Melelahkan

"Bagaimana hasil nya?" tanya Yudha melalui sambungan telepon

"Ya begitulah mas,aku tidak mungkin langsung meminta nya untuk menikahi ku secara kami baru pertama kali bertemu,aku juga belum tau mas apa pekerjaan nya dan tentang kehidupan nya mas"jawab Nayla

"Tidak perlu kamu tau Nay, yang jelas kalian menikah dan kalau bisa besok nya langsung bercerai"tegas Yudha

"Mas mana mungkin secepat itu,siapa tau dia ******* atau preman!"

"Pokok nya bujuk dia segera menikahi mu Nay, karena aku juga harus menunggu masa Iddah mu nanti jangan terlalu lama, bisa-bisa aku karatan"oceh Yudha membuat Nayla menghela nafas berat, semua ini terjadi karena mulut pedas Yudha dan sekarang justru dia ingin Nayla segera menikah dengan lelaki lain.

"Nanti aku usahakan mas"

"Jangan usaha-usaha saja Nay gerak cepat, lambat!"

"Iya...malam ini Vero tidur di kost ku dulu ya mas,aku rindu dengan dia"izin Nayla

"Iya,tapi besok kamu harus antar Vero segera karena aku tidak mau ibu malah marah pada ku karena Vero kelamaan di tempat mu"

"Iya mas" jawab Nayla lagi lalu menutup ponselnya.

Nayla berpikir apa benar Yudha ini mencintai nya dan permintaan maafan nya ini tulus.

"Hufs" terdengar helaan nafas berat dari bibir Nayla, rasanya sangat melelahkan sekali melewati hari-hari seperti ini.

Nayla melihat sosok sang anak yang sudah tertidur pulas,di kamar yang hanya berukuran 4x4 meter ini mereka tinggal,Nayla benar-benar merasa menjadi ibu yang tidak berguna saat ini.

"Kamu yang pintar ya nak,jangan nakal sama nenek di sana, untuk sementara waktu kita berpisah dulu sampai bunda dan ayah bisa bersama lagi,bunda sayang sekali"gumam nya pelan,rasa sesak di dada Nayla melihat wajah malaikat nya ini.

Nayla akan memperjuangkan pernikahan nya untuk sang buah hati, apapun akan dia lakukan agar anak nya bisa hidup enak.

****

"Gimana, cantik?"tanya Bayu

"Lumayan" jawab Aslan dia masih gengsi untuk mengakui nya.

"Lihat foto nya bro siapa tau gue kenal"

"Nggak pake foto" jawab Aslan cuek

"Biasanya kalau sok gini tebakan gue nggak meleset pasti cantik" tebak Bayu

"Kaya' paranormal aja loe, udah berubah profesi jadi dukun"

"Tapi bener kan?"

"Nggak tau" jawab Aslan malu-malu

"Malu-malu meong loe"

"Biarin dari pada loe,buaya darat!" jawab Aslan melempar tisu kotor pada Bayu

"Jorok loe" kesal Bayu,Aslan hanya tertawa kecil.

Malam ini Aslan sengaja mampir di apartemen Bayu untuk menghilangkan rasa penat nya.

***

"Mas Aslan nggak pulang tante?" Tanya Dina

"Biasanya sih pulang Din tapi nggak tau malam ini mungkin masih banyak kerjaan kali"

Dina anak dari adik sepupu jauh ayah Aslan,dia baru datang dari Semarang,niat nya akan kuliah di Jakarta karena tidak ada tempat tinggal jadi nya Dina menumpang di rumah Mama Aslan terlebih dahulu, apalagi hubungan keluarga mereka cukup baik mama Aslan juga tidak keberatan Dina tinggal bersama nya karena Aslan sering keluar kota membuat nya kesepian.

"Mas Aslan masih betah aja jadi duda ya Tante,apa nggak kepengen nikah dia"

"Tante juga nggak tau Din, padahal Tante udah berusaha ngenalin Aslan sama anak temen-temen tante tapi ada saja salah nya,belum jodoh kali ya Din"

"Iya tante kalau udah jodoh pasti nggak kemana,nanti bakalan nongol sendiri kok di depan mata" jawab Dina dengan tersenyum manis.

"Iya din tapi tante juga nggak mau kalau datang dari kalangan nggak jelas,kasian Aslan udah kerja keras terus dapat nya yang nggak jelas kan pula kan"

"Iya tante minimal kenal keluarga nya,jadi tau baik buruk perilaku nya,iya kan?" sahut Dina

"Betul tante setuju" tunjuk Mama Aslan membuat Dina merasa di atas angin, kesempatan dia bisa bersanding dengan Aslan seperti nya akan terwujud,dari dulu dia menyukai sepupu nya itu tapi Dina belum tamat sekolah dan sekarang peluang dia mendapatkan Aslan seperti nya lebih besar karena mereka sudah tinggal serumah dia bisa minta antar jemput Aslan ke kampus dengan alasan belum tau jalan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***