Bloody Throne : The Child Of Prophecy

Bloody Throne : The Child Of Prophecy

1. Awal Mula

Hai,namaku Archie.Aku adalah pemuda berambut hitam dengan mata yang berwarna emas.Omong-omong,umurku 15 tahun ini dan seorang manusia biasa,sampai.....

Ups! spoiler.Oke,daripada penasaran mari kita mulai.

Ceritaku dimulai dari mimpiku yang sangat aneh.Saat itu aku duduk disebuah singgasana yang mewah.Aku tidak tahu mengapa aku berada di sana.Ruangan disana terlihat sangat luas,tiang-tiang besar menjulang tinggi.Di tiang itu terdapat sebuah bendera merah bergambarkan pedang dengan sepasang sayap burung dan matahari di belakangnya.Yang lebih mengejutkan,di depanku terdapat sekelompok orang-orang yang sedang membungkuk hormat kepadaku lalu bersorak, "HIDUP SANG RAJA!"

Aku sontak terbangun,apa maksud mimpi itu? Kenapa mimpi itu sangat nyata? Pertanyaan itu melintas dari pikiranku.Kepalaku terasa sangat pusing,mungkin karena aku tidak tidur dengan nyenyak.Sejak kemarin malam aku sedikit susah untuk tidur.Aku takut apa yang akan terjadi pada hari ini.Nanti kalian akan tahu maksudku.

Saat memikirkan hal itu,tiba-tiba pintu kamarku digedor-gedor dengan sangat keras.

"HEI,BANGUN PEMALAS! KAU MAU KITA TERLAMBAT DIHARI PERTAMAMU?"

Mendengarnya membuatku sangat kesal. "Iya iya!" seruku. "Ini aku juga mau siap-siap!"

Aku melihat jam dinding di kamarku.Jam menunjukkan jam setengah lima pagi,waktu yang sangat bagus untuk diteriaki karena masih belum bangun.

Sambil menguap,aku pun segera beranjak dari tempat tidurku dan bergegas untuk bersiap,karena memang ini adalah hari pertamaku dibangku SMA.

Aku segera menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhku yang bau.

Setelah merasa segar,aku segera memakai seragamku yang telah tersedia di almari.Celana abu-abu,kemeja putih dengan rompi berwarna krem,dan tas berwarna biru di pundakku,ini adalah seragam khas dari sekolah baruku.

Jangan pikirkan hal lain.Kali ini kau pasti bisa punya teman.Kuputar gagang pintu bundarku dan keluar dari sana,menuju ke bawah untuk sarapan.

Sedikit info tentang keluargaku.Kami bertiga hanya keluarga yang hidup dengan berkecukupan.Tidak kaya dan juga tidak miskin.Rumah yang kutinggali memang berlantai dua,tapi itu hanyalah rumah peninggalan.Maka dari itu,jangan merasa aneh kalau aku nanti bersikap sedikit norak.

Sesampainya di bawah,aku langsung disambut oleh wanita berambut ikal berwarna hitam.Wanita itu memakai celana jeans biru dan kemeja berwarna putih.

Namanya Luna,dia adalah ibuku atau lebih tepatnya dia adalah ibu asuhku.Yap,ibu asuhku,kalian tidak salah dengar.Aku memang diasuh oleh orang lain.Kata ibuku,aku di temukan di depan pintu rumahnya saat aku masih bayi dan akhirnya aku dirawat oleh ibu asuhku.

Sedih? Kenapa aku harus sedih? Meskipun tidak tahu wajah orang tuaku,aku dirawat baik disini.Yah,Setidaknya orang tua kandunganku tidak lupa memberiku nama.

"Hai Archie,sudah siap dengan hari pertamamu?" ucap ibuku dengan nada kasih sayang.Ibuku memang selalu seperti itu,selalu memberikan kasih sayang padaku. "Sini,mari kita sarapan bersama."

Aku mengangguk lalu duduk di meja makan untuk menyantap sarapanku.

Menu hari ini adalah kesukaanku,roti panggang berwarna cokelat dengan isian telur dan sayuran.Meskipun sederhana,bagiku ini adalah makanan yang mewah.

