Bab 17

Pov Heru

Entah kenapa perasaanku terasa ga enak ketika aku berpapasan dengan seorang wanita yang terus menatap diri ini dengan sendu.

Aku terus bertanya-tanya dalam hati, siapakah gerangan wanita itu? Entah kenapa aku merasa seakan kenal dengan dia. Tatapan sendu itu seakan pernah aku lihat dengan begitu dekat. Tapi sekeras apapun aku mengingatnya, Aku sama sekali tidak berhasil menggali tentang wanita itu dalam ingatan.

"Kenapa? Kamu Aku perhatikan sejak tadi terus saja tidak fokus. Mas, apa kamu menyukai perempuan yang tadi berpapasan dengan kita?" tanya Andien merasa tidak senang dengan apa yang dilakukan olehku yang sejak tadi melamun terus.

Aku hanya bisa menggelengkan kepala karena aku tidak mau membuat Andien merasa curiga atau berpikir macam-macam tentang diriku ataupun wanita yang tadi berpapasan denganku.

Hal yang lebih menakutkan bagiku adalah kalau sampai Andien melakukan sesuatu yang buruk kepada wanita tadi yang beberapa saat lalu sempat menarik perhatianku.

"Aku tidak kenal wanita itu, sayang. Tadi aku hanya heran. Kenapa dia menatapku dengan tatapan yang begitu sedih? Padahal seingatku aku tidak pernah bertemu ataupun mengenal wanita itu." elak diriku.

Tampaknya Andien tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Heru. Terlihat wanita itu mencebik. Entah apa yang menjadi dasar dari kelakuannya yang tiba-tiba saja mencium bibirku dengan begitu rakus.

Aku benar-benar merasa malu ketika tiba-tiba saja lift terbuka dan wanita yang tadi berpapasan denganku melihat kejadian itu.

Entah kenapa rasanya perasaanku tidak nyaman melihat wanita itu yang sepertinya begitu sedih. Aneh sekali. Perasaanku seperti tertangkap tangan oleh istriku saat berselingkuh.

"Maaf," ucapku merasa kaku dan gugup sekali kepada laki-laki dan perempuan itu yang hanya bisa menatap kami berdua dengan canggung.

Aku bisa melihat wanita muda yang cantik itu, masih menatap kami berdua dengan tatapan yang sama.

Aku langsung menarik tangan Andien untuk keluar dari lift, ketika melihat Istriku hendak mendekati gadis manis dan cantik itu.

Entah kenapa rasanya aku tidak ingin terjadi hal yang buruk kepada gadis itu yang disebabkan oleh Andien yang terkadang suka menggila kalau sudah cemburu buta kepada wanita yang dia pikir ingin menggodaku.

Mungkin dia merasa bahwa dirinya mendapatkan diriku dengan cara merampas dari Elsa. Sehingga perasaan alam bawah sadarnya membuat dirinya selalu waspada atas diriku.

Sungguh sangat berat sekali hidup dalam kecurigaan dan ketidakpercayaan dari pasangan kita atas kesetiaan yang kita miliki untuk dirinya. Sakit? Ya! Tetapi aku tidak memiliki banyak pilihan untuk meninggalkan Andien yang sekarang sudah menguasai 100% harta kekayaan milik Elsa.

Secara perlahan sedikit demi sedikit aku akan kembali mengambil semua yang dimiliki oleh Elsa yang kini sudah berpindah nama menjadi Andien.

Aku benar-benar tidak menyangka kalau kedua Mertuaku dengan begitu mudahnya menandatangani surat-surat pengalihan harta atas nama Andien entah apa yang sudah dilakukan oleh wanita itu terhadap mereka bahkan Aku pun benar-benar tidak bisa berkutik ketika dia mulai meminta sesuatu padaku.

"Kamu kenapa minta maaf segala kepada mereka? Bukankah wajar kalau kita melakukan kemesraan Ini di depan mereka?" tanya Andien ketus.

Aku kesulitan menelan salivaku sendiri melihat Andien yang sekarang sudah mulai cemberut dan marah terhadapku.

"Bagaimana pun juga saat ini kita berada di luar sebaiknya tidak usah terlalu mencolok di hadapan orang asing," ujarku yang merasa kesal sekali.

