Lun Li yang bersembunyi dan menguping, mengetahui maksud kedatangan Yu Jin dan ayahnya adalah untuk memulihkan kembali hubungan yang telah putus.
Diketahui jika dua tahun yang lalu Jiang Yi dan Yu Jin telah bertunangan dan rencananya mereka akan melangsungkan pernikahan setelah tahun ketiga habis. Tapi ketika Jiang Yi mengalami kecelakaan yang membuat hidup dan matinya tidak diketahui, pihak keluarga Yu-lah yang lebih dulu membahas mengenai pembatalan perjodohan. Pada waktu itu kakek Jiang merasa marah dan secara impulsive dia menyetujuinya.
Lun Li tidak akan merasa heran jika kakek Jiang setuju untuk melanjutkan perjodohan. Pada saat itu kakek Jiang setuju untuk membatalkan pertunangan bukan hanya karena dia marah, waktu itu tidak ada yang tahu apakah Jiang Yi akan bangun atau tidak. Mungkin jika satu tahu atau dua tahun tidak masalah untuk menunggu, tapi bagaimana kalau sepuluh tahun, lalu apakah Jiang Yi bisa kembali seperti semula setelah dia bangun? berbagai macam pertimbangan itulah yang membuat kakek Jiang membuat keputusan itu.
Dia tidak berhak mengorbankan waktu orang lain demi keegoisannya.
"Ku pikir Yu Jin akan bangkit seiring berjalannya waktu, tapi anak ini... tidak tahu berapa lama dia menangis setiap malamnya. Xiaojin sangat menyukai Ah Yi, tapi apa yang bisa aku lakukan, pada waktu itu kondisi Ah Yi tidak terlalu baik, dokter juga mengatakan... ah, sebagai seorang ayah aku juga merasa sangat berat untuk memutuskan hal itu. Tapi bukankah sakit sebentar lebih baik daripada sakit kepanjangan." keluh ayah Yu tidak berdaya.
Kakek Jiang mengangguk. Lin Li yang ikut mendengar juga setuju, sebagai orang tua, apa yang dikatakan oleh ayah Yu sudah tepat. Dia hanya menginginkan kebahagian anaknya. Semua orang tua seperti itu dan ayah Yu patut mendapatkan pujian.
"Sebelum Ah Yi bangun, Xiaojin mimpi ditemui oleh Ah Yi. Kurasa itu pertanda jika tali jodoh mereka belum putus. Tapi sekarang Ah Yi tidak sendiri lagi, Xiaojin sudah ku paksa untuk melepaskannya, tapi anak itu jatuh sakit dan terus mengigau memanggil nama Ah Yi. Sebagai ayah hatiku terasa sakit..."
"Jadi paman mengirimkan Yu Jin untuk menjadi istri kedua kakakku?" Jiang Ran yang tiba-tiba muncul memotong perkataan ayah Yu dengan sarkastik. "Atau sebagai pelakor?"
Ayah Yu terdiam, perkataan Jiang Ran menembak tepat pada sasarannya. Untuk sementara suasana menjadi canggung.
"Ranran, waktu itu memang kakak bersalah. Seharusnya, seharusnya, aku tidak menentang keputusan ayah. Pasti semuanya tidak akan menjadi begini, semua ini salahku." ucap Yu Jin terisak, tubuhnya bergetar terlihat memilukan dan penuh kesedihan.
"Ayah yang bersalah, ayah yang bersalah." ayah Yu memeluk Yu Jin, seperti ayah yang tidak bisa melihat putrinya bersedih.
Lun Li menggeleng-geleng takjub. Benar-benar pertunjukan yang hebat. Tapi dia suka, karena dengan begini waktunya untuk pensiun sudah semakin dekat.
Semangat ayah Yu!
Semangat Yu Jin!
Kalian pasti bisa menyelesaikan pertunjukan ini!
Lun Li terus mengirimkan dukungan moral kepada sepasang ayah dan anak itu sampai-sampai tidak menyadari jika saat ini Jiang Yi sudah ada di belakangnya.
