Pagi-pagi sekali Niken mengajak beby Cia berbelanja sayur di warung Mang Mansyur. Bayi mungil itu sudah terbangun sejak subuh tadi. Niken sengaja membawa beby Cia supaya nanti tertidur di jalan.
Begitu keluar rumah, udara segar segera terhirup dari hidung Niken. Niken menghirup udara pagi yang melegakan itu sebanyak-banyaknya. Akhir-akhir ini Niken merasakan hidupnya teramat berat. Mengurus tiga anak sendirian, mempunyai suami yang sudah tidak peduli dan perhatian sama sekali membuat pikiran Niken tertekan.
Jalan-jalan pagi begini bisa membuat pikiran Niken menjadi ringan.
Setelah berjalan beberapa menit Niken pun sampai di warung Mang Mansyur. Kebetulan keadaan warung sedang tak ada pembeli.
"Selamat pagi, Mang," sapa Niken pada laki-laki berumur 45 tahun itu.
"Eh, iya Ken, mau beli apa?" Mang Mansyur yang sedang menyeruput teh hangat itu segera meletakkan gelasnya melihat Niken datang.
"Aku pilih-pilih dulu ya Mang, rencana mau masak sayur Bening," jawab Niken sembari memilih-milih sayuran.
"Oke Ken, lho Cia gembul nggak tidur ini?" tanya mang Mansyur sembari menoel pipi beby Cia dengan gemas.
"Iya Mang, dari subuh tadi udah bangun," jawab Niken.
Lelaki tua itu memang selalu gemas saat bertemu dengan beby Cia.
" Udah ini Mang, aku udah selesai milihnya," Niken menyerahkan sayuran yang dipilihnya pada Mang Mansyur untuk dihitung harganya.
"Baik lah Ken," Mang Mansyur mengambil sebuah plastik hitam,"Bayam dua ikat enam ribu, wortel tiga ribu, tempe tiga ribu, ayam sepuluh ribu, totalnya dua puluh lima ribu." jelas Mang Mansyur sambil memasukkan belanjaan satu persatu ke dalam plastik.
"Ini Mang, uangnya," Niken menyerahkan selembar uang dua puluh ribuan dan selembar lima ribuan." Sisanya dikasih penyedap sama tepung kentucky aja Mang,"lanjut Niken.
"Oke Ken," Mang Mansyur segera mengambilkan tepung kentucky dan penyedap rasa, lalu menyerahkannya pada Niken.
"Makasih ya, Mang, aku pulang dulu," pamit Niken kemudian.
Niken baru akan meninggalkan warung Mang Mansyur saat Bu Rini datang.
"Eh ada Niken dan Cia," sapa Bu Rini tetangga Niken dengan ramah.
"Iya bu, ini udah mau pulang, udah selesai belanjanya," Niken menunjukkan plastik di tangannya.
"Sebenta Ken, Ibu mau ngomong sesuatu sama kamu," Bu Rini menghalangi Niken yang akan pergi. Ia lalu celingak-celinguk . Setelah dirass tidak ada orang, Bu Rini segera berkata pelan pada Niken. "Kemarin siang Ibu lihat suamimu Toni makan bareng perempuan ."
"Di mana bu?" Niken masih dengan santai menanggapi ucapan Bu Rini. Karena bisa saja suaminya makan bareng teman sejawatnya.
Bu Rini pun menyebut sebuah nama rumah makan Masakan Padang yang ternyata dekat tempat Toni bekerja.
"Palingan teman kerja Mas Toni, bu," kata Niken sambil tersenyum, membuat Bu Rini kesal.
"Mereka keliatan mesra lho Ken , nggak kayak sama temen, " lanjut Bu Rini yang langsung membuat hati Niken mendadak panas dingin.
"Perasaan ibu aja kali, " jawab Niken santai, menyembunyikan kegelisahan hatinya.
"Ih, kamu itu jadi orang jangan terlalu polos, Ken, nanti dikhianati Toni baru tahu rasa. Kalau kamu nggak percaya coba kamu cek ponsel suamimu diam-diam." kata Bu Rini sewot karena informasi pentingnya ditanggapi sepele oleh Niken.
"I-iya bu, Niken udah sering cek kok ponsel Mas Toni." jawab Niken berbohong." Yaudah, bu ,Niken pamit dulu mau masak ini," Niken buru-buru pergi sebelum hatinya lebih panas lagi.
Di jalan Niken memikirkan kata-kata Bu Rini. Siapa cewek yang makan sama suaminya? Niken penasaran tapi nggak mungkin dia bertanya langsung pada sang suami.Malah dikira fitnah nantinya.
'Apa aku cek aja ya nanti ponsel MasToni, udah lama juga aku nggak buka ponselnya,' gumam Niken dalam hati.
Niken pun buru-buru melangkahkan kakinya, ia ingin segera pulang ke rumah. Beby Cia sudah tertidur dalam gendongan Niken.
Sampai dirumah Niken langsung menuju dapur, meletakkan belanjaan di sana, lalu membawa beby Cia yang tertidur ke kamar dan meletakkannya di ranjang bayi.
Niken melihat Toni masih tertidur pulas, suara dengkurannya terdengar keras.
'Kesempatan emas nih,' batin Niken seraya mendekati nakas tempat Toni menyimpan ponsel. Niken melihat ponsel itu sedang di cas. Niken mencoba menyalakannya, namun ternyata ponsel suaminya itu dalam keadaan off.
'yah, kok mati sih ponselnya, nantilah aku cek kalau ada kesempatan,' batin Niken.
Karena hari sudah semakin siang, Niken buru-buru meninggalkan ponsel Toni takut sang pemilik tiba-tiba bangun. Ia juga harus segera memasak sarapan.
Meskipun Niken sangat curiga jika ada rahasia besar di dalam ponsel sang suami, karena laki-laki yang telah hidup bersama dengannya selama hampir sepuluh tahun itu sering senyum-senyum menatap ponselnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments