Istri yang patuh

Seperti biasa, pagi ini Lisna bangung jam empat subuh. Dia bangun lebih awal agar tidak terlambat tiba di kantor. Begitu bangun, dia mulai memutar cucian di mesin cuci, lalu memasak sarapan sekaligus masak untuk makan siang suaminya dan bekal untuk dibawanya ke kantor.

Semua pekerjaannya selesai setengah enam pagi dan Lisna selalu menyempatkan sholat subuh. Ya, meski di akhir waktu, Lisna tetap melaksanakan lima waktu nya tanpa terlewatkan sekalipun.

Usai bersiap jam tujuh pagi. Lisna langsung menata makanan di meja makan. Kemudian dia memasukkan kotak betalnya kedalam tas ranselnya yang sudah tampak lusuh tapi masih cukup bagus menurutnya.

"Mas, aku berangkat kerja dulu ya. Sarapan dan makan siang sudah siap seperti biasa." Pamit Lisna pada suaminya yang baru mulai membuka matanya.

"Hati hati, sayang." Fauzi memberi kecupan di kening istrinya setelah istrinya mencium punggung tangannya.

Begitu Lisna hendak melangkah keluar dari kamar, suara Fauzi membuat langkahnya terhenti.

"Lis, apa masih ada uang?"

Lisan menoleh sambil memberi senyuman manis pada suaminya yang masih setengah sadar itu.

"Masih, mas. Mas mau berapa?" Tanya Lisna seperti biasa tanpa menanyakan untuk keperluan apa suaminya meminta uang padanya.

"Tiga ratus, ada?"

"Ada, mas." Lisna mengambil dompet didalam tas ranselnya, lalu mengambil tiga lembar uang berwarna merah dari dompetnya yang menyisakan satu lembar lagi uang warna merah tersebut.

"Ini, mas." Mengulurkan uang itu pada suaminya.

"Mmm maaf ya sayang, mas minta terus. Habisnya mas butuh banget."

Lisna hanya tersenyum, kemudian setelah mengucap salam dia pun langsung berangkat menuju kantor tempatnya bekerja dengan menggunakan motor metik kesayangannya. Sedangkan Fauzi kembali menejamkan matanya dan dia tertidur lelap.

Fauzi sudah menjadi pengangguran sejak empat tahun lalu. Katanya, dia tidak menemukan pekerjaan yang cocok. Jadi, atas izin dari Lisna, jadilah dia seorang suami yang dinafkahi oleh istri. Yang lebih enaknya lagi, istrinya tidak pernah mengeluh atau keberatan sama sekali saat suaminya bermalas malasan di rumah seharian.

*

*

*

_Monday Caffe_

Fauzi sedang nongkrong bersama teman temannya saat jam istirahat makan siang, teman temannya rata rata bekerja kantoran.

"Bro, kantor gue lagi cari karyawan baru. Kalau loe minat, gue bantuin deh."

"Kagak usah ngasih Fauzi kerjaan. Dia mah memang lebih suka kagak ada kerjaan." Celetuk Abdul.

"Jabatan apa, bro?"

Fauzi tampak antusias sok sok-an bertanya jabatan dan itu membuat Abdul merasa geli.

"Staff gudang, bro. Tapi, gajinya lumayan loh."

"Waduh gimana ya bro, gue nggak cocok dengan kerjaan itu. Ya, loe pada pasti tahu lah kalau bekerja itu kita harus mencintai pekerjaan kita agar bisa happy di tempat kerja, kan?"

"Zi, zi.. loe emang kagak pernah berubah." Celetuk Abdul lagi.

"Eh Abdul, loe iri-kan, karena gue punya istri yang pengertian dan tidak menuntut gue harus bekerja. Tidak seperti istri loe yang selalu ngomel kalau loe ngasih uang cuma sedikit."

Fauzi membalas ejekan Abdul yang memang selalu memojokkanya saat mereka sedang nongkrong bareng.

"Loe berdua kalau ketemu selalu saja adu argumen. Heran gue!" Ujar Joko yang mulai risih melihat adu mulut kedua temannya itu.

"Lagian, loe juga, Zi. Apa loe kagak kasihan sama Lisna. Dia harusnya jadi tulang rusuk, eh malah loe jadiin tulang punggung." Celetuk Rino yang memang sedikit banyaknya tahu tentang rumah tangga Fauzi.

"Apa masalah loe, No. Toh Lisna nggak pernah tuh keberatan membiayai hidup gue. Lagi pula, gaji Lisna sudah cukup kok untuk bertahan hidup dari bulan ke bulan."

