016

”La***, apa itu l***ur? Dan apakah tangan Kak Evan masih sakit?” tanya Chamile yang beralih melihat tangan memerah kakak sepupunya dan mengambil tangan tersebut dan mendekatkan ke bibirnya yang mungil dan berwarna pink seperti warna ceri menggoda. Sementara Evan yang mendengar pertanyaan Chamile yang lolos dari bibir menggoda dan polos tersebut membuatnya bertepuk jidatnya karena dia lupa dengan ancaman kakeknya.

”Mati aku, aku lupa jika kakek tidak memperbolehkan Cha-cha tahu perkataan yang kotor atau mesum,” batinnya yang terlihat jelas jika mimik mukanya kebingungan untuk menjelaskan kata yang dia ucapkan atau tidak kepada Chamile, adik sepupunya yang dia cintai dan sayangi seperti adik kandungnya sendiri.

Sementara itu Chamile menunggu jawaban yang akan meluncur dari mulut pemuda tampan yang merupakan sepupunya namun tidak dengan Evan yang seketika menegang karena dirinya salah berucap membuat sepupu manisnya bertanya karena tidak mengerti.

”Oh iya, adik sepupuku yang manis dan cantik, sedang apa kamu di sini?” tanya Evan yang berusaha menghindar dari pertanyaan Chamile dengan pertanyaannya yang belum saja Chamile menjawabnya membuat Chamile mengernyit namun dengan muka polosnya dan lugunya dia tidak mengerti jika kakak sepupu tampan mengganti topik pertanyaannya menjadi topik pertanyaan lainnya.

Sementara dengan tatapan polos dan lugu dengan mata membulat dan tidak lupa dengan pipi chubby yang mengembung sehingga membuat Evan gemas dengan tingkah laku Chamile karena sebenarnya Chamile merupakan anak yang menggemaskan namun sayangnya tubuh adik sepupunya makin menaik diakibatkan keluarga toxic dari sepupunya yang menipunya untuk menaiki berat badannya tanpa henti.

”Huhmm… sementara kau belum menjawab pertanyaanku, wahai Evan Burst Caesar,” ucap Chamile yang sedang dalam mode mengambek diakibat Evan, kakak sepupunya belum menjawab pertanyaannya membuat Evan menggaruk hidungnya yang sebenarnya tidak terasa gatal.

”Pertanyaan yang mana ya, wahai adik sepupuku?” tanya Evan yang berusaha menghidari pertanyaan kedua adik sepupunya membuat Chamile sedikit berpikir pertanyaan yang mana yang belum dijawab oleh kakak sepupunya setelah beberapa menit berpikir membuat Chamile memutuskan kakak sepupunya untuk menjawab pertanyaannya yang pertamanya.

”Sepertinya kakak sepupu menghindari pertanyaanku yang kedua jadi biarkan saja karena tidak begitu penting,” batin Chamile yang sebenarnya sedikit mengerti dengan situasi kakaknya ketika terakhir kakaknya bertanya kepadanya.

”Ano.. itu.. Evan Burst Caesar, sedang apa kau kemari dan bukannya kampusmu berada di luar kota, mengapa kamu di daerah kampus dan kota M?” ulang Chamile yang mengulang pertanyaan awalnya begitu dia melihat Evan, kakak sepupunya di kota M.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara setelah pergaulatan panas dan perempuan lemas tidak berdaya sehingga memilih untuk beristriharat sejenak karena dia akan bermain dengan pria lain namun tidak untuk pria yang berdiri meraih telepon genggamnya dan membuka telepon genggamnya betapa terkejutnya jika dirinya menemukan pesan yang cukup banyak terutama dengan gadis yang namanya disebut oleh wanita yang memilih berbaring di ranjang mereka yang basah akan keringat mereka karena pergaulatan panas mereka.

Dibacanya pesan yang dikirim untuknya sehingga dia berdiri dari tepi kasur dan mencari semua pakaiannya begitu selesai membacanya. Setelah menemukan pakaiannya, dia segera memakai semua pakaiannya dan meninggalkan wanita yang hanya memejamkan matanya karena menyimpan tenaganya. 

Disusulnya menuju tempat kampusnya dan mencari gadis yang mengirim pesan kepadanya namun dia tidak menemukan gadis tersebut di tempat yang dia janjikan.

Maafkan aku, kamu sekarang di mana? Apa sudah tiba duluan? 

