Ch. 14

Erland duduk dengan tenang di bawah tatapan Abraham. Pria berusia dua puluh empat tahun itu memang tidak pernah mengenal rasa takut. Sejak semula ia sudah menduga hal ini akan terjadi. Dimana om Abraham akan datang menemuinya untuk menanyakan tentang Aurora.

"Apa yang om ingin bicarakan dengan ku ?" tanya Erland terlebih dahulu.

"Om yakin kau pasti tau di mana Aurora." kata Abraham dengan tenang.

Abraham bukan hanya sekedar menebak atau menuduh Erland. Tapi siapa lagi yang bisa membuat penyamaran, penggantian identitas atau bahkan membuat seseorang menghilang jika bukan seorang mata-mata.

Ya, Erland adalah seorang mata-mata di sebuah organisasi badan intelejen. Ia mengikuti jejak sang ayah yang juga merupakan seorang mata-mata sebelum akhirnya mengundurkan diri karena memilih hidup tenang bersama sang istri dan menjadi pemimpin salah satu perusahaan keluarga.

Erland merupakan salah satu agen terbaik di organisasinya. Kemampuannya sekelas dengan agen internasional. Ia sering di tugaskan untuk bekerja sama dengan agen dari organisasi badan intelijen asing dalam kasus-kasus besar. Tak ayal Abraham mengatakan jika Erland lah yang telah membantu Aurora sehingga putrinya itu menghilang tanpa jejak.

"Maaf, aku tidak bisa memberitahu om di mana Aurora. Tapi om tidak usah khawatir. Keadaannya baik-baik saja."

Abraham menghela napas lega mendengar kata Erland jika putrinya baik-baik saja.

"Baiklah. Terima kasih." Abraham tidak akan memaksa Erland untuk mengatakan di mana Aurora. Karena Erland bukanlah tipe orang yang bisa di paksa. Abraham memiliki rencana lain agar Erland membawa Aurora kembali.

"Om mohon, tolong kau jaga dia dengan baik." pinta Abraham sebelum ia mengakhiri pembicaraan mereka.

Sementara Abraham berada di London, ia menyempatkan diri berkunjung ke rumah teman bisnisnya yang tinggal di sini. Sebelumnya ia sudah membuat janji untuk bertemu di kediaman temannya itu.

Adam Mark, berusia lima belas tahun lebih tua dari Abraham. Abraham belajar banyak ilmu bisnis dari Adam sehingga perusahaannya menjadi salah satu yang terbesar di tanah air, meskipun tidak sebesar perusahaan Adam yang berada di berbagai negara Asia dan Eropa.

"Bulan depan aku akan pulang ke tanah air. Semoga saja cucu ku tidak sibuk. Aku akan mengenalkannya pada mu." kata Adam kepada Abraham.

Meskipun Abraham sudah mengenal siapa cucu nya. Tapi kenal hanya sebatas sesama pengusaha. Adam bermaksud ingin mengenalkan mereka secara pribadi.

"Baik, aku akan menunggu kedatangan kalian." balas Abraham.

Tiga bulan yang lalu Adam juga datang berkunjung ke rumah Abraham saat pulang ke Indonesia. Tapi, sayangnya waktu itu ia tidak bisa membawa Melvin. Karena cucu kesayangannya itu sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.

Adam tahu, itu hanyalah akal-akalan Melvin untuk menghindar dari perjodohan yang sudah ia atur. Sebenarnya Adam tidak memaksa jika Melvin tidak setuju dengan pilihannya. Ia juga akan menerima siapa pun wanita yang menjadi pilihan Melvin, selama itu wanita yang baik. Meskipun bukan berasal dari keluarga yang kaya. Tapi, sampai saat ini Melvin tidak pernah dekat atau menjalin hubungan dengan wanita mana pun kecuali Ana.

Setelah tiga hari berada di London akhirnya Abraham dan Sonia pulang. Meskipun Abraham tidak bisa mengetahui di mana keberadaan putrinya. Setidaknya ia tahu putri pertamanya itu dalam keadaan baik. Abraham yakin Erland pasti selalu mengawasi Aurora.