Tok
Tok
Tok
"Suara ada yang mengetuk pintu." ujar Suci, terdengar dari dalam kamarnya.
"Tunggu sebentar ya, Tuan, saya mau cek siapa yang datang," ujarnya meminta ijin, lalu Edo pun menganggukkan kepalanya.
Gadis itu kaget ketika membukakan pintu mertuanya yang datang, dan seperti biasa wanita paruh baya itu berkunjung tanpa memberitahu terlebih dulu.
"Mami...kok gak telpon Suci dulu mau kesini," tanyanya.
"Kamu lupa? kemarin-kemarin Mami sudah bilang mau ajak kamu jalan-jalan, hemm." jelasnya.
"Ahh, iya Mih Suci lupa, soalnya Suci bingung, karena kemrin sore mas Edo sakit sampe sekarang masih belum membaik," jelasnya.
"Apa! kenapa Mami gak dikasih tau kalau anak Mami sakit?"
Wanita paruh baya itu langsung berjalan ke kamar anaknya ketika mendengar penjelasan menantunya.
"Maafin Suci Mih, kemarin Suci panik, dan gak kepikiran untuk menelpon Mami," ujarnya menjelaskan sambil mengikuti langkah kaki mertuanya yang menuju kamar putera kesayangannya itu.
"Kamu kenapa sayang?" tanyanya kepada lelaki yang terbaring lemah di atas tempat tidur.
"Edo nggak apa-apa Mih, Edo hanya kelelahan saja," ucapnya lirih.
"Gak apa-apa bagaimana, muka kamu pucat dan badannya demam kaya gini," ucapan khawatir.
"Mami, tenang ya, kemarin dokter Gibran sudah memeriksa mas Edo kok, dan dokter bilang mas Edo hanya kelelahan jadi Mami gak usah khawatir ya," timpal Suci.
"Iya Mih, apa yang di katakan Suci benar, dan Edo juga sekarang sudah agak baikan kok, jadi Mami gak usah khawatir ya," sambung Edo.
"Jangan seperti ini lagi ya Suci, beri tahu Mami jika suamimu sakit."
"Iya Mih."
Beberapa jam kemudian, wanita paruh baya itu pun pamit untuk pulang, dan Suci mengantarkannya sampai pintu lift, rencana untuk jalan-jalan ke mall pun dibatalkan, karena melihat kondisi Edo kurang baik.
"Yasudah Mami pulang dulu ya, jaga suamimu dengan baik, dan jalan-jalannya nanti saja kalau Edo sudah sembuh," pesannya kepada sang menantu.
"Iya, Mih."
Setelah mengantarkan mertuanya, Suci langsung kembali ke kamar dan menemani suaminya kembali. Dia terlihat begitu menyayangi suaminya, hanya saja Suci tidak percaya diri untuk mengakui itu, begitu pula dengan Edo yang gengsinya Segede gunung, enggan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.
*****
Keesokan harinya, Edo sudah sembuh dari sakit karena istrinya begitu telaten merawatnya, jadi bisa membuat tubuhnya pulih dengan cepat.
"Suci, Saya mau kerja hari ini," ujarnya memberi tahu.
"Tapi.... bukannya tuan masih sakit?" sahut Suci khawatir.
"Saya sudah sembuh, dan saya tidak bisa berlama-lama di atas kasur, karena banyak yang harus saya urus di kantor," jelasnya.
"Yasudah, kalau begitu saya siapkan sarapan selama Tuan mandi."
"Ya."
Gadis itu segera ke dapur, membuatkan sarapan untuk suaminya, ia begitu antusias jika memasak makanan kesukaan suaminya itu, yaitu nasi goreng jagung.
Tak lama nasi goreng dan segelas susu segar sudah tersaji di atas meja makan, dan Edo juga sudah rapih menggunakan jas berwarna abu-abu, terlihat begitu tampan dan gagah.
"Suci, apakah saya sudah terlihat rapih?" tanyanya kepada gadis yang sedang menata hidangan di atas meja, lalu menengok ke arah suaminya berdiri.
"Tuan, ini loh dasinya miring," ujarnya seraya merapihkan dasi dan jas suaminya yang belum pas dan Edo memandang istrinya dengan penuh rasa. "Nah ini sudah oke."
"Terimakasih." jawabnya singkat, mulai lagi sombongnya.
"Iya, tuan."
"Yasudah ayo kita sarapan bareng," ujarnya seraya menarik kursi dan mendudukinya.
"Baik, tuan."
Gadis itu masih saja canggung ketika makan semeja bersama suaminya, dia masih tidak percaya diri dan malu, padahal dia menikah sudah 6 bulan lebih tapi masih saja segan. Sebenernya bukan segan sih, lebih ke takut, tahu sendiri kan suaminya yang kejam.
Dalam keheningan Suci memberanikan diri untuk meminta ijin kepada suaminya untuk berkunjung ke rumah sang Ayah, karena sudah lama sekali semenjak menikah dia tak pernah menengok Ayah kesayangannya itu.
"Tuan, maaf.. bolehkah saya menengok Ayah? sudah lama sekali saya tidak berkunjung kerumah orang tua saya, saya kangen sekali sama Ayah," ujarnya meminta ijin.
"Apa kamu tidak mau mengajak saya hah?" sahutnya.
"Maksud, tuan?"
"Kamu harus berangkat bersama saya, karena saya juga mau nengok mertua saya, ngerti?" jelasnya.
"Iya... tuan, saya mengerti."
"Yasudah setelah sarapan kamu ganti baju dan siap-siap, kita berangkat bareng."
"Baik, tuan terimaksih." Gadis itu terlihat girang ketika Edo mengijinkannya menemui Ayah kesayangannya, terlihat wajahnya begitu bahagia.
*
*
*
*
Hay Reader keceh maaf kan author lama gak up, tapi author double up ya kali ini.
jangan lupa kasih like dan vote, agar Author lebih semangat up nya😊
Happy Reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Lusiana Karangan
sudah nikah 6 bulan tapi belum hamil ya
2021-09-01
0
Anie Fathan Fathan
katanya ada undangan dri maminya thor,trs kpn prgi ke acaranya..??? penasaran ama cntikx suci,visualx dong...
2021-03-24
0
Sri Hayati
syukur lah Edo mulai berubah setiap harinya....
2021-02-09
9