bab 2

Dimas yang sedang fokus mengawasi Raisa. Tiba tiba dikejutkan oleh jaki.

"Dimas ..lagi ngapain lu?" Seru jaki spontan.

Dimas terperangah terkejut dan menoleh kebelakang.

"Ya ampu jaki. Lu bikin jantung gua copot aja" sahut Dimas sembari memegang dadanya.

"Abis lu fokus banget sih. Katanya mau mesen minum. Ga tau nya ada disini. Lagi ngapain sih?" Jaki ngedumel.

"Shut!!"

Dimas meluncurkan jari telunjuk nya ke arah bibir jaki. Memberi isyarat jangan berisik.

Raisa menoleh ke arah Dimas dan jaki.

"Seperti suara temannya Radit" gumam Raisa memperhatikan kedua remaja dikejauhan.

"Siapa Tante?" Tanya remaja di hadapannya.

"Eh...itu seperti suara temannya Radit " lirik Raisa menunjukkan ke arah Dimas dan jaki.

Remaja yang dihadapannya itu menoleh kebelakang.

"Sepertinya" ucap remaja itu.

"Ya udah kita segera pergi dari sini" sambungnya lagi sembari bangkit dan mengajak Raisa pergi dari tempat itu.

Raisa mengangguk tanda setuju.

"Ikh apa an sih lu" spontan jaki terkejut dan menghempaskan jari Dimas dari bibirnya.

"E...lu jangan berisik maksudnya gua" jawab Dimas setengah gugup.

"Daritadi lu disini ngapain sih?" Tanya Jaki penasaran.

"Eh..itu itu...ah kepo lu ah" jawab Dimas mengalihkan pembicaraan.

"Ya gua pingin tau aja. Daritadi lu disini ngabisin waktu ngapain?" Tanya Jaki masih penasaran.

Dimas bingung harus mengatakan apa. Jaki celingukan mencari sesuatu penyebab membuat Dimas berada disitu.

"Ahh...jangan jangan.." ucap Jaki sambil menganga mulutnya

"Jangan jangan apa?" Tanya Dimas cemas.

Karena takut ketahuan jaki kalau Dimas melihat ibunya Radit bersama anak sebayanya.

"Tuh...lu daritadi lihatin cewek itu kan?" Tunjuk jaki dengan menunjukkan jari dan tangan nya ditempelkan ke dada. Dengan tatapan menggoda Dimas.

Hu....

Dimas merasa lega dan menghembuskan nafas. Ternyata kaki menunjuk ke arah wanita cantik yang sedang duduk sendirian.

Namun, Dimas terkejut dengan hilangnya Raisa ditempat duduknya.

"Kemana Tante Raisa?"  Tanya Dimas dalam hati.

"Ya ampun Dimas, Dimas. Dekati aja kalau lu suka"  celetuk jaki membuyarkan lamunan Dimas.

"Ah, lu mana berani gua" jawab Dimas berpura pura.

"Udah yu..kita pesan minum dulu " ajak Dimas sambil merangkul bahu jaki.

"Eh, tapi itu cewek mubajir lho .mungpung sendirian" ucap Jaki.

"Udah gpp.. ga dapet hari ini..besok juga bisa dapat" jawab Dimas yang terus membawa jaki pergi dari tempat itu.

Radit terdiam duduk sendirian menunggu kedua kawannya. Dia masih membayangkan kejadian kejadian yang menimpa didalam rumahnya.

Seperti suatu malam. Papahnya Radit pulang lebih awal. Sedangkan Raisa , mamahnya Radit selalu pulang malam. Dengan alasan pekerjaan.

"Dari mana aja sih? Jam segini baru pulang?" Tanya papahnya Radit yaitu Bagas.

"Kerja" jawab Raisa singkat sembari ngeloyor masuk kedalam kamar.

"Masa tiap malam lembur terus?" Tanya Bagas mulai terpancing emosi.

"Aku aja udah pulang sore sore" sambungnya dengan nada kesal.

"Beda tempat beda jadwal kerja" jawab Raisa ketus.

"Kamu tuh yah. Semenjak diangkat jadi manajer banyak perubahan!" Bentak Bagas yang sudah tidak tahan lagi.

"Maksud kamu apa?"

"Pulang selalu malam, di omongin suami ga nurut. Malah ngelawan aja. Ga ada waktu buat aku" Bagas mengeluarkan unek uneknya yang selama ini dipendam.

"Kamu tau kan aku sibuk kerja. Dan aku juga harus profesional dan respect dengan pekerjaan ku" jawab Raisa yang tidak mau kalah.

"Kamu mentingin pekerjaan daripada suami dan keluarga mu?" Tanya Bagas tersinggung.

"Aku cape. Pulang selalu saja ribut" bantah Raisa sambil pergi kekamar mandi yang berada didalam kamarnya.

Radit diam diam mendengar percakapan kedua orangtuanya. Dia menggeleng kan kepala. Dan menghela nafas seakan akan berat untuk dia hadapi.

"Sory nih dit. Kita lama" ucap Jaki mengejutkan lamunan Radit.

"Kalian pesan kemana sih?" Tanya Radit terkejut dengan suara jaki yang membuyarkan lamunan nya.

