Berbalik Arah

Hari libur pun tiba, sesuai dengan rencana Chandra dan yang lainnya untuk berkumpul telah terealisasikan. Hari Sabtu siang ini mereka akan bertemu di sebuah mall. Semuanya sudah berkumpul di mall tersebut, hal yang pertama mereka lakukan adalah menonton bioskop.

Setelah hampir dua jam berada di bioskop, kini mereka melanjutkan untuk mampir ke salah satu cafe yang ada di mall tersebut. Mereka masuk ke dalam cafe tersebut bersama-sama. Ada Sagara, Marvin, Langit, Chandra, Vesha dan juga Shena.

Ya, Vesha sengana mengajak Shena karena ia tidak ingin Bryan curiga kalau hanya dirinya saja yang berkumpul dengan Sagara dan ketiga sahabatnya.

Mereka sudah memesan beberapa makanan. Namun tiba-tiba saja Chandra dan Marvin harus menemui sepupu Marvin yang memiliki cafe and resto tempat mereka berkumpul saat kuliah dulu.

"Kami tidak akan lama, aku hanya menyerahkan proposal ini saja. Kalian tunggu disini dulu saja!" pinta Chandra.

"Hmm, baiklah. Cepatlah kembali, karena kamu juga sudah pesan makanan!" jawab Sagara.

Chandra dan Marvin hanya mengangguk. Namun Shena ternyata juga ada sesuatu yang ingin dibeli setelah ia menerima pesan dari sang mama.

"Aduh, Sah! Aku harus ke lantai bawah lagi, Mommy baru saja hubungi aku dia mau titip aksesoris." Shena menunjukkan layar ponselnya agar Vesha dapat melihat pesan dari mamannya.

Vesha menghela nafasnya pelan. "Ya, sudah. Jangan lama-lama!" ucap Vesha.

"Iya,"

Shena pun segera keluar dari cafe tersebut. Tinggalah Sagara, Vesha dan Langit. Mereka terlibat obrolan ringan, hingga akhirnya Langit izin ke toilet.

Dalam kursi itu hanya tinggal Vesha dan Sagara. Terlihat kecanggungan diantara keduanya, namun Sagara dan Vesha saling berusaha untuk tetap saling mencairkan suasana.

Hingga akhirnya seorang wanita datang menghampiri keduanya dan memaki Vesha.

Sementara itu, Chandra dan Marvin sudah bertemu dengan si pemilik Cafe yang akan menjadi klien Chandra.

"Saya sudah tahu tentang anda dari Marvin. Sepertinya anda tidak perlu mengajukan proposal itu pada saya. Karena saya memang sudah berminat untuk bekerjasama dengan anda, Tuan Chandra." ucap orang itu.

Chandra dan Marvin tersenyum lega. Chandra benar-benar sangat bersyukur karena sudah mendapatkan satu klien di Jakarta.

"Entah saya harus mengatakan apa pada anda Tuan Roy. Tapi saya sangat berterima kasih sekali kepada anda, karena mau bekerjasama dengan perusahaan kecil yang baru saya bangun ini," jawab Chandra seraya tersenyum.

Roy pun tersenyum, dan menatap bangga pada sosok Chandra yang masih muda sudah mampu mendirikan perusahaan kecil dan begitu bekerja keras.

"Jadi kapan kita akan mulai tanda tangan untuk kerjasama usaha kita?" tanya Roy.

"Ah, ya. Ini surat kontraknya. Silakan dibaca terlebih dahulu!" Chandra menyerahkan sebuah map tersebut pada Roy.

"Tidak perlu! Aku percaya denganmu. Aku harus tanda tangan disini kan?" tanya Roy.

"Iya, Tuan."

Roy pun langsung membubuhkan tanda tangannya di surat kontrak kerjasama kedua belah pihak.

"Jangan panggil aku Tuan, panggil saja Roy!" ucap Roy sambil menyerahkan berkas tersebut.

Chandra pun tersenyum. "Baiklah, kalau begitu panggil saya Chandra saja."

Setelah itu Chandra pun juga membubuhkan tanda tangannya. Ketiganya pun kembali terlibat obrolan kecil, sampai Chandra dan Marvin lupa kalau mereka sedang berkumpul dengan para sahabat.

Tanpa sengaja Marvin melihat Shena yang sedang berjalan, saat itu juga Marvin menepuk keningnya.

