3. Lelaki Mesum

Happy Reading!

Terdengar bunyi pintu yang dibuka dari dalam. Membuat atensi orang-orang yang sedang menunggu di sana terarah pada pintu ruangan kakek Damar.

"Dokter!" sapa Langit kepada dokter yang baru saja memeriksa kakek Damar.

"Bagaimana kakek saya? Apakah beliau baik-baik saja?" tanya Langit kemudian. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan sang kakek. Ingin tau ia segera bagaimana kabar kakek Damar.

"Beliau masih belum sadar. Tetapi mulutnya selalu memanggil-manggil nama anda, tuan muda," jawab sang dokter. Ia adalah dokter keluarga kakek Damar. Sehingga ia sudah mengenal semua yang ada di dalam rumah itu, juga Senja dan keluarganya.

"Boleh saya masuk dokter?"

"Silakan, tuan muda. Mungkin anda yang beliau tunggu-tunggu," sahut sang dokter. Ia bergeser beberapa langkah untuk memberi ruang kepada Langit agar bisa masuk ke dalam kamar kakek Damar.

Bersamaan dengan itu, papa Darren dan mama Leoni, baru sana tiba di dalam ruangan itu. Mereka segera bergabung dengan rombongan mama Anggie yang sedang menunggui kakek Damar.

Dengan langkah cepat, Langit langsung membuka kamar kakek Damar. Seorang perawat juga beriringan keluar dari kamar kakek Damar. Lalu tersenyum mempersilakan Langit untuk berjumpa dengan kakek Damar.

"Kakek!"

Langit menghampiri ranjang king size milik sang kakek. Dilihatnya kakek yang sedang menutup mata ditutupi oleh selimut sampai ke dada. Kerutan di wajah sang kakek sudah semakin kentara. Usia senja yang nyaris saja menginjak kepala delapan, tapi tak melunturkan ketampanan dari pria mantan pembela negara tersebut.

Rambutnya yang sudah putih kini tak terlihat lagi. Sudah digilas dengan warna hitam yang mengkilap. Tak mau ia jika sampai rambut putihnya muncul. Alasannya selalu tak mau dipanggil kakek tua.

"Kakek, Langit di sini. Apakah kakek tidak merindukan Langit?"

Langit segera memeluk tubuh renta yang sedang terbaring itu Kemudian, ia menggenggam erat tangan sang kakek.

"Langit akan menemani kakek melewati semua ini, tapi Langit mohon, kakek bangun ya."

Sementara kakek Damar seperti bermimpi. Bermimpi bertemu dengan Langit, cucu satu-satunya, cucu kesayangannya.

"Langit... Kau kah ini?"

Dalam mimpinya sang kakek berusaha meraih wajah Langit, tapi tak mampu. Lengan kokohnya sudah berubah jadi lemah. Bahkan tangannya tak mampu meraih jemari tangan cucunya itu. Terasa berat dan tak kuasa ia meraihnya.

Sementara Langit, ia merasa sesuatu yang bergerak di jari tangannya. Ya, jemari kakek Damar bergerak.

"Kakek!" Langit berseru. Memanggil sang kakek. Berharap kakek Damar segera terbangun. Dan melihatnya di sini sedang bersamanya.

"La-La-Langit" Terbata-bata sang kakek menyebut nama cucunya itu. Cucu yang tiga tahun lebih kurang ia rindukan karena tak pernah pulang. Selalu menolak pulang dengan alasan sibuk kuliah.

"Langit, kamu kah ini nak? Kakek tidak bermimpi kan?" Kakek Damar memastikan apakah ia bermimpi atau tidak. Matanya yang terpejam kini sudah terbuka sempurna. Langit bisa melihatnya itu dengan jelas. Ya, kakek Damar sudah sadarkan diri.

"Kakek! Syukurlah kakek sudah sadar."

Langit kembali memeluk sang kakek. Mengungkapkan betapa ia merasa bahagia.

"Langit, Senja mana?"

"Senja di luar, kek."

