Bab 3 - Hutang Lunas!

"Siapa kamu?" tanya si penerima kartu nama. Tidak sembarang orang bisa mendapatkan kartu nama Theodore. Sekali lagi pria itu melihat ke kartu nama yang ada di tangannya, logo kerajaan dalam bentuk sticker hologram ada disana. Kartu ini asli.

"Aku bukan siapa - siapa. Hanya kebetulan mengenal dengan baik orang yang namanya ada di kartu. Datangi dia! Katakan padanya Yus yang menyuruhmu datang. Beritahu dia jumlah hutang gadis ini, maka dia akan mengerti harus melakukan apa."

Pria itu terlihat berpikir. Siapa yang tidak kenal Theodore di kerajaan Sigrid ini? Laki - laki paruh baya itu terkenal dengan loyalitasnya terhadap raja dan ratu, dia juga merupakan tangan kanan putera mahkota. Dia mengamati Jerome baik - baik. Laki - laki muda di hadapannya terlihat seperti orang yang mempunyai pengaruh kuat di kerajaan, namun sepertinya tidak ada wajah seperti Jerome di dalam silsilah keluarga kerajaan. Mungkinkah orang ini kerabat atau kenalan dari keluarga kerjaaan?

Melihat penagih hutang itu termangu, Jerome tahu kalau mereka tak mengenali dirinya. Selama ini, dia jarang muncul di media. Saat terakhir muncul usianya. masih sekitar lima atau enam belas tahun. Setelah itu kebanyakan Matteo yang mewakili dirinya untuk menghadiri acara - acara dengan tamu negara atau para bangsawan. Dengan begini, dirinya lebih mudah membaur dengan rakyat.

"Pergilah! Pastikan kamu mengatakan hal - hal baik sehingga bisnis illegalmu tidak diusut." titah Jerome dengan tenang. Mulutnya mengulas senyum, tapi matanya berkilat tajam seperti pedang yang siap menebas kepala lawan. Tersirat ancaman dari setiap kata yang keluar dari mulutnya.

Sekali lagi ketiga pria itu bertukar pandang, saling berbicara tanpa kata untuk memutuskan tindakan mereka selanjutnya. Masing - masing sadar kalau lawan mereka bukan orang sembarangan. Sekali saja salah langkah, bisa - bisa tuntutan pemerasan atau tuntutan melakukan perbuatan tak menyenangkan dilayangkan kepada mereka. Tiba - tiba bayangan jeruji besi terlintas di kepala mereka.

Setelah beberapa saat, salah seorang dari mereka berbicara dengan sopan. "Kami akan merundingkannya dengan Boss kami lebih dahulu. Untuk kasus seperti ini, biasanya Boss kami akan memberi keringanan dengan menghapuskan bunganya." ucap salah seorang dari mereka dengan nada rendah.

Jerome tersenyum puas. Tangannya kembali meraih tangan Seraphina lalu menariknya mendekat seolah berkata, 'Kamu aman sekarang!'

Seraphina mendongak dan Jerome tersenyum sambil menatapnya lembut. "Jangan datang mencarinya, apalagi mengganggunya kalau kalian masih ingin hidup dengan baik!"

"Seraphina! Seraphina!" Terdengar suara seorang wanita memanggil. Dia menyeruak di antara gerombolan laki - laki bertubuh besar dan Seraphina.

"Kenapa kalian selalu mengganggu puteriku? Sudah aku bilang berkali - kali kalau hutang itu urusan kami!" serunya sambil berkacak pinggang.

Detik berikutnya, seorang laki - laki memakai celana jeans dan kemeja motif kotak kusam muncul. Dia mendorong bahu laki - laki yang berdiri di posisi terdekat dengan istrinya, Dorris.

"Ini urusan laki - laki. Kalian boleh memukul, memenjarakan aku atau apa pun itu tapi jangan ganggu puteriku." ujar Clement sambil menepuk dadanya. Dia menggunakan tubuh kurusnya sebagai tameng bagi Seraphina dan Dorris.