"Biasa Dimas tuh. Kecantol Ama cewe sehingga nyangkut di balik pohon" jawab jaki diiringi tertawa renyah.

"Ust! Lu apa an sih jak!?" Hardik Dimas melirik.

"Pantesan.." sahut Radit tetap cuek sambil mengambil es kopi yang sudah dibawakan jaki.

Dimas menatap wajah Radit. Dia masih memikirkan Raisa bersama cowok anak SMA.

Radit mengerutkan kening melihat tatapan Dimas kepadanya.

"Ada apa?" Tegur Radit

"Ga..ga ada apa apa" jawab Dimas santai.

"Bo'ong lu? Lu daritadi menatap gua tajam banget. Pasti ada sesuatu yang lu sembunyikan kan?" Tanya Radit penasaran.

"Ada sih" jawab Dimas

"Apa?"

"Sikap lu yang mendadak dingin" Dimas mencoba mengalihkan perhatian pertanyaan Radit dengan sikapnya.

Radit baru sadar kalau dia selama ini bersikap dingin dan tertutup ga banyak bicara. Ga seperti dulu. Selalu ceria dan banyak cerita.

Dia sadari dengan sikapnya berawal dari permasalahan orangtuanya.

"Eh dit..malah ngelamun!" Tegur jaki

Radit menatap jaki.

"Tuh si Dimas nanya" sambung jaki sambil melirik Dimas.

"Biasa aja ..ga usah kalian pikirkan " jawab Radit santai

" menurut kamu biasa aja? Kita yang merasakan " bantah Dimas.

"Seperti ada sesuatu yang kamu sembunyikan" sambung Dimas lagi.

Pertanyaan Dimas mengejutkan perasaan Radit yang selama ini dia pendam. Namun, tidak mungkin dia menceritakan permasalahan orangtuanya kepada dua sahabatnya.

" cuma perasaan kamu aja" jawab Dimas pelan.

Dimas dan jaki saling melirik.

Sesampainya dirumah pukul menunjukkan jam 5 sore. Radit membuka pintu rumah. Lalu, dia baru saja melangkah kan kaki. Seseorang mengetuk pintu. Radit pun menoleh kebelakang. Dia melihat wanita paruh baya di depan pintu yang masih terbuka.

"Maaf mas, apakah benar ini rumahnya ibu Raisa?" Tanya wanita paruh baya itu.

"Iya. Ibu siapa?" Tanya Radit mendekati wanita itu.

"Saya Inah. Yang mau kerja dirumah Bu Raisa " jawab Inah memperkenalkan diri.

Dimas mengerutkan kening.

"Mamah menyuruh orang kerja lagi? Bukankah sudah ada yang kerja walaupun pulang pergi" gumam Radit dalam hati.

"Maaf mas" tegur bi Inah menyadari Radit.

"Oh, iya. Tapi , mamah saya belum pulang" jawab Radit

"Pulangnya jam berapa ya,mas?" Tanya Bi Inah sedikit kecewa.

"Malam" jawab Radit singkat.

"Aduh gimana ya. Bibi udah jauh jauh datang kesini ibunya tidak ada" bi Inah merasa kecewa dan risau.

" Tidak apa apa bi..masuk aja" seseorang yaitu Bagas menjawab kerisauan bi Inah.

Radit mendongak ke arah Bagas yang udah ada di halaman rumah. Bi Inah pun menoleh kebelakang. Bagas tersenyum dan mendekati bi Inah dan Radit.

"Bapak suaminya Bu Raisa?" Tanya Bi Inah

"Iya bi" jawab Bagas mengangguk dan tersenyum.

Radit hanya melirik.

"Alhamdulillah. Bibi tadinya cemas. Takutnya ga jadi bibi kerja disini. Malah pulang lagi ke kampung. Udah jauh jauh juga" bi Inah senang dengan datangnya Bagas.

"Iya bi. Bibi boleh masuk. Dan silakan istirahat dulu. Soal pekerjaan bagaimana ibu pulang aja" Bagas mempersilahkan bi Inah.

"Terimakasih pak" jawab bi Inah.

"Silahkan bi mari masuk"

"Iya pak" bi inah pun masuk yang diikuti Bagas.

Radit hanya melirik ke arah Bagas. Bagas berhenti setelah mendekati Radit.

"Kamu baru pulang juga?" Tanya Bagas melirik Radit yang sejak tadi didekat pintu.

"Hm" jawab Radit singkat.lalu, Radit segera pergi meninggalkan Bagas.

Bagas menutup pintu.

Didalam kamar Radit membanting kan badannya ke atas kasur. Dia menatap langit langit kamar. Radit merasakan rumah yang dia huni seperti kuburan. Sepi tanpa canda tawa keluarga. Berbeda waktu Masa kecil dia. Selalu menjadi pusat perhatian orangtuanya. Bahkan selalu dimanja dan tidur pun bertiga seranjang. Mamah papah nya selalu membawa Radit jalan jalan. Makan pun selalu bersama. Dia yang selalu digendong papahnya. Dia yang selalu di peluk mamahna. Kini semua momen semasa kecilnya berubah menjadi kenangan. Semenjak mamahnya diangkat jadi manajer.  Kehangatan, kebahagiaan dan canda tawa itu sirna. Yang dia rasakan sepi seperti sebatang kara.

Bersambung ..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!