"Astaga, aku hampir lupa!" gumamnya pelan.

"Kamu kenapa, Vin?" tanya Roy.

Marvin pun langsung menoleh ke arah Roy dan Chandra.

"Chan, sebaiknya kita kembali ke lantai 3. Mereka pasti sudah menunggu kita," ujar Marvin mengingatkan kembali Chandra.

"Astaghfirullah, iya. Aku hampir lupa, Vin." sahut Chandra.

"Maafkan kami yang harus menyudahi pertemuan kita hari ini, Roy. Aku lupa kalau kami tadi datang bersama teman-teman," ucap Chandra yang merasa tidak enak pada Roy.

"Oh, baiklah. Next kita kumpul bersama," jawab Roy.

Mereka pun saling berjabat tangan. "Senang bisa bekerjasama dengan kamu, Roy." ucap Chandra sebelum ia meninggalkan Roy.

Roy tersenyum sambil menepuk pundak Chandra. "Sama-sama, Bro. Semoga sukses untuk kedepannya," jawab semangat Roy.

Marvin dan Chandra pun segera meninggalkan Roy sendirian. Mereka berjalan sedikit tergesah, dari jarak cukup jauh Shena dapat melihat kedua pria itu berjalan dengan cepat. Wanita itu pun bergegas dan mengejar keduanya.

"Marvin, Chandra!" ucap Shena dengan suara kencang.

Kedua pria itu pun menghentikan langkahnya dan menoleh. Shena pun setengah berlari menghampiri keduanya.

"Kalian sudah selesai?" tanya Shena.

"Sudah," jawab Chandra singkat.

Chandra masih merasa agak canggung jika bertemu dengan Shena. Mengingat gadis itu sangat jutek dan galak. Tidak ada obrolan diantara mereka, namun sesekali Marvin melirik Shena dan mencoba mendekat ke gadis itu.

"Kau dari mana?" tanya Marvin berbasa basi, karena sejak tadi hanya diam saja.

Shena melirik sekilas. "Toko aksesoris," jawab Shena.

Marvin hanya ber oh ria saja, mereka pun sudah tiba di lantai dimana cafe yang ada Sagara, Vesha dan Langit. Namun ketiganya dibuat bingung saat melihat hampir semua pengunjung mengerumuni cafe tersebut.

"Ada apa?" tanya Marvin.

Shena dan Chandra hanya mengangkat kedua bahunya. Akhirnya mereka pun memutuskan masuk ke dalam, dan betapa terkejutnya mereka saat melihat seorang gadis sedang memaki Vesha. Ketiganya pun tidak sengaja melihat Langit, dan langsung mereka menghampiri pria itu yang baru saja keluar dari toilet.

"Siapa wanita itu?" tanya Marvin.

Langit menggeleng bingung. "Aku pun juga tidak tahu," jawabnya.

Shena yang tidak terima sahabatnya dipermalukan di depan umum pun segera menghampiri wanita itu. Amarah semakin memuncak saat wanita itu merendahkan Vesha.

"Dasar cewek murahan!" teriak wanita itu.

Shena langsung menarik tangan wanita itu yang masih membelakanginya. Tangan Shena sudah hampir menyentuh wajah wanita itu, namun dengan cepat Vesha mencegahnya. Shena menarik tangannya dengan kasar.

"Beruntung kamu karena Vesha melarangku memukul wajahmu itu, jika tidak wajah cantikmu itu bisa hancur di tanganku!" Shena menunjuk wajah wanita itu dengan aura kemarahan.

Wanita itu nampak sedikit gemetar karena takut. Ia melirik ke kanan kirinya, ternyata teman-temannya tidak ada di cafe itu. Chandra memicingkan matanya saat mengetahui siapa wanita itu.

Lalu Chandra maju dan berdiri tepat di sebelah Shena. "Kau," Chandra menunjuk wajah itu dengan telunjuknya.

Shena menoleh ke arah Chandra. "Kamu mengenalnya, Chan?" selidik Shena dengan mimik wajah sinis.

"Tidak. Tapi aku tahu wanita ini sedikit sombong," jawab Chandra dengan tatapan yang tidak lepas dari wanita itu.

Chandra sedikit memajukan tubuhnya, sehingga wanita itu memundurkan langkahnya.

"Apa masalahmu dengan temanku, Nona? Kenapa kamu mencari keributan di tempat umum, tidak bisakah kau bicarakan semuanya dengan baik-baik?" tanya Chandra dengan ekspresi wajah datar dan terkesan dingin.

