Beberapa hal perlu dipikirkan lebih dari satu kali sebelum membuat keputusan.
Orang bijak menunggu sepuluh tahun untuk balas dendam.
Lun Li tiba-tiba menghentikan tangannya yang sedang mengetik diatas keyboard, dia menatap serius pada layar komputer yang menampilkan foto landscape kota eksotis dengan bangunan-bangunan yang indah, sebuah destinasi wisata yang sedang populer. Amalfi Coast, kota pesisir yang dikelilingi oleh tebing dengan pemandangan laut mediterania, 172 mil dari Roma dan tiga setengah jam perjalanan dengan mobil.
Awalnya Lun Li tidak begitu tertarik, namun setelah dia mendapatkan tiga kali telpon berturut-turut dari sales agency perjalanan wisata yang menawarkan rute perjalan yang sama, dia jadi kepikiran.
Kebetulan sekali dia memiliki banyak waktu luang, kemudian menyempatkan beberapa menit untuk mencari tahu di internet. Dan sebagai orang yang gampang sekali termakan oleh iklan, dia sudah menghabiskan waktu lebih dari setengah hari untuk online. Dimulai dari melihat foto-foto yang di upload di internet, kemudian membaca ulasan orang-orang yang sudah pernah berkunjung ke sana, dan sekarang dia sudah melakukan negosiasi dengan agen perjalanan.
Kemudian tidak butuh waktu lama baginya untuk membayar deposit karena tergiur oleh potongan lima persen yang ditawarkan. Lun Li langsung membooking satu paket perjalanan satu minggu yang dijadwalkan untuk dua bulan kemudian.
Lun Li yang sudah tidak sabar untuk liburan tersenyum cerah di depan layar komputer, sama sekali tidak mengetahui jika ada seseorang yang mengintipnya.
Amalfi Coast, tempat yang sempurna untuk bulan madu.
...
Jiang Ran menghabiskan sisa liburan musim panasnya dengan berada di rumah. Dan dia merasa bosan. Dia dia punya keinginan untuk menyusul kembali teman-temannya, tapi kedatangan Yu Jin dan ayahnya tempo hari menahan Jiang Ran untuk pergi. Dia berada di rumah untuk berjaga-jaga.
Sebelum semua ini terjadi, dia sudah menganggap Jiang Ran sebagai seorang teman, bahkan kakak. Tapi pertemanan yang dia kira tulus itu ternyata hanyalah sebuah kebohongan yang diciptakan untuk mengelabuinya. Wanita itu bersembunyi terlalu dalam, kemapuan aktingnya tanpa cela, 360 derajat sempurna.
Sebagai orang yang dilahirkan dan tumbuh di lingkungan kelas atas, sangat sulit untuk mempunyai teman yang benar-benar tidak tercemari oleh untung dan rugi. Yu Jin datang seperti angin baru, ketika semua orang di sekitarnya datang dengan maksud terselubung, Yu Jin berbeda. Dia tidak menginginkan imbalan dalam pertemanan mereka, Yu Jin tidak menggunakannya untuk mendekati kakaknya, tidak seperti kebanyakan wanita lain yang mendekatinya. Dia benar-benar berada di sisinya murni sebagai seorang teman... atau mungkin seperti itu yang dia lihat.
Mungkin jika bukan karena insiden kecelakaan yang hampir merenggut nyawa kakaknya, sampai saat ini dia tidak akan melihat wajah asli wanita itu dan memanggil wanita itu kakak ipar tanpa mengetahui jika dia telah membawa masuk harimau ke dalam rumah!
Sialan.
Dan seperti yang di harapkan, ketika disebutkan maka akan datang.
Jiang Ran berdecak tidak senang ketika melihat Yu Jin masuk bersama He Jun. Bagaimana ada orang yang bermuka tebal dan tidak tahu malu!
"He Jun apa maksudmu membawanya kemari?" Jiang Ran memberikan tatapan sengit kepada He Jun. Dibandingkan marah kepada Yu Jin, dia lebih marah lagi kepada He Jun. Apa yang ada di kepala pria itu sehingga membawa Yu Jin kemari.
"Ranran..." ucap Yu Jin lemah, tapi Jiang Ran memotongnya lebih dulu.
