Tok tok tok
"Sepertinya ada suara yang mengetuk pintu Tuan" ujar Suci memberitahu.
"Iya, itu sekretaris Rey, dari tadi dia sudah di depan apartment" jelasnya.
"Yasudah saya akan membukakan pintu dulu Tuan."
"Ya."
Ceklek
terbukalah pintu, dan benar sekertaris Rey.
"Selamat pagi Nona" sapa Rey.
"Pagi mas Rey, silahkan masuk" sapanya balik dan mempersilahkan sekertaris Rey masuk.
Rey masuk dan berjalan menuju sofa yang tak jauh dari pintu.
"Mas Rey mau minum apa?"
"Tak perlu repot-repot Nona saya sudah sarapan di rumah" tolaknya secara halus, karena Rey memang sudah biasa sarapan di rumahnya.
"Bener nih gak mau saya buatin sarapan?."
"Iya Nona tak usah, terimaksih."
"Yasudah kalau begitu, saya ke dapur dulu ya."
"Iya Nona, silahkan."
Edo keluar dari kamar dengan wajah sumringah, tak pernah Rey melihat bosnya itu menyapa dengan senyuman apalagi dia lelaki yang angkuh dan bergengsi. Sekertaris Rey nampaknya faham dengan tingkah bosnya itu.
"Tuan, nampaknya hari ini sedang bahagia nih senyam senyum" sapa Rey.
"Apaan sih Rey!" sahutnya dengan nada sedikit tinggi, lalu Edo langsung mengerucutkan bibirnya yang tadinya senyum menjadi jaim lagi di hadapan sekertarisnya itu.
"Lha kok dia serem lagi sih, tadi senyum-senyum sekarang kumat lagi, dasar aneh." batin Rey.
"Tuan gak seperti biasanya telat, saya sudah dari 15 menit yang lalu di luar" ujar Rey menanyakan, kenapa bos besarnya itu bisa telat, karena selama ini bosnya tak pernah telat untuk berangkat ke kantor.
"Memangnya tidak boleh saya telat, hah?!"
"Bu-bukan begitu Tuan, saya cuma merasa heran saja, karena tuan selama ini tidak pernah telat" jelasnya.
"Hm,,, yasudahlah ayo kita berangkat" ajak Edo seraya menarik baju Rey.
"Suci saya berangkat" ujar Edo pamit.
"Iya Tuan."
Edo dan sekertaris Rey pun berjalan keluar apartment menuju kantornya, nampaknya hari ini Edo bakal jadi bulan-bulanan karyawan karena selama ini ia tak pernah sekalipun telat datang ke kantor degan atau tanpa alasan.
Tak lama mobilnya sudah terparkir di depan kantor, Edo pun masuk dengan wajah berseri-seri dan menebarkan senyum sumringah kepada seluruh karyawannya. Edo benar-benar berbeda dari biasanya uang begitu angkuh, dingin dan sombong.
"Selamat siang pak, siang pak" sapa beberapa karyawannya yang ia lewati. Dia pun tersenyum membalas sapaan dari karyawannya itu.
"Ehh, tumben pak Edo telat datang ke kantor, biasanya kita belum nyampe dia udah di sini" ujar salah satu karyawannya.
"Iya nih tumben, terus senyum sumringah lagi, biasanya suram" sambung yang lainnya.
"Iya gue juga aneh, baru kali ini lihat pak Edo tersenyum," celoteh salah satu resepsionis.
"Yasudahlah, kalau dia senyum kita kan nggk terlalu tegang" sahut yang lainnya.
"Iya benar, semoga saja tiap hari pak Edo seperti itu," timpalnya lagi.
Sampailah di ruangan PRESDIR Edo duduk dan tersenyum sendiri membayangkan kejadian semalam dan pagi tadi sebelum ia berangkat, dan membuat ia telat datang ke kantor, lelaki itu membayangkan bagaimana ia pertama kali melakukan dengan istrinya. Kalau di ingat rasanya pengen cepet pulang dan melakukannya lagi.
"Ahh, kenapa Suci secantik ini dan bisa membuat aku mabuk cinta begini?, padahal aku kan cuma sewa dia sebagai istri kontrak kenapa aku sangat menikmatinya," gumamnya.
Edo terus menerus membayangkan tubuh seksi istrinya itu, dia benar-benar terhanyut dalam hayalan dan ingin segera pulang jika mengingat kejadian itu.
Ketika lelaki itu sedang terlarut dalam lamunan dan senyum-senyum sendiri tiba-tiba ada sekertaris Rey datang.
"Maaf Tuan, ada tamu untuk Anda" ujar Rey.
"Siapa Rey?"
"Nggak tahu Tuan, katanya anaknya temen papah."
"Oh, yasudah suruh dia masuk."
"Baik Tuan."
"Nona silahkan masuk" ujar Rey kepada perempuan cantik yang berdiri di depan pintu ruangan PRESDIR.
"Terimakasih mas Rey" balasnya.
Masuklah wanita cantik, tinggi hidung mancung body bak model, pokoknya sempurna. Lalu wanita itu langsung menuju meja kebesaran Edo sang PRESDIR.
"Silahkan duduk, ada perlu apa anda kemari" ujar Edo jutek.
"Mas Edo, jangan jutek gitu dong, kita kan sudah berteman lama, masa masih aja kaku" ucap Cindy.
"Saya lagi sibuk dan tidak bisa basa-basi, ngerti?" sahutnya.
"Aku mau ajak kamu makan malam, papa bilang kamu jomblo."
Cindy dan keluarganya tidak tahu kalau Edo sudah menikah, karena waktu Edo melangsungkan pernikahan keluarga Cindy sedang berada di Australia di tempat Neneknya.
"Waduh bagaimana ceritanya ini, Non Cindy tidak tau apa tuan Edo sudah menikah" batin Rey heran. dari kejauhan Rey mendengarkan percakapan mereka berdua, yang memang Edo menolak Cindy. Rey jadi penasaran kenapa Edo gak memberitahu Cindy tentang pernikahannya dengan Suci.
"Emang kalau saya jomblo kamu mau apa hah?" jawabnya ketus.
"Mau jalan sama kamu." sahutnya, sambil glendotan di samping Edo.
"Maaf saya tidak tertarik pada anda Nona, Karena Anda buka selera saya faham!" jawaban ketus dan sedikit menyinggung.
"Apa! gue di tolak? selama ini laki-laki yang mengejar gue" batinnya aneh, Karena selama ini Cindy tak pernah ditolak laki-laki yang ada semua pada antri ingin mendapatkannya.
Tanpa basa-basi Edo menolak ajakan Cindy dan mengusirnya dari ruangan kerjanya.
"Mendingan Anda pulang dan keluar dari ruangan saya, saya tidak ada waktu ladenin wanita seperti anda, silahkan keluar!."
"Sombong!" ucap Cindy sambil menggebrak meja kerja lelaki itu, lalu berjalan keluar dari ruangan Edo.
*
*
*
*
*
Hay Readers yang baik hati jangan lupa like dan vote ya agar Author semangat up nya.
dan tinggalkan jejak di kolom komentar.
Terimakasih 🙏🙏
Happy Reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Eti
datang tu uleeet,kenapa nga jujur edo
2022-01-04
0
Yadi
Gue sangka, Edo tertarik dgn ajakan Cindy... eh ternyata nggak 🤣😂 krn Edo masih ingat ama "rasa" pergulatannya diranjang dan dikamar mandi dgn istrinya
2021-06-20
0
Riekedyah W
eih..emang cewek skrg itu gayanya kayak Cindy ya? dari semua novel mesti sll ada model karakter begini
2021-04-05
0