi meja makan.

"Siap pak bos." Jawab Era dengan senyuman kepada sang adik.

Era Kasyafani, seorang wanita yang didewasakan oleh keadaan. Dimana, kedua orangtuanya telah meninggal tiga tahun yang lalu. Meninggalkan dirinya bersama seorang adik laki-laki yang kini duduk di sekolah menengah atas, yang dimana keduanya telah berusaha keluar dari masa keterpurukan yang cukup dalam.

Disaat kepergian kedua orangtuanya, Era baru saja menyelesaikan ujian sidang skripsinya dan berhasil lulus dengan nilai terbaik. Kebahagian itu ingin ia sampaikan kedua kedua orangtuanya, namun. Kabar duka yang datang menyapa, menguatkan diri agar tidak terlihat rapuh. Sambil menggenggam tangan sang adik, mereka berjuang untuk keluar dari semua keterpurukan yang ada.

Setelah menyelesaikan kuliahnya, lalu mendapatkan pekerjaan atas rekomendasi dari seorang dosen yang cukup dekat dengannya. Membuat dirinya kini menjadi salah satu karyawaan tetap pada salah satu perusahaan terbesar di tempatnya.

"Mbak, kita isi bensin jaguar dulu ya. Hehehe, sorry. Kemarin kelupaan." Menyengir sangat lebar, Ejaz menatap Era agar tidak terkena omelan di pagi hari.

"Kamu ini, selalu saja. Ayo cepetan, mbak takut telat. Hari ini pemilik perusahaan mau datang, setelah sekian lama seperti bayangan." Celoteh wanita berhijab itu dari balik cadarnya.

"Iya nyonya besar, berdoa semoga jaguar tidak rewel hari ini."

Keduanya berangkat bersama dengan menggunakan sepeda motor peninggalan sang ayah, walaupun sudah ketinggalan jaman. Namun benda itu masih bisa berfungsi dan membantu keduanya dalam beraktivitas, sangat terbantu sekali.

Mereka lalu berpisah setelah si jaguar telah mendapatkan sarapannya, Era melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan bus. Tujuan yang berbeda, membuat keduanya harus segera memilih transportasi lainnya.

Setibanya di perusahaan, Era langsung mengisi absen dirinya sebagai bukti jika dirinya telah hadir. Perusahan besar tersebut, memiliki peraturan yang begitu ketat. Bahkan kesalahan sekecil apapun akan langsung mendapatkan hukuman, wajar saja jika gaji yang diterima oleh setiap karyawaan juga cukup besar.

"Pagi Ra, sudah siap bertemu dengan CEO kita? Ah, aku sudah tidak sabar. Menurut gosip yang ada, CEO kita itu sangat tampan, pintar, handsome, imut." Linda mengkhayal sambil membayangkan orang yang ia bicarakan.

"Kamu ada-ada saja, sudah absen belum?" Tanya Era yang sudah mengetahui kebiasaan temannya.

"Astaga naga! Itu itu, hampir saja lupa. Terima kasih love ku, aku absen dulu ya. Tunggu disini." Linda menepuk keningnya dan segera berlari menuju ruang absen.

Saat yang ditunggu-tunggu telah tiba, suara hiruk pikuk para karyawan elah terdengar. Terutama suara karyawan wanita, membuat suasana aula perusahaan menjadi seperti pasar. Mereka sedang membicarakan sosok CEO yang akan segera memperlihatkan wajahnya, dengan ilustrasi memiliki wajah tampan, tubuh yang kekar dan usianya masih begitu muda. Perusahaan yang baru berdiri lima tahun, bisa berkembang pesat bahkan menjadi perusahaan besar seperti saat ini. Siapa yang tidak mengaguminya, akan tetapi tidak bagi seorang wanita yang sampai saat ini masih begitu tenang dan lebih memilih fokus pada berkas yang ia bawa.

"Perhatiam semuanya!" Suara pembawa acara sudah terdengar, mengarahkan semuanya untuk tenang.

"Mari kita sambut, CEO dari perusahaan Goldprez. Tuan Ansel Arsalaan!!"

Suasana yang hening tiba-tiba saja berubah menjadi gemuruh, ketika seorang laki-laki dengan begitu gagahnya berjalan menaiki podium. Ansel memperkenalkan dirinya dengan mengeluarkan aura seorang pemimpin yang sangat dingin, namun membuat daya tarik yang cukup besar.

