Bertahan...

"Bau enak apa ini...🤤🤤" Pikir Tobia masih setengah bermimpi....

Masih dengan posisi tengkurap seperti saat ia mulai tidur, masih dengan mata terpejam Tobia meregangkan otot-otot diseluruh tubuhnya. Sambil berusaha mengumpulkan nyawa, pelan-pelan Tobia membuka mata melirik ke arah jendela. Lalu melihat jam di tangannya.

"Bangun Mas... Sudah siang..." kata Mada lembut. namun tak disangka itu malah sangat mengejutkan Tobia.

"Sejak kapan kamu disini?" 🤨🤨 jawab Tobia sambil dusuk diranjang karena sangat kaget. Lalu berusaha meraih selimut untuk menutupi pantatnya, karena ternyata ia hanya mengenakan celana kolor yang sangat pendek. Mungkin karena cuaca panas. Tidak biasanya Tobia tidur hanya mengenakan celana yang sangat pendek.

"Aku barusan masuk kok. Aku bawa camilan kesukaan kamu. Molen isi ketan dan molen isi pisang dan molen isi tape."

"Kamu keluar dulu gih... Aku mau mandi dulu."

"Hmmm..oke.. Aku tunggu di meja makan ya... Cepetan ya Mas... Keburu dingin, nanti kurang enak." kata Mada sambil berbalik keluar kamar.

"Tobia... Cepetan bangun... Mada bawain kesukaan kamu itu..." Kata ibunya sambil masuk membawa baju bersih Tobia yang sudah dilipatnya.

"Ibu... Kok kasih dia masuk kamar sih...." kata Tobia seraya berbisik ada ibunya.

"Kenapa memang? Biasanya juga Mada yang bangunin kamu... Apa kamu lagi marahan?"🤭🤭

"Aku cuma pakai kolor begini Bu... Malu lah.."😮‍💨😮‍💨😮‍💨 jawabnya seraya memperlihatkan dirinya pada ibunya lalu bangkit menuju kamar mandi.

"Lah... Apa istimewanya kolormu itu? Dulu bahkan kalian telanjang, main hujan bertiga, mandi bertiga." kata ibunya masih datar sambil menata baju-baju Tobia dilemari.

"Itu kan dulu bu... Waktu masih kecil.." seru Tobia kembali melongok dari pintu kamar mandi yang belum ditutupnya sambil membawa sikat gigi ditangan kiri dan odol ditangan kanannya.

"Ah... Benar juga ya... Kalian sekarang sudah dewasa. Tapi tingkah kalian masih kekanakan. Maaf, ibu sering lupa kalau kalian sudah besar sekarang."😏😏😏 jawab bu Vriana sambil tersenyum-senyum di depan lemari baju anaknya.

"Ibu ngapain sih lama banget di kamar Mas Tobi.." Lais muncul.

"Ah, ini lagi rapihin baju-baju kakakmu."

"Ditungguin Ayah sama Mbak Mada di meja makan. Aku juga mau gabung kesana. Mbak Mada bawa makanan enak." seru Lais kembali ngeloyor pergi.

"Oke. Ibu meluncur... Tobia!! Cepetan ya.... Kita ngobrol di meja makan." seru bu Vriana sambil menyusul Lais.

"Ya!!" Tobia menyahut dari dalam kamar mandi.

Sementara itu obrolan kecil sudah tercipta di meja makan keluarga Karunggan.

"Ini beneran enak, perlukah paman kasih modal buat kamu buka usaha makanan ini? Kan bagus bisa kuliah sambil buka usaha."

"Lais mau mbak, jadiin karyawan. Kan bagus bisa kuliah sambil kerja."🤑🤑

"Ih... Bapak sama anak kok sepaket... Yang dipikir duiiit mulu." sahut Bu Vriana.

"Tapi itu ide bagus loh Tant. Kalau Paman bilang enak, berarti beneran enak. Bisa deh Paman, kita pikirin buka lapak. Ajarin harus mulai darimana ya."Mada terlihat bersemangat.

"Bagus... Nanti Paman kenalin kamu sama temen Paman yang sukses buka usaha minuman. Dia punya cabang dibeberapa tempat. Nanti kita belajar bareng dia."

"Usaha minuman Yah? Minuman apaan?" kata bu Vriana.

