Setelah Hanif sadar, Hanif bangun dan mencari keberadaan teman-temannya, namun teman-temannya sudah tidak ada di tempat tersebut. Hanif kemudian pergi keluar dari tempat tersebut. Dia jalan kaki sambil menahan rasa laparnya dan terus memegangi perutnya. Di perjalanan, Hanif berfikir untuk pulang ke rumah, Sesampainya di rumah, Hanif langsung menuju ke dapur untuk mencari makanan, dia membuka tudung saji yang berisi, ayam goreng, sayur lodeh, sambel lamongan dan tempe goreng. Hanif kemudian mengambil nasi di rice cooker dan mengambil semua lauk pauknya untuk di makan, karena rasa laparnya, Hanif sampai menambah lagi makannya, ketika Hanif hendak memakan makanan yang kedua kalinya, Dini dan Rahmat datang menatap Hanif. Hanif terdiam sejenak, lalu melanjutkan makannya. Rahmat yang melihat Hanif sudah pulang, kemudian menghampirinya dan memeluknya, namun Hanif mendorong tubuh Rahmat hingga terjatuh, dan menaruh piring kotornya di tempat wash taffel, lalu pergi meninggalkan Rahmat dan juga Dini di dapur.
Hanif pergi ke dalam kamarnya dan tidur.
...******...
Keesokan paginya, Dini sedang menjemur pakaian, sedangkan Rahmat sedang bermain mobil-mobilan. Hanif yang baru bangun tidur, keluar rumah melihat mereka berdua, kemudian pergi begitu saja. Rahmat dan Dini hanya terdiam, dan melihat kepergian Hanif. Ketika jam 12 malam, Hanif pulang lagi, seperti biasa dia pulang dengan kondisi mabuk, Dini yang melihat kedatangan Hanif, lalu membantunya masuk ke dalam kamar Hanif. Setelah selesai membantu Hanif, Dini kemudian kembali ke tempat kamar Rahmat untuk istirahat juga.
...*****...
Pagi hari seperti biasa, Dini menyiapkan sarapan, Hanif yang baru baru keluar dari kamar, sudah berpakaian rapi, kemudian memakan sarapan yang dibuat oleh Dini. Dini kemudian bertanya pada Hanif tentang penampilan yang Hanif pakai pagi itu.
"Mas, kamu mau pergi kemana? Rapi sekali?" tanya Dini sembari menyuapi Rahmat.
"Bukan urusanmu! sudah, aku pergi!" sahut Hanif keluar dari rumah.
"Hemhh .. terserah kamu saja mas, yang penting, kamu masih mau pulang ke rumah. Aku sudah senang." batin Dini melihat kepergian Hanif.
...******...
Hanif yang keluar, ternyata mencari uang dengan cara instan lewat membeli nomer togel. Setelah Hanif memasang nomer togel tersebut, di sore harinya, Hanif di kabari oleh bandar nomer tersebut, kalau nomer Hanif yang benar, dan Hanif mendapatkan uang sebesar Rp 3.500.000,- . Hanif yang terkejut langsung mengambil uang tersebut dengan senang hati. Dia juga tidak memberi tahu tentang hal itu kepada Dini, karena uang tersebut akan digunakannya untuk berjudi lagi, tanpa memikirkan nafkah untuk Dini dan Rahmat.
"Hallo, iya .. apa? aku berhasil. iya iya aku akan segera kesana." ucap Hanif dalam telfon.
Hanif kemudian mengendap-endap keluar dan langsung pergi untuk menemui bandarnya.
Setelah mengambil uang.
"Wah, beruntung sekali aku hari ini, aku akan langsung ikut main dengan teman-temanku ah, lihat saja nanti, pasti aku yang akan menang." ucap Hanif dalam perjalanan menuju rumah temannya.
Ketika perjudian berlangsung, benar saja, Hanif menjadi pemenangnya dan berlagak sombong kepada teman-temannya. Ada salah satu teman yang tidak suka dengan keberhasilan Hanif, saat permainan kedua dimulai, dia sengaja menukar kartu Hanif secara diam-diam. Hanif yang tidak mengetahui kecurangan itu, hanya bermain dengan pede. Setelah permainan berakhir, Hanif terkejut karena uang sebesar Rp 2 .000.000,- yang telah dibuat sebagai taruhan, lenyap begitu saja, sekarang dia hanya memiliki uang Rp 1.500.000,- . Hanif pun mengundurkan diri dan pergi dari tempat tersebut.