Aku sangat menikmati makananku,sampai waktu tak terasa sudah menunjukkan jam setengah enam.Aku harus segera berangkat.

Sebenarnya aku mau berlama-lama di sini,tapi tidak bisa.Aku tidak mau sebuah tamparan melayang ke pipiku.

"Aku berangkat dulu ya bu," pamitku kepada ibu. "Nanti ada yang marah kalau tidak segera keluar."

"Hati-hati ya dijalan." balasnya sambil melambaikan tangan. "Buatlah kenangan yang berkesan di hari pertamamu."

Aku tersenyum,semoga saja bisa.Aku lalu segera bergegas keluar rumah,menemui seseorang yang sangat menyebalkan.

Kubuka pintu rumahku yang kecoklatan dengan hati-hati.

Di depan sana sudah berdiri seorang gadis yang memiliki paras cantik.Rambutnya panjang berwarna pirang yang digerai sampai punggung.Matanya berwarna hijau zamrud.Lalu di lehernya terdapat sebuah liontin dengan gambar mawar yang menonjol.Gadis itu memakai seragam yang hampir sama denganku-kita memang satu sekolah,tapi bedanya dia memakai rompi berwarna merah.Itu tandanya dia lebih tua dua tahun dariku.

Soalnya dia menoleh. "LAMA!" bentaknya. "Kau tahu kan ini hari apa,kau mau terkenal karena telat dihari pertama?"

"Tentu saja tidak mau," komentarku sambil memakai sepatu. "Tapi apa harus menggedor kamarku jam setengah 5 pagi.Bahkan ayam saja belum bangun di jam segitu."

"Ini itu untuk kedisiplinan!"

"Iya iya wahai Illona putri bermuka dua."

"Apa katamu?!"

"Tidak,tidak apa-apa." elakku sambil menggeleng.

Namanya Illona,sama sepertiku dia diasuh di rumah ini.Lima tahun yang lalu,aku menemukannya di hutan,menangis sendirian sambil menyembunyikan wajahnya di lututnya.Saat aku bertanya mengapa dia menangis,dia hanya menjawab kalau dia kehilangan keluarganya.Aku sedikit mengerti bagaimana perasaanya,maka dari itu aku tidak tega jika meninggalkannya sendirian di hutan yang gelap dan lengang.

Waktu aku berniat membawanya ke kantor polisi,dia menolak,tangisannya menjadi semakin kencang.Karena aku merasa aku jadi membawanya kembali ke rumah.Dan seperti yang kuduga,ibuku sangat terkejut saat melihat membawa seorang anak perempuan pulang ke rumah.Dia bahkan menuduhku melakukan penculikan.

Entah apa yang dipikiran Illona,tapi dia suka sekali menjahiliku.Seperti hari ini,dia menggedor-gedor pintuku hanya dengan alasan "Untuk kedisiplinan." Itu sudah pasti bohong,aku jamin.

Akan tetapi,yang paling menjengkelkan darinya,dia lebih tinggi dariku.Tinggi Illona adalah 165 cm sedangkan aku hanya 160 cm.Meskipun hanya beda 5 cm,harga diriku sebagai lelaki tercoreng.Padahal,waktu kami masih kecil aku lebih tinggi darinya,meskipun hanya satu senti,tapi aku lebih tinggi darinya.

Kami segera berangkat ke Halte bus terdekat untuk menunggu bus umum.Sebagai siswa yang hidup pas-pasan,aku memilih untuk menaiki bus umum,itu karena bagiku harganya murah,dan jujur saja aku itu agak pelit.Aku melakukan hal itu dikarenakan aku tidak mau merepotkan ibuku lagi.

Setelah menunggu selama 5 menit,bus itu akhirnya datang.Aku dan Illona langsung masuk ke bus itu,untungnya sekolah masuk jam 8 pagi,jadi saat itu keadaan sekitar masih sangat sepi,tidak ada desak-desakan.

Kami membutuhkan waktu lima belas menit untuk sampai di Sekolah.Dan selama lima belas menit itu juga aku harus mendengarkan ocehan Illona tentang sekolah baruku.