"Itu loh bu...minuman-minuman es kekinian... Yang sekarang baru marak di sepanjang jalan itu loh.."

"Yang semacam es teh jumbo, es boba, macam itu yah? Kata Lais.

"Oh... Yang itu ya... Denger-denger itu modal awalnya 5 jutaan yah... Sudah dapat resep dan tempat jualannya itu." kata Bu Vriana ikut bersemangat. "Modalin ibu juga dong Yah... Kita buka di depan rumah. Lumayan buat kesibukan ibu."

"Ibu masih merasa kurang sibuk? Udah ngurus rumah, ngurus dua anak bandel, eh... Tiga anak bandel. Masih kurang sibuk? Lha nanti arisan-arisan ibu gimana?" 🤪🤪🤪Pak David menggoda istrinya.

"Bener yah... Nanti temen-temen rempong ibu nggak bisa lagi ngajakin ibu buat hang out gimana?" Lais ikut menggoda ibunya.

"Nanti ngumpulnya kan malah pindah disini Is." Mada ikut juga membuat Bu Vriana tertawa.

"Kalian ini nggak ada yang mendukungku. Ibu juga pingin jadi wanita karier dong.." 😔😔😔seru Bu Vriana sambil tertawa kecil menanggapi candaan keluarganya.

"Nanti kapan ibu istirahatnya? Ngurus rumah sama arisan aja sudah repot. Nanti kalau Ibu kecapekan, terus sakit, siapa yang bakal ngurusin kita." Lais lagi-lagi membuat ibunya bangga.

"Nanti nggak ada waktu buat nobar drakor sama aku dong Tante."Mada menambahi.

"Nggak ada waktu buat nemenin aku juga dong sayang..." 😍😍😍Pak David ikut menambahkan.

"Terima kasih... Ternyata kalian sangat memperhatikan ibu... Ibu sangat beruntung hidup diantara kalian.Ibu sayaaaang kalian semua."🥺🥺🥺jawab Bu Vriana terharu.

"Wah... Korban drakor mulai melow Da..." pak David tertawa diikuti yang lainnya.

Canda Tawa renyah terdengar sampai ke kamar Tobia. Dengan cepat-cepat Tobia mandi. Perutnya yang sedari pagi belum sempat ia isi pun sudah keroncongan. Celana kerja sudah ia pakai dengan rapi.

"Duh... Dimana sih ibu taruh singlet ku." gumam Tobia sambil mencari-cari singlet bersih di lemarinya. Dan disaat itulah muncul Mada.

"Lama banget Mas... semua udah nungguin."

Tobia kaget karena Mada main langsung masuk tanpa permisi ataupun ketok pintu. Ia berusaha menutupi dada bidangnya dengan pintu lemari.

"Nggak bisa ketuk pintu apa? Keluar dulu. Nanti aku nyusul."

"Kenapa sembunyi?" yang diusir malah mendekat.

"Aish... Sana-sana... Aku belum pakai baju." Tobia mengibas-ibaskan tangan kirinya menyuruh Mada menjauh. Tapi dasar Mada nggak peka. Makin diusir malah makin mendekat.

"Waaah... Badan Mas bagus juga ya... Kupikir kamu gendut. Ternyata waaah..." 🧐🧐🧐🧐🧐Mada bukannya menjauh malah berusaha menari Tobia dari balik pintu lemari.

"Apaan sih kamu... Apa sih isi otakmu?"🤯🤯

"Aset bagus buat promosi. Cewek-cewek pasti meleleh melihat ini... Harus diabadikan momen ini." kata magda sambil merogoh hp dari sakunya. Lalu berusaha menyalakan kamera.

"Eh...mau ngapain? Matiin nggak? Taruh!! Cepetan." setu Tobia sambil mendekati Mada dan berusaha merebut hp Mada.

Mada yang berusaha mengelak terdorong tubuh Tobia dan setengah badan keduanya jatuh di ranjang tidur Tobia. Tubuh mereka tepat berhimpitan. Mada merasakan nafas Tobia tepat di wajahnya. Mada yang tertindih tubuh Tobia hanya bisa terdiam dengan jantung yang semakin tidak beraturan. Anehnya Mada malah memejamkan mata. tangan kirinya yang tadi reflek memeluk pinggang telanjang Tobia malah makin erat memeluk.

