Setelah selesai upacara Nina minta diantar temannya yang laki-laki untuk mengantarnya ke kantor camat tempat kerja Candra dengan menggunakan motor.
Karena jarak dari sekolah tempat Nina KKN tidak terlalu jauh, hanya memakan waktu lima menit dengan menggunakan motor, Nina dan temannya itu pun sampai di kantor camat.
"Maaf Bu, Pak Candra nya ada?" tanya Nina pada salah satu pegawai kantor camat.
"Ada perlu apa yah Dek dengan Pak Candra?" si pegawai wanita itu malah bertanya balik pada Nina. Nampaknya si pegawai wanita itu tidak tau kalau salah satu mahasiswa yang datang KKN ke kampung itu adalah sepupu dari istri Candra.
"Ada barang titipan Mbak saya yang tadi di titip sama Pak Candra, Bu." jawab Nina.
"Oh. Masuk aja ke Bagian Pelayanan Publik yah Dek." ucap si pegawai wanita itu.
"Makasih Bu." balas Nina.
Nina pun berjalan menuju ruangan yang di sebutkan si pegawai wanita tadi sambil melihat papan yang ada di atas pintu. Begitu melihat papan Bagian Pelayanan Publik, barulah Nina berhenti di depan pintu itu.
Tok... Tok... Tok...
Nina mengetuk pintu.
"Masuk Dek." ucap seorang pegawai wanita yang bekerja di bagian itu. Kebetulan di ruangan itu hanya ada tiga orang.
Nina pun masuk ke ruangan itu dan menghampiri meja si pegawai wanita yang menyuruhnya masuk.
"Permisi Bu, mau tanya Pak Candra nya ada?" tanya Nina.
"Ada perlu apa yah Dek?" Tanya si pegawai wanita.
Ya wajar dong para pegawai bertanya ada keperluan apa saat ada masyarakat yang datang ke kantor. Apalagi saat ini Nina memakai almamater kampusnya.
"Tadi Mbak saya-"
"Nina!" belum juga Nina selesai menjawab, tiba-tiba seseorang memanggil namanya. Siapa lagi orang itu kalau bukan Candra.
Sontak Nina dan si pegawai wanita itu menoleh ke arah ruang kerja Candra dimana jabatan Candra adalah Kasi Pelayanan Publik.
Mata Nina sempat melongo beberapa detik melihat penampilan Candra yang memakai seragam coklat. Di mata Nina, Candra sangat gagah dan nilai kegantengan Candra semakin bertambah.
"Sini." panggil Candra.
Nina pun tersadar.
"Permisi Mbak, saya ke Pak Candra dulu." pamit Nina pada si pegawai wanita lalu berjalan menghampiri Candra.
"Ini titipan dari Mbak mu." ucap Candra.
"Makasih yah Mas." balas Nina.
"Makasih nya sama Mbak mu bukan sama saya." balas Candra.
"Tapi kan Mas Candra yang bawa." balas Nina.
"Ya udah terserah." balas Candra.
"Kalau gitu Nina pergi dulu yah Mas." pamit Nina dan di balas dengan anggukkan kepala oleh Candra.
Nina pun pergi dari ruangan pelayanan publik.
"Siapa itu Pak Candra?" tanya si pegawai wanita tadi.
"Oh itu, adik sepepupunya istri saya." jawab Candra.
"Oh, dia mahasiswa yang KKN disini kan Pak?" tanya si pegawai wanita lagi.
"Iya. Tadi istri saya nitipin bekal buat dia." jawab Candra.
"Oh." si pegawai wanita hanya membulatkan mulutnya.
💋💋💋
Jam sekolah berakhir, dengan berakhirnya jam sekolah Nina dan teman-temannya yang KKN juga pulang ke posko.
Mereka hanya istirahat sebentar di posko untuk makan dan berganti baju setelah itu mereka pergi ke sungai untuk membersihkan sungai.
Karena ini hari pertama mahasiswa KKN membersihkan sungai, jadi kegiatan mereka ini mendapat pendampingan dari orang kelurahan dan kecamatan, khususnya pegawai kecamatan di bagian pelayanan masyarakat dan itu berarti Candra juga ikut turun mendampingi kegiatan mahasiswa KKN.
Lagi, lagi Candra bertemu dengan Nina.
Saat di lapangan Nina dan Candra sama sekali tidak berinteraksi, mereka tidak menunjukkan sikap kalau mereka punya hubungan keluarga. Walau tidak berinteraksi bukan berarti Nina tidak memperhatikan Candra dan begitu juga sebaliknya. Mereka saling memperhatikan dalam konteks yang berbeda. Nina memperhatikan Candra dalam konteks idola, sedangkan Candra memperhatikan Nina dalam konteks seorang kakak yang memperhatikan adiknya.
Setelah melakukan briefing dengan mahasiswa KKN, para mahasiswa KKN pun turun ke sungai untuk membersihkan sampah-sampah. Dan kegiatan para mahasiswa KKN itu juga di bantu oleh masyarakat setempat agar cepat selesai.
"Nin..." panggil Wulan.
"Hemh." jawab Nina.
"Pak Candra makin gagah yah kalau make seragam coklat." ucap Wulan.
"Masa sih? Menurut aku biasa aja." balas Nina berbohong. Padahal dalam hatinya Nina sangat setuju dengan ucapan Wulan.
"Periksa mata sana kamu! Masa gagah gitu di bilang biasa aja!" dumel Wulan.
"Dih kok maksa. Mungkin karena aku ngeliat Mas Candra itu sebagai suaminya Mbak aku, makanya menurut aku Mas Candra itu biasa aja. Seandainya Mas Candra itu lajang mungkin aku juga ngeliat Mas Candra seperti itu." balas Nina.
"Tapi aku heran deh Nin, kok bisa yah Mbak Harum yang mukanya biasa aja dapet Pak Candra, udah malah Pak Candra nya bucin banget lagi sama Mbak Harum. Jangan-jangan Mbak mu pake guna-guna yah untuk dapetin Pak Candra." ucap Wulan.
"Hush ngomong apa sih kamu, sembarangan ngomongin Mbak aku kayak gitu!" omel Nina.
"Becanda Nin, gak usah marah lah." balas Wulan.
"Tapi beneran deh, kok bisa gitu loh Nin. Padahal kalau di bandingin sama kamu, muka kamu lebih cantik loh dari Mbak Harum, tapi kok Mbak Harum bisa punya suami yang mendekati perfect kayak Pak Candra, sedangkan kamu dapetnya tukang ghosting mulu. Apalagi mantan pacar kamu, modelnya kayak titisan dakjal." ucap Wulan lagi.
Nina terdiam, dia juga sepemikiran dengan Wulan.
Iya yah kok Mbak Harum yang biasa aja bisa punya suami seperti Mas Candra, sedangkan aku yang lebih cantik dari Mbak Harum yang suka sama aku malah yang modelan dakjal semua, gak ada yang seperti Mas Candra. gumam Nina dalam hati.
Lagi dan lagi Nina iri dengan Harum.
💋💋💋
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Musniwati Elikibasmahulette
dasar wanita tukang iri
2023-10-08
0
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
takdir org beda2
2023-09-11
0
Ayas Waty
kok iri.... jodoh itu sudah ada yg ngatur
2023-09-10
0