Dalam beberapa tarikan nafas, beberapa pembunuh Silver Hawk tumbang ke tanah.
Zeus memang terus menyerang tanpa henti namun dia sebenarnya sangat terkejut dalam hatinya ketika melihat Asrul menyerang para pembunuh bersamanya. Zeus tidak pernah bertemu pemuda yang memiliki kemampuan bela diri setinggi itu.
Selain itu setiap serangan Asrul sangat mematikan, hampir semua lawannya kehilangan nyawa dalam satu serangan. Cara bertarung seperti ini biasanya hanya bisa dimiliki seseorang yang telah melewati seribu pertarungan atau membunuh lebih dari sepuluh ribu orang.
"Siapa anak ini? Mengapa dia bisa memiliki kemampuan membunuh seperti ini?" Zeus sungguh kebingungan tetapi dia tetap menyadari prioritasnya.
Pengawal keluarga Teratai akhirnya juga mengambil tindakan, meskipun dia tidak yakin bisa menghadapi pembunuh bertopeng emas tetapi dengan kemampuannya dia yakin bisa menghabisi pembunuh bertopeng perunggu dan perak.
Kerja sama ketiganya membuat para pembunuh Silver Hawk kewalahan, apalagi setelah Zeus menghabisi dua pembunuh bertopeng emas, pembunuh yang lain tidak bisa bertahan lebih lama. Pada akhirnya semua pembunuh tersebut terbaring di tanah tidak bernyawa seperti para korban mereka sebelumnya.
"Imam, kita masih harus menyelamatkan yang lainnya...
Ketika Zeus membersihkan darah pada pedangnya, Asrul menghampirinya. Saat mengetahui Faisal dan Kawamatsu kemungkinan masih hidup, Zeus meminta Asrul menunjukkan jalan.
Bersama pengawal keluarga Teratai, ketiganya bergegas menuju ruang tamu yang seharusnya menjadi keberadaan Gus Mukhlas dan lainnya saat serangan terjadi.
Benar saja, tidak lama setelah memasuki halaman bangunan utama, Asrul dan lainnya bisa mendengar suara pertempuran yang sedang berlangsung tidak jauh dari mereka.
"Imam, Pemuda yang sedang bertarung dengan tiga pembunuh itu Guruku, mohon membantunya."
Ketika Asrul dan lainnya melangkah lebih jauh, mereka menemukan Gus Mukhlas sedang bertarung imbang dengan tiga pembunuh bertopeng ungu. Asrul menjadi khawatir sehingga meminta Zeus membantu Gus Mukhlas.
Zeus tidak menolak permintaan tersebut, dia menarik pedangnya dan bergabung dalam pertarungan tersebut.
Kedatangan Imam Zeus yang tiba-tiba tentu mengejutkan para pembunuh Silver Hawk, Gus Mukhlas juga sedikit terkejut namun dia mengenali Imam Zeus.
"Imam Zeus, tidak kuduga akan bertemu denganmu di tempat ini."
"Aku lebih terkejut melihat muridmu. Kita bisa bicara setelah menghabisi ketiga orang ini."
Gus Mukhlas merasa kebingungan, dia berpikir Imam Zeus yang telah menyelamatkan Asrul namun perkataan tersebut membuat Gus Mukhlas berpikir ulang.
Kombinasi Gus Mukhlas dan Zeus membuat ketiga pembunuh Silver Hawk terdesak, kehadiran Gus Mukhlas sudah diluar perhitungan mereka dan sekarang muncul sosok seperti Zeus. Ketiga pembunuh bertopeng ungu mencoba melarikan diri namun tidak berhasil.
Gus Mukhlas dan Zeus masing-masing berhasil menghabisi satu pembunuh bertopeng ungu, sementara satu yang tersisa memilih bunuh diri.
Asrul bisa melihat Faisal bersama Kawamatsu serta pemilik kediaman ini bersama calon istri Faisal menonton semuanya dari kejauhan. Bisa dibilang situasinya telah menjadi aman terkendali.
Selama Gus Mukhlas dan Zeus berada di sini, kecuali Organisasi Silver Hawk mengirim sepuluh sampai lima belas pembunuh bertopeng ungu maka Asrul akan baik-baik saja.
"Senior Zeus, Terima kasih sudah datang membantu." Kawamatsu memberikan hormatnya, diantara pendekar yang bekerja pada keluarga Teratai, Zeus memiliki posisi yang paling tinggi.
"Imam Zeus, Aku bersyukur anda datang kemari tetapi bagaimana anda mengetahui kami akan diserang?" Faisal merasa bisa bernafas lega karena dia mengetahui benar kemampuan Zeus yang merupakan salah satu pendekar terkuat keluarga Teratai.