Wanita itu pun memberanikan diri mendongakkan kepalanya dengan gaya angkuh.

"Oh, jadi wanita murahan ini temanmu?" tanya wanita itu yang tak lain adalah Gricella.

Chandra langsung menekan kedua pipi Gricella, hingga membuat wanita itu merasa kesakitan. Membuat Shena dan yang lainnya tidak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh Chandra. Bahkan Vesha langsung membekap mulutnya dengan kedua tangannya.

"Jangan sembarang berucap, Nona! Aku tidak suka temanku dihina seperti itu, terlebih oleh wanita sombong seperti anda. Kau tidak mengenalnya dengan baik, jadi tidak perlu menilainya dengan pandanganmu yang buruk itu terhadapnya."

Chandra melepaskan cengkramannya pada pipi Gricella. Namun sepertinya Gricella sangat tidak tahu malu.

"Lalu, pandangan seperti apa yang harus aku nilai untuknya? Sudah tahu dia punya kekasih, kenapa harus jalan dan berduaan bersama pria lain. Bukankah itu sama saja dengan murahan?" Gricella tertawa sinis sambil melipat kedua tangannya.

"Heh, jaga ucapan kamu!" bentak Shena.

Gricella hanya tersenyum sinis menanggapi pembelaan Shena untuk Vesha. Namun dalam sekejap Gricella memasang ekspresi tidak suka saat Chandra mulai memojokkan dirinya.

"Vesha tidak datang dengan pria itu saja," Chandra menunjuk ke arah Sagara.

"Tapi dia datang bersama kami," Chandra menunjuk dirinya dan yang lainnya juga.

"Tapi karena suatu hal, jadi kami keluar sebentar karena masih ada urusan yang lainnya. Kau hanya melihat Vesha berdua dengan Sagara setelah kami pergi. Tapi tidak melihatnya bersama kami," tambah Chandra.

Chandra melipat kedua tangannya di depan dada. Tatapannya masih begitu dingin pada Gricella.

"Aku tahu kamu pasti tidak akan percaya dengan ucapanku ini. Kau boleh tanyakan hal itu pada salah satu pegawai cafe ini. Silakan kau tanya, atau kau ingin melihat rekaman CCTV cafe ini, heoh?" tantang Chandra.

Tidak lama seorang penanggung jawab cafe itu pun datang dan menjelaskan apa yang dikatakan Chandra itu benar adanya.