Tadi salah seorang pegawai coffee shop memberitahu Dorris kalau segerombolan laki - laki menghadang Seraphina di depan cafe. Serta merta Dorris memberitahunya dan mereka langsung berlari kemari. Saking khawatirnya pada Seraphina, Dorris bahkan lupa tidak melepas celemek masaknya.

"Tolong beri aku waktu. Aku berjanji akan melunasi hutang dan tidak akan kabur. Kamu tahu dimana kami tinggal, datangi saja rumah kami. Jangan menakuti puteriku!"

Serempak penagih hutang melihat ke arah Jerome yang langsung meresponnya dengan tatapan yang mematikan. Laki - laki muda itu mengibaskan tangan, memberi tanda supaya mereka semua pergi tanpa banyak bicara.

Si tompel tersenyum kecut. "Tidak masalah. Kami tidak akan mengganggu kalian. Anggap saja lunas." ucapnya pelan sambil membalikkan tubuh dan berjalan menjauh. Kedua temannya juga melakukan hal yang sama. Mereka memutuskan untuk menagih pokok hutang saja kepada Theodore. Anggap saja Seraphina dan orang tua angkatnya sudah membayar bunganya.

"Hey, apa kamu bilang? Lunas? Apa maksudmu?" seru Clement pada punggung kekar ketiga laki - laki tadi. Tapi dia tak mendapatkan jawaban, para penagih hutang itu masuk ke mobil mereka dan pergi begitu saja.

Tinggalah Clement dan Dorris saling bertukar pandang. "Dorris, dia bilang hutang kita dianggap lunas?" tanyanya untuk memastikan kalau pendengarannya tidak salah.

Dorris menganggukkan kepala pelan. Sesaat mereka bertatapan satu sama lain, sama - sama tak percaya. Harus ada alasan yang jelas kenapa hutang mereka lunas begitu saja. Setahu mereka seorang rentenir tidak akan melunaskan hutang kalau tidak ditukar apa pun.

Tiba - tiba saja Dorris merasakan tubuhnya merinding, pikiran buruk melintas begitu saja di kepalanya. Reflex wanita bertubuh subur itu menoleh ke arah Seraphina, memindai puteri kesayangannya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dan, tatapannya berhenti di tangan Seraphina yang sedang bertautan dengan tangan Jerome. Kemudian Dorris menatap wajah asing laki - laki berpenampilan menarik di hadapannya. Memang wajahnya terlihat lembut dan baik hati, tapi Dorris tak bisa percaya begitu saja.

"Jangan sembarangan menyentuh puteriku!" ketusnya. Dia mengusap tangan Seraphina dengan celemeknya, seakan gadis itu baru memegang sesuatu yang kotor.

"Apa mereka berbuat kasar padamu, Nak?" tanyanya kemudian sambil menangkup pipi Seraphina dengan kedua telapak tangannya yang lembut.

"Mereka mengatakan kalau hutang kita sudah lunas. Apa mereka menawarkan pekerjaan yang tidak benar kepadamu?" Clement mendekat dan ikut bertanya, matanya menatap tajam kearah Jerome seakan laki - laki itu yang menyebabkan keributan ini.

"Tidak, Dorris, Clement. Jangan berpikir macam - macam. Kondisi kita memang sedang terjepit, tetapi aku lebih memilih mati dari pada harus melayani mereka, bos mereka atau siapa pun di tempat tidur." tegas Seraphina.

Diam - diam Jerome menghela napas. Tidak salah rasanya dia mengagumi gadis berbakat dan cerdas ini, terlebih lagi Seraphina bisa memegang prinsipnya.

"Lalu, bagaimana bisa hutang kita lunas?" tanya Dorris dan Clement hampir berbarengan. Hanya ada mereka bertiga, tidak ada saudara atau pun kenalan kaya raya yang mampu melunasi hutang mereka. Kalau bukan Seraphina, lalu siapa?