Akan tetapi aku sampai saat ini masih berusaha untuk bersabar dengan semua kelakuan Andien yang selalu saja mengekang dan memperlihatkan kekuasaannya terhadapku, karena saat ini Andien sedang hamil anakku.

Keluargaku memang benar-benar sedang menunggu keturunan yang berasal dari darah dagingku. Mereka udah bener sangat kecewa kepada Elsa yang sekarang menghilang entah ke mana.

Lebih celakanya lagi Andien malah memperkeruh suasana dengan mengatakan kepada ayah ibuku kalau Elsa kabur dengan laki-laki lain. Hal itu benar-benar membuat kedua orang tuaku murka dan merasa ragu dengan kehamilan istri pertamaku.

Aku sama sekali tidak mempercayai apapun yang dikatakan oleh Andien tentang Elsa. Karena akulah laki-laki yang paling mengenal sifat dan karakter Istriku yang telah mendampingiku bertahun-tahun lamanya. Kadang aku sangat menyesal karena telah mengganti seorang permata yang begitu mulia seperti Elsa dengan batu kali yang jelek sifat dan kepribadiannya seperti Andien.

Entahlah mungkin benar apa kata orang bahwa sesuatu yang haram jauh lebih menarik. Dulu aku merasa begitu hebat saat bisa memperistri dua orang wanita cantik dalam satu waktu.

Aku berpikir bahwa hidupku akan sempurna. Setelah memiliki mereka berdua dalam hidupku. Akan tetapi ternyata itu semua hanyalah kebahagiaan semua yang diciptakan dari fatamorgana.

Kenyataannya pernikahanku dengan Andien adalah awal dari bencana besar yang kini telah menghancurkan dan memporak-porandakan rumah tanggaku bersama Elsa hingga jatuh pada titik nadir yang terendah dan kapal kami karam di terjang iri dengki dan kelicikan serta kekejaman Andien.

"Sudahlah Ayo kita pulang dan istirahat sebentar di sana. Bukankah sebentar lagi kita harus bertemu dengan klien di kantor?" ucapku berusaha untuk mengalihkan perhatian Andien yang sampai saat ini masih belum mau untuk melepaskan cekalan tangannya dari lenganku.

Andien terlihat protes akan tetapi dia akhirnya menurut juga. Karena tampaknya dia merasa risih ketika terus diperhatikan oleh orang-orang di sekitar.

"Awas aja kamu Mas kalau berani macam-macam di luar sana aku akan membuatmu miskin seketika!" ancam Andien sambil melotot ke arahku.

Hatiku mencelos seketika mendengar semua itu. Hatiku rasanya kesal sekali. Tetapi aku hanya bisa mengalah kepadanya karena saat ini aku sedang berusaha untuk membuat Andien agar segera meninggalkan gedung ini.

Sungguh Aku benar-benar tidak mau kalau sampai Andien melakukan hal buruk pada gadis tadi. Entahlah! Aku benar-benar tidak mengerti dengan perasaanku sendiri yang merasa begitu sulit untuk melupakan tatapan matanya yang menatapku dengan penuh kesedihan.

"Aku bahkan sampai rela meninggalkan Elsa yang sudah menjadi istriku bertahun-tahun lamanya demi kamu. Kamu tahu kan kalau Elsa selama ini sudah banyak sekali berkorban dan berjuang untuk rumah tangga kami? Dia juga yang sudah membiayai keluargaku di desa. Aku rela meninggalkan wanita semulia Itu demi kamu. Kamu masih juga curiga dengan aku?" tanyaku dengan nada sedih.

Hal itu memang sengaja aku buat agar lebih dramatis untuk membuat Andien tidak lagi menekanku karena kecemburuannya yang terlalu berlebihan menurutku, sehingga lebih cenderung kepada mengekang dan membatasi kebebasanku sebagai manusia yang merdeka dan memiliki harga diri sebagai seorang lelaki terhormat.

Terpopuler

Comments

Kustriana Handayani

Kustriana Handayani

gilaaaa.....susuknya kuat banget....pertebal iman heruuuu....loyo ente...

2023-11-11

0

Uba Muhammad Al-varo

Uba Muhammad Al-varo

kasihan Elsa sudah berkorban, menderita punya suami dan teman penghianat semoga Elsa bisa membongkar semua kejahatan Heru dan Nadine.

2023-09-24

1

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor

2023-09-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!