Lagi lagi, bukan hanya mama Anggie. Bahkan kakek Damar pun menaruh perhatian lebih kepada gadis yang satu itu. Siapa lagi kalau bukan Senja, Senja Menata nama lengkapnya.

"Kakek mau bicara dengan kalian berdua. Segera panggil ia kemari," pinta kakek Damar.

Tanpa banyak tanya, tanpa protes, Langit segera keluar. Menurut permintaan sang kakek. Sudah bukan saatnya ia bercanda dan banyak tanya sekarang.

Dan tak berselang lama, Langit kembali bersama dengan Senja yang berjalan di belakangnya. Senja mengukir senyumnya kepada kakek Damar yang sudah terlihat jauh lebih baik.

"Kakek, apa yang kakek rasakan sekarang?" tanya Senja lembut. Senyum di wajahnya telah hilang. Yang ada sekarang dia merasa khawatir dengan sahabat kakeknya itu.

"Kakek baik-baik saja, nak. Uhuk uhuk." Si kakek Damar batuk-batuk.

"Duduklah!" pintanya, ekor matanya menunjuk kursi yang ada di sebelah ranjangnya. Hanya ada satu.

Langit mengisyaratkan Senja untuk duduk melalui pandangan matanya, sambil mengangguk ia. Lalu dirinya memilih berdiri di samping Senja. Tak ada niat untuk mengambil kursi yang agak jauh dari mereka.

"Satu hal yang ingin kakek sampaikan pada kalian." Kakek Damar mulai ceritanya. Ia sangat serius. Begitupun Senja dan Langit seksama mereka mendengar cerita sang kakek. Menyiapkan telinga, hati dan pikiran akan apa yang akan disampaikan kakek Damar kelak.

"Dulu sekali, saat kakek kamu dan kakek sedang berada di Medan peperangan. Waktu itu saya hampir saja terbunuh. Tetapi dengan tanpa rasa takut, kakek kamu menolong saya. Membantu saya agar tak tertembak oleh senjata musuh. Dengan tanpa pamrih ia korbankan dirinya untuk saya. Waktu itu....."

Kakek Damar mulai bercerita. Cerita yang begitu sendu dan menyayat hati.

Demi keselamatannya, sang sahabat rela mengorbankan dirinya untuknya. Bahkan, kakek Rilla kala itu hampir saja tiada. Hingga akhirnya ia menghembuskan napas terakhir saat kakek Rilla divonis dokter mengidap penyakit kanker otak.

Bukan karena kalah dalam pertempuran atau karena memang salah dalam menggunakan jurus atau senjata. Tapi karena tidak mau mengkhianati negaranya demi mendapatkan keuntungan sendiri.

Ya, saat peperangan itu terjadi, musuh memanfaatkan persahabatan mereka. Dimana kakek Damar dijadikan sebagai tumbal asal kakek Senja, yang bernama Rilla itu mau bekerja sama dengan musuh.

Kakek Rilla lebih memilih negaranya, persahabatannya sehingga rela mengorbankan nyawanya.

"Sebelum ia menghembuskan napas terakhir, beliau meminta satu hal kepada saya," tutur kakek Damar dengan nada sendu. Setitik bulir bening jatuh membasahi ujung matanya.

"Beliau meminta agar kelak kami akan menjodohkan anak kami saat mereka dewasa dan pada waktu itu istri kami sedang mengandung. Yaitu mama Langit dan mama Senja."

Kakek Damar menarik napasnya panjang. Kejadian itu tak bisa ia lupakan. Sangat menyayat di dalam hatinya.

"Karena istri kakek dan istri kakek kamu melahirkan anak laki-laki, maka kakek akan meneruskan perjodohan ini kepada kalian berdua. Kamu dan Senja kakek minta untuk meneruskan perjodohan ini."

Kedua manusia itu terperanjat dengan kalimat panjang yang baru saja disampaikan kakek Damar.

"Apa? Perjodohan?"

Begitu keduanya, serempak berujar. Bahkan langsung tersenyum nyengir saling berlawanan. Mereka tidak terima dengan apa yang baru saja mereka dengar.