Ketiknya dan mengirimkan ke nomor gadis tersebut lalu menunggu gadis tersebut membalas pesannya sehingga dia bisa menjemput sebagai permintaan maaf karena sudah mengabaikannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Beberapa jam kemudian, ketika Evan dan Chamile sedang melakukan olahraga di dalam ruangan setelah menyudahi pembicaraan mereka yang tidak bermutu. 

Kling…kling…

Notif telepon genggam milik Chamile berbunyi dan menampilkan pesan di layar tersebut yang menampilkan ‘Jonathan’ sebagai pengirim pesan yang dia simpan nomor ke kontaknya.

Maafkan aku, kamu sekarang di mana? Apa sudah tiba duluan? 

Membuat Evan yang tidak sengaja melihatnya ketika Chamile melewatinya karena hendak membaca pesan yang baru saja terkirim untuknya namun tidak dengan Evan, begitu Evan melihat nama yang dia yakini merupaka laki-laki langsung saja dia menyuruh jam tangan pintarnya untuk melacak siapa yang ada di kontak adik sepupunya tersebut.

”Dia tidak mungkin memiliki pria karena kondisi badannya saat ini, pasti Fioline yang merencakan semuannya, dan aku harus memberi tahu kakek dahulu agar tunangannya segera mencarinya kalau tidak Cha-cha diambil orang baru tahu rasa dia,” batinnya sembari mencari nomor kakeknya dan mengabari lewat jam tangan pintarnya.

Kakek aku tadi bertemu Cha-cha sesuai dengan ucapanmu, dia memang di kampus S dan tadi aku sengaja melihat Cha-cha mengirim pesan kepada seorang pria, katakan kepada tunangan kulkasnya itu untuk segera mengikat Cha-cha.

Membuatnya langsung mengirimkannya kepada kakek yang mengutusnya untuk ke kota M meninggalkan kuliahnya yang akan lulus hanya demi melidungi adik sepupunya yang sangat dia sayangi yang juga disayangi oleh keluarga Burst. Setelah memberi pesan kepada kakeknya dia juga menyuruh untuk orang memantau pria yang dekat dengan Chamile.

Aku ingin kamu memantau dan melindungi Cha-cha dan terutama pantau terus lelaki yang bernama Jonanthan. Sebentar lagi aku akan membututin mereka dan mengirimkan fotonya kepadamu.

Sementara Evan yang sibuk mengetik pesan kepada bawahannya sempat kehilangan jejak Chamile diakibatkan Chamile setelah membalas pesannya dan mengikirimnya langsung berkemas dan keluar dari tempat tersebut membuat ketika Evan selesai mengirimkannya, adik sepupunya sudah tidak ada di depan matanya membuat Evan panik lalu keluar dengan terburu-buru membuatnya lupa mematikan alat yang dipakainya dan perlengkapan gym miliknya di tempat itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

“Hei, apakah kamu sudah lama menungguku, Jo?” tanya Chamile dengan lembut begitu dia sudah mendekat kea rah Jonathan membuat Jonathan lantas menoleh kea rah Chamile.

“Chamile, kau ke mana saja? Aku sempat menghawatirkanmu, maafkan aku membuatmu lama menungguku,” ucap Jonathan yang sedikit lembut membuat Chamile yang tidak pernah mendapatkan perlakuan istimewa dari pria langsung berdebar jantungnya dikarenakan perilakuan istemawa dari Jonathan.

“Tidak apa-apa kok, aku bisa berkonsulati dengan dosenku, ” ucap Chamile yang tidak ingin membuat Jonathan merasa bersalah karena ucapannya yang mungkin terkesan tidak mau menunggu hanya beberapa menit saja.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara untung saja Chamile tidak jauh dari pencariannya membuat Evan berhasil menangkap sosok gadis yang bertubuh mungil membelakangi dan memberinya punggung sedang berbicara dengan seorang pria yang keliatannya cukup tampan namun tidak termasuk kriterian penilaian ketampan menurut standarnya.

Apa pemuda itu yang bernama Jonathan?

Batin Evan yang langsung mengambil foto pria yang bercakap-cakap dengan adik sepupunya dan langsung mengkirimnya ke bawahannya agar bisa diselidiki dan dipantau oleh bawahannya.

...----------------...

Gomenasai ya, Author gantung dahuluya.

Jangan lupa beri dukungan kalian dengan memberi like, rate, gif, vote, share, suscribe, dan comment. Sangkyuu atas dukungan kalian. Semoga kalian selalu sehat saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!