"Yah, uangku tinggal segini, mana bisa aku berjudi lagi. ya sudahlah, besok aku akan memasang nomer togel lagi, semoga saja benar lagi." ucap Hanif di perjalanan pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Hanif yang lapar hendak mencari makanan di dapur, namun dia tidak menemukan apa-apa yang bisa untuk di makan, dia kemudian pergi mencari Dini yang sedang menidurkan Rahmat di dalam kamar.
"Dini! kenapa tidak ada makanan sedikitpun di dapur, apa hari ini kamu tidak masak?!" ucap Hanif di depan pintu kamar Rahmat.
"Sstttt mas, jangan keras-keras, Rahmat baru saja tidur, aku tadi sudah masak, tapi hanya sedikit mas, karena uangnya tidak ada." sahut Dini menoleh ke arah Hanif.
"Oh bagus, jadi kalau aku tidak memberi uang kepadamu, kamu sengaja masak sedikit, agar aku kelaparan gitu?!" tanya Hanif marah.
"Bukan mas, bukan begitu maksudku, aku hanya..." ucap Dini yang langsung di potong pembicaraannya oleh Hanif.
"Makanya kamu cari kerja?! jangan hanya mengandalkan aku saja. sudah! Aku mau cari makanan di luar saja." sahut Hanif berlalu pergi.
Dini kemudian berfikir sejenak, dia memikirkan bagaimana cara untuk bisa mendapatkan uang.
"Apa aku besok bekerja sabagai cuci baju saja ya. Ya besok aku akan menawarkan jasaku ke tetangga yang butuh bantuanku." batin Dini.
...*****...
Dini kemudian berjalan dengan Rahmat, untuk menawarkan jasa cuci bajunya kepada tetangga Dini, setelah Dini mendatangi beberapa rumah, sekitar tiga rumah ada yang butuh bantuan Dini, Dini tersenyum lebar, kemudian membawa pakaian kotor yang sudah tetangga tersebut berikan. Dini kemudian membiarkan Rahmat bermain di dekat dia, sedangkan dia mulai mencuci pakaian kotor yang dia terima dari tetangga.
"Kamu disini dulu ya nak, jangan jauh-jauh." ucap Dini mendudukan Rahmat di depan kamar mandi, supaya Dini masih bisa mengontrol kegiatan Rahmat.
Hanif yang baru pulang dari menyetorkan nomer togel ke bandar, mencari keberadaan Dini, setelah melihat Dini sedang mencuci baju milik orang lain, Hanif pun mengerti kalau Dini sedang bekerja. Hanif pun mencari kesempatan dengan keadaan tersebut.
"Wah, cepat sekali kamu bisa mendapatkan pekerjaan, nanti kalau kamu sudah bayaran, jangan lupa untuk membanginya juga denganku." ucap Hanif di depan pintu kamar mandi, sembari tersenyum sinis.
Dini hanya terdiam, dan melanjutkan pekerjaannya.
...*****...
Beberapa hari kemudian, Dini yang sedang menghitung uang hasil kerja kerasnya, tiba-tiba direbut oleh Hanif yang melihatnya.
*Mas, jangan diambil, aku membutuhkan uang tersebut." ucap Dini meminta uangnya kembali.
"Kamu, ambil saja yang ini." sahut Hanif memberikan uang sebesar Rp 100.000,- kepada Dini, kemudian pergi keluar.
Dini hanya bisa bersabar dan mengalah, tapi Dini tidak kehilangan akal, besok lagi, Dini akan menghitung separuh uangnya untuk mengelabuhi Hanif. Sedangkan Hanif yang mencari tahu tentang nomer togel yang dipasangnya gagal, menjadi sedikit kesal, tapi setelah melihat uang yang dia ambil dari Dini, dia tersenyum kembali.
"Hah sial, hari ini aku gagal, tapi tidak apa.. yang penting aku sudah mendapatkan uang dari Dini. hahaha Dini Sayang, yang giat ya kerjanya, supaya kamu bisa menghasilkan uang untukku terus . hihihi." batin Hanif di perjalanan pulang ke rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Siti Fara
Hai... Selamat membaca.. jangan lupa like, komen dan subscribe yah..
2023-09-17
0