"Jadi, maksud kakek aku akan menikah dengan gadis kecil ini?" tanya Langit, mencoba memastikan.

"Iya. Hanya ini satu-satunya cara agar kakek bisa mewujudkan impian kami dulu. Karena anak kami terlahir laki-laki maka kakek menurunkannya kepada kalian. Kakek harap kalian mau mengabulkan permintaan kakek disisa umur kakek yang tinggal beberapa kalender lagi."

"Nggak. Senja nggak mau menikah dengan laki-laki playboy seperti dia, kek. Kakek tau kan dia itu banyak ceweknya. Dia suka sekali mempermainkan perempuan." Senja menolak langsung.

Mengingat keduanya tumbuh bersama sedari kecil, adu mulut adalah hal biasa bagi mereka. Bahkan sering Langit menjitak kepala Senja.

"Laki-laki mesum," cibir Senja.

To be continued....

Episodes
1 1. Pulang!
2 2. Bertemu Setelah Berpisah
3 3. Lelaki Mesum
4 4. Playboy Berkelas
5 5. Pinggul Tempang
6 6. Kekhawatiran Leoni
7 7. Playboy Cap Kuda Laut
8 8. Norak
9 9. Jatuh Cinta?
10 10. Kamu Apakan Putri Mama?
11 11. Mak Nyinyir
12 12. Kekecilan
13 13. Langit Baskara Dan Senja Menata
14 14. Kecemburuan Arian
15 15. Yakin Sanggup?
16 16. Aku Bukan Laki-laki Belok
17 17. Honeymoon
18 18. Keputusan Senja
19 19. Rencana
20 20. Aku Mengerti Perasaan Mama
21 21. Mencari Alasan
22 22. Alam Pun Merestui
23 23. Hilang
24 24. Di Atap Yang Sama
25 25. Ada Yang Aneh
26 26. Aku Tidak Apa-apa
27 27. Mari Bekerjasama
28 28. Gara-gara Kalian
29 29. Body Shaming
30 30. Tak Bisa Dipeluk Lagi
31 31. Ditinggal
32 32. Guru Pengganti
33 33. Oppa Rasa Abang
34 34. Kekanak-kanakan
35 35. Mama Leoni Mau Berkunjung
36 36. Saling Menerima
37 37. Sesuatu Yang Aneh
38 38. Nginap
39 39. Se-kamar
40 40. Aku diatas Kakak di bawah
41 41. Mama Hilang
42 42. Telur Ceplok.
43 43. Si Guru Magang
44 44. Senja Punya Kekasih
45 45. Selingkuh
46 46. Makan Bareng, Yok!
47 47. Perut Sialan
48 48. Pacar
49 49. Panggilan Sayang
50 50. ELIAKIM
51 51. Ghibah
52 52. Diboyong
53 53. Kebenaran
54 54. Papa, Mama Menginap
55 55. Kakak Tua
56 56. Tak Mau Kehilangan
57 57. Kencan.
58 58. Sebut Nama Lain
59 59. Berbohong
60 60. Senja dan Laki-laki Itu
61 61. Berdebat
62 62. Kita Pulang, Ya?
63 63. Terbuat Dari Apa Hatimu, Kak?
64 64. Nanti Aku Jelasin
65 65. Dilema
66 66. Salah Menilai
67 67. Langit Sudah Beristri.
68 68. Tamu Bulanan
69 69. Memastikan Seberapa Jauh
70 70. Diberi Hukuman
71 71. Roti Tawar Bersayap
72 72. Aku Juga Sakit
73 73. Hukuman Bukan Tugas
74 74. Pulang Sendiri
75 75. Kembalinya Indah.
76 76. Kemana Langit?
77 77. Langit Tidak Pulang?
78 78. Tak Ada Nomor Telepon
79 79. Berlumuran Cat
80 80. Tiga Kcuruk Beraksi.
81 Membantu Teman.
82 81. Aku Kenapa?
83 82. Pujian Ini Bukan Untukku
84 83. She Wants To Give You A Surprise
