Kini pagi pun menyambut dengan sinar matahari yang masuk ke sela² jendela kamar Araya. Gadis yang sedang tertidur pulas pun terbangun karena silau dari sinar matahari yang mengganggu mata nya.
"Araya bangun sayang" Ucap bibi Asma sembari menarik selimut yang kenakan oleh Araya.
"Ahh Araya masi ngantuk" Bukan nya bangun, Araya malah menarik kembali selimut itu dan menutup seluruh tubuh nya.
"Hari ini kita akan pergi ke rumah calon suami mu, ayo bangun dan bersiap" Bibi Asma kembali menarik selimut Araya.
Araya yang baru bangun pun mengangkat sebelah alis nya "Calon suami" Araya mengulang perkataan bibi Asma barusan.
"Nikah sama siapa coba? pacar saja aku ngak punya" Kata Araya dengan lirih.
"Sudah tidak usah banyak berfikir, sana mandi cepat" Araya pun bergegas masuk kedalam kamar mandi tanpa memperdulikan ucapan bibi Asma
Setelah selesai mandi Araya duduk sembari melihat wajah nya di pantulan cermin dan sekarang Araya sudah mengingat bahwa semalam paman nya berkata ingin menjodohkan Araya dengan anak teman nya.
Asma yang tengah berdiri di depan pintu melihat Araya yang sedang termenung dengan wajah murung nya.
"Araya, Ibu membawakan gaun cantik untuk mu, pakailah dan ibu akan merias wajah mu agar makin cantik" ucap Asma sembari menaruh gaun itu di samping Araya.
Bukan nya bergegas, Araya meraih gaun itu dan menatap nya lama lalu membuang nya ke atas sofa.
"Araya"
"Kenapa harus aku! Kalian pilih kasih" ketus Araya tak terima.
Mendengar ucapan Araya, Asma pun menutup kembali pintu dan duduk di samping ponakan nya. Asma mengelus rambut Araya dengan lembut sembari tersenyum manis.
"Bibi tau Araya pasti tidak akan setuju dan mungkin menurut Araya, bibi pilih kasih atau bibi ini jahat tapi yakin lah bibi sangat menyayangi Araya sama dengan bibi menyayangi Aisya" Jelas Asma sembari mengelus pipi Araya dengan lembut.
"Tapi kenapa harus aku yang melakukan perjodohan ini? kenapa bukan kak Aisya saja" Keluh Araya sembari memeluk tubuh Asma dengan terisak.
"Bibi tau mana yang terbaik untuk putri ibu dan ibu yakin Araya akan bahagia bersama nya" Walaupun Araya masih kecewa dengan keputusan paman nya tapi kalimat sang bibi kini jadi penenang untuk nya.
Setelah mendengar kalimat penenang dari bibi, Araya pun bergegas mengganti pakaian dan setelah itu di make up oleh Asma
.
.
.
Selama di perjalanan Araya hanya diam. Araya meremas gaun yang sedang dia kenakan dengan tangan bergetar. Sepatu bertumit yang tidak perna Araya minati harus menghiasi kaki nya yang dingin.
Araya memang gadis yang humoris, ceria dan pantang menyerah. Entah mengapa di saat seperti ini Araya hanya terdiam dengan seribu bahasa.
Di pertemuan ini Aisya tidak ikut karena sedang sibuk mengurus butik Dan Tanpa terasa mereka bertiga sudah sampai di sebuah mansion besar dan mewah.
Eddy dan Asma turun lebih dulu sedangkan Araya mengikuti mereka dari belakang Dan beberapa pengawal yang menuntun mereka masuk kedalam mansion.
Pandangan Araya tertuju pada sosok pria yang seperti nya perna dia jumpai tapi entah di mana karena Araya sudah lupa.
"Bibi dan Paman masuk lebih dulu, aku sangat gugup, aku akan masuk beberapa menit lagi" Ucap Araya beralasan karena sebenarnya Araya tidak gugup hanya saja Araya sedang memutar otak nya agar terhindar dari perjodohan konyol ini.
Paman dan bibi Asma pun setuju dan masuk lebih dulu meninggalkan Araya sendirian. Araya berjalanan entah kemana sembari terus menggerutu.
"Mana mungkin aku menikahi nya sedang kan aku saja tidak perna mengenal nya" Gerutu Araya sembari terus berjalan.
Araya tidak perduli seberapa kaya nya tuan Abraham meskipun tuan Abraham berteman dengan paman nya. Menurut Araya perjodohan ini sangat lah konyol.
Araya berjalan kembali ke dalam mansion sembari terus menggerutu dan menghentakan kaki.
