Sekertaris Frans membawa Rania pulang ke rumah megah mewah itu, yang Rania anggap sebagai istana. Ketika mobil yang di naikkinya itu berhenti di sana, Rania masih bingung kenapa ia di bawa ke sana. Ia masih tidak sadar dengan posisinya saat ini, yang sudah sah menjadi istri tuan tajir.
"Kenapa anda membawa saya ke sini, sekertaris Frans?" Tanya Rania.
"Lalu saya harus membawa anda kemana?" Tanya balik sekertaris Frans.
"Anda bilang tadi akan mengantar saya pulang."
"Nona, mulai hari ini, anda sudah menjadi istri tuan Bagas. Bagaimana bisa anda berpikir akan pulang ke rumah anda sendiri. Detik ini juga, anda tinggal di rumah ini bersama tuan." Jelas sekertaris Frans yang menyadarkan status Rania saat ini.
Mungkin mulai detik ini juga, harga diriku akan semakin di injak-injak oleh pria sombong kejam yang tidak punya perasaan itu. Tapi, sedikitpun aku tidak akan membiarkan semuanya terjadi. Gumam Rania, ia tidak sadar jika sekertaris Frans sudah membukakan pintu dan memanggilnya beberapa kali untuk segera turun.
Pintu rumah yang Rania anggap istana itu terbuka lebar untuk menyambut kedatangannya. Karpet merah di gelar sepanjang halaman rumah menuju pintu masuk. Dua orang pengawal yang menjaga di depan pintu menundukan kepalanya sebagai sambutan ucapan selamat datang kepada Rania.
Apa-apaan ini. Mereka menyambut kedatanganku seolah-olah aku adalah putri dari tuan rumah ini. Padahal bisa saja aku di rendahkan lebih rendah dari posisi mereka saat ini.
Rania memberi senyuman hangat kepada mereka yang menyambut kedatangannya. Sekertaris Frans yang berjalan di belakang Rania mengantarnya sampai masuk ke ruang tamu. Kemudian sekertaris Frans mengedikkan bahunya ke Rania, memberi kode pada pelayan di sana untuk segera mengantarkan Rania beristirahat.
Seorang wanita mengantar Rania ke sebuah kamar.
"Ini kamar untukmu, nona." Ucap pelayan yang mengantar Rania masuk ke sebuah kamar.
Rania mengangguk pelan dan memberikan senyum kepada pelayan di hadapannya itu.
"Apa anda mau saya buatkan minuman hangat, nona?" Tawar sang pelayan.
"Tidak. Terima kasih."
"Ya sudah. Selamat beristirahat."
"Terima kasih." Rania berterima kasih pada sang pelayan itu.
Pelayan itu pergi meninggalkan Rania di sebuah kamar yang sangat mewah. Rania melihat ke sekelilingnya. Ruangan yang begitu besar, sehingga di sana terdapat dua AC. Tempat tidur yang luas, dan dua buah lemari besar. Rania tersenyum takjub. Ternyata begini, isi dari sebuah istana. Gumamnya.
******
Sekertaris Frans kembali ke sebuah pesta. Di sana ia mendapati majikannya sedang berdiri bersama wanita cantik yang tiada henti menggoda tuan tajir yang mempunyai wajah tampan itu. Ketika mobil yang di kemudi sekertaris Frans berhenti, Bagas mengajak wanita yang sedang menggodanya itu untuk menaiki mobil itu.
"Cepat jalan." Suruh Bagas pada sekertaris Frans.
"Kemana tuan?" Tanya sekertaris Frans melirik kaca spion melihat ke jok belakang.
"Jalan saja."
"Baik, tuan." Sekertaris Frans menurut apa saja yang di perintahkan majikannya ini.
Sekertaris Frans merasa tidak nyaman dengan wanita yang duduk di kursi belakang, yang terus menggoda majikannya itu. Sesekali ia melirik ke spion untuk melihat reaksi majikannya ini, apakah ia akan melayani wanita itu, ketika statusnya sudah beristri. Tapi sekertaris Frans merasa lega, sedikitpun majikannya ini tidak tergoda oleh wanita itu, walaupun sejak dulu ia memang tidak pernah tergoda oleh wanita manapun.
Tiba-tiba Bagas menyuruh sekertaris Frans untuk berhenti di sebuah Mall yang buka 24 jam. Sekertaris Frans menurut saja. Kemudian mereka turun dan memasuki Mall. Sampai di dalam, Bagas menyuruh wanita ini untuk mengambil semua baju yang di inginkannya. Sekertaris Frans yang berjalan di belakangnya merasa terkejut dengan apa yang di lakukan majikannya itu. Dengan sangat senang, wanita itu segera mengambil banyak baju mahal dan mewah.
