menggebu gebu

" Anak anak mama harus belajar semua apa arti kehidupan yang sesungguhnya ya" ucap Zula gak mau kalau sampai anaknya merasakan apa yang dia rasakan saat ini

Apa yang dia alami sedari kecil dan apa yang dia rasakan soal cinta dan perasaan

" Mama cepet sehat, mama kenapa seperti ini?" tanya Aira sambil nangis dan kembali mengelus pipi Zula yang terlihat pucat dan terlihat kempot

" Mama baik baik aja sayang, mama sehat, mama gak kenapa napa" ucap Zula dengan tersenyum

Di kondisi saat ini Zula yang sudah gak berdaya masih bilang dia sehat dan baik baik saja

" Hati mama yang sakit nak," jawabnya dalam hati karena dia merasa begitu sakit melihat Ryan yang ada di pintu

" Papa... Sini" ucap Syifa pada Ryan yang berdiri di depan pintu

Ryan masih mematung karena Ryan merasa sangat bersalah dan sangat menyesal karena sudah menyakiti hati Zula berlipat lipat ganda

Selama 21 tahun hidup bersama Zula, dia melihat Zula ke sakitan hanya saat hamil dan melahirkan,

Itu dia merasa sangat bersalah dan merasa menyesal menjadi suami yang menyakiti istrinya

Ryan perlahan melangkah ke arah Zula dan kini semua perawat dan dokter yang menunggunya keluar karena ini udah di rana prifasi atau keluarga

" Kalian sehat semua kan nak, masyallah gemuk gemuk anak mama sekarang, maafkan mama ya, 3 bulan jauh dari kalian, mama gak pernah bisa memerhatikan kalian" ucap Zula sambil menahan tangannya yang mengelus kepala kedua putrinya

" Mama bahagia kalau kalian jga bahagia" ucap Zula lagi sambil menahan perihnya hatinya

Ryan terdiam begitu juga Aira, dan Ryan duduk di belakang Aira

" Oh ya... Mana bundanya sayang?? Mana pah bundanya anak anak, ikut kan kesini ? " Ucap Zula begitu terlihat ceria walaupun hatinya hancur lebur bagaikam lumpur

" Kalian keluar dulu ya, mama sama papa mau ngobrol sebentar" ucap Ryan pada anak anaknya karena dia gak sabar dan gak tahan melihat kondisi Zula yang di kuat kuatkan

" Ayo dek keluar dulu" ajak Aira mulai peka karena dia udah dewasa dan tau gimana masalah orang tuanya

Lalu mereka semua keluar dan tinggal Zula dan Ryan saja yang ada di dalam kamar yang kini pintunya sudah di tutup

Entah kenapa rasanya jauh berbeda saat ada Aira maupun Syifa, kini suasananya sudah sangat mencengkam bagi mereka berdua

Zula mencoba bangun dan duduk, agar dia tidak terlalu sesak nafasnya

Zula mengulurkan tangannya dan mengajak Ryan salaman

Ryan menerima tangan dari Zula dan Zula langsung mencium tangan Ryan yang masih bersetatus suaminya

" Selamat ya bang, semoga kalian menjadi rumah tangga yang penih kebahagiaan, dan kebarokahan, " ucap Zula tanpa basa basi lagi

" Zula minta maaf Zula ingkar janji gak bisa hadir di acara bahagia abang" tambahnya dan kini menarik tangannya kembali

" uuuuh...... " Zula menarik nafasnya dalam dan..

" Silahkan bang, Seperti yang Zula katakan di surat Zula, silahkan Zula siap menerima, karena memang jodoh kita cukup sampai di sini" ucap Zula gak mau basa basi lagi

" Bunuh abang aja sayang, bunuh abang, kalau adek minta pisah sama abang, ayo bunuh abang aja " ucap Ryan menolak keras dam meneteskan air mata

" Kenapa?? Abang sekarang udah dapat apa yang abang mau, apa yang anak anak mau, dan apa yang keluarga abang mau, abang udah bahagia, kenapa malah ngomong seperti itu, ?" tanya Zula lagi dan mulai emosi

" Abang gak akan pernah mau pisah sama adek, abang sayang sama adek, abang gak akan pernah tinggalkan adek" jawab Ryan sambil menunduk

