Ch.16

Louise mengangguk menjawab pertanyaan Angel.

"Pria itu adalah CEO .."

"Stop."

Angel langsung memotong ucapan Louise.

"Aku tidak ingin tahu siapa pun dia karena perjodohan itu tidak akan pernah terjadi." kata Angel yang tidak mau tahu dan tidak peduli siapa pun pria pilihan sang ayah.

"Yakin kau tidak ingin tahu ?" tanya Louise lagi.

"Ya, aku yakin." jawab Angel yakin.

"Baiklah. Semoga kau tidak menyesal." dan Louise pun tidak memaksa karena Angel yakin tidak ingin tahu.

Louise akan menyimpan informasi ini untuk dirinya sendiri dan Louise juga sedang menyelidiki apa motif pria itu mengikutinya saat sedang bersama Angel waktu itu.

Melvin melihat jam di pergelangan tangannya. Ini sudah hampir dua puluh menit Angel dan Louise di dalam apartemen.

"Tuan, saya naik ke atas menyusul mereka." Leon yang melihat tuannya tampak gelisah, menawarkan diri untuk pergi ke unit apartemen Angel melihat apa yang di lakukan oleh Angel dan Louise.

"Tidak perlu." balas Melvin karena melihat pria yang sejak tadi mengganggu pikirannya berjalan menuju sebuah mobil.

Setelah pembicaraannya dengan Angel selesai, Louise langsung pergi. Lagi pula ia tidak bisa berlama-laman bersama Angel karena setengah jam lagi Louise punya agenda lain.

"Tuan Melvin mengikuti anda datang kesini." beritahu Robby, asisten Louise.

Ini kali kedua Melvin mengikutinya ketika bersama Angel. Louise yakin pasti ada sesuatu antara Melvin dan Angel. Tidak mungkin hanya sebatas bos dan karyawan.

Atau jangan-jangan Melvin sudah tahu jika Angel sebenarnya adalah Aurora. Wanita yang akan di jodohkan dengannya.

"Kita pergi sekarang." perintah Melvin kepada sang asisten setelah mobil yang di tumpangi Louise pergi menjauh.

Sebenarnya Melvin ingin langsung menemui Angel, tapi mengingat wanita itu begitu keras kepala dan selalu menjawab apa yang ia katakan jadi Melvin mengurungkan niatnya itu.

*

Keesokan harinya seperti biasa ketika pulang kantor, mobil Melvin akan berhenti di depan Angel dan Ana.

"Ana, ajak sekali teman mu itu." kata Melvin sebelum Ana masuk ke dalam mobil.

Ana kembali ke tempat Angel dan mengajak temannya itu untuk ikut sesuai perintah Melvin.

"Ah, tidak. Aku akan pulang dengan taksi saja." tolak Angel dengan sopan.

Tiba-tiba sebuah pesan masuk di ponsel Angel. Pesan yang di kirim oleh Melvin. Angel memutar bola matanya malas. Namun Ana tidak melihat itu karena Angel menunduk menyimpan ponselnya ke dalam tas.

"Ayo, Angel." ajak Ana sekali lagi.

"Iya, baiklah." akhirnya dengan sangat terpaksa Angel mengikuti Ana masuk ke dalam mobil Melvin.

Seperti biasa Ana duduk bersama Melvin di kursi belakang. Sementara Angel duduk di kursi depan di samping Leon.

Sebenarnya rumah Ana dan Angel berbeda arah Apa lagi rumah Melvin. Tapi sepertinya Ana tidak menyadari hal itu. Ana tidak menyadari jika Melvin memiliki niat terselubung kepada Angel.

"Terima kasih, kak." kata Ana kepada Melvin begitu sampai di rumahnya.

"Angel, aku pulang dulu." Ana melambaikan tangan kepada temannya, Angel.

Setelah Ana turun dari mobil, Leon pun kembali menjalankan mobilnya.

"Berhenti." Melvin tiba-tiba menyuruh Leon untuk menghentikan mobil setelah agak jauh dari rumah Ana.

Angel yang mendengar perintah Melvin itu jadi berfikir yang tidak-tidak.

Apa dia akan menurunkan ku di sini ? batin Angel.

"Pindah ke belakang." perintah Melvin lagi.

Meskipun Melvin tidak menyebutkan nama tapi Angel tahu perintah itu di tujukan Melvin padanya.

"Nona, silahkan pindah ke kursi belakang." kata Leon yang melihat Angel yang masih diam.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***