"Saya yang akan mengurusnya hingga beres." Jerome yang dari tadi hanya diam akhirnya bersuara.

Serempak tiga pasang mata menatap Jerome dengan ekspresi yang berbeda. Seraphina menatapnya dengan pandangan penuh rasa terima kasih, sebaliknya sepasang petani yang mengadopsinya menatap Jerome penuh waspada. Pengalaman mengajarkan pada Dorris dan Clement bahwa tidak ada yang gratis di dunia ini, terutama hal - hal yang berkaitan dengan hutang piutang.

Jerome tertawa kecil dan melanjutkan kalimatnya. "Tentu saja, semua ini tidak akan cuma - cuma. Aku tetap meminta kompensasi yang menguntungkan bagi diriku."

"Kurang ajar!?"

Terpopuler

Comments

kimraina

kimraina

Apa kah itu ya?

2023-09-07

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Gadis Pemain Piano
2 Bab 2 - Menghadapi Penagih Hutang
3 Bab 3 - Hutang Lunas!
4 Bab 4 -- Kata - Katanya Adalah Perintah
5 Bab 5 -- Istana Atau Seraphina?
6 Bab 6 -- Dihantui Oleh Jerome
7 Bab 7 - Ayah Dan Ibu Bagi Seraphina
8 Bab 8 - Pergi Sekolah
9 Bab 9 - Lingkungan Baru
10 Bab 10 - Drama Di Asrama
11 Bab 11 - Maafkan Aku
12 Bab 12 - Tamu Istimewa
13 Bab 13 - Istana
14 Bab 14 -- Siapa Pianist Itu?
15 Bab 15 - Mulutmu Harimaumu
16 Bab 16 - Sesuatu Yang Buruk Terjadi
17 Bab 17 - Aku Mau Istirahat
18 Bab 18 - Surat Wasiat
19 Bab 19 - Chaos
20 Bab 20 - Menyelamatkan Seraphina
21 Bab 21 - Bunyi Lonceng
22 Bab 22 - Apakah Ini Hukuman?
23 Bab 23 - Aku Adalah Jerome Icarus
24 Bab 24 - Kemana Jerome?
25 Bab 25 - Ancaman Matteo
26 Bab 26 - Enyahkan Jerome!
27 Bab 27 -- Itu... Yus?!
28 Bab 28 - Kondisi Jerome
29 Bab 29 - Tidak Percaya
30 Bab 30 - Mimpi Yang Sama
31 Bab 31 - Temani Aku Ke Pesta Dansa
32 Bab 33 - My Special One
33 Bab 34 - Ada Orang Lain Di Hatiku
34 Bab 34 - Pembicaraan Rahasia
35 Bab 35 - Calon Orang Hilang
36 Bab 36 - Seperti Tawanan
37 Bab 37 - Antara Hidup Dan Mati
38 Bab 38 - Apakah Makhluk Hidup?
39 Bab 39 - Trophy Bagi Matteo
40 Bab 40 - Bertemu Kembali
41 Bab 41 - Krisis
42 Bab 42 - Menemui Seraphina
43 Bab 43 - Jerome Versus Raphael
44 Bab 44 - Pembicaraan Dua Putera Mahkota
45 Bab 45 - Pembalasan Untuk Josephine
46 Bab 46 - Pelakunya Adalah Rakyat Jelata
47 Bab 47 - Operasi Senyap
48 Bab 48 - Kericuhan Dini Hari
49 Bab 49 -Aku Bukan Pengecut
50 Bab 50 - Siapa Kamu?
51 Bab 51 - Saya Melihatnya Disana
52 Bab 52 - Piknik
53 Bab 53 - Dimana Sera?
54 Bab 54 - Sandiwara Josephine