Episodes
1 Kembalinya Chandra
2 Nyatanya Luka Itu Masih Terasa
3 Kenapa Begitu Sulit?
4 Berbalik Arah
5 Jurus Hasutan Gricella
6 Bertemu Lagi
7 Hampir Terkagum-kagum
8 Membujuk Ibu
9 Kedatangan Ibu
10 Ingatan Masa Lalu (1)
11 Ingatan Masa Lalu (2)
12 Pesan Untuk Marvin
13 Klien Tak Terduga
14 Rasa Syukur
15 Firasat Tidak Enak
16 Menjenguk
17 Marahnya Chandra
18 Rasa Aneh Yang Datang Kembali
19 Galau
20 Ternyata Salah
21 Awal Pendekatan
22 Sikap Dingin
23 Rasa Tidak Enak
24 Merindukannya
25 Gadis Batu
26 Rekrut Karyawan
27 Melihatmu
28 Pantai
29 Sikapmu Yang Membingungkan
30 Tidak Menyerah
31 Gricella Sakit?
32 Bentuk Perhatian
33 Bantuan Karina
34 Pertemuan Tidak Sengaja
35 Menikahlah Denganku
36 Ada Yang Cemburu
37 Bagian Dari Masa Lalu
38 Berpura-pura
39 Makan Bersama
40 Bubu
41 Ada Yang Panas Lagi
42 Bagai Dihantam Batu Besar
43 Tak Dianggap
44 Kebersamaan
45 Keberangkatan Chandra & Kedatangan Ben
46 Beda Keyakinan
47 Salahkah Jika Aku Cemburu?
48 Masalah Baru
49 Bertemu
50 Melepas Rindu
51 Bertemu Calon Besan
52 Mulai Beraksi
53 Penangkapan
54 Mengunjungi Khanza
55 Semua Gara-gara Devano
56 Sidang Keputusan
57 Mengikhlaskan Semuanya
58 Tidak Ada Kabar
59 Kejutan Untuk Gricella
60 Pertunangan
61 Musuh Lama
62 Pernikahan dan Perseteruan
63 Cacing Alaska
64 Rencana Dadakan
65 Keberangkatan Honeymoon
66 Bertemu Lagi (Devano & Jeanita)
67 Malam Indah
68 Curhat (Bryan)
69 Kembali Ke Tanah Air
70 3 kali 1 Sehari
71 Manjaaahhh
72 Rasa Sakit
73 Sup Krim
74 Hal Tak Terduga
75 Hal Tak Terduga (2)
76 Chandra Sakit
77 Satu Keluarga
78 Rumah Sakit
79 Pulang
80 Menyelasaikan Masalah
81 Salah Pengertian
82 Kabar Baik
83 Kumpul Bersama
84 Tingkatkan Kualitas Hidupmu
85 Kehebohan Chandra
86 Kemarahan Bunda Jeanita
87 Rumah Baru
88 Di Lamar Seorang Gadis?
89 Extra Part (Pria Licik)
90 Extra Part (Mencoba Berdamai)
91 Extra Part (Tamat Beneran Geys)
92 BONUS (Sisi Devano)
93 Novel Baru
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Kembalinya Chandra
2
Nyatanya Luka Itu Masih Terasa
3
Kenapa Begitu Sulit?
4
Berbalik Arah
5
Jurus Hasutan Gricella
6
Bertemu Lagi
7
Hampir Terkagum-kagum
8
Membujuk Ibu
9
Kedatangan Ibu
10
Ingatan Masa Lalu (1)
11
Ingatan Masa Lalu (2)
12
Pesan Untuk Marvin
13
Klien Tak Terduga
14
Rasa Syukur
15
Firasat Tidak Enak
16
Menjenguk
17
Marahnya Chandra
18
Rasa Aneh Yang Datang Kembali
19
Galau
20
Ternyata Salah
21
Awal Pendekatan
22
Sikap Dingin
23
Rasa Tidak Enak
24
Merindukannya
25
Gadis Batu
26
Rekrut Karyawan
27
Melihatmu
28
Pantai
29
Sikapmu Yang Membingungkan
30
Tidak Menyerah
31
Gricella Sakit?
32
Bentuk Perhatian
33
Bantuan Karina
34
Pertemuan Tidak Sengaja
35
Menikahlah Denganku
36
Ada Yang Cemburu
37
Bagian Dari Masa Lalu
38
Berpura-pura
39
Makan Bersama
40
Bubu
41
Ada Yang Panas Lagi
42
Bagai Dihantam Batu Besar
43
Tak Dianggap
44
Kebersamaan
45
Keberangkatan Chandra & Kedatangan Ben
46
Beda Keyakinan
47
Salahkah Jika Aku Cemburu?
48
Masalah Baru
49
Bertemu
50
Melepas Rindu
51
Bertemu Calon Besan
52
Mulai Beraksi
53
Penangkapan
54
Mengunjungi Khanza
55
Semua Gara-gara Devano
56
Sidang Keputusan
57
Mengikhlaskan Semuanya
58
Tidak Ada Kabar
59
Kejutan Untuk Gricella
60
Pertunangan
61
Musuh Lama
62
Pernikahan dan Perseteruan
63
Cacing Alaska
64
Rencana Dadakan
65
Keberangkatan Honeymoon
66
Bertemu Lagi (Devano & Jeanita)
67
Malam Indah
68
Curhat (Bryan)
69
Kembali Ke Tanah Air
70
3 kali 1 Sehari
71
Manjaaahhh
72
Rasa Sakit
73
Sup Krim
74
Hal Tak Terduga
75
Hal Tak Terduga (2)
76
Chandra Sakit
77
Satu Keluarga
78
Rumah Sakit
79
Pulang
80
Menyelasaikan Masalah
81
Salah Pengertian
82
Kabar Baik
83
Kumpul Bersama
84
Tingkatkan Kualitas Hidupmu
85
Kehebohan Chandra
86
Kemarahan Bunda Jeanita
87
Rumah Baru
88
Di Lamar Seorang Gadis?
89
Extra Part (Pria Licik)
90
Extra Part (Mencoba Berdamai)
91
Extra Part (Tamat Beneran Geys)
92
BONUS (Sisi Devano)
93
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!