Malam ini langit malam tidak segelap biasanya karena cahaya bulan purnama. Di balik jendela besar yang menghadap ke danau buatan, dari kejauhan tampak lampu yang masih menyala terang. Li Yiru berdiri menatap ke luar, sejak kelahirannya kembali dia mengalami insomnia. Di dalam pikirannya terdapat banyak pikiran yang membuatnya bingung. Dia membencinya dan ingin menggunakan Yu Jin untuk membalaskan dendam. Dia dengan sengaja memutar balikkan banyak fakta dan menceritakan kebohongan.
Dengan dirinya mengetahui masa depan, dia memiliki banyak keuntungan untuk mencegah jatuhnya keluarganya, dia juga sudah membuat banyak rencana counter attack untuk menyerang wanita itu. Tapi ketika bertemu langsung, kenapa kakinya masih lemas.
Li Yiru mengambil ponselnya dan mengetik sebuah pesan dengan cepat dan mengirimkannya ke nomor asing yang dia hafal di luar kepala. Setelah pesan itu terkirim dia mengeluarkan kartu SIM dari ponselnya lalu mematahkannya menjadi dua bagian dan melemparnya ke toilet kemudian menyiramnya.
Dia menatap air toilet yang berputar sambil menyeringai.
...
Lun Li biasanya tidak pernah terbangun pada tengah malam tiba-tiba memiliki keinginan mendesak untuk buang air kecil. Dengan terkantuk-kantuk dan mata yang setengah terpejam dia meraba-raba ke toilet, menyelesaikan urusannya dengan terburu-buru dan kembali naik ke tempat tidur.
Ketika dia hendak menarik selimut, dia menyadari jika tidak mendengar bunyi 'beep-beep'. Dengan tangan yang bergetar dia meletakkan jari telunjuknya di bawah hidung Jiang Yi, ketika dia merasakan hembusan nafas yang teratur barulah dia menghela nafas dengan lega dan kembali menjatuhkan dirinya ke kasur. Tapi beberapa detik kemudian dia memukul dahinya, "Dasar pikun." dia merutuki dirinya sendiri, bagaimana bisa dia lupa jika Jiang Yi sudah bangun dan monitor jantungnya sudah dilepas.
Lun Li yang rasa kantuknya hilang karena panik tidak dapat kembali tidur, dia menatap langit-langit kamar yang gelap dan memikirkan sesuatu. Apa yang tadi siang tidak sempat dia pikirkan, satu per satu muncul di kepalanya dan membuatnya terjaga hingga pagi datang.
Karena sekarang Jiang Yi sudah sadar, Lun Li berpikir dia tidak perlu bangun pagi-pagi lagi. Dengan begitu dia menarik selimut hingga menutupi telinga dan memejamkan matanya. Namun dengan keberuntungannya yang selalu kecil, belum ada lima belas menit, pintu kamarnya diketuk dan suara cempreng Jiang Ran terdengar. Beruntungnya paman Wang berhasil membuat remaja kelebihan energi itu untuk menyingkir.
Lun Li mendengus, bocah itu pasti sengaja ingin mengganggunya. Siapa yang akan mengetuk pintu kamar kakak laki-laki yang sudah menikah pada pukul lima dini hari? Lun Li menggerutu di dalam hati. Melupakan jika kakak laki-laki itu baru sadar dari koma dan adik perempuannya tidak sabar ingin bertemu, gadis itu meninggalkan liburan musim panas bersama-temannya dan menempuh perjalanan delapan jam di pesawat dan transit tiga kali karena kehabisan tiket penerbangan langsung. Begitu pesawat mendarat di bandara yang dia pikirkan hanyalah segera bertemu dengan kakaknya. Gadis itu juga lupa jika waktunya sedikit tidak tepat.
Adik kecil yang merindukan kakaknya itu tanpa tahu apa-apa sudah menambah skor negatif di hati Lun Li.
Lun Li ingin kembali tidur, tapi sialnya orang yang tidur di belakangnya tidak memiliki pemikiran yang sama dengannya. Lun Li merasakan pergerakan besar di sampingnya dan menggertakkan giginya, kemudian dia terpaksa bangun dan tampil sebagai istri yang berbakti. "Yiyi selamat pagi." dia duduk dan membantu Jiang Yi bersandar pada kepala tempat tidur, meletakkan bantal di belakangnya. Setelah itu dia pergi ke kamar mandi dan kembali dengan baskom berisi air hangat dan handuk kecil.
"Aku akan pergi ke toilet sendiri." ucapan Jiang Yi menghentikan tangan Lun Li yang sudah terjulur ke depan wajahnya.
"Tapi Yiyi, dokter He berkata kamu tidak boleh banyak bergerak lebih dulu." dengan penuh perhatian Lun Li berkata, kemudian tanpa menunggu lagi dia segera menyeka wajah pria itu. "Tunggu sebentar aku akan mengambil sikat gigi." dengan berlari kecil dia berlari kembali ke kamar mandi.