"Jangan memanggilku dengan mulut menjijikkan mu itu." kata Jiang Ran jijik. "Seseorang memang bermuka tebal."Jiang Ran mendengus, dia menghadang ke dua orang itu tapi dihentikan oleh Lun Li yang tiba-tiba memanggilnya.
"Jiang Ran."
Ketika mendengar suara lembut yang dibuat-buat yang membuat pendengarnya merinding, tiga orang, baik He Jun, Yu Jin dan Jiang Ran, mereka menoleh ke arah suara itu berasal.
Pada ujung tangga di lantai dua, Lun Li berdiri dan tersenyum kepada mereka. Lantas dia menuruni anak tangga satu demi satu dan berhenti di depan tiga orang itu.
"Dokter He Yiyi sudah menunggu anda di atas." ucapnya, namun kedua bola matanya tidak beralih dari wajah Yu Jin. Dia menatap wanita itu dengan senyum penuh arti.
Lun Li sudah memprediksi jika He Jun akan menjadi perantara diantara Jiang Yi dan Yu Jin. Dia menunggu dokter itu untuk datang bersama Yu Jin. Tidak menyangka jika mereka akan datang secepat ini. Tapi itu adalah sebuah pertanda bagus.
Yu Jin yang menerima tatapan penuh arti dari Lun Li, merasakan tengkuknya meremang. Merasa seolah-olah seekor ular merayap pada tubuhnya. "Nona Lun." ucapnya.
"Hmm." Lun Li terus tersenyum dan menatapnya. Kemudian dia melirik ke atas. Ada celah pada pintu yang tadi tertutup rapat kini. Senyum yang tersungging pada bibirnya kian melebar, lalu dia menarik Jiang Ran untuk ikut dengannya.
Ketika menoleh ke belakang dan mendapati Yu Jin mengikuti He Jun, Lun Li memuji mental Yu Jin yang sangat bagus. Dia bisa datang punggung tegak setelah apa yang terjadi hari itu. Ck, ck, ck, Lun Li menggelengkan kepala, benar kata Jiang Ran, seseorang memang bermuka tebal.
Lun Li membawa Jiang Ran ke rumah kaca.
"Kau ini bodoh ya? kau malah membantunya." Jiang Ran menggerutu, tidak habis pikir Lun Li membiarkan Yu Jin begitu saja.
Lun Li terus saja menyiram tanaman di depannya. "Kurasa Yiyi hilang ingatan."
"Apa?" Jiang Ran kaget, dia menatap Lun Li untuk meminta penjelasan.
"Kemarin dia tidak mengenali nona Yu." Lun Li sudah selesai menyiram, dia mengambil sekop dan memakai kaus tangan karet untuk berkebun lalu mulai menggemburkan tanah. Sejak beberapa bulan yang lalu dia punya hobi berkebun. Setiap kali ada waktu luang dia akan merawat tanaman di rumah kaca.
Mendengarkan Lun Li berbicara, dia sungguh ingin mempercayainya. Tapi dia tahu betul jika hal itu tidak benar, kakaknya sama sekali tidak amnesia.
"Mereka masih sepasang kekasih sebelum Yiyi kecelakaan. Tapi Yiyi tidak mengatakan apa pun tentang nona Yu, bukankah itu aneh?" lanjut Lun Li sambil memotong beberapa dahan yang tidak rapi.
"Heh, memangnya apa pentingnya wanita itu." Jiang Ran mencebik.
Lun Li tidak melanjutkan pembicaraan tentang hal itu. "Ambilkan pupuk yang ada di sana." dia menunjuk sekarung pupuk yang diletakkan di pojokan, kemarin dia meminta seseorang untuk membelinya.
"Kau pikir kau siapa, huh? seenaknya menyuruhku." cibir Jiang Ran, tapi walaupun dengan berat hati dia tetap melakukan apa yang diperintahkan.
Dari jendela lantai atas, terlihat dua orang terus bertengkar dan berkebun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Hasan
🤣🤣🤣dasar sableng juga nih lili
2023-10-08
0
Mio mio
Lanjut semangat
2023-10-08
1
Endangdaman
lanjut
2023-10-08
1