" Oh ya... 3 bulan kemaren kemana aja bang?? Abang ngapain aja di belakang adek? Apa yang abang lakukan di atas penderitaan adek?? Dan sekarang kurang kalau hanya satu, sakit sakit banget perasaan Zula saat ini, Zula gak kuat kalau harus berbagi suami dengan wanita lain, kalau abang gak mau ceraikan Zula, biar Zula yang maju ke pengadilan, untuk gugat cerai, Zula gak mau di duakan, Zula masih sanggup cari kebahagiaan sendiri, dan anda jangan serakah" jawab Zula sambil menahan tetesan air matanya dan menatap Ryan tajam

" Adek juga kemana aja kemaren?" bantah Ryan membalikkan fakta Zula

" Abang terbaring kenapa adek gak pernah datangi abang, abang ini suamimu , dan itu tanggung jawab adek sebagai istri abang" ucap Ryan mungkin terlupa dengan bukti CCTV yang El putar tadi

" Kenapa cari kabar abang atau anak anak aja enggak? Apa salah abang?" tanya Ryan lagi

" Salah abang?? Seharusnya Zula yang tanya seperti itu, APA SALAHKU??" Jawab Zula menguatkan tubuhnya dan menahan emosionalnya agar gak kelewat batas

" Abang bilang Zula gak pernah ngubungi abang?? Apa peduli Abang sama Zula?, jelas Zula gak pernah bisa ngubungi abang, karena sampai saat ini Zula sendiri gak tau di mana ponsel Zula, terakhir kita bertengkar dan di situ awal gimana perpisahan kita, Zula sadar Zula banyak salah banyak kurang, Zula juga sadar gimana batas Zula saat tidak ada abang, dan di situ juga Zula gak pernah kepikiran di mana ponsel Zula, " ucap Zula lagi

Dan Zula berfikir seharusnya Ryan tau gimana Zula memang tidak pernah menerima panggilan dari clayen melalu ponselnya pribadi karena dia sendiri punya admin tersendiri untuk menghandel kerjaannya

" Dan yang Zula tanyakan sekarang, apa abang sudah lupa keberadaan istrimu?? Apa abang sudah mengabaikan siapa istrimu? Apa abang gak peduli lagi dengan siapa istrimu?? " tanya Zula lagi

" Zula masih istri abang kan?? Zula itu tanggung jawab abang, selama 3 bulan abang gak pernah menghubungi Zula, abang hanya percaya sama ibu dan adek abang yang maha benar itu" ucap Zula lagi balik menyalahkan Zula

" Apapun kata mereka, Aku istrimu aku tanggung jawabmu, ada kewajiban yang harus abang lakukan pada aku bang, pada Zula, ini tapi kemana 3 kewajiban abang selama 3 bulan ini?? Abang lupa daratan akan itu, setelah abang ketemu dengan wanita pilihan ibu dan adekmu, abang pasti berasalan gak bisa menghubungi Zula, apa nomer kantor nomer asisten Abang gak punya?? Tanya Zula menggebu gebu

Zula sudah hilang kesabaran, biar sekalian menjadi detik detik perpisahan mereka nanti, Zula sudah merasa rendah dan makin di injak injak Zula juga hilang dan habis kesabarannya

" Nomer kantor, nomer perusahaan, anak SD bisa nemu bang?? Tapi mana abang, abang punya semua nomer saudara abang, banag iparmu, kakak kakaku, abang punya, nomer hp pesantren juga punya, dan gak ada alasan lagi kalau abang gak bisa menghubungi Zula, dan semua karena abang gak peduli sama Zula" ucap Zula sambil menangis keras

Tapi dengan cepat dia mengusap aor matanya

" Senggaknya, kalau abang memang gak peduli sama Zula, pikir kewajibanmu terhadap anak anak orang yang ada di sini, yang perlu di perhatikan, janga pernah menyalahkan Zula yang terlihat buruk di matamu, Zulq mengambil alih semua kewajibamu yang telah abang tinggal" tambah Zula makin menggebu gebu

