Ibu William kembali mengirim pesan, memberi sebuah perintah agar William datang ke mansion untuk makan malam keluarga sebelum pernikahan Zack diadakan. Tak dapat membantah, akhirnya William pun hanya bisa patuh, malam berikutnya dia terpaksa meninggalkan Bella di apartemen.
"Jangan bukakan pintu untuk siapa pun!" pesan William sebelum pergi. Kembali ke pengaturan awal, pria itu kembali menampakkan raut datar.
"Baik, Tuan, anda juga harus hati-hati," jawab Bella sambil mengulas senyum. William mencondongkan wajah, meraih benda ranum itu untuk dilumaatnya cepat. Membuat Leo yang sedang menunggunya langsung menutup mata menggunakan tangan.
"Menyesal aku menunggunya!" rutuk pria itu, tetapi tetap saja dia di sana sampai William selesai berpamitan pada Bella.
"Kenapa kau suka sekali mengganggu? Aku bahkan memiliki 5 mobil yang bisa kau pakai, tidak bisakah kau menyetir sendiri?" cetus William saat mereka sudah ada di basemen. Namun, yang namanya Leo tidak akan pernah mendengar apa kata sepupunya, pria itu seperti penguntit karena terus mengekor di belakang William.
"Aku bilang aku sedang malas. Lagi pula buang-buang bahan bakar saja," balas Leo tak mau kalah. Karena sampai berbusa pun, Leo jamin dia bisa meladeni William.
William mendesaahkan nafas kasar, percuma memang berdebat dengan si mulut besar. "Kau boleh ikut mobilku sekarang, tapi besok tidak perlu lagi menjemput Bella!" cetus pria itu sebelum masuk ke dalam mobil, teringat sudah dua hari ini Leo menggantikan supir untuk menjemput Bella di kampus.
"Lho apa urusannya? Bella saja tidak masalah."
William melayangkan tatapan tajam, sebuah tanda kalau dia tidak main-main dengan ucapannya. "Aku tidak suka milikku diusik."
"Seperti ini?" Leo hendak memegang jas yang dikenakan William malam ini, tetapi segera ditangkis oleh pria itu.
"Cepat naik, atau kau akan aku tinggal!" ketus William, kemudian masuk ke dalam mobilnya. Dia menyalakan mesin dengan cepat, membuat Leo langsung bergerak tergesa. Tak ingin ketinggalan dia pun segera berlari dan duduk di samping William.
***
Tiba di mansion keluarga Tan, keduanya langsung turun secara berbarengan. Namun, Leo berjalan lebih dulu untuk menyapa anggota keluarganya yang lain. Sudah lama semenjak ia melanjutkan pendidikan di luar negeri, ia belum pernah lagi makan malam seperti ini.
"Wah, Aunty Glor! I miss you," teriak Leo, sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil, yakni mengganggu putri bungsu kakek dan neneknya.
"Haish, anak itu," gumam Gloria, dia tidak bisa kabur, sebab ia sedang hamil besar.
Sementara di belakang sana William hanya bisa geleng-geleng kepala. Tak habis pikir kenapa ia bisa memiliki sepupu seperti Leo yang tingkahnya sangat aneh.
"Will, kamu masih saja datang sendiri? Di mana kekasihmu?" goda Lee sambil menepuk bahu William, sang sepupu yang kini sudah memiliki dua anak kembar. Dan mungkin sebentar akan bertambah, karena istrinya juga sedang hamil.
"Iya, Will. Apa kau tidak bosan?" sambar Amanda yang saat itu baru datang dengan suami serta anak-anaknya. Namun, belum sempat mendapat jawaban dari William Amanda sudah berlari ke dalam. "Aunty," serunya sambil menghambur memeluk tubuh Eliana—ibu William.
William hanya menanggapi pertanyaan-pertanyaan itu dengan senyuman kecil. Kemudian ikut melangkah untuk menemui ibunya.
"Haish, sudah beberapa hari ini susah sekali menghubungi kamu. Kamu sedang sibuk apa sih, Sayang? Sampai mengabaikan panggilan dan pesan Mommy?" gerutu Eliana sambil mencium pipi putranya.
"Ada beberapa proyek yang sedang aku kerjakan, Mom. Dan kemarin ponselku sempat tertinggal di apartemen, jadi aku tidak tahu," jawab William sedikit dibubuhi kebohongan.
Eliana mencoba mengerti, sebab kini putranya sudah memegang perusahaan sendiri. Berbeda dengan Zack yang masih setia menjadi asisten Lee.
"Ya sudah, ayo masuk! Yang lain sudah menunggu di dalam," ucap Eliana seraya menggandeng tangan William.
Benar saja apa kata ibunya, di dalam sudah sangat ramai. Seperti sedang mengadakan sebuah acara pernikahan, meja makan pun tak cukup satu. Sementara di sana-sini pelayan hulu-hilir menghidangkan makanan. Benar-benar terlihat seperti keluarga besar.
*
Makan malam tak bisa dinikmati dengan tenang, karena anak-anak justru berlarian dan saling pamer mainan. Sampai tiba pada pembahasan inti, yakni tentang acara pernikahan Zack dengan Fenita yang akan diadakan lusa.
Awalnya William hanya diam dan mendengarkan. Namun, tiba-tiba dia pun mendapat sebuah pertanyaan dari ibunya.
"Will, bagaimana denganmu? Apa kamu sudah punya kekasih?"
William hampir tersedak ludahnya sendiri, tetapi ia segera menguasai dirinya agar tidak terkesan terkejut. Dia menggeleng samar. "Tidak ada, Mom."
"Bagaimana kalau Mommy kenalkan kamu dengan seorang wanita, dia anak rekan bisnis Daddy," ucap Eliana lagi, tatapan matanya meminta persetujuan yang lain. Dan William bisa melihat semua harapan itu.
Namun, entah kenapa manik mata William justru bertabrakan dengan netra milik Leo. Seolah mengingatkan tentang Bella. William terdiam, karena ia dan Bella tak memiliki hubungan apa-apa. Pun karena ia yang tak begitu peduli dengan status pernikahan. Akhirnya dia mengangguk samar.
Semua orang pun bertepuk tangan riuh, bahkan kebahagiaannya sangat jelas terlihat di mata Ken dan Zoya. Dua manusia baya itu tersenyum lebar, melihat anak, cucu, serta cicit mereka berkumpul dan berbagi tawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Wah Maman dan Domba udh punya anak aja..
2024-01-14
0
Juan Sastra
wah wiliam ternyata bener cucu si conda kend.. .
2023-12-11
2
Khairunisa 19
keluarga 🐍🐍rame yaaa
2023-11-07
0