85 84. What's Wrong
86 85. Kejujuran
87 86. Suami Yang Baik
88 87. Hingga Senja Di Ujung Langit
89 88. Kepiawaian Langit
90 89. Aku Nggak Pake.....
91 90. Jatuh Cinta
92 91. Langit Ku
93 92. Wanita Siluman
94 93. Kirana Dewantara
95 94. Lalu, bagaimana denganmu?
96 95. Yuk, Lanjut!
97 96. Aku Mengerti
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Pulang!
2
2. Bertemu Setelah Berpisah
3
3. Lelaki Mesum
4
4. Playboy Berkelas
5
5. Pinggul Tempang
6
6. Kekhawatiran Leoni
7
7. Playboy Cap Kuda Laut
8
8. Norak
9
9. Jatuh Cinta?
10
10. Kamu Apakan Putri Mama?
11
11. Mak Nyinyir
12
12. Kekecilan
13
13. Langit Baskara Dan Senja Menata
14
14. Kecemburuan Arian
15
15. Yakin Sanggup?
16
16. Aku Bukan Laki-laki Belok
17
17. Honeymoon
18
18. Keputusan Senja
19
19. Rencana
20
20. Aku Mengerti Perasaan Mama
21
21. Mencari Alasan
22
22. Alam Pun Merestui
23
23. Hilang
24
24. Di Atap Yang Sama
25
25. Ada Yang Aneh
26
26. Aku Tidak Apa-apa
27
27. Mari Bekerjasama
28
28. Gara-gara Kalian
29
29. Body Shaming
30
30. Tak Bisa Dipeluk Lagi
31
31. Ditinggal
32
32. Guru Pengganti
33
33. Oppa Rasa Abang
34
34. Kekanak-kanakan
35
35. Mama Leoni Mau Berkunjung
36
36. Saling Menerima
37
37. Sesuatu Yang Aneh
38
38. Nginap
39
39. Se-kamar
40
40. Aku diatas Kakak di bawah
41
41. Mama Hilang
42
42. Telur Ceplok.
43
43. Si Guru Magang
44
44. Senja Punya Kekasih
45
45. Selingkuh
46
46. Makan Bareng, Yok!
47
47. Perut Sialan
48
48. Pacar
49
49. Panggilan Sayang
50
50. ELIAKIM
51
51. Ghibah
52
52. Diboyong
53
53. Kebenaran
54
54. Papa, Mama Menginap
55
55. Kakak Tua
56
56. Tak Mau Kehilangan
57
57. Kencan.
58
58. Sebut Nama Lain
59
59. Berbohong
60
60. Senja dan Laki-laki Itu
61
61. Berdebat
62
62. Kita Pulang, Ya?
63
63. Terbuat Dari Apa Hatimu, Kak?
64
64. Nanti Aku Jelasin
65
65. Dilema
66
66. Salah Menilai
67
67. Langit Sudah Beristri.
68
68. Tamu Bulanan
69
69. Memastikan Seberapa Jauh
70
70. Diberi Hukuman
71
71. Roti Tawar Bersayap
72
72. Aku Juga Sakit
73
73. Hukuman Bukan Tugas
74
74. Pulang Sendiri
75
75. Kembalinya Indah.
76
76. Kemana Langit?
77
77. Langit Tidak Pulang?
78
78. Tak Ada Nomor Telepon
79
79. Berlumuran Cat
80
80. Tiga Kcuruk Beraksi.
81
Membantu Teman.
82
81. Aku Kenapa?
83
82. Pujian Ini Bukan Untukku
84
83. She Wants To Give You A Surprise
85
84. What's Wrong
86
85. Kejujuran
87
86. Suami Yang Baik
88
87. Hingga Senja Di Ujung Langit
89
88. Kepiawaian Langit
90
89. Aku Nggak Pake.....
91
90. Jatuh Cinta
92
91. Langit Ku
93
92. Wanita Siluman
94
93. Kirana Dewantara
95
94. Lalu, bagaimana denganmu?
96
95. Yuk, Lanjut!
97
96. Aku Mengerti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!