Terpopuler

Comments

Baidah Khanza

Baidah Khanza

semangat Thor...lanjut

2023-09-17

0

Anita nur Shoimah Shoimah

Anita nur Shoimah Shoimah

ayo up

2023-09-16

0

Ika Fibianita

Ika Fibianita

lanjut thor

2023-09-15

0

lihat semua
Episodes
1 Datang kepernikahan
2 Tangisan
3 Penyelesaian
4 3 Hari
5 Hantaman
6 Kondisi Zula
7 menggebu gebu
8 Ucup datang
9 Gak peduli lagi
10 Mulai tersenyum
11 Nostalgia
12 Aira aneh
13 Luapan Aira
14 kondisi Zula
15 Menahan
16 Gak bisa cuek
17 Kedatangan Mertua
18 Dimana Anakku
19 Apa Kurangnya?
20 Dmana Aira
21 Tangisan pecah
22 Semua Bucin
23 IL harus gimana?
24 Abang Rindu
25 Pasrah
26 Di obati
27 Pamit
28 Alasan kenapa?
29 Terus terang
30 Izinkan
31 Tunggu Tenang
32 Jomblo
33 Gak bisa dulu
34 Mengkek
35 Mental emak emak
36 Dimana kalian
37 Plis tolong anakmu
38 Jangan bang
39 Gue harus apa?
40 Kenapa sih Kak
41 Kedatangan tamu
42 Gak Mau
43 Maaf
44 Pelakor
45 Diamnya Zula
46 Kurang Yakin
47 Hubungan kalian
48 Semua salahku
49 Mau apa?
50 Pulang
51 Gak Mudah
52 Aku Harus gimana?
53 Why Mati?
54 Kembali bersama
55 Gak Ngaruh
56 Okey
57 Stop Semua
58 Semua Di Blokir
59 Sengaja
60 Mulung duit
61 Pemburu restu
62 Mama Mana?
63 Was was
64 Terhenti tiba tiba
65 Senjata makan Tuan
66 Emosi Aira
67 Habis kesabaran
68 Menyakitkan
69 Salah dan sadar
70 Pindah
71 Sepi
72 Kembali
73 Pulang
74 Waras
75 Dendam
76 Minta izin
77 Lega
78 Selevel
79 Kaget
80 Kesempatan
81 Izinkan
82 Dingin
83 Mohon doa dan Maaf
84 TAMAT
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Datang kepernikahan
2
Tangisan
3
Penyelesaian
4
3 Hari
5
Hantaman
6
Kondisi Zula
7
menggebu gebu
8
Ucup datang
9
Gak peduli lagi
10
Mulai tersenyum
11
Nostalgia
12
Aira aneh
13
Luapan Aira
14
kondisi Zula
15
Menahan
16
Gak bisa cuek
17
Kedatangan Mertua
18
Dimana Anakku
19
Apa Kurangnya?
20
Dmana Aira
21
Tangisan pecah
22
Semua Bucin
23
IL harus gimana?
24
Abang Rindu
25
Pasrah
26
Di obati
27
Pamit
28
Alasan kenapa?
29
Terus terang
30
Izinkan
31
Tunggu Tenang
32
Jomblo
33
Gak bisa dulu
34
Mengkek
35
Mental emak emak
36
Dimana kalian
37
Plis tolong anakmu
38
Jangan bang
39
Gue harus apa?
40
Kenapa sih Kak
41
Kedatangan tamu
42
Gak Mau
43
Maaf
44
Pelakor
45
Diamnya Zula
46
Kurang Yakin
47
Hubungan kalian
48
Semua salahku
49
Mau apa?
50
Pulang
51
Gak Mudah
52
Aku Harus gimana?
53
Why Mati?
54
Kembali bersama
55
Gak Ngaruh
56
Okey
57
Stop Semua
58
Semua Di Blokir
59
Sengaja
60
Mulung duit
61
Pemburu restu
62
Mama Mana?
63
Was was
64
Terhenti tiba tiba
65
Senjata makan Tuan
66
Emosi Aira
67
Habis kesabaran
68
Menyakitkan
69
Salah dan sadar
70
Pindah
71
Sepi
72
Kembali
73
Pulang
74
Waras
75
Dendam
76
Minta izin
77
Lega
78
Selevel
79
Kaget
80
Kesempatan
81
Izinkan
82
Dingin
83
Mohon doa dan Maaf
84
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!