Tuan Bagas ini memang aneh, waktu malam pertama untuk pernikahannya dengan istrinya, malah ia gunakan untuk pergi dan membelanjai wanita lain. Gumam sekertaris Frans.
Setelah wanita itu mengambil banyak baju yang ia pilih, Bagas langsung membayarnya ke kasir dengan kartu kredit miliknya. Dan mereka kembali ke mobil. Wanita yang duduk di samping Bagas terlihat sangat bahagia. Ia merasa, bahwa dirinya adalah satu-satunya wanita yang paling beruntung, di ajak shopping ke Mall oleh tuan tajir melintir dan tampan ini. Sekertaris Frans kembali menjalankan mobilnya. 100 meter berlalu, Bagas meminta sekertaris Frans untuk berhenti.
"Sekarang kau boleh turun." Kata Bagas pada wanita yang di sampingnya.
"Apa?" Tanya wanita yang duduk di sebelahnya itu merasa bingung.
"Apa kau tidak dengar. Sekarang juga kau turun." Ucap Bagas dengan nada tinggi, membuat wanita itu sontak kaget ketika mendengarnya.
Wanita itu langsung turun dari mobil. Kemudian Bagas meminta sekertaris Frans untuk segera menjalankan mobilnya kembali. Lagi-lagi seorang wanita di buat kesal oleh Bagas, yang membuatnya menghentakkan kaki dengan keras di atas bumi.
Sekertaris Frans yang menyaksikannya juga di buat bingung oleh majikannya itu. Lalu untuk apa dia mengajak wanita itu pergi shopping bersamanya.
Mereka sampai di depan rumah yang halamannya di gelari karpet merah. Bagas langsung turun dan masuk ke dalam rumah. Meminta beberapa pelayan untuk mengambil belanjaannya tadi di dalam mobil. Bagas mulai menaikki tangga menuju kamarnya. Ia sangat terkejut ketika membuka kamarnya, mendapati seorang gadis yang tidur di atas karpet. Di lantai bawah, depan tempat tidurnya. Ia ingin sekali tertawa lebih keras, tapi ia juga tidak mau mengganggu tidur lelap gadis itu.
Dasar gadis bodoh, kampungan. Sudah di beri kamar yang tempat tidurnya jauh lebih mahal dan mewah dari hotel bintang lima, masih saja ia sempat tidur di atas karpet. Begitu gumamnya yang juga memakinya. Namun bibirnya tetap saja menahan tawa oleh kelakuan istrinya itu.
Kedatangan dua orang pelayan menghentikan tawanya. Ia tidak mau, wibanya hilang di depan pelayannya.
"Maaf, tuan. Ini mau di taruh dimana?" Tanya salah satu pelayan yang membawa begitu banyak paper bag di tangannya.
"Taruh saja di sini." Suruh Bagas melirikan matanya ke bawah.
"Nanti saya yang akan membawanya ke dalam." Kata Bagas yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.
"Baik, tuan." Jawab dua pelayan itu dan menaruh banyak paper bag yang ia bawa.
Kemudian Bagas membawa beberapa paper bag itu ke dalam kamar, ia melemparkannya ke dekat lemari besar itu. Ia melakukannya berulang kali sampai semuanya paper bag di luar habis ia lemparkan. Setelah semuanya selesai. Ia menatap lekat gadis bodoh yang kini menjadi istrinya itu. Bagas tersenyum melihat gadis di hadapannya tidur meringkuk di atas karpet.
Sepertinya gadis bodoh ini kedinginan, ia memang tidak cocok berada di ruangan ber-AC. Dasar kampungan. Gumam dan makinya.
Bagas tidak mau membangunkan gadis itu untuk pindah tidur di atas kasur. Karena dia juga tidak mau jika harus tidur bersamanya. Bagas berjalan menuju lemari besar, kemudian ia membukanya dan mencari selimut. Setelah mendapatkannya, ia gunakan selimut itu untuk menyelimuti istrinya. Ternyata di balik sifatnya yang kejam, masih ada juga sisi baiknya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Julianti Hutajulu
orang sekaya bagas, punya istana megah, gak punya kartu kredit loh thor, yg ada master card
2022-09-17
1
Santi Sukmawati II
ehem.... awas ya kalo entar bucin
2022-04-09
1
Erna Fadhilah
mungkin cewek itu di suruh milih baju buat istrinya
2022-03-29
1