"Sakit loe, Zi." Gumam Joko dan Rino hampir bersamaan.

"Kalian iri kan? Iri bilang boss. Istri kalian pasti memaksa kalian harus bekerja dan menghasilkan uang yang banyak..." Fauzi mengejek tiga temannya itu sambil berguyon.

"Serah loe dah, Zi." Joko tampak mulai malas bicara pada Fauzi.

*

*

*

Lisna tiba di rumah pukul sembilan malam, karena dia ambil tambahan jam kerja atau lembur. Lumayan untuk mendapatkan tambahan uang gajinya bulan ini.

"Assalamu'alaikum, mas." Lisna masuk ke rumah disambut dengan pemandangan sang suami yang sedang duduk santai di sofa sambil menonton televisi.

"Wa'alaikumsalam, sayang. Sudah pulang."

"Sudah, mas." Mencium punggung tangan suaminya.

"Ini mas, ada martabak coklat keju kesukaan mas."

"Wah, kamu dapat bonus ya.." Antusias membuka bingkisan martabak yang diletakkan Lisna diatas meja.

"Nggak kok, mas. Martabaknya dibelikan mbak Mirna, katanya ucapan terimakasih karena aku tadi bantuin kerjaan dia."

"O gitu. Kirain kamu dapat bonus. Biasanya kan gitu kalau dapat bonus kamu selalu beliin makanan."

Lisna hanya tersenyum, kemudian dia melanjutkan langkahnya menuju kamar.

"Alhamdulillah, ya Allah. Hari ini pekerjaanku lancar seperti hari hari sebelumnya." Gumam Lisna saat tiba di kamar.

Segera dia meletakkan tas ranselnya, lalu berganti pakaian dari seragam kantor menjadi piyama yang nyaman. Lisna tidak mandi, dia hanya mencuci kakinya dengan air panas setiap kali pulang malam. Beruntungnya kamar mandinya lumayan mewah memiliki air panas otomatis.

Sambil merendam kakinya di air panas, Lisna mengosok giginya dan mencuci wajahnya. Setelah selesai barulah dia menghampiri suaminya yang masih asyik nonton sambil makan martabak di depan tv.

"Mas nonton apa sih, seru banget kayaknya?" Duduk di samping suaminya.

"Stand up komedi. Seru, lucu lucu--"

"Mmm."

Lisna ikut menemani suaminya menonton sambil menikmati martabaknya.

"Ambilin minum dong, Lis."

"Mau air putih atau dibikinkan kopi?"

"Kopi boleh juga."

"Tunggu sebentar ya mas."

Lisna yang baru saja duduk beberapa menit langsung melangkah lagi menuju dapur untuk membuatkan kopi untuk suaminya.

"Sayang, kamu sudah makan malam belum?" Teriak Fauzi dari ruang tengah.

"Belum mas. Mas mau dimasakkan apa!" Serunya yang sudah hapal gerak gerik suaminya.

Saat sang suami bertanya apakah dia sudah makan atau belum, itu artinya suaminya memberi tahu bahwa dia belum makan dan tolong buatkan makanan.

"Goreng ikan asin, sayur bayam sama sambel terasi aja deh, sayang."

Segera Lisna membuka kulkas untuk memeriksa apakah ada bayam di sana. "Alhamdulillah masih ada bayam."

"Tunggu bentar ya, mas."

"Iya sayang. Tapi kopinya jangan lupa loh."

Lisna hanya mengangguk sambil melanjutkan membuat segelas kopi instan favorit suaminya. Setelah selesai, Lisna langsung mengantarkan kopi pada suaminya dan kembali kedapur untuk menyiapkan makan malam.

Sejak awal menikah, memang beginilah kegiatan yang selalu Lisna lakukan. Dia memberikan pelayanan terbaik pada suaminya bak seorang raja. Tidak sekalipun Lisna marah, atau merutuk saat tiperintah oleh suaminya secara tiba tiba sekalipun. Bahkan saat sedang sangat lelah dan sakit sekalipun, Lisna akan tetap memberikan pelayanan terbaik untuk suaminya.

.

.

...Gimana gimana teman teman! 😬...

...Lanjut nggak nih??🌷🌷...

...Kalau mau dilanjutin jangan lupa beri dukungan untuk Author ya, supaya Author lebih semangat nulisnya 😁😄😂...

Terpopuler

Comments

Ulya Hermansyah

Ulya Hermansyah

aaaammmmpuuun daah/Drowsy/

2024-11-28

0

Evy

Evy

Ada ya suami yang modelan seperti itu..
uh..ampun dah..