Zeus menghela nafas panjang, dia sebenarnya cukup kelelahan karena menempuh perjalanan panjang dan harus berhadapan dengan beberapa ksatria tangguh. Jika bukan karena bantuan Gus Mukhlas, dia juga akan kerepotan menghadapi pembunuh dari Silver Hawk.
"Tuan Besar mengirim aku setelah Tuan Muda Pertama diserang..." Zeus juga mengatakan Tuan Muda Pertama keluarga Teratai, saudara kandung Faisal sedang dalam kondisi kritis dan mungkin sulit diselamatkan.
Zeus mengatakan mereka bisa melanjutkan pembicaraan nanti, yang terpenting adalah membereskan semua yang terjadi di kediaman ini. Banyak korban yang membutuhkan penguburan yang layak.
Calon mertua Faisal tidak mengeluh karena begitu banyak korban jatuh dari pihaknya, dia bahkan bersyukur karena masih bisa mempertahankan nyawa dirinya dan putrinya.
"Asrul, untuk sementara jangan berada jauh dari Guru." Gus Mukhlas tidak yakin situasinya sudah aman, dia meminta Asrul tetap berada di dekatnya.
Sejujurnya Gus Mukhlas tidak ingin terlibat lebih jauh, jika bukan karena Zeus memintanya tinggal lebih lama karena ada yang ingin dibicarakan maka Gus Mukhlas sudah meninggalkan kediaman ini setelah pertarungan selesai.
Zeus meminta Faisal menyiapkan satu ruangan agar dia bisa bicara dengan Gus Mukhlas. Zeus meminta Asrul untuk menunggu di luar ruangan.
"Saudara Gus Mukhlas, aku akui dirimu memiliki murid yang sungguh menarik..."
"Aku tidak mengerti maksud Imam Zeus." Gus Mukhlas masih belum sempat bertanya apa yang terjadi pada Asrul, jadi dia belum memiliki gambaran apapun.
Zeus lalu menceritakan semua yang disaksikannya, Zeus terlihat begitu terkejut saat mengetahuinya.
"Saudara Gus Mukhlas tidak mengetahui kemampuan muridmu sendiri?" Zeus menyadari keterkejutan Gus Mukhlas, terlihat jelas Gus Mukhlas tidak mengetahui Asrul memiliki kemampuan di atas pendekar kelas satu pada usia begitu muda.
"Aku sadar muridku berbakat hanya saja aku belum mengetahui batas kemampuannya, kecepatan perkembangannya juga di luar nalar..." Gus Mukhlas tersenyum canggung.
"Aku mengerti maksudmu, usia masih sekitar 20 tahun bukan? Kemampuan seperti ini di padepokan besar sekalipun sulit ditemukan, tetapi Saudara Gus Mukhlas juga memiliki kemampuan serupa diusia muridmu jadi ini bisa lebih wajar." Zeus mengangguk pelan.
"Pulau Andalas sepertinya terus melahirkan ahli beberapa tahun terakhir..." nada suara Zeus sedikit berubah, ada kekaguman di dalamnya.
Kemunculan Gus Mukhlas sebagai ahli yang hebat di Pulau Andalas bisa dikatakan sebuah kebetulan, sekarang Gus Mukhlas memiliki murid yang lebih ahli dari dirinya, Zeus bisa melihat masa depan Pulau Andalas lebih cerah dari banyak orang pikirkan.
Zeus kemudian tidak membahas lebih jauh tentang Asrul melainkan berterima kasih karena Gus Mukhlas telah menyelamatkan nyawa Faisal. Zeus berjanji akan memberikan bayaran yang pantas atas jasa ini.
"Andaikan ada sesuatu yang ingin Saudara Gus Mukhlas minta selama keluarga Teratai sanggup melakukannya, kami akan menyanggupinya." Zeus berkata dengan percaya diri.
Gus Mukhlas sebenarnya ingin menolak namun tiba-tiba dia terpikir sesuatu, "Jika keluarga Teratai tidak keberatan, aku ingin meminta sebuah pedang yang bisa digunakan oleh muridku. Jika kemampuannya seperti yang Imam Zeus ceritakan, Asrul membutuhkan pedang yang bagus untuk dapat menggunakan kemampuannya dengan maksimal."
"Ah, itu tidak masalah. Aku memang berniat memberikan hadiah terpisah untuk murid Saudara Gus Mukhlas karena dia berperan juga dalam mengatasi serangan kali ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 1282 Episodes
Comments