sudah beberapa hari semenjak kejadian itu maura berdiam diri dikamarnya. Makanpun harus disuapi
"mom... Bagaimana kita bawwak psikolog untu maura?" tanya daddy william
"apa maura mau?"
"stevia pasti bisa membantu..."
Mereka lalu bergegas menemui stevia " sayang.. Kau sibuk apa?" ujar mommy emira
"eh .. tidak sedang apa-apa mom" ujar stevia
"apa kami boleh bicara sebentar?" tanya daddy william
"silahkan duduk mom..dad..."
"begini... Kami sebenarnya khawatir dengan keadaan maura... Lihatlah dia seperti itu... "
"aku juga khawatir mom... Kemarin pass di chicago dia biasa saja..tapi setelah ketemu lagi dengan kekasihnya dia jadi seperti itu " lirih stevia
"kami minta tolong padamu..tolong bujuk maura agar dia mau ke psikolog" ujar daddy william
"aku akan berusaha dad..mom..." ujar stevia
"terimakasih ya sayang" ujar mommy emira menitihkan air mata
"aku yang terimakasih mom..dad.. Kalian memberikanku keluarga utuh yang sudah lama tidak aku rasakan" ujar stevia
"kau sudah kami anggap keluarga sendiri stevia..jadi jangan sungkan ."
"hmm..terimakasih dad... Oh ya... Bolehkan aku menemui mantan kekasih maura?"
"untuk apa?" tanya mommy emira
"hanya ingin berbicara saja mom." ujar stevia
"boleh asal kau dikawal.." ujar daddy william
"dad..jangan meragukanku... Aku bisa bela diri"
"tetap saja kemungkinan terburuk bisa terjadi stevia... "
stevia menghela nafasnya " baiklah dad..."
Beberapa saat kemudian stevia sudah bersiap untuk bertemu dengan darren. tak lupa stevia masuk ke kamr maura
"maura... Jangan begini terus..setidaknya kamu harus kuat... Ingat... Didunia ini tidak hanya tentang darren... Lihat lah kedua orangtuamu.. Mereka mengkhawatirkanmu..jangan sampai kamu menyesal karena kehilangan kedua orangtuamu... "
Seketika maura menangis dan memeluk stevia " aku harus apa stev... Hatiku hancur.. Sahabat yang ku kenal baik mengkhianatiku"
"berarti dia bukan sahabatmu... "
"tapi apa alsannya stev"
"jangan mencari alasan apapun juka dia berbuat jahat ya jahat saja... Yang terpenting adalah dirimu saat ini...justru kalau kamu begini temanmu itu akan senang dan merasa diatas angin"
Maura menimang ucapan stevia. Benar juga yang di inginkan megan adalah kehancurannya jika maura terus terpuruk maka megan akan sangat senang
"terimakasih stev...kamu sudah membuka mataku" ujar maura memeluk stevia
"begini... Aku mau keluar... Bertemu dengan mantan kekasihmu itu..apa kau mau?"
"u-untik apa? Aku sudah tidah mau berurusan dengannya lagi"
"aku hanya ingin memberinya pelajaran maura... "
"jangan stev....kau akan terlibat masalah jika berurusan dengannya" cegah maura
"tenang saja maura... Semua akan baik-baik saja..."
"kalau begitu aku ikut"
"tidak maura... Aku tidak mau terjadi apa-apa denganmu"
"ada kau stev..."
"tetap tidak bisa... Daddy dan mommy tidak akan mengijinkan"
"ayolah stev" paksa maura
"lalu apa alsanku?"
"aku saja yang ijin ke mommy" ujar maura
"apa kau yakin ?"
"iya stev.... Ayo.."
Maura pun bersiap-siap..dia memulas dirinya secantik mungkin dia ingin membuat darren menyesali perbuatannya
Memang dia beberapa hari ini terpuruk namun ucapan stevia mampu menumbuhkan semangat dihatiya
Maura sangat beruntung bisa bertemu dengan stevia yang bisa menolongnya.
"stevia..ayo"
Stevia hanya mengangguk lemah dan mengikuti maura
"mom..dad..." lirih maura
"ah..maura sayang..akhirnya ..,"ujar mommy emira
"maafin maura mom..dad..sudah membuat kalian khawatir"
"no problem sayang" ujar mommy emira
"terimakasih stevia.." ujar dady william
"aku tidak melakukan apapun dad..." ucap stevia
"kalian mau kemana?"
"umm..mau menemui grace mom.. Mama nya sakit.. Sudah beberapa hari aku tidak menjjenguknya semenjak kejadian itu"
"baiklah..hati-hati anak mommy..."
"kalian akan terus dikawal..daddy tidak mau kalian kenapa-kenapa"
"siap dad ..."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments