"Aku harus mengajak Guru meninggalkan tempat ini dengan segera..." Asrul bangkit dari tempat duduknya, dia bergegas mencari Gus Mukhlas.
Jika Silver Hawk sungguh mengirim beberapa pembunuh bertopeng ungu kemari demi membunuh Faisal maka kombinasi Gus Mukhlas dan pelindung Faisal, Kawamatsu belum tentu cukup untuk menghadapi mereka.
Pengawal yang hampir ketiduran karena memandangi Asrul duduk tidak bergerak selama satu jam tersadar dari lamunannya.
"Menunduk!" teriak Asrul tiba-tiba.
Pengawal itu sedikit terkejut tetapi dia menuruti perkataan Asrul, tepat setelah dia menunduk sebuah pisau menancap di pohon tepat pada lokasi kepalanya berada sebelumnya. Pengawal itu bergerak cepat menggulingkan tubuhnya dan berlindung di balik pohon karena beberapa pisau lagi terbang ke arahnya.
Asrul mengumpat dalam hatinya, dia tidak menduga semua sudah terlambat. Asrul bisa merasakan ada delapan orang tambahan berada di dekat sosok yang berhasil dia deteksi sebelumnya.
Asrul tidak menyadari, perintahnya pada pengawal keluarga Teratai untuk menunduk membuat para pembunuh dari Silver Hawk begitu kaget. Mereka yakin telah menyerang pengawal itu diam-diam sambil menyembunyikan nafsu membunuh mereka, bidikannya tidak mungkin akan meleset. Para pembunuh ini juga memiliki kepercayaan diri atas kemampuan melempar pisau yang telah dilatih selama bertahun-tahun.
"Aku akan mengurus pengawal itu, kalian urus pemuda ingusan tersebut dan jangan biarkan dia lolos..." Pembunuh yang memakai topeng emas melompat tinggi setelah berkata demikian.
Delapan pembunuh lainnya, tiga bertopeng perak sementara sisanya bertopeng perunggu. Mereka semua menuruti perintah tersebut dan langsung bergerak cepat mengepung Asrul.
"Pemuda ingusan, Jika kau tidak ingin terluka maka menurut pada kami..." kata salah satu pembunuh bertopeng perak.
Asrul melirik ke arah pengawal yang menjaganya berada, kini pengawal itu sedang bertarung sengit dengan pembunuh bertopeng emas.
Biarpun keduanya berkemampuan sama yaitu pendekar kelas satu tetapi terlihat jelas pembunuh bertopeng emas lebih unggul.
Pembunuh bertopeng emas selain memiliki kekuatan juga mempunyai banyak pengalaman bertarung dibandingkan sang pengawal.
Para pembunuh dari Silver Hawk berpikir rencana mereka berjalan lancar sampai Asrul melakukan sesuatu yang mengejutkan mereka.
"Pemuda Ingusan, apa yang ingin kau lakukan?" salah satu pembunuh Silver Hawk berkata dengan nada dingin.
Para pembunuh ini berpikir Asrul akan mengikuti keinginan mereka sambil menangis ketakutan, nyatanya Asrul bersikap diluar perhitungan mereka semua.
Bukan hanya Asrul tidak menunjukkan rasa takut, dia bahkan tersenyum lebar. Tidak hanya sampai disitu, Asrul menarik pedang pendek yang sebelumnya bersarung di pinggangnya.
"Ingin menangkap aku? Tidak akan semudah itu." Kata Asrul sambil tertawa kecil.
Sebelum delapan pembunuh Silver Hawk tersebut bisa mencerna yang terjadi, Asrul sudah bergerak maju untuk menyerang salah satu pembunuh bertopeng perak. Gerakan Asrul begitu gesit dan ayunan pedangnya juga tanpa keraguan.
Pembunuh bertopeng perak yang menjadi sasarannya tentu tidak akan menduga pemuda semuda Asrul mampu menyerang dengan penuh keyakinan. Asrul sebenarnya ingin memotong leher pembunuh tersebut tetapi postur tubuh serta pedangnya yang pendek membuat jangkauan serangannya terlalu terbatas.
Asrul menusukkan pedang pendeknya pada jantung pembunuh tersebut sekuat tenaganya.
"Ap-..." Pembunuh bertopeng perak itu tidak bisa mengucapkan kata sebelum mulai tumbang ke tanah tidak bernyawa.
Sebelum tubuh pembunuh itu sampai ke tanah, Asrul sudah menarik pedangnya kembali dan menyerang pembunuh bertopeng perunggu yang paling dekat dengannya. Gerakan Asrul terlalu cepat untuk diikuti oleh mata para pendekar kelas tiga, bahkan para pendekar kelas dua juga akan sulit mengikutinya.
