Dua pembunuh topeng ungu lainnya juga mengeluarkan senjata mereka, mempersiapkan diri menghadapi Gus Mukhlas sementara belasan pembunuh lain tidak berniat ikut campur dalam pertarungan tersebut setelah merasakan kekuatan yang terpancar dari tubuh Gus Mukhlas.
Serangan Gus Mukhlas dan pembunuh bertopeng ungu bertemu, namun perbedaan kekuatan keduanya begitu terlihat. Kedua pembunuh bertopeng ungu yang lain segera membantu rekan mereka.
Biasanya seorang ahli pedang seperti Gus Mukhlas sekalipun akan kesulitan menggunakan segenap kemampuannya dalam ruangan sempit seperti tempat mereka sekarang berada namun nyatanya pemilihan teknik dan langkah serangan Gus Mukhlas begitu mulus serta mampu mengimbangi ketiganya.
Pertukaran serangan terjadi begitu cepat dan dengan menggunakan tenaga dalamnya tanpa menahan diri membuat Gus Mukhlas mampu memukul mundur ketiga pembunuh bertopeng ungu sampai keluar dari ruangan.
Belasan pembunuh bertopeng perak dan emas saling berpandangan sebelum menarik senjata mereka secara bersamaan. Kawamatsu mengibaskan tangannya dan mengeluarkan rantai panjang yang menggantung di kedua tangannya.
"Ingin membunuh Tuan Muda keluarga Teratai? Jangan bermimpi." Kawamatsu melangkah maju perlahan sambil menatap dingin para pembunuh Silver Hawk.
Secara tiba-tiba, ada dua bayangan hitam yang keluar dari tubuh Kawamatsu dan segera berubah menjadi sosok yang persis dengan Kawamatsu. Melihat Kawamatsu sekarang berubah menjadi tiga orang, para pembunuh Kawamatsu menyadari mereka sedang menghadapi ahli ilusi.
Raut wajah Asrul dan pengawal keluarga Teratai yang bersamanya menjadi buruk ketika melihat tubuh pelayan serta para penjaga kediaman ini tergeletak di tanah bersimbah darah, beberapa bahkan dalam kondisi yang mengenaskan.
"Para pembunuh Silver Hawk ini lebih kejam dari kabarnya, tidak hanya membunuh sasaran mereka tetapi juga semua orang yang mungkin menjadi saksi mata." Kata Asrul kesal.
Asrul bisa menebak alasan Silver Hawk bertindak seperti ini karena ingin menaikkan ketenaran mereka serta membuat organisasi pembunuh tersebut semakin ditakuti.
Tidak heran suatu hari organisasi ini hancur karena terlalu besar kepala.
"Jika ada kesempatan dan kemampuanku mencukupi, tidak ada salahnya menghancurkan organisasi ini lebih cepat dari waktunya." Batin Asrul yang semakin tidak tahan melihat begitu banyak mayat orang tidak bersalah.
Kediaman yang sebelumnya rapi dan mewah kini beraroma amis serta bersimbah darah. Satu hal yang membuat Asrul sedikit kagum adalah para pembunuh Silver Hawk bisa membunuh dengan cepat dan teratur.
Kebanyakan korbannya tidak sempat berteriak minta tolong, sebagian besar tewas karena pendarahan hebat dari luka di leher.
Ketika menemukan beberapa pembunuh bertopeng perunggu sedang berkeliling memastikan tidak ada yang berhasil selamat, Asrul menggunakan senjata rahasia yang dia dapatkan dari tubuh para pembunuh yang mencoba menyanderanya untuk menghabisi para pembunuh tersebut.
Para pembunuh bertopeng perunggu hanya memiliki kemampuan pendekar kelas tiga, dibandingkan manusia biasa tentu mereka kuat namun dihadapan Asrul mereka tidak berdaya. Sebelum sempat melakukan sesuatu, beberapa dari pembunuh tersebut tewas karena pisau yang menembus kepala mereka.
Pengawal keluarga Teratai semakin ketakutan pada Asrul walaupun keduanya berada di pihak yang sama. Pengawal itu merasa Asrul yang mampu membunuh tanpa berpikir dua kali, seolah tidak memiliki perasaan. Pengawal itu ingat pada saat dia masih berusia 20 tahun, melihat darah ayam pun membuatnya mengerutkan dahi.
