Nasehat Cindy

"Mas berangkat saja nanti aku bisa pulang naik taksi mas"

Aslan melirik jam tangan nya sudah pukul delapan memang tadi mereka bangun telat karena pertempuran panas mereka semalam.

Ponsel Aslan tiba-tiba berbunyi panggilan dari Bayu.

"Ya Bay" jawab Aslan yang masih memandang pada Nayla

"Iya sebentar lagi aku datang" jawab Aslan menutup ponselnya

"Pergi saja mas,aku bisa pulang sendiri kok,nanti kamu malah di marahin atasan" ujar Nayla merasa bersalah

"Baiklah kalau begitu aku berangkat ya,kamu hati-hati, setelah selesai langsung pulang" ucap Aslan dan di anggukki Nayla patuh

Nayla menyalami punggung tangan Aslan dan melambaikan tangan nya.

"Sudah lama neng nggak ngantar,ibu pikir nggak jualan lagi,udah banyak yang nanya kue nya" ujar pemilik Warung

"Iya bu,maaf ya ada keperluan mendadak jadi kelamaan deh"Sahut Nayla ramah

"Ini ya bu, semuanya ada 100 potong dan ini lima potong nya untuk ibu"

"Aduh jadi nggak enak di kasih lebihan terus neng,cucu ibu suka banget sama kue nya Neng Nayla kata nya enak semua"

"Alhamdulillah ya bu,kalau begitu saya permisi bu mau ke warung bu Aida,mari bu"

"Iya neng"jawab pemilik warung ramah,Nayla memang terkenal baik dan semua kue ny hampir di sukai semua kalangan dari anak-anak sampai orang tua.

Nayla berjalan ke arah warung bu Aida yang ada di ujung gang,di sini Nayla belum lama menitipkan kue nya tapi peminatnya sudah lumayan banyak.

****

"Kata nya mas Yudha mau main ke kost nya Cindy tapi kenapa nggak pernah datang" ucap Cindy janda satu anak itu

"Mas Yudha sedang ada masalah Cin"

"Masalah apa mas, cerita saja sama Cindy siapa tau Cindy bisa bantu mas Yudha" ujar Cindy dengan suara mendayu manja,sejak dia tau Yudha sudah bercerai Cindy gencar mendekati lelaki berprofesi Satpam ini.

"It-u Cin, masalah perceraian mas"

"Kenapa? Istri mas nggak mau di cerai gitu?"

"Bukan?"

"Terus apa,mau harta gono-gini? Bukan nya mas bilang dia perempuan yang nggak becus urus diri,buluk ya pantas saja di cerai suami mas"

"Iya tapi masalah nya ibu Cin,ibu mas nggak setuju kalau mas cerai sama Nayla,kasihan anak kata nya" bohong Yudha

"Mas memang sih kasihan tapi kalau punya istri bau dapur mulu kan juga nggak enak mas,jadi istri harus pintar jaga nama suami,mas nggak malu apa kalau di luar sana ada yang bilang istri nya Yudha bau badan ya,buluk nggak pandai rawat diri padahal suaminya kerja cari uang eh dia nya nggak perawatan"nyinyir Cindy membuat Yudha sedikit malu, memang terkadang Nayla tidak bisa menjaga penampilan nya,saat Yudha pulang ke rumah pasti yang di lihat nya Nayla sedang mengepel lantai atau sedang membersihkan wc membuat nya ilfil.

"Aku aja yang OB kalau di rumah selalu wangi. Mas" lanjut Cindy berusaha memanasi Yudha

"Terus mas harus bagaimana Cin?"

"Ya mas jujur sama ibu mas"

"Nggak bisa dia kekeh ingin Nayla kembali padaku"

"Begini saja mas,mas kembali saja sama Nayla terus mas siksa batin nya biar dia sendiri yang lari dari hidup mas" ujar Cindy dan diangguki Yudha patuh.

"Mas jangan beri dia nafkah lahir dan batin biar dia nggak betah di rumah,kalau dia yang kabur kan dia yang salah mas,baru mas ceraikan lagi dia kalau dia sudah keluar dari rumah mas"

Benar juga Cindy kalau sekarang aku yang bersalah menalak Nayla tapi kalau kabur sendiri dia yang salah batin Yudha

"Soal anak?"

"Ya kasih ke dia lah,dia yang kabur,jangan mau urus anak mas, laki-laki itu tugas nya cari nafkah bukan urus anak, harus tegas dong mas,tunjukin kalau kamu yang berkuasa" jawab Cindy lagi membuat Yudha mengangguk paham.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***