Li Yiru menatap wanita di depannya, bukan yang pertama kalinya mereka bertemu, dia merasa mengenalinya tapi juga tidak mengenalinya. Tidak ada banyak perbedaan pada wanita itu, baik orang yang dia temui pada hari ini maupun orang yang dia temui pada delapan tahun kemudian. Mungkin karena mendapatkan cinta yang besar, dia di masa depan menjadi lebih sembarangan.
"Tapi saya belum pernah memakai yang seperti ini sebelumnya, apakah cocok?" Lun Li menatap gaun berwarna kuning dengan aksen bunga Peony pada bagian dada yang dipakai oleh patung manekin. Dia berulang kali memutar cincin pada jarinya dengan gerakan cemas sedangkan matanya berkali-kali melirik tag harga yang tergantung pada lengan pakaian.
Mendengar itu He Ping bertukar pandang dengan Yu Jin kemudian meminta pelayan untuk melepas baju itu dan memberikannya kepada Lun Li, "Kalau tidak dicoba mana tahu cocok atau tidak." dia mendorong Lun Li dengan lembut ke arah ruang ganti. Baju itu adalah edisi terbatas dan yang paling paling mahal di toko ini, He Ping tahu maksud Yu Jin yang ingin mempermalukan wanita itu. Ketika Yu Jin menangis kepadanya pada hari pernikahan Jiang Yi diumumkan, dia sudah punya cukup alasan untuk menjadikan wanita itu sebagai target kebenciannya.
Ketika pintu ruang ganti tertutup dia tersenyum sinis, dia mendekat kepada Yu Jin dan memberikan dukungan melalui tatapannya.
"Eh, menurutmu siapa yang akan menang?" Gu Nan yang dari tadi hanya mengamati dari samping menyenggol lengan Li Yiru dengan sikunya. Dia tidak terlalu paham dengan situasi yang sebenarnya, tapi dia juga tidak percaya dengan cerita yang beredar. Apalagi yang diceritakan oleh He Ping, walaupun mereka berkawan sejak kecil, atau malah karena sudah lama berteman, dia lebih memahami sifat He Ping.
Nyonya dari keluarga He yang sekarang merupakan ibu tiri He Ping, dulunya adalah sekretaris ayahnya dan menikah sebagai istri kedua karena hamil dan istri pertama melakukan percobaan bunuh diri.
"Yang kulihat, sejak awal nona Lun sudah menguasai keadaan." ucap Li Yiru sambil menempelkan sebuah rok berenda ke tubuhnya dan melihat ke cermin kemudian dia memanggil pelayan dan berkata, "Berikan ukuran yang lebih kecil."
"Dia tidak terlihat seperti pelakor." Gu Nan berkata setelah pelayan pergi.
"Ya, itu hanya rumor." Li Yiru menimpali seadanya, dia tidak ingin membahasnya lebih lanjut.
Tapi Gu Nan yang sepuluh anggota keluarganya adalah perempuan kecuali kakeknya, dan semuanya adalah penggosip, termasuk kakeknya, dia mencium bau-bau gosip dari perkataan Li Yiru. Tentu dia mengejarnya. "Aish, sudah kuduga ceritanya tidak sesederhana itu. Kudengar dari kakak kelima-ku yang menyebarkan rumor pelakor itu adalah Yu Jin, kau teman dekatnya pasti tahu sesuatu. Ngomong-ngomong apakah benar tuan muda Jiang dicampakkan?" Gu Nan mendorong Li Yiru untuk duduk, dia mengambil camilan dan memakannya. Toko kelas atas seperti ini menyediakan tempat istirahat dan camilan untuk pelanggannya, dan dia bersyukur karena dengan begitu bergosip menjadi lebih menyenangkan.
Li Yiru melihat kelakuan teman barunya dengan heran, ternyata rumor yang mengatakan jika keluarga Gu adalah sekumpulan penggosip adalah benar. "Mari bertukar kontak."
Setelah Li Yiru menarik Gu Nan bergabung dengan grup WeChat Apakah Hari Ini Nona Lun menjadi Pelakor? dia menjadi sibuk menggulir layar ponselnya sambil sesekali mengulurkan tangannya untuk memetik anggur.
"Yu Jin dan He Ping tidak tergabung, kan? tentu saja tidak! Kalau iya mana mungkin diskusi ini sangat damai." dia memekik dengan antusias. Bahkan karena saking semangatnya dia sampai-sampai memukul pahanya sendiri.
Li Yiru hanya tersenyum tidak menanggapi.
Di sana, Lun Li yang sudah berganti pakaian keluar dari ruang ganti. He Ping dan Yu Jin berbondong-bondong memujinya.
"Ayo ke sana." Gu Nan dengan keinginan untuk menonton pertunjukan menarik Li Yiru bersamanya.
"Wow nona Lun, baju ini membuat anda terlihat cantik." ucapnya dengan kekaguman yang dilebih-lebihkan. Warna kuning membuat kulit Lun Li yang sudah putih menjadi lebih putih seperti salju, tapi sebenarnya model gaun itu lebih cocok untuk dipakai oleh Yu Jin yang kalem. Tapi itu tidak penting karena dia hanya ingin menjadi kompor.
