Ketika itu Jiang Yi sedang sedang berada di ruang meeting bersama dengan para eksekutif mall dan membicarakan hal penting. Tiba-tiba sebuah pengumuman terdengar melalui speaker di seluruh mall. "Diberitahukan kepada tuan Jiang Yi untuk segera menjemput istri anda yang cantik, mulia dan terpelajar di pusat informasi Royal Bay mall. Terimakasih."
Meskipun nama Jiang Yi disebutkan, tapi tidak ada seorang pun di dalam ruangan itu yang menghubungkan keduanya, tapi pengumuman itu belum selesai dan ada pengumuman susulan.
"Tuang Jiang Yi adalah tampan yang memakai kemeja putih dan celana hitam serta duduk di kursi roda. Istri anada yang cantik, mulia dan terpelajar masih menunggu.Terimakasih."
Seketika itu ruang meeting menjadi hening dan semua orang menatap kearahnya.
Salah satu dari eksekutif tiba-tiba menyeletuk. "Kebetulan yang sangat langka." tapi ketika dia melihat wajah Jiang Yi yang dingin senyum di wajahnya memudar dan dia merasakan punggungnya menggigil.
Jiang Yi tidak berkata apa-apa, dia memutar kursi rodanya dan meninggalkan ruang meeting.
Pusat informasi Royal Bay mall.
Dari balik layar komputernya Elisa diam-diam melirik wanita yang duduk sambil memakan paha ayam goreng. Dia sudah bekerja di mall ini selama lima tahun, ada banyak barang yang tertinggal, dompet hilang, dan anak-anak tersesat, tapi baru kali ini ada seorang istri yang tertinggal.
Dia menggelengkan kepalanya, mungkin itu adalah cara mereka bercanda.
Lun Li telah menghabiskan dua potong paha ayam dan segelas cola ketika Jiang Yi datang dengan wajah dingin.
"Yiyi, aku tahu kamu tidak mungkin meninggalkanku." dia menatap pria itu, bangkit, berlari dan memeluknya.
Ketika bola lembut dengan aroma ayam goreng itu menghantamnya, Jiang Yi menangkapnya dengan ekspresi tidak berdaya. Hanya seperti itu, dia hanya bisa menunda keinginannya untuk mencekik wanita itu dan membuangnya ke laut untuk sementara waktu.
"Aku lupa tanganku kotor." Lun Li mendongak, tatapan matanya penuh dengan permintaan maaf tapi tangannya diam-diam meremas kemeja Jiang Yi. Membuat semua minyak pada tangannya berpindah pada baju pria itu.
Mendengar itu wajah Jiang Yi menghitam, tapi dia tidak mendorong wanita itu menjauh dari tubuhnya seperti apa yang Lun Li inginkan. Dia menahan rasa tidak nyamannya dan menarik Lun Li ke pangkuannya lalu memberikan kode kepada pengawalnya untuk mendorong mereka dan segera pergi dari tempat itu.
Sekarang mereka berada di dalam mobil dalam perjalan pulang. Jiang Yi telah melepas pakaiannya yang kotor dan menggantinya dengan yang baru, tapi dia masih bisa merasakan minyak ayam goreng itu menempel pada kulitnya. Dia merasa sangat tidak nyaman dan ingin segera mandi. Namun Lun Li yang sepertinya masih berniat untuk membuatnya marah hari ini, mendadak menyuruh sopir untuk menghentikan mobil ketika mereka melewati sebuah toko es krim.
Jiang Yi tidak masalah jika mereka hanya berhenti sebentar untuk membeli es krim, tapi wanita itu memaksanya ikut turun dan menemaninya menghabiskan tiga porsi es krim di dalam toko itu.
Kesabaran Jiang Yi benar-benar diuji dan hampir habis. Dia tidak bisa mempertahankan wajah datarnya dan mulai menunjukan kegeramannya.
"Yiyi ada apa denganmu?" Lun Li bertanya, berpura-pura tidak mengerti.
Jiang Yi tidak menjawab, dia hanya memberikan tatapan tajam lalu melengos. Merasa tidak ada gunanya menanggapi provokasi wanita itu.
"Yiyi, apa kamu marah kepadaku?" Lun Li belum menyerah, dia masih berusaha.
Biasanya Jiang Yi hanya menutup mata terhadap semua usahanya untuk membuat masalah, tapi hari ini pria itu menunjukan sedikit reaksi.
Jiang Yi diam dan menunggu Lun Li makan lalu mengajaknya pulang setelah wanita itu menghabiskan es krimnya. Kali ini Lun Li tidak lagi membuat masalah dan menurut.
"Ayo pulang."
Ini adalah pertama kalinya mereka menghabiskan waktu lama di luar. Biasanya setelah selesai terapi di rumah sakit mereka langsung pulang, tapi hari ini mereka baru kembali pada sore hari.
Ketika sampai di rumah, paman Wang sudah membuka pintu dengan senyum lebar begitu mendengar suara mesin mobil.
Dia menatap kedua orang itu turun dari mobil sampai masuk ke dalam rumah tanpa berhenti tersenyum, dimana hal itu membuat Lun Li keheranan dan sedikit ngeri.
Namun, Lun Li terus mendorong Jiang Yi masuk dan melewatinya begitu saja, dia tidak peduli dengan apa yang membuat paman Wang bahagia.
Tapi ketika dia melihat apa yang menunggunya di ruang tamu, dia melemparkan tatapan tajam kepada paman Wang. Ternyata dia menunggunya disini.
Di sofa ruang tamu, Yu Jin dan seorang pria paruh baya sedang berbicara dengan kakek Jiang.
"Jiang Yi." Yu Jin berdiri dan menghampiri mereka, dia menatap Jiang Yi dengan kerinduan.
Lun Li berhenti. Dia tidak tahu harus meletakkan tangannya dimana, tanpa sadar dia mendorong Jiang Yi ke depan. Gerakannya itu membuat Yu Jin yang hendak menghamburkan diri pada pelukan Jiang Yi terpental dan jatuh ke lantai.
Ketika semua orang terkejut, Lun Li melangkah maju untuk membantu Yu Jin berdiri. Namun, sebuah tangan yang hangat dan besar menangkap tangannya.
Lun Li tertegun untuk beberapa saat dan menoleh dengan tidak percaya. Jiang Yi menahan tangannya.
Lun Li mengerutkan kening. Dia berganti-gantian menatap antara Jiang Yi dan Yu Jin dengan bingung. Ada yang salah dengan perkembangan ceritanya, pada saat ini seharusnya pria itu marah kepadanya karena telah membuat kekasihnya jatuh. Dan Lun Li sedang menunggu Jiang Yi membentaknya lalu melemparkan surat cerai kemudian dia bisa pensiun.
Dia menunggu dan menunggu, namun...
"Aku ingin istirahat."
Apa? Lun Li tercenung. Mulutnya terbuka dan dia menatap Jiang Yi dengan bodoh. Bertanya-tanya apakah pria itu mungkin hilang ingatan dan melupakan kekasihnya?
What a bloody story. Lun Li bergidik memikirkan karma apa yang akan dia dapat jika dia berani-berani mengambil kesempatan dalam situasi ini.
"Lili, bawa Jiang Yi naik." ucapan kakek Jiang memutuskan kebimbangan yang Lun Li alami.
"Baik, kakek." untuk sementara lebih baik dia menyingkir lebih dulu dan menganalis nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Hasan
🤣🤣🤣udah lili ga usah pusing si jiang yi sudah nyaman elu godain terus soalnya
2023-10-05
0