Dalam satu minggu kemudian Lun Li akan membacakan buku dongeng untuk Jiang Yi setiap kali dia punya waktu senggang.
Seperti siang ini, dengan buku dongeng ditangannya, dia duduk di samping Jiang Yi dan membaca dengan suara rendah seakan-akan dia sedang membujuk anak kecil untuk tidur.
"...kerajaan menjadi damai dan merekapun hidup bahagia." dia mengakhiri ceritanya dan menutup bukunya.
Buku dongeng dia baca menceritakan kisah tentang perjalanan seorang putri cantik jelita dan pangeran beruang melawan penyihir jahat yang mengutuk sebuah kerajaan dengan wabah penyakit. Pada akhir cerita mereka berhasil mengalahkan penyihir dan pangeran beruang itu mendapatkan kembali wujud aslinya yang merupakan pangeran tampan bermata biru dan rambut pirang, kemudian pangeran melamar putri lalu mereka menikah dan hidup berbahagia selamanya.
Lun Li kemudian menumpuk buku itu di bawah kolong tempat tidur bersama dengan buku-buku dongeng lain yang sudah dia baca.
"Jiang Yi apa kamu juga penasaran kenapa penyihir itu mengutuk pangeran dan warganya?" Dia menoleh kesamping, kemudian dia melanjutkannya. "Apa menurutmu penyihir itu yang jahat atau pangeran yang jahat lebih dulu?"
Jiang Yi tentu saja tidak menjawab, tapi Lun Li lebih suka seperti itu. Karena dia juga tidak bisa membayangkan Jiang Yi dan dirinya membahas dongeng tentang pangeran beruang dan penyihir. Kalau pria itu sadar dan bisa mendengarkan pertanyaan nya, pasti akan menganggapnya punya gangguan di kepala.
Dulu, kecuali ibu dan ayahnya tidak ada yang setuju ketika dia mengatakan jika penyihir tidak jahat. Guru dan teman-temannya juga tidak percaya, mereka bilang penyihir adalah penjahatnya. Dan penyihir harus dikalahkan.
Lun Li masih tidak percaya dan hasilnya, buku Katak dan Penyihir yang dia tulis tidak laku. Karena di dalam bukunya, katak yang sebenarnya adalah pangeran yang dikutuk oleh penyihir tidak pernah berubah kembali menjadi manusia. Walaupun dia menjelaskan apa yang menjadi penyihir mengutuk pangeran dan penyihir yang diam-diam selalu membantu warga.
Tapi para pembaca tidak pernah setuju dan menyuruhnya untuk membuat pangeran mengalahkan penyihir dan merubahnya kembali menjadi manusia.
Dan karena hasil penjualan yang buruk itu, Lun Li kemudian juga menulis cerita pangeran dan putri yang mengalahkan penyihir yang disukai oleh pembaca dan mengesampingkan keinginannya.
Di dunia yang baru ini dia kira gagasannya tentang penyihir yang tidak selalu jahat bisa diterima. Namun setelah membaca banyak buku dongeng, yang dia dapatkan hanya kekecewaan. Dimana-mana siluman dan penyihir selalu jahat.
Lun Li mengambil kaca kecil dan menatap bayangan wajahnya.
Tahi lalat yang pada ujung mata sebelah kiri pada tubuh aslinya hanya sebuah titik kecil yang samar dan tidak kentara jika tidak dilihat dari jarak dekat, tapi sekarang tahi lalat itu terlihat jelas dan berwarna seperti darah yang mengering. Ketika dia tersenyum, bukan lagi senyum manis yang bisa membuat dada berdebar tapi malah membuatnya terlihat seperti wanita licik.
Lun Lu tersenyum dan mengagumi wajahnya sendiri, meski awalnya dia sedikit sedih kehilangan senyum manisnya, dia sekarang sudah terbiasa dan lebih menyukai senyumnya yang sekarang. Sebab, menurutnya dia terlihat sexy.
"Kalau dilihat-lihat wajah ini tidak kalah dengan artis yang kemarin menang award itu." Ucapnya sambil membuat ciuman jauh pada pantulan dirinya pada cermin.
"Sayangnya kau pendek." Seseorang berkata dengan jijik, membuat Lun Li yang sedang sibuk mengagumi wajahnya sendiri berhenti tersenyum dan menoleh dengan sebal kepada Jiang Ran yang berdiri di samping ranjang.