Aku sama sekali tidak memperhatikan ocehannya.Lebih baik melihat-lihat jalan raya daripada mendengar ceramah tidak bermutu ya itu.

Aku mendengus,kota ini memang termasuk kota maju,gedung-gedung bertingkat tinggi merajalela,kendaraan pribadi yang lalu lalang juga sudah hal umum disini.Dan jujur saja,bagiku hal ini membuatku agak kesal,apalagi di kota ini pohon hijau sangat sedikit sekali.Sebagai gantinya,aku harus melihat asap-asap kendaraan yang membuatku sakit mata.Selalu ada harga yang harus dibayar dibalik sesuatu.

Setelah lima belas menit yang penuh dengan asap,bus ini akhirnya berhenti di sebuah tempat yang sangat luas dengan gedung berbentuk bundar di tengah-tengahnya.Luasnya mungkin dua kali lapangan sepak bola.

Melihat hal itu,aku dan Illona pun turun dari bus.Benar,tempat yang luasnya dua kali lapangan sepak bola itu adalah sekolahku.

***

Selamat datang! Di SMA Bintang Kejora,sekolah tergengsi sekota dan tempat dimana aku akan mengukir kenangan indah... Kukira begitu.Tapi pikiranku salah,salah total.

Aku merasa kesepian.Teman-temanku tidak ada yang mau mendekatiku.Mereka malah membicarakanku di belakang,terutama laki-laki.Padahal,kami baru pertama kali bertemu.

Terlalu indah untuk hari pertama sekolahku,tapi aku tau pelaku yang membuat kondisiku sekarang seperti ini.

"Hai Archie." Illona memanggil dari luar kelas.Dia lalu memasuki kelasku dengan bergaya.Semua mata tertuju padanya. "Bagaimana hari pertamamu?"

"Sangat indah." jawabku sambil memelototinya. "Lihat! mereka semua menjauhiku."

Dia malah tersenyum bangga. "Kau tidak perlu berterimakasih kepada bunga sekolah." ucapnya menyombongkan diri sendiri.

Yap,dia penyebabnya.Kalian pasti bertanya-tanya,bagaimana bisa dia menjadi bunga sekolah.Oke,akan kuberi tahu,dia bisa menjadi bunga sekolah yang pasti karena parasnya yang cantik,apalagi rambut dan matanya yang indah.Prestasi akademik dan olahraga selalu di atas-meskipun akademiknya di bawahku.Selalu terlihat ramah ke semua orang,guru-guru,murid-murid,bahkan sampai penjaga sekolah.

Kalian tidak salah dengar,sikapnya memang sangat baik disini,tapi selalu menjengkelkan padaku.Maka dari itu aku memanggilnya putri bermuka dua.

Seperti yang kukatakan tadi,dia penyebab aku dikucilkan.Kalian bayangkan saja,bagaimana rasanya berjalan dengan wanita yang populer di sekolah dari gerbang depan sampai kelas.Entah siapa yang melihat hal itu-ditambah disebarkannya pula.

Padahal,aku berangkat pagi bertujuan agar tidak dilihat jalan bersama dengan Illona,aku tidak mau kejadian waktu SMP terulang kembali (sebenarnya aku dipaksa,tapi sesekali keren tidak papa kan?).

Kalian pasti berpikir itu mengagumkan.Aku tidak menyalah kalian,karena aku tahu kalian tidak akan pernah mengalaminya.Tapi bagiku tidak!

Aku merasakan orang-orang menatapku dengan tatapan cemburu dan berniat merajamku dengan batu yang sangat panas.

Ini mengapa kemarin malam aku sangat susah tidur.

KRING KRING

bel berbunyi menandakan istirahat telah berakhir.Aku menyuruh Illona untuk segera kembali ke kelasnya.Aku tidak mau diganggu disaat pelajaran favoritku akan dimulai,yaitu Matematika.

Kalian pasti bingung mengapa aku sangat menyukai Matematika.Alasannya sederhana,karena aku suka misteri.

