Apa ini?! Apa yang terjadi?! Aku melihat pembunuh itu sudah terjatuh,terkapar tidak berdaya.Di tubuhnya terdapat luka darah yang amat dalam.Pandanganku sedikit buram,ini terlihat seperti mimpi,tapi perasaanku mengatakan kalau ini adalah hal yang nyata.Aku bisa merasakan kesiur angin yang melewati tubuhku,suara orang-orang yang sedang berjalan kaki,dan terik matahari yang menyinari sedikit bagian tubuhku.
Tiba-tiba tanganku terangkat.Aku mencoba menurunkannya kembali,tapi tanganku menolak,rasanya seperti tubuh ini bukan punyaku dan aku hanyalah orang ketiga yang menonton kejadian tersebut.Tanganku menjentikkan jarinya,seketika tubuh pembunuh itu terbakar oleh api yang amat hebat.Sekitar menjadi panas dan sedikit redup.Bersamaan dengan itu,kepalaku menoleh.Pandanganku menatap ke arah cermin yang tergeletak tidak jauh dari sana.
Astaga! Itu memang benar-benar aku,tapi ada yang berbeda.Beberapa helai rambutku memutih,mataku berwarna merah pekat,pupil yang seharusnya bulat menjadi berbentuk pipih seperti pupil seekor reptil,dan tatapannya terlihat dingin.Aku dapat merasakan amarah,kesedihan,dan penyesalan dari tatapan itu.
Tiba-tiba aku terhempas oleh sesuatu.Dan sekarang tempatku telah berganti.Yang semula adalah gang,sekarang.....aku tidak tahu tepatnya,tapi tempat ini terlihat sedikit gelap dan dingin.Aku menatap sekitar,mataku sedikit membelalak.Di sana terdapat sebuah kuil yang hancur.Puing-puing bangunan terlihat berserakan di mana-mana.Dan di tengah-tengah reruntuhan kuil itu terlihat ikan-ikan yang berenang,ikan-ikan itu terlihat seperti mengelilingi sesuatu.Ternyata ini lautan,tapi mengapa aku bisa bernafas?
"Buka!" aku mendengar suara dari balik ikan-ikan tersebut.Suaranya sedikit serak,namun terdengar lembut.
Seketika ikan-ikan menjauh,mereka berenang kesana-kemari hingga membentuk dua baris.Mereka seakan membukakan jalan untukku.
Sebuah kuil berdiri di sana,kuil itu masih terlihat utuh.Kuil berbentuk lingkaran dengan celah di sampingnya,atap yang berbentuk setengah lingkaran,dan enam pilar berantai yang mengelilinginya,rantai-rantai itu masuk ke kuil melalui celah-celah yang tersedia.
Aku menganga,ini terlihat sangat luar biasa,rasanya seperti dibawa kembali ke abad pertengahan.
"Selamat datang di kerajaanku,Archie." sesuatu menyambutku dari dalam kuil di depanku.Suaranya terdengar serak,namun terdengar lembut,seperti sebelumnya.
"Siapa kau? Bagaimana kau tahu namaku?" aku memberanikan diri untuk bertanya.
Makhluk itu terkekeh. "Tentu saja aku tahu.Kau adalah aku dan aku adalah kau,sederhana."
Kau adalah aku dan aku adalah kau,kata-kata itu menggema di telingaku,seakan itu mempunyai maksud yang sangat penting.
Aku mengernyit. "Apa maksudmu?"
"Maksudku—" ucapannya tiba-tiba terhenti. "Waktu sudah habis,kau harus segera keluar dari sini!"
"Apa?! Tungg—" arus air menjadi kencang.Aku mengangkat tangan,mencoba untuk bertahan.Arus air terasa sangat kuat,seakan hendak mengusirku dari sini.
Aku sudah tidak kuat.Badanku terhempas menjauh.Padanganku semakin lama semakin gelap,hingga....
Plak!
Mataku mengerjap-ngerjap.Sinar matahari sedikit menyinari wajahku.
Plak!
Ouch! Pipiku terasa sakit dan sedikit panas.Aku melirik ke samping,ternyata ada Illona.Dia sedang mengangkat tangannya,apa yang dia lakukan? Tangannya mulai meluncur dan....
Plak!
"AAAAAAARRGGH." aku terbangun,pipiku terasa sangat sakit. "Apa yang kau lakukan,Illona?!"
Dia malah menghela nafas. "Akhirnya kau bangun,aku sangat khawatir tahu?"
"Khawatir? Menamparku kau sebut khawatir?" ucapku sambil mengelus-elus pipi.Aku berani jamin sekarang pipiku sangat merah.
Illona mengangkat kedua bahunya,dia sama sekali tidak merasa bersalah. "Soalnya kau tidak bangun-bangun,jadi aku tidak punya pilihan lain.Lagian,mengapa kau malah tiduran sendiri di sini? Kau punya kamar kan."
Sendiri?! Aku menghadap ke belakang.Di sana tidak ada apa-apa.Seharusnya di sana ada mayat seseorang,di mana dia? Mimpi tadi melintas dalam kepalaku,saat tanganku menjentikkan jarinya sendiri dan api membakar pembunuh itu.Apa jangan-jangan mimpi itu nyata?
"Ada apa?"
Aku menggeleng. "Tidak,tidak papa." aku tidak boleh memberitahunya tentang ini.
Dia memandangku dengan skeptis. "Beneran?"
Aku mengangguk.
"Baiklah kalau begitu." dia berdiri. "Ayo pulang,di sini menyesakkan."
Aku mengangguk setuju.Matahari menjadi terik,jalanan mulai dipenuhi kendaraan pribadi,dan klakson kendaraan mulai memekakkan telinga ku.Bagaimana orang-orang nyaman dengan keadaan seperti ini?
Kami berjalan berdampingan di trotoar.Semua mata menatap ke arah kami—tepatnya ke arah Illona,terutama laki-laki,mereka terkagum-kagum dengan kecantikannya.Jika saja sikapnya sama cantiknya dengan wajahnya,aku bisa saja terkagum-kagum,bahkan bisa saja jatuh cinta.
"Kenapa kau meninggalkanku?" setelah lima menit berdiam,Illona akhirnya bertanya. "Biasanya kan kita akan pulang bersama."
"Soalnya tadi kau sedang berbicara dengan seseorang.Memang dia siapa?" aku menoleh menatapnya dengan penuh tanya.
Illona terkejut. "Kau mendengar percakapan kami?"
"Tidak." aku berbohong. "Omong-omong,bagaimana bisa pria itu berubah menjadi gagak?"
Dia mengangguk-angguk. "Itu trik sulap.Dia memang pesulap yang handal."
Jelas sekali kalau dia berbohong,tapi aku tidak punya pilihan lain selain berpura-pura bodoh.Apapun yang dia sembunyikan,itu pasti berkaitan denganku.Siapa yang berniat membunuhku? apa yang diinginkan orang itu? Yang pasti orang itu sudah mulai bergerak,buktinya pembunuhan barusan,tapi semoga saja itu yang terakhir.
Namun,aku salah,pembunuhan tadi hanyalah peringatan kecil yang ditujukan untukku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Hakim Bohiran
Gemesin banget si tokoh utamanya.
2023-09-07
0