Gadis berkuncir kuda di hadapannya menatap Lun Li dengan sepasang mata coklat yang tidak bersahabat, "Seseorang tidak punya malu dan menjadi lintah penyedot darah." dia berkata dengan sinis.
Lun Li mendongak untuk membalas tatapnya dan tersenyum, berpura-pura tidak mengerti jika sindiran itu ditujukan untuknya. "Terkadang memang ada yang seperti itu, tapi bukankah katanya lintah hanya menyedot darah kotor?"
Gadis itu adalah Jiang Ran, adik perempuan Jiang Yi. Lun Li malas menanggapinya, tapi sesekali jika dia sedang kesal boleh juga menjadikannya sebagai pelampiasan. Lagi pula bocah itu duluan yang selalu datang dan mencari masalah dengannya.
"Hah! benar-benar tidak tahu diri!" Jiang Ran membanting serbetnya sebelum dia mendorong kursi yang dia duduki dengan kasar hingga menimbulkan derit yang memekakkan telinga, kemudian dia meninggalkan ruang makan dengan langkah penuh kekesalan.
Lun Li hanya mengedikkan bahu.
Melihat piring Jiang Ran masih penuh, sepertinya gadis itu akan pergi tidur dengan perut kosong lagi. Tapi itu bukan urusannya. Dan dia tidak peduli dengan itu.
Dengan begitu, Lun Li kembali menunduk dan fokus untuk menikmati daging kambing panggang yang disajikan dengan saus jamur truffle dan kubis yang rasanya sangat enak sehingga membuatnya berniat untuk nambah satu porsi lagi jika saja dia belum kenyang.
Sorbet buah mangga yang didinginkan bersama dengan krim lemon yang terasa asam adalah makanan penutupnya. Lun Li menikmatinya dengan perlahan. Membiarkannya meleleh di dalam mulut dan menikmati sensasi manisnya mangga dan keasaman lemon yang samar-samar, sebelum dia menelannya.
Setelah menghabiskan semua itu, dia mengelap bibirnya dengan serbet dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. "Paman Wang, bawakan susu hangat dan beberapa kue kering ke kamar Jiang Ran." ucapnya sambil mengusap perutnya yang kenyang.
Meskipun dia tidak menyukai Jiang Ran, tapi membiarkan gadis itu kelaparan sepertinya dia juga tidak tega. Bocah remaja itu masih dalam masa pertumbuhan, kalau nutrisinya tidak terpenuhi, Lun Li takut perkembangan otaknya akan terhambat.
Paman Wang sekarang sudah terbiasa dengan perintah Lun Li untuk mengirim late night snack kepada Nona muda setelah dua orang itu cek cok. Awalnya, dia berpikir Nona Lun melakukan itu untuk menyogok Nona muda, tapi setelah dia secara tidak sengaja mendengar Nona Lun berbicara dengan Tuan muda, dia jadi tahu jika Nona Lun melakukan hal tersebut hanya untuk mencemooh tingkah kekana-kanakan Nona muda dan mencegahnya agar tidak mencuri makanan yang Nona Lun simpan di kulkas.
Tapi perbuatan yang tidak didasari dengan ketulusan itu anehnya malah membuat paman Wang jadi sedikit lebih menyukai Nona Lun.
Bukan hanya dia saja, karena sepertinya Nona muda juga merasa tersentuh dengan snack tengah malam itu.
Seperti bisa, setiap pagi dan sore, dua kali dalam sehari, tubuhnya akan berada diluar kendalinya dan bergerak sendiri untuk memenuhi perannya sebagai seorang istri yang merawat suami komanya dengan sepenuh hati dan tulus.
Wajah Lun Li masam melihat tangannya bergerak dengan lincah memeras handuk dan menyeka tubuh Jiang Yi. "Semua ini salahmu!" gerutunya. Dia yakin sekali jika terus begini telapak tangannya yang mulus akan tumbuh kapal. "Kalau kau tidak menambahkan dua villa, aku tidak akan setuju untuk bercerai." tambahnya sengit.