Tobia memandang lekat wajah Mada sesaat. Lalu tersadar dan berusaha bangkit. Ia gunakan kedua tangannya untuk bangkit. Hp Mada sudah berhasil ia rebut. Tobia duduk diranjang sambil mematikan kamera Mada.

"Bangun... Ngapain kamu merem- merem gitu." kata Tobia yang melihat Mada masih terbaring setengah badan disampingnya.

Mada bangun dengan linglung dan salah tingkah.

"Ha-pe ku.." katanya sambil menyodorkan tangan.

"Jangan gitu lagi. Atau nanti akau akan..."

"Akan apa?" tanya Mada yang masih duduk disamping Tobia.

"Aku laki-laki normal... Kalau kamu maksa masuk kamarku lagi, aku bisa saja kilaf." kata Tobia sambil bangkit kembali mencari singletnya.

"Kalau normal kok nggak punya pacar? Besok aku kenalin ke temen-temen cewekku ya mas... Kalau ada yang kamu suka, jadiin dia pacar." kata Mada tanpa dosa.

Tobia memakai singlet yang dia temukan lalu berbalik segera mendekati Mada. Dekat sekali wajah Tobia hampir menempelkan bibirnya ke bibir Mada.

"Kubungkam lagi mulutmu dengan cara ini lagi... Kamu mau?" bisiknya tegas dengan mata menatap tajam.

Raut wajah Mada berubah seketika, teringat yang mereka lakukan sewaktu dirumah sakit.

"Aku sudah punya pacar Mas,,, tapi aku juga pingin kamu punya pacar." jawab Mada pelan.

"Kamu beneran pingin Mas cium biar bisa diem?" Tobia semakin mendekat membuat Mada salah tingkah.

"Ah...oke-oke... Aku nyerah. Pokonya cepetan pakai baju. Sudah ditunggu yang lain di meja makan." kata Mada sambil mendorong tubuh Tobia untuk menjauh.

Tobia tertegun sejenak dengan kelakuan Mada. Ia tak habis pikir akan menghadai Mada dengan cara apa.

"Ah... Aku ini kakak yang memang harus menjaganya. Bukan memiliki atau menyakitinya. Tapi dia bilang tubuhku keren... Apa bener, cewek-cewek akan menyukainya? Sepertinya aku kurang olahraga." gumamnya di depan kaca sambil mengenakan baju seragam kerjanya.

.................

Sementara Tobia dan keluarganya berkumpul menikmati makan siang, kita ke rumah sakit bersama dokter Harun...

Dokter Harun sedang berjalan di lobi, hampir sampai di kantornya,saat seseorang memanggil namanya.

"Harun!!" seseorang memanggil .

"Eh, papa... Ada apa kesini?"

"Papa tadi bertemu dengan Kepala rumah sakit. Ada yang harus dibicarakan. Lalu papa ingat kamu dan berniat mampir sebentar."

"Kita bicara diruanganku aja Pa. Mari masuk." kata dokter Harun sambil membukakan pintu untuk Papanya itu.

"Loh... Ada tamu kamu ternyata." kata Papanya setelah melihat ada seorang wanita cantik duduk di ruangan dokter Harun juga mengenakan baju dokter.

"Selamat siang, Om." sapa si dokter cantik sambil mengangguk dengan sopan.

"Ya.. Bagaimana kabarmu... Wah.... Makin seger ya kamu." kata pak Willy, papanya dokter Harun.

"Kabar baik, om... Bagaimana Om dan keluarga? Sehat semua kan?" dokter cantik berbicara dengan nada lembut dan senyum ramah selalu merekah diwajahnya membuatnya semakin tampak cantik bersinar.

" Apa kabar, Harun." sapanya kemudian pada dokter Harun.

"Keluarga Om selalu baik-baik saja. Seperti yang kamu tahu.... Sehat adalah semboyan utama keluarga kami." jawab pak Willy dengan tawa renyah khas bapak-bapak.

"Kapan kamu sampai?" tanya dokter Harun setelah menjabat tangan dokter Auristela. Namanya aja indah. Auristela artinya bintang emas.(*kata mbah google).

Nama yang sangat cocok dengan wajah dan sifat baik dari dokter cantik ini. Sedangkan Harun artinya Pembawa terang. Sepertinya akan cocok jika dokter harun berpasangan dengan dokter Auristela.