"Hentikan dia!"
Tidak pernah terlintas dalam benak seorangpun dari pembunuh Silver Hawk ini bahwa Asrul adalah seorang pesilat berkemampuan tinggi dengan usianya yang masih begitu muda.
Satu hal yang Asrul pelajari dari pertemuannya dengan Taimiyah beberapa tahun lalu bahwa tubuh manusia yang terlatih dapat melepaskan kekuatan mematikan meskipun tidak memiliki tenaga dalam.
Berkat latihan pernafasan serta latihan fisik secara rutin, kekuatan penuh pukulan Asrul bisa menyamai seseorang yang memiliki tenaga dalam tingkat grand master.
Lebih dari setahun yang lalu tendangan Asrul sudah mampu melukai ksatria kelas satu, sekarang setelah mengalami kemajuan pesat, tidak sulit baginya mengimbangi satu atau dua ksatria kelas satu. Delapan pembunuh Silver Hawk yang mencoba menjadikannya sandera telah salah memilih lawan.
Para pembunuh tersebut sama sekali tidak siap untuk menghadapi pertarungan dengan sosok sekuat Asrul, andaikan mereka waspada dan menggunakan serangan dalam formasi maka mereka tidak akan kalah tanpa perlawanan seperti ini.
Satu demi satu pembunuh Silver Hawk tewas di tangan Asrul. Pedang pendek yang digunakannya menjadi tumpul serta sedikit rusak setelah digunakan untuk membunuh lima orang, Asrul lalu mengambil salah satu senjata pembunuh Silver Hawk dan menggunakannya untuk menghabisi tiga yang tersisa.
Pembunuh bertopeng emas maupun pengawal keluarga Teratai terlalu larut dalam pertarungan mereka sehingga tidak menyadari kejadian tersebut, lagipula waktu yang digunakan Asrul untuk menghabisi delapan pembunuh tersebut hanya beberapa saat saja.
Asrul merasa kualitas pedang yang digunakan oleh Pembunuh Silver Hawk biasa saja namun senjata rahasia yang mereka miliki berbentuk pisau kecil memiliki kualitas yang baik. Asrul mengumpulkan semua senjata rahasia dari tubuh para korbannya dan menyimpannya, dia merasa bisa menggunakannya nanti.
"Apa yang terjadi?!"
Pembunuh bertopeng emas dan pengawal keluarga Teratai sama-sama mengambil jarak untuk mengambil nafas, waktu itulah Pembunuh bertopeng emas menyadari rekan-rekannya telah terbaring tidak bernyawa di sekeliling Asrul. Pengawal keluarga Teratai juga sama terkejutnya melihat pemandangan tersebut.
Asrul melemparkan dua buah pisau ke arah pembunuh bertopeng emas yang masih kebingungan, namun pembunuh tersebut menggunakan pedangnya untuk menepis kedua pisau itu. Pembunuh bertopeng emas adalah pesilat kelas satu, ditengah kebingungannya sekalipun tidak mudah menyerangnya dari jarak sejauh itu.
Hanya saja pembunuh bertopeng emas tidak menyadari serangan itu bertujuan mengalihkan perhatiannya. Asrul melangkah maju, melemparkan pisau lainnya, kali ini pisau itu melesat lebih cepat dari dua pisau sebelumnya. Pembunuh bertopeng emas kembali berhasil menepis pisau tersebut namun kali ini dia hampir gagal melakukannya.
Pembunuh bertopeng emas mengucurkan keringat dingin, dia bukannya tidak pernah menyaksikan ksatria yang lebih hebat daripada Asrul namun ini pertama kali dia melihat seseorang semuda ini memiliki kemampuan diatas dirinya.
Asrul melepaskan sebuah pukulan ketika jaraknya dengan pembunuh tersebut cukup dekat, pembunuh itu menaikkan pedangnya, berniat menggunakan senjatanya untuk menahan pukulan tersebut.
TRING!
Mata pengawal keluarga Teratai melebar ketika melihat pukulan Asrul bukan hanya membuat pembunuh yang dihadapinya mundur beberapa langkah tetapi juga mematahkan pedang yang digunakannya menjadi dua.
Asrul tersenyum tipis, pembunuh bertopeng emas pastinya tidak sadar bahwa tiga pisau yang dirinya lemparkan berkekuatan besar yang meskipun berhasil ditepis tetapi akan meninggalkan retakan pada pedang pembunuh itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 1282 Episodes
Comments