"Apa yang sedang kau lakukan?" ucap Jiang Yi.
Lun Li melonjak kaget dan dahinya membentur tembok. Dia balik badan dan melemparkan tatapan sengit kepada pria itu. "Kenapa tidak bersuara." bentaknya.
"Kau saja yang tidak mendengar." Sahut Jiang Yi acuh kemudian kursi rodanya menimbulkan bunyi ketika dia melewati Lun Li. Memberitahukan jika memang bukan dia yang bersalah.
Lun Li memasang wajah mengejek dengan menjulurkan lidahnya lalu kembali menguping.
Tapi karena gangguan itu dia melewatkan banyak hal dan paman Wang telah mengirim tamu keluar. Hanya menyisakan kakek Jiang masih duduk dengan tenang dan Jiang Ran yang memasang ekspresi seperti landak dalam bahaya. Semua durinya berdiri.
"Mereka yang berkhianat lebih dulu. Kakek benar-benar akan membiarkan mereka?"
Kakek Jiang menepuk ruang kosong di sebelahnya, mengisyaratkan kepada Jiang Ran untuk duduk, tapi Jiang Ran berkeras kepala dan tetap berdiri. Kakek Jiang menghela nafas dengan berat kemudian berkata, "Kau masih terlalu muda, masih banyak yang harus dipelajari."
"Tidak ada hubungannya dengan muda atau tua. Mereka jelas-jelas tidak bermaksud baik. Bagaimana dengan Lun Li? Apakah kita kan membuangnya setelah dipakai?" cecar Jiang Ran.
Kakek Jiang tidak menjawab, dia menuangkan teh dan meminumnya dengan santai.
Jiang Ran yang merasa diabaikan merasa tidak tahan lalu duduk di samping kakeknya dengan pipi yang menggembung.
Pada saat itu Lun Li yang masih bersembunyi dan menguping, merasa sudah cukup menonton dan undur diri jadi dia tidak mendengar jawaban kakek Jiang. "Ranran, kau sudah lupa bagaimana kakakmu. Jika dia tidak suka, dia sudah membuangnya dihari pertama. Tapi sampai saat ini mereka masih tidur satu ranjang." ucapnya sambil melihat ke arah lantai dua dan tersenyum.
Dua cucu yang dia besarkan dengan tangannya sendiri mana mungkin dia tidak memahami mereka. Tentu dia tahu bagaimana isi hati Jiang Yi.
"Tapi meraka pernah bertunangan." Karena Jiang Yi bersedia untuk bertunangan dengan Yu Jin, Jiang Ran berpikir diantara mereka benar-benar ada rasa.
"Kau lupa berapa kali kakakmu bertunangan?"
Jiang Ran mengerjap, dia benar-benar lupa jika kakek Jiang tidak mengingatkannya. Jiang Yi punya dua mantan tunangan sebelum Yu Jin. Semuanya adalah perjodohan bisnis dan kandas karena pihak wanita menemukan cinta sejati. Kakaknya sama sekali tidak patah hati, waktu itu mereka putus dengan damai masih menjadi teman sampai sekarang. Kalau dipikir-pikir sepertinya kakaknya memang melakukannya hanya demi keuntungan.
Jiang Ran mengerucutkan bibirnya, tidak ingin terlalu memperlihatkan jika dia sudah tidak marah. "Baguslah kalau begitu." ucapnya.
"Lili membuat kakakmu hidup." Kakek Jiang menerawang. Dia ingat memergoki Jiang Yi beberapa hari yang lalu, sudah lama dia tidak melihat kejailan cucu laki-lakinya itu. Huhh... dia menghela nafas.
Orang jaman kuno memang tidak berbohong tentang hikmah setelah bencana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Mio mio
Lanjut semangat
2023-10-07
1
Hasan
tuh kan si babang mah malu2 kucing🤭🤭🤭 buat lun li ente sudah disegel sama sibabang jd jgn harap bisa kabur lg🤣🤣🤣
2023-10-06
3
Endangdaman
lagi dong
2023-10-06
1