"Hei! Kamu yang menggunakan penutup kepala dan wajah!" Ansel menegur salah satu dari karyawan yang ada.

Kala itu, Era yang masih tetap fokus pada berkas yang berada di tangannya. Tidak menyadari jika dirinya telah pusat perhatian semua orang, karena hanya dirinya yang menggunakan cadar di sana.

"Hei!!" Suara Ansel berubah menjadi menakutkan.

Suara itu membuat para karyawan memisahkan diri dan membuat Era dalam posisi yang sangat terlihat, Linda pun memberikan cubitan pada lengan temannya itu.

"Aduh! Lin, kenapa cubit?" Era baru merespon.

"Itu itu lihat, kamu..." Lidna tidak dapat meneruskan ucapannya dan langsung mundur.

Karena orang yang berbicara di atas podium sebelumnya, kini sudah berada dihadapannya. Semakin terasa aura yang menakutkan kala itu.

Takh!

"Aduh!" Era kembali meringgis kala keningnya terkena sentilan yang cukup keras, sehingga meninggalkan bekas merah disana

Kala itu, Era baru menyadari keberadaan seseorang yang bertubuh tegap dan cukup membuatnya merinding. Kedua matanya menatap wajah pria tersebut, namun segera menundukkan kembali pandangannya.

"Ikut aku!!" Ansel berjalan meninggalkan aula.

Hal tersebut membuat Era menjadi terdiam, Linda segera menghampirinya. Keduanya saling bertatapan, dimana Era masih sangat kebingungan dengan apa yang barusan terjadi.

"Makanya, jadi orang itu jangan sibuk sendiri. Dasar wanita aneh." Cibiran mulai menerpa.

"Rasain, bau baunya bakalan ada yang kena hukuman ni."

Perlahan semua karyawan mulai meninggalkan aula, menyisahkan Era dan Linda yang masih terdiam ditempat.

"Siapa tadi, kamu tahu Lin?" Era menanyakan kepada Linda.

"What? Era! Kamu itu nyaman tidak love! Mampus kali ini, apes bener kamu. Itu pak Ansel, CEO kita." Geram Linda menjelaskan.

"Astaghfirullah!" Dengan penuh penyesalan.

Linda menepuk perlahan bahu Era, mereka berjalan bersama keluar dari aula. Hari yang sungguh penuh kejutan, berkas yang berada ditangan era adalah berkas laporan yang akan ia sampaikan kepada pimpinan perusahaan. Bermaksud untuk tidak ingin mengecewakan disaat persentase, namun kini ia harus berhadapan dengan alasan yanh sungguh membuatnya malu.

