Buzz, buzz...
Alarm berbunyi dua kali dan membuyarkan lamunannya. Lun Li melirik jam di atas nakas yang masih menunjukan pukul lima lewat dua puluh menit, masih terlalu pagi dan dia memutuskan untuk menarik kembali selimutnya dan melanjutkan tidur.
Dengan kasur yang empuk dan selimut yang lembut tidak akan membutuhkan waktu yang lama baginya untuk terlelap. Tapi naas dan sial, ketika satu langkah lagi dia akan sampai ke alam mimpi, pintu kamar diketuk. Kemudian tanpa aba-aba, seseorang mendorongnya hingga terbuka.
"Nona Lun sudah waktunya bangun."
Lun Li melompat dari tempat tidur ketika mendengar suara laki-laki yang berbicara.
Bagaimana bisa pelayan masuk dengan sembarangan ke kamar majikan? Itu pertanyaan yang muncul di dalam benaknya begitu dia melihat seorang pria paruh baya berseragam butler dan satu pelayan wanita di belakangnya.
Namun belum sempat dia menyampaikan kedongkolannya, sebuah baskom berisi air dan handuk diserahkan secara paksa kepadanya. "Nona Lun, dokter He akan datang lebih awal lima belas menit hari ini." Kepala pengurus rumah tangga berkata.
"Lalu?" Lun Li menatap baskom dan handuk di pelukannya dengan bingung. Apakah ini digunakan untuk mencuci wajah? aneh sekali. Sekarang sudah jaman apa dan keluarga ini masih melakukan praktek abad ke-19. Tapi kenapa diberikan kepadanya, bukankah seharusnya tetap dipegang oleh pelayan selama dia mencuci wajahnya dan berkumur.
Lun Li melirik pelayan yang sekarang berdiri disamping Kepala pengurus rumah tangga, melihat raut wajahnya yang seperti menahan sembelit, pelayan itu tidak akan menerima baskomnya jika dia menyerahkannya lagi. Maka, dia dengan bijak memilih untuk meletakkannya pada meja kecil disamping tempat tidur.
"Apa yang anda lakukan Nona Lun?" Kepala pengurus rumah tangga berseru, dia merebut baskomnya ketika Lun Li baru saja mulai membasuh wajahnya.
Lun Li mendongak dan menjadi bingung ketika mendapati wajah Kepala pengurus rumah tangga menghitam. "Bukankah kegunaannya untuk mencuci wajah, apa aku salah?" dia bertanya.
Kepala pengurus rumah tangga berdecak dan memberikan tatapan garang kepadanya, "Memang benar tapi bukan untuk anda." Ucapnya kemudian.
Lun Li mengerutkan alis. Kalau bukan untuknya, lalu untuk siapa? Tapi kemudian dia mengerti jika itu memang bukan diperuntukkan untuknya tetapi untuk Jiang Yi. Ingatannya yang kolektif dan hanya mengingat hal-hal yang baik-baik saja, samar-samar mengingat jika ada adegan dimana seorang istri merawat suaminya yang sedang koma dengan sepenuh hati, ingatan itu yang dia lewatkan.
Sial, benar kata pepatah, tidak ada makan siang gratis, kalau pun ada makanan itu pasti sudah basi!
Lun Li mengutuk dalam diam, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena selanjutnya, tubuhnya bergerak sendiri seperti robot yang dikendalikan oleh remote kontrol, dia mengambil baskom yang tadi direbut oleh Kepala pengurus rumah tangga, lalu duduk di tepi ranjang pada sisi yang ditempati oleh Jiang Yi, memasukkan handuk ke dalam air di baskom, memerasnya dan dengan lembut dia menyeka wajah suaminya.
Apa yang terjadi? Lun Li berusaha untuk mengendalikan tubuhnya, tapi tubuhnya seperti memiliki pemikiran sendiri, terus bergerak melawan kehendaknya.
Dia melihat tangannya membuka kancing baju tidur yang dipakai oleh Jiang Yi dengan horor. Dia yang punya banyak waktu luang, tentunya pernah melakukan beberapa kegiatan tidak bermanfaat, salah satunya adalah membaca web novel. Dari sekian banyak cerita yang pernah dia baca, ada cerita yang mirip dengan apa yang dia alami saat ini. Seorang transmigator seperti dirinya kehilangan kendali atas tubuhnya dan tidak bisa melawan alur cerita.
Lun Li yang tidak terlalu banyak memiliki pikiran positif, pikirannya menjerumus kepada kemungkinan terburuk. Jika dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya untuk menghindari plot, itu artinya dia tidak bisa mengubah akhir dirinya yang tragis.
Dia dengan perasaan yang was-was akhirnya telah menyelesaikan tugasnya dan saat ini kendali tubuhnya telah kembali kepadanya.
"Nona Lun, dokter He akan masuk sekarang." pintu kamarnya kembali diketuk, paman Wang, nama Kepala pengurus rumah tangga yang baru dia ingat, berkata.
Lun Li menata pikirannya lebih dulu sebelum dia mempersilahkan dokter itu untuk masuk. "Masuk."
Tidak lama, seorang pria yang sekiranya seumuran dengan Jiang Yi, memasuki ruangan dengan tas medis di tangan.
Lun Li mengingat sedikit deskripsi tentang dokter pribadi keluarga Jiang yang juga merupakan teman dekat Jiang Yi, dia adalah protagonis kedua, terlahir dari keluarga kedokteran tradisional yang terkenal. Dia menjadi ahli yang dikenal baik di dunia kedokteran modern ataupun dunia kedokteran tradisional.
He Jun, dokter itu, Jiang Yi dan protagonis wanita yang Lun Li sudah lupa siapa namanya. Tiga orang itu adalah teman sepermainan dari kecil. Satu kelompok yang terdiri dari dua orang pria dan satu wanita, maka tidak akan jauh-jauh dari kutukan klasik cinta segitiga.
He Jun, selain dia diam-diam mencintai protagonis wanita dia juga adalah pendukung yang paling berjasa dalam mempersatukan kedua sahabatnya. Dan yang terpenting, dia, He Jun, tidak menyukai Lun Li.
"Anda bisa pergi sekarang, Nona Lun." He Jun tersenyum kepadanya, tapi matanya sarat permusuhan.
Lun Li berbalik badan dan mengerutkan hidungnya. Dia awalnya sedikit bersimpati kepada pria itu karena telah menjadi ban serep, tetapi setelah melihat bertingkahnya yang seperti induk ayam agresif, rasa simpatinya menguap seperti udara.
Mengikuti ingatan tubuhnya, dia menuruni tangga dan mencari ruang makan. Orang kaya setingkat keluarga Jiang, mereka pasti menyediakan sarapan pagi yang mewah.
Dia tidak sabar untuk mencicipinya dan mempercepat langkah kakinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
@shiha putri inayyah 3107
masih menyimak alur cerita nya
2023-09-13
0
Hasan
lanjot lg thor😋😋
2023-09-10
0