Lun Li mengigit bibir bawahnya dengan malu-malu, menahan senyum yang ingin berkembang pada bibirnya. "Benarkah? tapi ini...mahal." dia berkata dengan lirih kemudian menunduk dan menatap sepatunya dengan sedih.
"Apanya yang mahal. Yang paling penting adalah anda menyukainya." Gu Nan langsung menyahut, dari grup WeChat Apakah Hari Ini Nona Lun menjadi Pelakor? dia mengetahui kondisi perekonomian nona Lun. Dia diboyong sebagai istri jimat yang membuat posisinya bersifat sementara, terlebih lagi dengan Jiang Ran yang tidak menyukainya. Gadis itu adalah putri permata kesayangan keluarga Jiang, jadi bisa dibayangkan jika memiliki konflik dengannya, sudah pasti kehidupan nona Lun di kediaman Jiang tidaklah mudah.
Lin Li tersenyum kikuk pada kalimat Gu Nan. "Setelah dipikir-pikir aku tidak terlalu menyukainya." ucapnya kemudian berbalik badan.
Yu Jin menahan Lun Li yang hendak masuk kembali kedalam ruang ganti. "Jangan begitu nona Lun, anda sangat menyukainya. Kalau memang terlalu mahal saya akan memberikannya sebagai hadiah pertemuan. Tapi itu kalau anda tidak keberatan."
Mata Lun Li membesar, dia menatap Yu Jin dan dengan ragu berkata, "Benarkah?" tapi kemudian dia menggeleng dengan keras.
"Anda tidak perlu melakukannya, ini sangat mahal." ucapnya masam sambil menekankan kata mahal dalam kalimatnya. Tapi hal itu nampaknya malah membuat Yu Jin semakin bersemangat untuk menghadiahkannya.
"Sungguh anda tidak perlu sungkan. Dibandingkan yang Yiyi berikan kepada saja... ah, maaf saya teringat dengan hal yang tidak penting. Tapi saya benar-benar ingin memberikannya kepada nona Lun." Yu Jin bersikeras, bahkan dia sudah mengeluarkan kartu kredit-nya dan memanggil pelayan.
Li Yiru melihat tangan Lun Li yang bergerak dengan cepat memutar cincinnya.
Gu Nan terus menonton dan memakan anggur.
Ketika He Ping mendengar Yu Jin membawa-bawa nama Jiang Yi, dia mengerutkan dahinya. Bagaimana dia bisa merasa jika cara Yu Jin berbicara sedikit mirip dengan ibu tirinya?
"Kakak kelima-ku bilang Yu Jin yang lebih dulu mencampakkan tuan muda Jiang." Gu Nan berbisik pada telinga He Ping.
Ketika rasa benci He Ping berbalik arah, Lun Li sudah mengambil kartu kredit Yu Jin.
"Saya tidak akan sungkan lagi nona Yu." dia berkata, tersenyum lebar seperti bunga yang mekar. "Tapi saya tidak cukup dengan satu hadiah saja."
Sebelum Yu Jin sempat panik, Lun Li sudah memberikan kartu kredit itu kepada pelayan. "Dari sini sampai sana, bungkus semuanya dan kirimkan ke kediaman Jiang." dia menunjuk sederet rak panjang tempat koleksi terbaru dipajang.
"Anda tidak keberatan bukan, nona Yu? yang diberikan Yiyi pasti lebih banyak dari ini." Lun Li berbalik dan menatap Yu Jin dengan tatapan pura-pura memelas seperti anak kecil yang memohon untuk dibelikan mainan baru. Biasanya jika memasang ekspresi seperti itu kedua orang tuanya akan sulit menolak permintaannya, tapi wajah Yu Jin menghitam seketika.
"Nona Yu yang kaya raya, anda tidak boleh pelit." dia menghalangi Yu Jin yang berusaha untuk merebut kartu kredit-nya dari tangan pelayan. "Cepat selesaikan." Dia berkata kepada pelayan, menyuruhnya untuk bergerak cepat.
Dan pelayan toko itu bukan kaleng-kaleng, dia bergerak cepat menyelesaikan transaksi. Baru pertama kali dia melihat perampokan di siang hari, tapi ketika menghitung bonus yang akan dia terima dari penjualan itu, dia lebih memilih untuk membantu merampok.
"Sudah selesai nona." dia sudah mencetak struk dan mengembalikan kartu dengan dua tangan. "Terimakasih sudah berbelanja." ucapnya.
"Tentu tentu tentu." Lun Li melepaskan Yu Jin dan mengatur nafasnya, sungguh barusan dia merasa seperti sedang menahan sapi mengamuk. Ternyata semua orang memperjuangkan uang dengan sekuat tenaga. Dia jadi termotivasi.
Kemudian Lun Li melihat jam, "Sudah waktunya pulang, Yiyi harus mandi." dia berpamitan dan berjalan keluar toko sambil melambaikan tangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Hasan
🥺🥺sudah kelupaan ma alurnya thor
2023-09-30
0
Silvia
kayak biasanya dong thor.... sehari sekali up nya thor...... jgn lama2 thor.... sEmangat thor......
2023-09-30
2