"Kemarin aku sudah disini sebentar melaporkan beberapa hal. Tapi katanya kamu sedang ada urusan diluar. Jadi aku belum menyapa." jawab dokter Stela.

"Rumah sakit ini akan semakin sigap menangani pasien dengan adanya kalian disini. Akan Om bantu mendatang kan banyak peralatan medis yang canghih agar rumah sakit ini semakin berkembang." kata pak willy yang merupakan manajer pemasaran di rumah sakit pusat.

"Tidak ada yang mustahil Om.." kata dokter Stela.

"Baiklah...Om hanya mampir sebentar menengok putra Om. Selangkan waktu untuk main kerumah Om. Tante pasti senang menerimamu berkunjung."

"Baik Om. Terima kasih. Saya akan datang."

"Ok. Om pamit dulu. Baik-baiklah kalian. Bekerja sama dan kompak ya majukan rumah sakit ini."

"Siap Om... Hati-hati di jalan."

"Kamu tidak perlu mengantarku keluar. Temani saja Stela. Ajak dia makan siang." kata pak Willy ke putranya.

"Hati-hati Pa.."

Pak willy pergi setelah menepuk bahu putranya dan melambaikan tangan pada dokter Stela.

"Kamu makin gagah." kata Dokter Stela kemudian setelah pak Willy pergi.

"Kamu makin bersinar." balas dokter Harun.

Dokter Harun dan dokter Stela teman seangkatan sewaktu kuliah. Mereka berteman sangat dekat. Banyak yang mengira mereka berpacaran. Namun entah kenapa keduanya sampai sekarang masih sama-sama canggung dan memilih menjomblo.

"Kita makan siang diluar?" kata Dokter Harun.

"Boleh. Yuk!"

"Soto Babat mau?"

"Boleh."

Keduanya keluar untuk makan siang bersama. Dokter Harun mengajak dokter Stela makan di tempat yang ditunjukkan Mada dan Tobia.

Dokter Stela memiliki kepribadian baik dan bisa melahap makanan apa saja tanpa pilih-pilih. Jadi dia bisa masuk dalam pertemanan apapun tanpa membeda-bedakan seseorang.

.................

Kita kembali ke Mada yang malah bertengkar dengan Tobia di jalan saat Mada nebeng Tobia hendak kerumah sakit.

"Sebagai kakakmu, aku sarankan jangan jadi murahan walaupun kamu sangat menyukainya. Jangan sekali-kali kamu nyamperin dia duluan. Kamu ini perempuan. Jual mahal dikit dong." Tobia ngomel.

"Dia kan sibuk. Maksudku aku nebeng kamu sekalian. Biar dia nggak perlu menjemput aku." Mada membela diri.

"Biarkan dia berusaha mencari kamu, bahkan sampai keujung dunia. Ya ampun... Susah banget sih kamu di kasih tau."

"Cinta Mas... Aku beneran jatuh cinta sama dia. Dia tuh gentle banget."😚😚😚

"Kalau dia memang ...apa tadi kamu bilang dia gentle... Makanya suruh dia yang jemput kamu. biar dia yang cari-cari kamu."

"Ikhlas nggak sih ditebengin? Apa Mas Tobi cemburu ya karena aku punya pacar dan kamu enggak?"Mada malah makin ngeyel.

"Terserah apa yang kamu pikirkan. Kalau aku tahu kamu ikug cuma karena mau ketemu dokter Harun, nggak akan aku kasih ijin."😮‍💨😮‍💨😮‍💨😮‍💨

"Loh..loh... Kok belok sini? Mau kemana? Nanti kamu terlambat loh Mas." seru Mada saat tahu Tobia membelokkan mobil ke jalan yang tidak seharusnya.

"Diem kamu. Jangan ngelawan. Kakakmu ini cuma mau kamu jangan jadi wanita murahan."

"Apa? Murahan? Kasar banget kamu Mas?"😪😪😪

"Ya memang begitu kok. Wanita nyamperin laki-laki duluan. Padahal baru sehari pacaran. Apa itu kalau bukan murahan?"

"Mas Tobi keterlaluan kamu. Okelah, turunin aja aku disini. Aku nggak akan minta bareng kamu lagi. Dasar nggak normal."😤😤😤😤

"Nggak normal???!"😡😡😡Tobia terlihat sangat geram.

"Laki-laki yang nggak pernah suka perempuan apa itu namanya kalau bukan nggak normal??!!!"