55 Bab 55 - Kehilangan Jejak
56 Bab 56 - Siapa Kamu? Dimana Ini?
57 Bab 57 -- Kabur
58 Bab 58 - Selamat Tinggal
59 Bab 59 - Apakah Kamu Sera?
60 Bab 60 - Semua Sama Disini
61 Bab 61 - Perintah Raja Avram
62 Bab 62 -- Menolongnya
63 Bab 63 - Ingin Keluar Dari Outlandish Island
64 Bab 64 - Apakah Ini Surga?
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1 - Gadis Pemain Piano
2
Bab 2 - Menghadapi Penagih Hutang
3
Bab 3 - Hutang Lunas!
4
Bab 4 -- Kata - Katanya Adalah Perintah
5
Bab 5 -- Istana Atau Seraphina?
6
Bab 6 -- Dihantui Oleh Jerome
7
Bab 7 - Ayah Dan Ibu Bagi Seraphina
8
Bab 8 - Pergi Sekolah
9
Bab 9 - Lingkungan Baru
10
Bab 10 - Drama Di Asrama
11
Bab 11 - Maafkan Aku
12
Bab 12 - Tamu Istimewa
13
Bab 13 - Istana
14
Bab 14 -- Siapa Pianist Itu?
15
Bab 15 - Mulutmu Harimaumu
16
Bab 16 - Sesuatu Yang Buruk Terjadi
17
Bab 17 - Aku Mau Istirahat
18
Bab 18 - Surat Wasiat
19
Bab 19 - Chaos
20
Bab 20 - Menyelamatkan Seraphina
21
Bab 21 - Bunyi Lonceng
22
Bab 22 - Apakah Ini Hukuman?
23
Bab 23 - Aku Adalah Jerome Icarus
24
Bab 24 - Kemana Jerome?
25
Bab 25 - Ancaman Matteo
26
Bab 26 - Enyahkan Jerome!
27
Bab 27 -- Itu... Yus?!
28
Bab 28 - Kondisi Jerome
29
Bab 29 - Tidak Percaya
30
Bab 30 - Mimpi Yang Sama
31
Bab 31 - Temani Aku Ke Pesta Dansa
32
Bab 33 - My Special One
33
Bab 34 - Ada Orang Lain Di Hatiku
34
Bab 34 - Pembicaraan Rahasia
35
Bab 35 - Calon Orang Hilang
36
Bab 36 - Seperti Tawanan
37
Bab 37 - Antara Hidup Dan Mati
38
Bab 38 - Apakah Makhluk Hidup?
39
Bab 39 - Trophy Bagi Matteo
40
Bab 40 - Bertemu Kembali
41
Bab 41 - Krisis
42
Bab 42 - Menemui Seraphina
43
Bab 43 - Jerome Versus Raphael
44
Bab 44 - Pembicaraan Dua Putera Mahkota
45
Bab 45 - Pembalasan Untuk Josephine
46
Bab 46 - Pelakunya Adalah Rakyat Jelata
47
Bab 47 - Operasi Senyap
48
Bab 48 - Kericuhan Dini Hari
49
Bab 49 -Aku Bukan Pengecut
50
Bab 50 - Siapa Kamu?
51
Bab 51 - Saya Melihatnya Disana
52
Bab 52 - Piknik
53
Bab 53 - Dimana Sera?
54
Bab 54 - Sandiwara Josephine
55
Bab 55 - Kehilangan Jejak
56
Bab 56 - Siapa Kamu? Dimana Ini?
57
Bab 57 -- Kabur
58
Bab 58 - Selamat Tinggal
59
Bab 59 - Apakah Kamu Sera?
60
Bab 60 - Semua Sama Disini
61
Bab 61 - Perintah Raja Avram
62
Bab 62 -- Menolongnya
63
Bab 63 - Ingin Keluar Dari Outlandish Island
64
Bab 64 - Apakah Ini Surga?
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!