Sampai di ruang makan.
Tapi hanya kekecewaan yang dia dapatkan. Tidak ada sarapan mewah yang dia bayangkan, bahkan semangkuk bubur putih saja tidak terlihat wujudnya. Dia melirik jam yang masih menunjukan pukul tujuh tiga puluh menit, apakah keluarga ini memulai sarapan pada pukul delapan? Tidak, sarapan pada jam tujuh adalah standar yang banyak digunakan. Dari sini, maka ada dua kemungkinan, yaitu sarapan sudah selesai atau tidak ada sarapan sama sekali.
Lun Li menggaruk tengkuknya dan melongok ke arah dapur, dari sana dia mendengar suara yang membuktikan adanya kegiatan masak-memasak yang sedang terjadi. Dia tersenyum dan harapannya kembali naik, jadi sarapan belum dimulai.
Dengan langkah ringan dia melangkahkan kakinya menuju dapur, berniat untuk memesan sarapan paginya. Sudah lama dia tidak makan bubur milet dan labu kesukaannya.
Dan lagi dia dibuat kecewa. Jangankan bubur, sepotong roti tawar saja tidak ada yang tersisa untuknya. "Lalu apa yang sedang kalian masak? berikan aku satu porsi." ucapnya mencoba untuk berkompromi dengan keadaan.
"Tidak bisa Nona Lun, ini semua untuk dipersiapkan untuk makan siang." sahut kepala bagian dapur. "Seharusnya Nona datang tepat waktu, atau... Nona bisa membuat sarapan sendiri." lanjutnya sambil menunjuk kompor yang sedang tidak digunakan oleh koki.
Dari kalimat sopan yang diucapkan oleh kepala dapur kepadanya, dia bisa melihat adanya pengabaian dan meremehkan yang tersimpan jauh di dalam kalimatnya.
Lun Li tidak terkejut dengan hal itu, karena setelah berjumpa dengan Kepala pengurus rumah tangga dan dokter He, secara garis lurus dia sudah bisa melihat gambaran bagaimana dia diperlakukan di dalam rumah ini. Tapi dia belum tahu apakah para pekerja itu memperlakukannya begitu atas kehendak sendiri atau karena termotivasi oleh majikan mereka. Jika alasan terakhir yang mendasari sikap mereka kepadanya, maka tidak dia tidak bisa berbuat banyak. Karena jika dia ingin mereka memperbaiki sikap, yang perlu dia urus lebih dulu bukan mereka tapi sumbernya.
Di dalam rumah ini, selain dia dan Jiang Yi, ada anggota lain yang tinggal bersama. Yaitu kakek Jiang dan Jiang Ran, adik perempuan Jiang Yi.
Memang banyak alasan bagi dua orang itu untuk tidak menyukainya. Pertama, orang kaya lama seperti keluarga Jiang yang memiliki asal usul panjang yang sejarahnya sudah ada sejak dinasti Ming, tentu akan memandang rendah orang seperti dirinya yang lahir dari rakyat biasa. Lalu, mereka secara tersirat sudah menganggap protagonis wanita sebagai menantu keluarga mereka, maka Lun Li yang datang tanpa direncanakan, tentu dipandang seperti duri pengganggu.
Akan tetapi, jika itu kakek Jiang, orang tua itu sudah bersikap lebih baik kepadanya semenjak kondisi Jiang Yi yang terus membaik setelah kedatangannya. Jadi Lun Li sudah mencoretnya dari daftar dan menyisakan Jiang Ran.
Gadis itu merupakan salah satu dayang protagonis wanita. Mungkin dari semua orang, dialah yang paling kuat menolaknya.
Tapi siapa Lun Li? dia adalah orang yang pernah jatuh dari posisi tertinggi sampai ke dasar jurang. Dia bukan lagi gadis kecil dengan pemikiran naif yang peduli dengan pandangan orang lain. Dia mempunyai tujuan yang jelas untuk dicapai.
Jadi yang Lun Li lakukan sekarang adalah membuat sarapan.
Ketika dia keluar dari dapur membawa semangkuk bubur milet dengan labu manis dan satu set english breakfast sambil menyenandungkan lagu anak-anak, maka dia tidak melihat ekspresi kebingungan dan kaget pada wajah kepala bagian dapur yang menatapnya dengan kaget dan heran.
Bukankah masih kemarin gadis kampungan itu masih berlari keluar sambil menahan tangis? tapi hari ini dia memiliki temperamen yang berbeda, bukan hanya dia berani menatapnya secara langsung, dia bahkan juga membantahnya. Tapi yang paling mengejutkan adalah sarapan ala barat yang dia masak. Gerakannya cekatan dan tidak ragu-ragu, caranya memasak seperti seseorang yang tinggal dan hidup lama di luar negeri, bukan sesuatu yang bisa ditemukan pada seorang gadis kampungan sepertinya.
Bukan hanya orang-orang di dapur yang merasakan perubahan itu, tapi Kepala pengurus rumah tangga dan pelayan yang tadi pagi membangunkannya juga merasakan hal sama. Nona Lun yang datang dua minggu yang lalu adalah gadis pemalu dan penakut yang tidak berani menatap lawan berbicaranya. Perubahan pada kepribadiannya itu tentu membuat mereka sedikit kaget, tapi kemudian mereka tidak lagi heran. Mereka sudah melihat banyak orang berpura-pura polos dan lugu, maka mereka sepakat untuk menganggap perubahan yang terjadi pada Nona Lun sebagai 'dia mulai menunjukan wajah aslinya'.
Jika Lun Li tahu, dia juga tidak akan memusingkan prasangka buruk yang disematkan pada dirinya. karena sejak awal dia memang tidak memiliki niatan untuk mepertahankan karakter 'Lun Li' yang asli.
Lun Li yang tidak ingin bertemu lagi dengan dokter He, setelah menyelesaikan sarapannya, maka dia memilih untuk tidak kembali ke kamarnya.
Dia berpikir jika semua orang kaya selalu membangun sarana hiburan di rumah, seperti istananya dulu yang bahkan mempunyai kandang kuda sekaligus arena pacuannya. Dengan berpikir begitu dia memutuskan untuk berkeliling rumah guna mencari tempat yang cocok untuk menghabiskan waktu.
Ketika dia sampai di taman yang dipenuhi dengan berbagai macam jenis dan warna bunga-bunga yang sedang bermekaran, dia memutuskan untuk nongkrong di sana. Kebetulan sekali ada paviliun yang dibangun di tengah taman. Dia berjalan ke sana dan tidak lupa untuk menyuruh seseorang untuk membawakan teh dan kue kering.
Jadi pemandangan yang dilihat oleh dua orang yang berdiri dibalik jendela di lantai dua adalah dirinya yang sedang duduk pada kursi goyang sambil mengunyah kukis coklat.
"Bagaimana kau bisa membiarkan orang seperti itu berada di dekatmu." pria dengan jas putih berkata pada pria berwajah pucat di sampingnya.
Pria berwajah pucat itu tidak menjawab, dia hanya terus menatap ke bawah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
R yuyun Saribanon
kalu di pembicaraan..jalan ceritanya banyak omon omon nya
2024-02-23
0
Hasan
🤣🤣🤣nikmati hidup loh sebelum dpt warisan cerai🤣🤣
2023-09-11
0