Tiba di apartemen Bella langsung membereskan semua barang belanjaannya. Sementara Jo sudah pamit pulang, karena harus menjemput kedua orang tuanya di bandara.
Bella menjadi super sibuk dalam sesaat, selain itu dia juga menunggu William keluar, karena ia yakin pria itu belum makan siang.
Bella melirik paper bag berisi makanan yang sengaja dia bawa pulang. Namun, sampai pukul 2 siang William tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Hingga Bella pun ketiduran di meja makan.
Bella terbangun saat matahari sudah mulai condong ke arah barat. Dia mengerjap beberapa kali, tetapi saat sadar ternyata William sama sekali tak menyentuh makanan yang ia bawakan.
"Apakah dia tidak keluar dari kamar? Atau jangan-jangan dia pergi, tapi aku tidak tahu?" gumam Bella dengan mata yang terlihat kuyu. Dia mengedarkan pandangan, tetapi hanya kesunyian yang ia dapat. Seolah di apartemen ini ia hanya tinggal sendiri.
Akhirnya Bella pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar, ia ingin menyegarkan tubuhnya terlebih dahulu dengan mandi air dingin, kemudian memasak makan malam. Siapa tahu, William pulang dalam keadaan lapar.
***
Semua masakan sudah matang. Akan tetapi sampai detik ini kemunculan William masih menjadi misteri. Tak ingin dihantui rasa penasaran, Bella pun akhirnya mencoba mengetuk pintu kamar pria itu.
Tok Tok Tok ...
"Tuan, aku sudah memasak, ayo kita makan bersama," ajak Bella berteriak, jadi kalau pun William sedang tidur, pria itu pasti bisa mendengar suaranya.
Bella menempelkan telinganya di daun pintu, memeriksa apakah ada pergerakan atau tidak.
"Jangan menyiksa diri anda seperti ini, yang ada anda akan sakit."
Bella mengetuk pintu lebih keras, tetapi nyatanya semua itu tak membuahkan hasil. Begitu juga dengan ruang kerja. Hanya ada satu ruangan lagi yang belum Bella periksa. Yaitu kamar yang sempat William gunakan bersama Ester untuk bercinta.
Akhirnya Bella memberanikan diri menyambangi kamar itu. Tanpa mengetuk pintu dia langsung masuk, dan dia dikejutkan oleh keberadaan William yang tengah duduk di sofa sambil memegang sesuatu yang entah apa.
"Tuan?" panggil Bella dengan terbata, tak menyangka kalau ternyata William ada di sini.
Melihat kedatangan Bella, William pun mengangkat kepala hingga sorot mata mereka bertabrakan. William menurunkan sebuah vibratorr yang ada di tangannya, kemudian bertanya. "Ada apa?"
Bella meneguk ludahnya susah payah. "Dari tadi aku mencari anda ke mana-mana. Ternyata anda ada di sini." Jawab Bella apa adanya, dia langsung memalingkan wajah, sebab tatapan William nyaris menembus jantungnya.
"Apa tujuanmu mencariku?" tanya William dengan suara beratnya.
Bella terdiam sesaat, mungkin ini saatnya membuat William berhenti marah. Gadis itu memutar otak, mencari kalimat yang tepat untuk meminta maaf pada pria itu. Sementara William terus menelisik pergerakan Bella.
"Tuan, sebelumnya aku ingin meminta maaf. Aku tahu aku salah karena sudah lancang dan berniat kabur dari anda. Padahal anda sudah cukup baik padaku. Untuk menebus kesalahan kemarin, aku akan melakukan apa pun yang Tuan minta. Dan aku akan tetap berada di sini sampai Tante Freya ditemukan," jelas Bella sambil terbata-bata, sebab mata tajam William tak berhenti menatapnya dengan lekat.
Sudut bibir William tertarik ke atas, dia mengapresiasi keberanian Bella dalam mengatakan itu semua. "Kau ingin aku maafkan?" Tanya William, dan Bella langsung menganggukkan kepala. "Kalau begitu tidur di sana tanpa memakai apa pun."
Deg.
Bella terkejut bukan main, untuk apa William meminta semua itu? Bukankah William tak memiliki hasrat dengannya?
Tubuh Bella seperti tersengat, dia terlihat sangat gelisah karena tak tahu harus mengikuti kemauan William atau tidak. Padahal dia sendiri yang mengatakan bahwa ia akan melakukan apa pun yang pria itu minta.
"Kalau kau tidak mau, keluar dari kamar ini dan jangan pernah bicara denganku lagi," sambung William yang membuat Bella semakin kebingungan.
Otak gadis itu mendadak blank dan tak bisa diajak berpikir. Sementara William tak memberikan Bella kesempatan untuk bernafas dengan tenang.
"KELUAR!" teriak William dengan lantang, membuat bahu Bella berjengit.
Ikuti saja, Bel. Dia hanya ingin mengujimu. Batin Bella berteriak, meyakinkan diri bahwa William tidak akan mungkin berbuat macam-macam. Ya, sebab William tidak suka dengan tubuhnya.
Akhirnya Bella melucuti pakaiannya satu persatu. Sama seperti awal pertemuan mereka. Namun, kali ini William tak sedikit pun berpaling darinya. Pria itu terus mengekori pergerakan Bella hingga gadis itu merebahkan tubuh mungilnya di atas ranjang. Tepat di depan William.
Mereka sama-sama terdiam, tetapi Bella hanya berani menatap langit-langit kamar, sebab ia merasa malu. Ingin rasanya ia menggerakkan tangan untuk sekedar menutup inti tubuhnya, tetapi nyatanya ia tak kuasa.
Gelombang nafas menggebu di antara mereka, hingga Bella merasakan sebuah pergerakan dari tubuh William. Entah secepat apa kekuatan yang dipakai pria itu, William melempar vibratorr yang ada di tangannya dan naik ke atas ranjang untuk menyergap tubuh Bella.
Bella tersentak saat akhirnya benda kenyal pria itu mendarat di bibirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
marchella evecesna
sumpah disini aku agak kesel sm bella thor, ngpain coba pakai minta maaf segala org bukan kesalahan bella. kalau aku jadi bella biarin ajaa kek gituu
2024-11-17
2
violet
next
2024-01-17
0
Alexandra Juliana
vibrator bekas memuaskan Ester...🤭🤭
2024-01-14
2