Ketika seseorang membunuh makhluk lainnya, akan muncul aura pembunuh dari tubuh mereka. Semakin banyak Asrul membunuh, semakin tebal pula aura itu menyelimuti tubuhnya. Terlebih lagi orang-orang yang tewas di tangan Asrul juga memiliki aura pembunuh, ini menyebabkan aura pembunuh ditubuh Asrul terbentuk lebih cepat.
"Jika pada usia semuda ini dia sudah memiliki aura pembunuh, Bagaimana ketika dia sudah dewasa nanti?" Pengawal keluarga Teratai bergumam sambil menelan ludahnya.
Tindakan Asrul membuat para pembunuh Silver Hawk lain menyadari sepak terjangnya. Asrul mengerutkan dahi ketika melihat banyaknya pembunuh yang datang untuk mengambil nyawa Faisal.
"Tidak murah menggerakkan pembunuh sebanyak ini, siapa yang begitu ingin menghabisi Tuan Muda Faisal?" Asrul merasa kebingungan, menurutnya jika bukan karena kehadiran Gus Mukhlas dan dirinya, sudah bisa dipastikan Faisal terbunuh dalam serangan ini.
Para pembunuh Silver Hawk mulai berkumpul di lokasi Asrul berada, sekarang tidak hanya pembunuh topeng perunggu tetapi ada juga beberapa pembunuh bertopeng perak dan dua pembunuh bertopeng emas. Asrul melihat sekelilingnya dan menemukan setidaknya ada tiga puluh pembunuh yang mengepungnya.
"Pemuda ini yang membunuh rekan-rekan kita?!" komentar salah satu pembunuh bertopeng emas, jika bukan karena aura pembunuh yang keluar dari tubuh Asrul, dia juga tidak akan bisa percaya dengan semua yang ada di hadapannya.
"Jangan remehkan pemuda ini! Serang dia dalam formasi!" perintah pembunuh bertopeng emas lainnya.
Pengawal keluarga Teratai menjadi panik sementara Asrul juga menjadi sedikit ragu. Biarpun Asrul memiliki kekuatan di atas ksatria kelas satu namun diserang oleh pembunuh sebanyak ini, dia pun tidak akan berhasil lolos. Asrul menggenggam erat pisau yang ada di masing-masing tangannya, dia tidak menduga jumlah musuh akan sebanyak ini.
"Hais... Sepertinya aku datang terlambat." Sebuah suara terdengar lantang dan menarik perhatian semua pembunuh. Asrul dan pengawal keluarga Teratai juga memandang ke arah suara tersebut berasal.
Di atas dinding yang tidak jauh dari lokasi Asrul dikepung, berdiri seseorang berjubah hitam dengan topeng berbentuk kepala elang. Di tangan kanan sosok tersebut, sebuah pedang telah ditarik dari sarungnya dan siap menelan korban.
Meskipun sosok itu terlihat tenang dan suaranya terdengar sepuh, Asrul bisa merasakan kekuatan yang begitu besar terpancar dari sosok tersebut.
"Imam Zeus! Kita selamat!" Pengawal keluarga Teratai bisa mengenali sosok tersebut, baginya sosok tersebut adalah harapan.
Asrul berusaha mengukur kekuatan sosok bertopeng elang itu, kekuatannya setidaknya sama atau bahkan lebih kuat dari Gus Mukhlas.
"Pengawal keluarga Teratai memanggilnya Imam Zeus, mungkinkah dia adalah Zeus yang terkenal?" batin Asrul saat berusaha mengingat nama yang tidak asing tersebut.
Pada kehidupan sebelumnya, Asrul juga berurusan dengan kelima keluarga bangsawan Bukit Siguntang meskipun tidak mendalam. Asrul mengetahui bahwa keluarga Teratai memiliki tiga sosok yang menjadi pelindung, salah satunya seseorang bernama Zeus yang dijuluki Elang Besi.
"Para pembunuh Silver Hawk, beraninya kalian mencoba mengambil nyawa keturunan keluarga Teratai!" Zeus tidak mau banyak basa-basi, dia bergerak secepat angin dan mulai menyerang para pembunuh Silver Hawk.
Asrul juga tidak tinggal diam, perhatian para pembunuh sekarang terbagi menjadi dua dan Asrul tidak akan melewatkan kesempatan emas ini.
Para pembunuh Silver Hawk mencoba melakukan perlawanan tetapi kekuatan Zeus terlalu jauh di atas mereka, hanya para pembunuh bertopeng ungu yang bisa berhadapan dengan Zeus. Mereka mencoba mundur namun Zeus menyerang mereka di satu sisi sementara Asrul berada di sisi yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 698 Episodes
Comments