Jiang Yi diam di tempat, hanya menyaksikan wanita itu sibuk sendiri. Andaikan dia benar-benar tidak sadarkan diri selama ini, dia mungkin akan salah paham dan mengira bahwa wanita itu benar-benar istri yang berdedikasi dan wanita yang baik. Tapi sayangnya dia mengetahui semuanya.
Jiang Yi tersenyum miring. Dia merasakan ironi.
Tapi ketika wanita itu kembali lagi ke hadapannya, dia tidak memasang ekspresi pada wajahnya. Dia menerima sikat gigi yang telah diolesi pasta gigi dan berterimakasih lalu menyikat giginya di bawah pengawasan mata wanita itu.
Lun Li berdiri di samping Jiang Yi dengan gelas kristal berisi air hangat. Menunggu pria itu selesai menyikat giginya dan air di dalam gelas itu untuk berkumur. Tapi sampai kakinya merasa dingin dan mulai pegal, pria itu tidak kunjung mematikan sikat gigi elektrik didalam mulutnya dan terus menggosok.
Tangan Lun Li yang menggenggam gelas mengetat, jika tidak ingat dengan peran yang sedang dia mainkan mungkin air di dalam gelas itu sudah berpindah tempat. Tapi Lun Li yang dongkol hanya bisa mengingatkan Jiang Yi dengan lembut. "Yiyi sudah lebih dari dua menit kalau terus menggosok gusi mu akan terluka, cepat berkumur."
Setelah melayani suami---flash majikan, sekarang giliran Lun Li untuk bebersih.
Ketika melihat di cermin, luka pada bibirnya beberapa hari yang lulu sudah sembuh dan tidak berbekas. Tapi pada dahinya yang terbentur semalam terdapat bekas merah memar. Dia terus menatapnya sedikit lama dengan hati yang terluka, apalagi ketika dia melihat bekas luka samar dia dekat memar itu, tepat diatas alis kirinya. Memang tidak terlihat jelas jika tidak dilihat dari dekat dan akan hilang jika ditutup make up, hanya saja dia yang menyukai kesempurnaan tentu saja merasa terganggu. Tapi jika disuruh untuk pergi ke klinik bedah kecantikan untuk menghilangkannya secara permanen, dia tidak berani di suntik. Karena itu dia hanya bisa membiarkannya saja.
Selama Lun Li berada di kamar mandi, Jiang Ran datang.
"Kakak bagaimana kabarmu?" dia bertanya, matanya memeriksa tubuh Jiang Yi. "Kaki kakak...bagaimana?" sebelumnya dokter mengatakan jika kaki kakaknya akan lumpuh, tapi sekarang kakinya baik-baik saja. Jiang Ran masih belum percaya dan khawatir jika keadaan sebenarnya tidak seperti itu.
"Kaki kakak baik-baik saja." Jiang Yi hanya menjawab pendek. Tapi itu cukup untuk membuat Jiang Ran melepaskan kekhawatirannya.
"Lun Li... apa yang akan kakak lakukan kepadanya?" Jiang Ran bertanya dengan hati-hati memperhatikan reaksi kakaknya. Tapi tidak ada reaksi pada wajah tampan Jiang Yi. Dia masih dingin dan datar seperti biasanya, Jiang Ran kesulitan untuk mendapatkan petunjuk.
Jiang Yi bangun dari koma dan tiba-tiba wanita asing yang bukan tunangannya menjadi istrinya. Walaupun Jiang Ran juga tidak tahu apakah kakaknya memiliki perasaan atau tidak kepada Yu Jin, tapi kakaknya bisa menerima wanita itu sebagai tunangannya, membuktikan jika dia pasti juga akan menikah dengannya. Kalau bukan karena kecelakaan itu, tidak ada tempat untuk Lun Li.
Jiang Ran juga mengetahui isi kontrak perjanjian itu. Awalnya dia akan menyetujui jika kakaknya ingin menceraikan Lun Li. Namun setelah mengenalnya, Jiang Ran pikir Lun Li juga tidak buruk. Dia simpel dan berdedikasi, sepertinya juga menyukai kakaknya. Tapi keputusan kakaknya Jiang Ran tidak berani ikut campur.
Sebelum Jiang Yi memberikan jawaban, pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan Lun Li yang sudah rapi. kemudian paman Wang datang untuk memanggil semua orang untuk sarapan.
Lun Li mendorong Jiang Yi ke ruang makan, karena dia masih lemah Jiang Yi belum diperbolehkan untuk melakukan aktifitas berat, termasuk berjalan. Sehingga dia menggunakan kursi roda.
"Selamat pagi kakek." Lun Li menyapa kakek Jiang sebelum dia duduk di samping Jiang Yi.
Sarapan pertama setelah Jiang Yi bangun, berlangsung tanpa kendala.
Setelah sarapan Lun Li membawa Jiang Yi ke taman untuk berjemur atas permintaan pria itu, sampai pada waktu dokter He datang untuk melakukan check-up barulah dia mendorongnya kembali ke kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Hasan
lanjot thor😋😋
2023-10-03
0