Brukk
Tanpa sengaja tubuh Araya yang mungil terhempas ke lantai karena menabrak dada bidang seseorang saat ingin masuk dalam mansion.
"Kau tidak apa-apa kan?" Tanyak Varrel.
Deg.. Deg.. Deg..
Jantung Araya terasa ingin berhenti karena terus berdebar debar melihat Varrel berdiri di hadapan nya. Mata Araya bahkan membola penuh dengan mulut yang sedikit menganga.
Ini adalah pertemuan kedua mereka namun Varrel lupa jika Araya perna bertemu dengan nya di rumah sakit karena penampilan Araya saat di rumah sakit dan saat ini sangatlah berbeda.
"Apa kau akan terus duduk di situ" Varrel mengangkat sebelah alis nya. Dan dengan cepat Araya berdiri dan tersenyum pada Varrel.
"Kau tidak apa-apa kan" Tanyak Varrel sekali lagi dan Araya hanya mengangguk sembari tersenyum.
"Baiklah, aku permisi dulu" Varrel pun berlalu pergi meninggalkan Araya dengan terburu buru.
Desiran angin berhembus begitu cepat, Araya diam mematung di tempat hingga kedatangan bibi Asma membuyarkan lamunan Araya.
"Araya, apa yang kau lakukan di sini? Ayo masuk tuan Abraham ingin bertemu dengan mu" Ajak Asma sembari menarik tangan Araya mununtun nya masuk kedalam mansion.
Araya masuk dengan senyuman terukir jelas di bibir mungil Araya dan duduk dengan cepat di sofa mewah.
Eddy yang melihat nya pun mengernyitkan dahi nya dengan kebingungan melihat tingkah Araya yang berubah 180 derajat.
Melihat Araya yang terus tersenyum membuat Eddy sangat senang. Sementara Tuan Abraham menatap Araya dengan wajah serius yang ramah dan juga tenang.
"Ini Araya, keponakan aku yang paling cantik" Ucap Eddy membanggakan Araya.
"Yaa, sangat cantik" puji Tuan Abraham saat melihat senyuman manis Araya dengan gigi yg putih dan bersih, apalagi Araya memiliki gigi ginsul membuat senyuman Araya semakin cantik.
"bagaimana, Tuan Eddy apakah Araya setuju kalau.." belum sempat Tuan Abraham melanjutkan perkataan nya, Araya dengan cepat menyela ucapan tuan Abraham
"Ya, Aku setuju"
Sontak semua orang menatap Araya, begitu pun dengan Asma yang begitu kaget mendengar jawaban lucas dari bibir manis Araya.
Eddy menatap Araya dengan wajah yang susah di artikan. Entah apakah Eddy harus bahagia atau curiga karena Araya mendadak saja menerima perjodohan ini walaupun Eddy tau kemarin Araya sangat menolak perjodohan ini.
"Waahhh.. hahaha!! Ponakan Tuan Eddy sangat manis. Kalau begitu, kita bisa bicara kan pernikahan ini secepat nya" Ucap Tuan Abraham dengan tersenyum.
"Araya, Silahkan kamu baca surat kontrak ini dengan baik, jika setuju kamu boleh menanda tangani nya" Tuan Abraham menyodorkan beberapa berkas yang berisi perjanjian setelah menikah.
"Baiklah" jawab Araya cepat dan segera menanda tangani surat itu tanpa membaca nya terlebih dahulu "Selesai" ucap Araya sembari menutup pulpen dan menyodorkan kembali surat itu ke depan Tuan Abraham.
"Kamu sangat bersemangat, hingga tidak membaca perjanjian nya terlebih dahulu, apakah kamu tidak akan menyesali nya" tanyak Tuan Abraham sembari mengernyitkan dahi nya.
"Dia tidak akan menyesali nya, sebab dengan menikahi putra ku yang tidak berguna itu dia bisa terkenal sebagai Nona Muda keluarga Abraham" Seringai tipis terukir di wajah Nyonya Lusy dan memandang rendah keluarga Araya.
Suasana menjadi begitu tegang dan hening saat Nyonya Lusy datang dan duduk di samping Tuan Abraham sembari menuangkan jus yang telah di siap kan oleh para pelayan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟MEYTI DIANA SARI
gpp yakin pasti kamu bahagian kok
2023-09-26
0
@Risa Virgo Always Beautiful
Araya di bangunkan bibinya karena mereka akan ke rumah calon suami Araya
2023-09-26
0
𝓐𝔂⃝❥Etrama Di Raizel
Harusnya di baca dulu itu surat perjanjian nya hadeh
2023-09-26
0