Aku mulai menekuni Matematika mulai dari SMP.Hal ini dikarenakan saat itu aku kesepian,tidak punya teman,mereka menjahuiku.Untuk alasannya tentu saja Illona.Mereka selalu cemburu saat Illona dekat-dekat denganku.

Tapi untungnya dengan Matematika jugalah aku mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah mahal ini.Aku memenangkan lomba matematika dan hadiahnya beasiswa sekolah ini.

Tidak terasa jam sekolah sudah berakhir,mungkin karena hari pertama sekolah.Aku langsung berkemas-kemas dan mencari Illona untuk pulang bersama.

Perasaanku sangat tidak nyaman saat melewati lorong sekolah.Para pria melihatku dengan tatapan benci,dan wanita membicaranku.Mereka bertanya-tanya bagaimana bisa seonggok kotoran bisa dekat dengan berlian-yang tentu saja seonggok sampahnya aku dan berliannya Illona.

Tapi aku tidak menghiraukannya,aku lebih memilih mencari Illona daripada meladeni grup lambe turah itu (aku sudah terbiasa).

Akhirnya,setelah keliling kesana-kemari mencari-mencari-sambil mendengar ocehan lambe turah itu,aku menemukannya di belakang sekolah.

Aku ingin menghampirinya,tapi kuurungkan niatku,karena dia sedang membicarakan sesuatu dengan seorang pria yang tidak pernah kulihat.Pria itu memiliki rambut berwarna hitam dan mata merah.Kaos hitam dengan tulisan : HAI AKU TAMPAN,lalu celana berwarna abu-abu yang menurutku agak kebesaran,di jari tengah tangan kanannya melingkar sebuah cincin perak dengan gambar tengkorak yang menonjol di atasnya.

"Apakah itu benar,mereka sudah datang?"

Kata Illona sambil cemas.Wajahnya terlihat sangat serius. "Bukankah ini terlalu cepat?."

"Saya juga berpikir begitu." kata pria itu sambil menyilang kan kedua tangan. "Anda tau sendiri,mereka sudah kehabisan waktu.Salah satu dari mereka akan kemari untuk mencuri batu yang anda bawa.Selain itu... Saya tidak tahu ini benar atau tidak,tapi mereka juga berniat untuk membunuh anak yang bernama Archie."

"Apa?! Tapi kenapa?"

Pria itu menggeleng. "Mereka hanya bilang kalau dia akan membahayakan sang Maharaja."

"Maharaja?!" Illona mengernyitkan dahinya sambil memegangi liontin mawar yang menggantung di lehernya. "Aku tidak boleh menyerahkannya,dan aku tidak mau mereka membunuh Archie.Hugo,cari lebih banyak informasi tentang hal itu!"

Pria itu mengangguk. "Kalau begitu,saya akan mengumpulkan info lebih lanjut." tubuh pria itu tiba-tiba tercerai berai menjadi sekumpulan burung gagak.Para burung gagak itu lalu terbang berpencar di langit.

Makhluk apa itu? Bagaimana-Tidak,bukan itu yang harus kukhawatirkan.Salah satu dari mereka akan kemari untuk membunuhku,apa maksudnya? Siapa yang akan membunuhku? Dan siapa Maharaja ini? Aku ingin menanyakan hal itu pada Illona,tapi aku mengurungkan niatku itu.Karena aku tau dia pasti tidak akan menjawab.

Aku segera berlari dan meninggalkan Illona di sana,tubuhku menggigil saat memikirkan itu.Aku terus berlari tanpa memikirkan hal yang tidak perlu.Yang ada dipikiranku hanyalah seseorang mengincar nyawaku dan itu membuatku sangat ketakutan.

Aku bisa saja berpikir itu bohong,namun aku dengan mudah bisa menyangkalnya.Alasannya satu,wajah Illona sangat serius waktu itu.Jika Illona serius maka itu adalah hal yang benar-benar berbahaya dan kemungkinan bisa saja terjadi.

Terkadang aku menabrak seseorang,namun aku mengabikannya dan terus berlari.

Sampai akhirnya aku kelelahan.Disaat bersamaan,aku melihat sebuah cafe di seberang jalan.Aku memutuskan untuk istirahat sebentar dan menenangkan diri di cafe itu.Aku tidak mau terlalu memikirkan kejadian barusan.