"Kamu turun disini. Mulai sekarang, jangan nebeng-nebeng lagi. Suruh pacar kamu itu huat jemput dan antar kemanapun kamu mau. Jangan bikin repot aku lagi." kata Tobia sambil meminggirkan mobilnya di depan sebuah pasar.

"Oke!!!! Fine.!!! Jadi selama ini aku selalu bikin kamu repot? Memang aku pernah minta? Kamu sendiri yang selalu ngintil kemana saja aku pergi. Kamu bilang bertanggungjawab melindungi akau menjaga aku. Mana, mbelgedes semua!!!" Mada makin menjadi.

Mada turun dari mobil dan menutup pintu mobil Tobia dengan membantingnya dengan keras. Tobia yang sudah marah menjadi semakin marah.

"iiih!!! Dasar laki-laki abnormal. Bawel!! Nyebeliiiin!!!! Bisa-bisanya ngatain murahan. Awas nanti!!!". Seru Mada seorang diri setelah Tobia berlalu.

"Dimana aku ini? Sembarangan dia nurunin aku! Tega!!!" Mada masih ngomel-ngomel sendiri sambil celingak-celinguk.

"Oh.. Ini pasar kakek dan Nenek. Ternyat dia nuruninnya nggak sembarangan." kata Mada kemudian berlari mencari kios kakek dan neneknya.

Sementara itu di mobil...

"Hauffft!!!! Dasar wanita gila!!! Sinting dia..."👹👹👹 gumam Tobia masih kesal.

"Mentang-mentang punya pacar baru, susah banget dikasih tahu. Kalu diselingkuhi lagi kayak kemarin, baru tahu rasa tuh anak." 🤬🤬Tobia benar-benar geram dengan tingkah Mada.

"Aku harus ngunyah sesuatu untuk melampiaskan." kata tobia lalu melirik jam ditangannya.

"Masih ada waktu sedikit." gumamnya lagi.

Tobia memacu mobilnya sedikit lebih kencang sambil sesekali melampiaskan kemarahannya dengan memukul pelan kemudinya.

Tobia memarkir mobilnya di sebuah warung makan soto babat tempat dokter Harun dan dokter Stela makan siang. Tobia yang masih geram dibuat makin geram dengan apa yang dilihatnya.

"Itukan dokter Harun dan dokter Stela... Ngapain makan siang bersua saja." gumamnya samnil duduk setelah memesan makanan.

"Mereka tampak akrab dan dekat." Tobia lalu teringat kata perawat Riska sewaktu dokter Stela memeriksa tantenya Mada.

"Wah... Laki-laki ini tidak bisa dimengerti. Sudah jelas-jelas punya pacar cantik , kenapa malah pacaran sama Mada. Wah... Mada pasti ditipunya mentah-mentah ini..." gumam Tobia semakin kesal.

Tobia meraih hapenya berniat mengabari Mada tentang apa yang dilihatnya. Namun ia mengurungkan niatnya itu karena masih kesal.

"Biarin aja lah... Biar dia tahu rasa kalau nanti dia tahu sendiri.

...****************...

To be continue...

Terpopuler

Comments

『ꌚꉣꋫ꒓ꋫ꓅ꂑꌚ』ꇓꂑꋫꆂ ꁒꂑꁹꁍ 🅰️

『ꌚꉣꋫ꒓ꋫ꓅ꂑꌚ』ꇓꂑꋫꆂ ꁒꂑꁹꁍ 🅰️

generasi z/Facepalm//Facepalm/

2024-01-18

1

『ꌚꉣꋫ꒓ꋫ꓅ꂑꌚ』ꇓꂑꋫꆂ ꁒꂑꁹꁍ 🅰️

『ꌚꉣꋫ꒓ꋫ꓅ꂑꌚ』ꇓꂑꋫꆂ ꁒꂑꁹꁍ 🅰️

dasar iblis/Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-01-18

1

『ꌚꉣꋫ꒓ꋫ꓅ꂑꌚ』ꇓꂑꋫꆂ ꁒꂑꁹꁍ 🅰️

『ꌚꉣꋫ꒓ꋫ꓅ꂑꌚ』ꇓꂑꋫꆂ ꁒꂑꁹꁍ 🅰️

haruskah ibunya sepolos itu/Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-01-18

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!