Terpopuler

Comments

Octa Febian Nii

Octa Febian Nii

lagian aneh,udah ada pimpinan,malah sibuk sendri

2023-11-08

1

lihat semua
Episodes
1 Awal pertemuan.
2 Hukuman.
3 Awal mula.
4 Melupakan sejenak.
5 Malam yang ceria.
6 Kemunculan pengganggu.
7 Semakin kacau
8 Melihatnya.
9 Visual karakter
10 Perasaan apa ini.
11 Mulai menunjukkan rasa.
12 Peristiwa tidak terduga.
13 Sambutan hangat.
14 Kerinduan.
15 Jangan pernah mengusik.
16 Merindukan.
17 Ungkapan hati.
18 Isi hati.
19 Panik.
20 Menemukanmu.
21 Sedikit Gangguan.
22 Menyingkirkan gangguan.
23 Kejutan.
24 Kejadian tidak di inginkan.
25 Pelindung.
26 Menjaga.
27 Malu atas kekonyolan.
28 Perlahan memahami.
29 Serangan.
30 Khawatir membawa berkah.
31 Mulai menunjukkan rasa.
32 Mulai mengetahui
33 Menjaga.
34 Rasa sakit yang tak terlihat.
35 Kerjasama.
36 Kekuatan.
37 Duka mendalam.
38 Hampir saja.
39 Keputusan.
40 Baba?
41 Firasat.
42 Kembar beraksi.
43 Penyatuan.
44 Menjadi Candu.
45 Panik.
46 Dua kabar berita.
47 Kehadiran keluarga.
48 Perkara rujak.
49 Bertemu wanita berbisa.
50 Mulai curiga.
51 Panther?
52 Perlahan mengetahui.
53 Penyusup.
54 Penculikan.
55 Mengetahui.
56 Awalan buruk.
57 Pertemuan besar.
58 Dia milikku!
59 Pertolongan.
60 Sadar.
61 Mencari Tahu.
62 Pengakuan.
63 Jangan...
64 Saling menerima.
65 Benarkah?
66 Bahagia kembali.
67 Pendekatan...
68 Mendekati hari kelahiran.
69 Panik.
70 Hal tak terduga.
71 Kebahagian.
72 Kembali Terluka.
73 Gangguan kecil.
74 Kembalinya sang misterius.
75 Seseorang dari masa lalu Ansel.
76 Haruskah?
77 Amarah yang meredam.
78 Keusilan sang penerus.
79 Si kembar.
80 Pengaruh si kembar
81 Perubahan Tama.
82 Arick.
83 Jatuh cinta.
84 Hari bahagia.
85 Pertemuan kembali.
86 Bahagia bertemu kembali.
87 Masa lalu belum usai.
88 Mulai menunjukkan.
89 Dia milikku.
90 Abi berulah.
91 Para pria posesif.
92 Mencari penawar.
93 Timbul masalah.
94 Aku mencintaimu.
95 Sah.
96 Keresahan.
97 Tidak!!
98 Maaf.
99 James?
100 Kebenaran.
101 Pertemuan pertama Abi.
102 Tertarik.
103 Pertolongan awal kedekatan.
104 Permintaan yang indah.
105 Akhir.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Awal pertemuan.
2
Hukuman.
3
Awal mula.
4
Melupakan sejenak.
5
Malam yang ceria.
6
Kemunculan pengganggu.
7
Semakin kacau
8
Melihatnya.
9
Visual karakter
10
Perasaan apa ini.
11
Mulai menunjukkan rasa.
12
Peristiwa tidak terduga.
13
Sambutan hangat.
14
Kerinduan.
15
Jangan pernah mengusik.
16
Merindukan.
17
Ungkapan hati.
18
Isi hati.
19
Panik.
20
Menemukanmu.
21
Sedikit Gangguan.
22
Menyingkirkan gangguan.
23
Kejutan.
24
Kejadian tidak di inginkan.
25
Pelindung.
26
Menjaga.
27
Malu atas kekonyolan.
28
Perlahan memahami.
29
Serangan.
30
Khawatir membawa berkah.
31
Mulai menunjukkan rasa.
32
Mulai mengetahui
33
Menjaga.
34
Rasa sakit yang tak terlihat.
35
Kerjasama.
36
Kekuatan.
37
Duka mendalam.
38
Hampir saja.
39
Keputusan.
40
Baba?
41
Firasat.
42
Kembar beraksi.
43
Penyatuan.
44
Menjadi Candu.
45
Panik.
46
Dua kabar berita.
47
Kehadiran keluarga.
48
Perkara rujak.
49
Bertemu wanita berbisa.
50
Mulai curiga.
51
Panther?
52
Perlahan mengetahui.
53
Penyusup.
54
Penculikan.
55
Mengetahui.
56
Awalan buruk.
57
Pertemuan besar.
58
Dia milikku!
59
Pertolongan.
60
Sadar.
61
Mencari Tahu.
62
Pengakuan.
63
Jangan...
64
Saling menerima.
65
Benarkah?
66
Bahagia kembali.
67
Pendekatan...
68
Mendekati hari kelahiran.
69
Panik.
70
Hal tak terduga.
71
Kebahagian.
72
Kembali Terluka.
73
Gangguan kecil.
74
Kembalinya sang misterius.
75
Seseorang dari masa lalu Ansel.
76
Haruskah?
77
Amarah yang meredam.
78
Keusilan sang penerus.
79
Si kembar.
80
Pengaruh si kembar
81
Perubahan Tama.
82
Arick.
83
Jatuh cinta.
84
Hari bahagia.
85
Pertemuan kembali.
86
Bahagia bertemu kembali.
87
Masa lalu belum usai.
88
Mulai menunjukkan.
89
Dia milikku.
90
Abi berulah.
91
Para pria posesif.
92
Mencari penawar.
93
Timbul masalah.
94
Aku mencintaimu.
95
Sah.
96
Keresahan.
97
Tidak!!
98
Maaf.
99
James?
100
Kebenaran.
101
Pertemuan pertama Abi.
102
Tertarik.
103
Pertolongan awal kedekatan.
104
Permintaan yang indah.
105
Akhir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!