Baru kali ini Jiang Ran melihat ada orang yang begitu kepedean dan sangat narsis.
"Apa kau tidak bisa mengetuk pintu?" Lun Li mencebik. "Dan aku tidak pendek." imbuhnya dengan sewot.
Sebenarnya dia tidak bermaksud untuk menguping, dia datang untuk mengantarkan sesuatu, tapi setelah dia mengetuk pintu tapi tidak mendapatkan jawaban. Dan karena sejak awal pintunya memang tidak ditutup dengan rapat, dia masuk begitu saja. Siapa sangka jika dia akan menyaksikan hal yang mengejutkan.
"Kau yang tuli." sahut Jiang Ran kemudian melemparkan kotak yang dia bawa kepada Lun Li. Setelah itu dia langsung pergi. "Oh, kecantikan Mengmeng sudah diakui dunia. Dia menduduki nomor satu pada lima survei." katanya sebelum menutup pintu dan Lun Li melemparkan bantal ke arahnya.
"Lihat Jiang Ran membuli ku lagi!" ucap Lun Li merajuk kepada Jiang Yi.
"Hatiku terluka dan kau harus membayar..." dia baru akan membuat pengaduan yang panjang dan meminta uang sebagai kompensasi setelahnya, namun pada saat matanya melihat apa yang ada di dalam kotak, dia melupakan protesnya dan berlari ke kamar ganti dengan tergesa-gesa.
Setengah jam kemudian Lun Li keluar dengan senyum yang lebar.
Dia kemudian duduk di samping Jiang Yi dan dengan hati yang senang dan mulai memijat lengan kanan Jiang Yi. "Aku akan memaafkan mu kali ini." dia berlagak seperti istri kecil yang baik hati.
Di dalam kotak itu adalah satu set perhiasan dengan permata batu safir yang mahal. Lun Li memperkirakan nilainya mungkin beberapa ratus juta. Hadiah itu pasti dari kakek Jiang, setiap bulan kakek Jiang akan memberinya hadiah dan biasanya akan diantarkan oleh paman Wang. Jadi walaupun kali ini Jiang Ran yang memberikan kepadanya, Lun Li tidak akan pernah mencurigai jika hadiah itu bukan dari kakek Jiang.
"Apakah bulan depan kakek akan mengirimkan sertifikat tanah?" ketika mengatakan itu Lun Li sudah membayangkannya dan matanya berbinar seolah sertifikat tanah itu sudah benar-benar ada di genggaman tangannya. "Ahh!" dia menjerit kegirangan.
"Katakan kepadaku Jiang Yi, gedung lima belas lantai di tengah kota itu adalah milikku." dia sudah punya rencana untuk membangun gedung apartemen di atas tanah itu dan menyewakannya. Kemudian dia akan menikmati sisa hidupnya dengan berongkang kaki dan menagih uang sewa. Sangat sedap.
"Jiang Yi, kau harus belajar dari kakek kan berbuat baik. Tentu saja yang paling utama adalah berbuat baik kepadaku." dia berganti memijat lengan kiri Jiang Yi dan melanjutkan celotehannya.
Lun Li terus berbicara sambil merencanakan apa saja yang akan dia lakukan setelah menjadi tuan tanah yang kaya raya. Merencanakan liburan keliling dunia, ikut pelayaran kapal pesiar, membeli pesawat pribadi dan berselancar di pegunungan Alpen atau menghabiskan malam jumat di Dubai dengan pria tampan. "Pada saat itu, setidaknya aku akan memanggil dua puluh pria tampan. Mereka akan menuangkan minuman lalu pria yang paling tampan akan menyuapiku buah anggur... Ah,pasti itu akan terasa seperti surga." Saking bersemangatnya dia sampai melonjak-lonjak di atas tempat tidur. Tapi kerena terlalu mendalami perannya sebagai wanita kaya yang menagih uang sewa dengan kehidupan flamboyan-nya, Lun Li tidak melihat jika rahang seseorang mengeras.
"...kalau sudah bosan pria-pria tampan itu bisa memulai pertunjukan...hihihi...tidak sabar..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Hasan
🤣🤣🤣sabar jiang yi lu dptnya istri dengan jiwa barbar ya gitu dah
2023-09-18
0