Aku memesan cappucino dingin lalu duduk di samping jendela,sambil tetap mencoba menepis pemikiran tersebut.

Suasana hari itu panas,orang-orang berlalu lalang.Untungnya di Cafe saat itu sedang sepi,jadi bagiku tidak sepanas di luar.Malahan,aku merasa sangat dingin.Keringat dingin menetes di leherku,tanganku gemetaran,sampai-sampai minuman yang kuangkat hampir tergelincir dari genggamanku.

Aku melirik ke jendela.Di seberang jalan terlihat seorang pria misterius yang sedang menundukkan kepalanya.Dia memakai celana kulit,kemeja,dasi,dan jas blazer panjang dihari yang panas.Bagiku sangat aneh,orang gila mana yang mau memakai setelan seperti itu di hari seperti ini.

Aku terus menatap pria itu,dia terus berdiri di sana,tidak bergerak.Sampai akhirnya dia mengangkat wajahnya dan menatap sinis ke arahku.

Aku berusaha agar tidak memperhatikan pria itu,tapi tidak bisa.Instingku mengatakan bahwa pria itu berbahaya.Tiba-tiba pria itu menghilang dari pandanganku setelah sebuah bus melintas di jalanan.Merasa sudah tidak aman,aku memutuskan untuk segera pergi dari Cafe itu,meninggalkan uang dan segelas capuccino yang belum kuminum seteguk pun.

Dengan tergesa-gesa,aku membuka pintu Cafe dan segera berbaur dengan kerumunan orang-orang agar tidak bisa ditemukan.Kulirik kanan,kiri,pria itu tidak nampak batang hidungnya.Setelah kurasa sudah aman,aku keluar dari kerumunan dan masuk gang yang sepi.Saat itu aku lega karena merasa sudah aman,tapi itu kesalahan besar.

Di dalam gang yang gelap,aku mematung.Di balik gelapnya gang,terlihat seorang pria bersandar ketembok dengan pisau menari ditanganya.Itu adalah pria barusan.

"Hai,anak ramalan." pria itu berjalan ke arahku sambil tetap memainkan pisaunya.

Aku mencoba kabur tapi tidak bisa,kakiku terlalu berat dan tanganku gemetar,keringat dingin menetes dari leherku.Ingin aku berbicara sesuatu,tapi mulutku tidak bisa kubuka.Rasanya seperti ada yang mengelem kedua bibirku.

"Kau seharusnya bisa kabur dariku jika kau tetap berbaur dengan kerumunan." dia berhenti memainkan pisaunya dan mengacungkan pisaunya kepadaku. "Namun kau malah masuk ke gang sepi," dia melihat ke sekitar. "Ini tempat yang pas untuk pembunuhan."

Aku tetap tidak dapat berbicara,mulutku tetap terasa kaku.

"Bicaralah!" tuntutnya. "Oh,kau ketakutan.Baiklah,baiklah,aku akan mulai pestanya sekarang." dia menerjang ke arahku.Pisaunya yang tajam sudah siap menghujam perutku.

Meskipun ketakutan,tapi tubuhku masih bisa menghindari serangannya.Tubuhku dengan cepat memutar ke samping lalu menjegal kaki pria itu.Dengan sekejap pria itu tersungkur.

Harapku begitu.Tapi pria itu malah menjadikan tanganya tumpuan badan dan memutar tubuhnya yang membuat aku terkena tendangannya.Tendangan itu mengenai kepalaku dan membuatku tersungkur di tanah.

Kepalaku pusing dan mataku berkunang-kunang.Aku mencoba bangkit tapi tidak bisa.

Pria itu mulai mendekatiku,dia mengangkat pisaunya untuk siap-siap membunuhku.Sebelum menghujamkan pisaunya,dia berteriak. "Demi sang raja!"

Seketika semua gelap gulita dan aku tidak tahu apa yang terjadi setelah itu.

...~Archie~...

..."Tidak ada yang bisa lari dari takdir yang telah ditentukan.Meskipun kau seorang penguasa sekalipun."...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!