2024-10-17

0

Neulis Saja

Neulis Saja

setok sabar buat lisna seluas lapangan bola dan andaikan yg jadi suami ada dkjehidupan nyata sebenarnya sdh dia mati tetapi blum di kubur

2024-02-17

0

lihat semua
Episodes
1 Kelainan hormon
2 Istri yang patuh
3 Apa salahku?!
4 Rahim tidak subur
5 Keseharian Lisna
6 Istri terbaik?!
7 Sabarnya Lisna
8 Mulai curiga!
9 Supir pribadi
10 Siapa gadis kecil itu??
11 Nikahi dia
12 Gangguan mental
13 Pelakor
14 Air mata Lisna
15 Pernikahan
16 Masa lalu Lisna part 1
17 Masa lalu Lisna part 2
18 Bertemu Elang
19 Curhatan Lisna
20 Kita adalah keluarga?!
21 Panggil 'ibu'
22 Motor Lisna
23 Cicilan motor?!
24 Bermain bersama Queen
25 Tinggalkan!
26 Rencana jahat Wulan
27 Diikuti!!
28 Curang!
29 Wulan hamil
30 Kamu bukan takdirku!
31 Cinta tidak untuk dibagi!
32 Pemaksaan?!
33 Dimana letak adilnya?!
34 Menemui Psikolog
35 Haruskah aku pergi?!
36 Cerai!
37 Menghindar
38 Ketahuan!
39 Fakta yang terkuak
40 Calon menantu?!
41 Mengikhlaskan
42 Kamu penyebabnya!
43 Tidak ingin kehilangan lagi!
44 Lisna sembuh
45 Jatuh miskin
46 Ya atau Tidak!
47 Canggung
48 Mantan pacar
49 Belum bisa melupakan
50 Awal kehidupan baru
51 Usaha mendekati Lisna
52 Dilema!
53 Kepergian dan lamaran
54 Memilih gaun
55 Undangan pernikahan
56 Akad nikah
57 Pesta pernikahan
58 Malam pengantin
59 Rencana Disti
60 Bulan madu
61 Fitnah
62 Lisna hamil
63 Melahirkan
64 Hamil lagi?!
65 Sekolah
66 Lio, Dio dan Kai
67 Keluarga bahagia (End)
68 BONUS 1 (Cinta pertama kakak Lio)
69 BONUS 2 (Dio dirundung)
70 BONUS 3 (Kak Lio punya pacar)
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Kelainan hormon
2
Istri yang patuh
3
Apa salahku?!
4
Rahim tidak subur
5
Keseharian Lisna
6
Istri terbaik?!
7
Sabarnya Lisna
8
Mulai curiga!
9
Supir pribadi
10
Siapa gadis kecil itu??
11
Nikahi dia
12
Gangguan mental
13
Pelakor
14
Air mata Lisna
15
Pernikahan
16
Masa lalu Lisna part 1
17
Masa lalu Lisna part 2
18
Bertemu Elang
19
Curhatan Lisna
20
Kita adalah keluarga?!
21
Panggil 'ibu'
22
Motor Lisna
23
Cicilan motor?!
24
Bermain bersama Queen
25
Tinggalkan!
26
Rencana jahat Wulan
27
Diikuti!!
28
Curang!
29
Wulan hamil
30
Kamu bukan takdirku!
31
Cinta tidak untuk dibagi!
32
Pemaksaan?!
33
Dimana letak adilnya?!
34
Menemui Psikolog
35
Haruskah aku pergi?!
36
Cerai!
37
Menghindar
38
Ketahuan!
39
Fakta yang terkuak
40
Calon menantu?!
41
Mengikhlaskan
42
Kamu penyebabnya!
43
Tidak ingin kehilangan lagi!
44
Lisna sembuh
45
Jatuh miskin
46
Ya atau Tidak!
47
Canggung
48
Mantan pacar
49
Belum bisa melupakan
50
Awal kehidupan baru
51
Usaha mendekati Lisna
52
Dilema!
53
Kepergian dan lamaran
54
Memilih gaun
55
Undangan pernikahan
56
Akad nikah
57
Pesta pernikahan
58
Malam pengantin
59
Rencana Disti
60
Bulan madu
61
Fitnah
62
Lisna hamil
63
Melahirkan
64
Hamil lagi?!
65
Sekolah
66
Lio, Dio dan Kai
67
Keluarga bahagia (End)
68
BONUS 1 (Cinta pertama kakak Lio)
69
BONUS 2 (Dio dirundung)
70
BONUS 3 (Kak Lio punya pacar)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!