Meskipun dia sering mengeluh, sejujurnya dia sedikit menyukai pekerjaannya itu. Pada dasarnya Lun Li adalah seorang face-control dan menyukai semua yang indah dan berkilau, dan Jiang Yi adalah perwujudan sempurna dari semua fantasinya. Bisa melihatnya saja akan membuatnya puas, apalagi menyentuhnya. Dia tidak akan keberatan.
Tapi manusia tidak suka paksaan. Jika dipaksa melakukan sesuatu, meskipun itu adalah hal yang disukai, pemberontakan tetap akan muncul. Lun Li juga seperti itu. Andaikan tidak dipaksa, dia juga mau melakukannya dengan sukarela.
"Awas saja kalau kerja kerasku ini sia-sia." Lun Li terus bekerja dan terus menggerutu. "Aku akan datang dengan memakai kostum Joker di hari pernikahanmu. Lihat saja!"
Setelah selesai membersihkan tubuh Jiang Yi, dia mengambil minyak esensial aroma melati dan membalurkanya pada seluruh permukaan tubuh Jiang Yi sebelum mulai mengurutnya.
Minyak melati itu adalah bentuk balas dendam kecilnya karena dipaksa oleh plot. Tapi setelah menggunakannya beberapa kali dan kulit Jiang Yi menjadi lebih halus dan kencang, dia juga mulai menggunakannya untuk dirinya sendiri. Sekarang mereka jadi berbagi wangi yang sama.
"Sepertinya lip cream ini bagus juga. Lihatlah bibirmu sekarang tidak kering lagi." setelah kejadian minyak melati itu, Jiang Yi menjadi kelinci percobaannya. Setiap kali dia membeli barang baru dia akan mencobanya pada Jiang Yi lebih dulu, dan jika hasilnya bagus baru setelahnya dia akan menggunakannya. Seperti lip cream strawberry yang dia pegang.
"Tapi krim matanya tidak seperti di iklan, besok kita akan mencoba brand lain." dia memperhatikan kantung mata Jiang Yi yang masih gelap dan mengangguk-angguk. "Pakai ini dulu untuk sementara." dia mengambil krim mata yang bisa dia pakai dan mengoleskannya pada kulit di sekitar mata Jiang Yi.
"Kalau besok Jiang Ran masih mencari masalah, aku tidak akan segan untuk menjambak rambutnya." bersama dengan Jiang Yi, dia menjadi lebih terbuka dan membicarakan apa saja, mungkin karena tahu jika pria itu tidak akan mendengarnya atau pun membalas ucapannya, "Gatal sekali aku melihat rambutnya yang seperti ekor kuda itu. Bagaimana kalau aku ganti shampoo-nya dengan bleaching, pasti dia akan semakin mirip dengan kuda poni hahaha..." dia tertawa sendiri membayangkan seekor kuda pony dengan wajah Jiang Ran.
Beberapa saat kemudian Lun Li sudah menyelesaikan ritual malam mereka berdua dan menguap "Hoam..."
Setelah membereskan semu skincare dan memasukkannya ke dalam laci meja nakas di samping tempat tidur, mematikan lampu dan berbaring. "Selamat malam." bisiknya sebari menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua.
...
Ribuan mill jaraknya, di dalam sebuah kamar tidur yang didekorasi layaknya kamar seorang putri kerajaan pada abad ke-19, seorang wanita cantik tampak tidur pulas di atas kasur. Rambutnya yang panjang dan berkilau berhamburan memenuhi bantal. Di bawah cahaya rembulan yang menyinari dengan lembut, wanita itu seperti peri yang sedang tidur.
Tiba-tiba wanita itu terlonjak dan membuka matanya. "Aku kembali." dia berbisik, suaranya serak seperti dia sudah sangat lama tidak berbicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Yan
Kok sma dgn crita org sbelah? cuman beda nya org sbelah bukan tranmigrasi jiwa tapi dihidupkan kembali mnjalani khidupan ke 2. Dan chap pertama ini aki rasa ade di skip deh? ko stgh crita dan lgsung kek lain nya dan sesetengah crita nya gak nyambung sprti kek yg sbelah yg aku prnh baca...
2024-03-06
0
Hasan
ho siapa lg nih yg kembali🤔🤔
2023-09-14
0
Silvia
g sabar thor..... next thor......
2023-09-11
1