Lusa telah tiba.
Pernikahan saudara kembarnya diadakan di salah satu gedung mewah. Hari itu William kembali meninggalkan Bella, bahkan hingga malam hari, sebab ia harus berkumpul bersama keluarganya.
"Kau dan Xania harus segera menyusul!" ucap Zack setelah memberikan buket bunga pengantin pada William. Berharap saudara kembarnya itu segera menikah.
Namun, William malah melemparkannya pada Xania. Dan segera ditangkis oleh wanita itu. "Kau duluan saja! Aku tidak tertarik." Ketus Xania, kemudian berlalu pergi, membuat Zack dan Fenny yang ada di atas pelaminan saling pandang.
"Mereka berdua sama saja!" ketus Zack sambil geleng-geleng kepala.
"Mungkin karena mereka kembar," balas Fenny.
"Lalu aku dan Yuza apa?" tanya Zack, sebab mereka berempat lahir dalam satu waktu. Fenny tak bisa menjawab, dan ia mengalihkannya dengan mencium bibir suaminya.
Suasana pesta nampak sangat meriah. Namun, semua itu tak berhasil membuat sudut hati William ikut berbahagia. Entah kenapa malam ini dia sedikit merasa gelisah.
Hingga akhirnya dia memilih untuk menyendiri di sudut ruangan. Dia menikmati pesta sambil mengepulkan asap nikotin dan minuman berwarna merah.
Saat ia sedang duduk santai, tiba-tiba sang ibu datang menghampirinya bersama dengan seorang wanita cantik, yang entah siapa.
"Will, kamu ini kebiasaan, Mommy cari ke mana-mana tapi tidak ada. Ternyata kamu ada di sini," gerutu Eliana, karena sedari tadi dia mondar-mandir untuk mencari keberadaan William.
"Dari tadi aku di sini, Mom," jawab William apa adanya. Kemudian tatapannya beralih pada sosok yang sedang berdiri di samping ibunya, wanita itu tersenyum ramah. Namun, seperti biasa William akan menanggapinya dengan tatapan datar.
"Ya sudah, yang penting sekarang sudah ketemu. Oh iya, Mommy mau mengenalkan Deborah, ini wanita yang Mommy bicarakan kemarin," seru Eliana sambil mengapit lengan wanita itu. Karena seperti harapan ibu pada umumnya, dia ingin melihat keempat anak kembarnya hidup bahagia dengan pasangan masing-masing.
"Halo, Will, aku Deborah, senang berkenalan denganmu," ucap Deborah sambil mengulurkan tangan langsingnya. Wanita itu terlihat sudah dewasa, ditambah tubuhnya yang cukup semampai dengan lekuk mempesona.
William terdiam sesaat, tetapi tatapan mata Eliana seolah menyuruhnya untuk segera menjabat tangan Deborah.
"William," balas pria itu, akhirnya meraih tangan Deborah, tetapi sentuhan itu tak berlangsung lama sebab William langsung melepaskannya.
Melihat itu Eliana pun tersenyum. Dua anaknya sudah berkeluarga, dan sebentar lagi William pasti akan menyusul. Dia yakin Deborah bisa meluluhkan hati putranya.
"Ya sudah kalau begitu, kalian ngobrol-ngobrol dulu saja ya. Supaya bisa saling mengenal," ucap Eliana lagi, kemudian menyuruh Deborah untuk duduk di samping William. "Will, Mommy titip Deborah, jangan ketus-ketus padanya."
Mau tidak mau William mengangguk agar sang ibu segera pergi dari sana. Benar saja, detik selanjutnya Eliana langsung meninggalkan mereka berdua.
Namun, tidak ada obrolan seperti harapan Deborah. Karena William justru terdiam dan sibuk sendiri, seolah tak melihat kehadirannya.
"Will, kamu tidak berniat bicara denganku?" tanya Deborah lebih dulu, karena sepertinya pria ini harus dipancing.
Berhasil, hal tersebut mampu membuat William langsung mengangkat kepala, tetapi jawaban pria itu justru di luar dugaannya. "Aku hanya ingin mengingatkanmu. Jangan berharap lebih, karena aku bisa saja menghancurkan harapan itu."
Namun, bukannya tersinggung. Deborah justru tersenyum, membuat kening William berkerut.
"Lalu untuk apa kamu menerima tawaran perjodohan kita?" tanya Deborah dengan wajah tenang. Berbeda saat berkenalan dengan pria-pria sebelumnya, William seperti memiliki daya tarik tersendiri, sehingga Deborah ingin menyelam lebih jauh pada kehidupan pria itu.
"Aku hanya mengikuti apa kata orang tuaku. Padahal aku pikir status itu tidak penting," jawab William tanpa pikir panjang.
"Kalau begitu aku tidak akan peduli, Will. Karena aku menyukaimu sejak pandangan pertama. Kamu memang terlihat cuek, tapi aku yakin kalau aku bisa menaklukkanmu. Kamu bahkan tidak akan bisa berpaling," ucap Deborah sungguh-sungguh, baginya mendapatkan cinta William adalah sebuah tantangan.
"Kau salah, di dunia ini aku hanya suka uang dan sexs!" balas William dengan tatapan serius.
"Kita buktikan saja. Aku akan bilang pada Daddy-ku, kalau aku ingin melanjutkan perjodohan ini," ucap Deborah dengan penuh percaya diri. Kemudian dia mengangkat tangan untuk mengusap rahang William, dan pria itu hanya memilih diam. "Aku tunggu saat itu. Saat kamu tergila-gila padaku."
Deborah bangkit dari kursinya, kemudian memilih untuk pergi meninggalkan William. Karena dia merasa cukup untuk pertemuan pertama mereka.
***
Nih yang butuh silsilah lagi, sekalian sama judul novelnya, kurang baek apa coba gue😪
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
komalia komalia
sampai bingung ngingetin nama anak cucu nya semua
2024-11-05
0
Cipika Cipiki
kemajuan yang pesat ya Fenny udah berani nyosor duluan 😀 malam pertama nanti jangan pingsan ya Fenny 🤭😁
2024-06-24
0
Ari yani
semua kisah uler"an udh aku baca semua kak,😁🤭
2024-02-01
1