BAB 12 APAKAH DIA MENDENGAR?

"Hmm gimana ya bu, saya belum pernah diwawancarai sama jurnalis. Takut canggung jadinya."

"Gak apa-apa toh Put, kita memberi kesaksian berdasarkan fakta yang ada. Lagipula semuanya hanya kecelakaan, kita harus ungkap fakta yang sebenarnya. Kasihan juga saya lihat pak Sardi. Udah anaknya sakit-sakitan ditinggal suaminya pulak, sekarang pak Sardi lah yang menanggung biaya hidup anak dan cucunya yang masih sekolah dasar. Kita sebagai manusia memang harus saling menolong. Meskipun sebenarnya saya bisa aja cari tukang kebun lagi yang lebih muda dari pak Sardi. Tapi saya kasihan sama anak cucunya, gimana nanti kehidupan mereka kalau gak ada pak Sardi yang ngebantu." Pungkas Melati dengan menggelengkan kepala.

Mendengar cerita Melati, membuat Putri semakin terharu. Ia bertekad untuk membantu pak Sardi bebas dari tuduhan. Meskipun ia sendiri tak terlalu yakin, entah ada unsur kesengajaan atau tidak saat kejadian. Karena dia sendiri juga baru di tempat itu.

Mereka pun sampai di tempat tujuan. Mobil terparkir di halaman besar, tepat di bawah pohon rindang. Harto membawa bungkusan masuk ke dalam, sementara Melati dan Putri masih di tanyai seorang petugas kepolisian.

"Dari pintu masuk silahkan belok ke kanan naik ke atas tangga di ruangan nomor tiga ya bu." Jelas seorang petugas memberi petunjuk.

"Jadinya ditaruh dimana ini makanan buat pak Sardi?" Tanya Harto yang kerepotan membawa bungkusan.

"Katanya kita harus membuat laporan dulu kalau mau kasih makanan buat tahanan. Padahal kan pak Sardi belum resmi jadi tersangka ya mas!" Melati berjalan menaiki satu persatu anak tangga, disusul dengan Putri dan juga Harto.

Di lantai dua mereka menuliskan laporan daftat tamu dan apa yang mereka bawa. Tak lama seorang petugas kepolisian yang tak asing di mata Putri datang. Dengan ramah ia menyapa, lalu mengajak mereka kembali turun ke lantai bawah untuk dimintai keterangan. Sampai disitu, Putri dan Adit sama-sama belum tau jika keduanya ternyata kerabat jauh. Sampai tiba pertanyaan tempat asalnya dan nama keluarga nya. Karena Putri dan Melati berada di dua tempat yang berbeda, jadi dengan bebas Putri menjawab semuanya dengan leluasa. Ia tak perlu hawatir mengenai identitasnya sebagai adiknya Ayu. Barulah Adit mengernyitkan dahi, ia merasa tak asing dengan nama ayah Putri.

"Apa dulu ayahmu pernah tinggal di kota? Dan sebelumnya ia memiliki bisnis perkebunan teh yang besar?" Tanya Adit dengan mengingat sesuatu.

"Hmm darimana anda tau? Dulu sebelum menikah dengan ibu ayah memang pernah tinggal di kota, lalu ayah punya kebun teh yang luas dan cukup sukses. Sampai akhirnya ayah terkena penyakit aneh, yang membuatnya gak bisa bekerja lagi. Mungkin saat itu aku masih SD, dan almarhumah mbak Ayu udah SMP." Jawabnya dengan mata berkaca-kaca.

Petugas polisi yang ada di depan Putri nampak menjentikkan jari. Ia langsung bertanya bagaimana kabar Ayu. Sontak saja Putri tercekat, ia mengaitkan kedua alis mata namoak kebingungan.

"Pak polisi kenal sama mbak saya?"

"Hmmm... Tentu saja! A-ayuuu... Hmm... Oh iya Ayu Pradita! Dimana dia sekarang?"

Pertanyaan itu tak langsung dijawab Putri, ia tertunduk lidahnya terasa kelu untuk menjawab. Hanya ada tetesan air mata yang menjadi sebuah jawaban. Adit nampak menghembuskan nafas panjang, lalu menepuk pundak Putri seakan memberinya kekuatan.

"Kalau kau tak bisa menjawab tak usah dipaksakan, sepertinya ada sesuatu yang terjadi padanya." Ucap Adit seraya menutup laptop, menandakan penyelidikan nya mengenai kasus pak Sardi sudah selesai.

"Mbak Ayu udah gak ada, beberapa bulan yang lalu dia ditemukan tewas tergantung di sebuah bangunan kosong. Tapi kami sekeluarga masih gak percaya kalau mbak Ayu nekat mengakhiri hidupnya dengan cara seperti itu."

"Apa gak dilakukan autopsi? Biat ketahuam penyebab kematiannya!"

Putri menggelengkan kepala. "Ayah gak mau jenazah mbak Ayu di autopsi, karena kondisi tubuhnya sudah mulai membusuk waktu ditemukan. Tapi dari tanda fisik di bagian luar memang gak ada bekas luka sama sekali, ataupun tanda kekerasan lainnya. Hanya saja ayah selalu merasa jika kematian mbak Ayu disengaja oleh seseorang. Aku dan ibu jadi ikut berpikiran hal yang sama. Apa mungkin ada yang membuatnya melakukan hal itu. Aah... Entahlah, aku jadi bingung. Karena setiap malamnya aku selalu dimimpiin mbak Ayu, seakan dia mau ngasih petunjuk. Tapi begitu aku datang ke kota, untuk mencari tau yang sebenarnya. Aku justru tersandung masalah ini, dan gak bisa nyari tau apapun lagi! Dan setelah aku menempati kamar bekas kostnya, aku gak pernah di datangi lewat mimpi lagi. Bukankah itu aneh, kenapa mbak Ayu gak pernah mendatangi ku lewat mimpi lagi!" Jelas Putri berlinang air mata.

"Sabarlah... Kenapa kau tak mendatangi ku dulu? Apa pakde dan bude gak cerita apapun mengenai diriku? Harusnya kalian minta tolong padaku, karena masalah seperti ini sangat rumit. Gak cuma dengan kejahatan saja, bisa jadi ada unsur gaib didalamnya. Mungkin kau tak akan percaya, tapi hal gaib memang ada disetiap kasus kejahatan yang udah aku tangani."

"Ayah dan ibu sudah bilang kalau mereka punya keponakan yang bekerja di polsek Jakarta Barat. Tapi aku jadi lupa, karena fokus dengan hal-hal yang terjadi di sekitarku."

"Baiklah mulai sekarang jangan bertindak gegabah dulu, aku akan melihat berkas kasus meninggal Ayu. Aku sendiri yang akan ambil alih, dan memproses nya dari awal. Jika memang ada yang tak beres, kita harus mengungkap kebenaran!" Tegas Adit dengan sorot mata yang tajam.

Terdengar suara-suara dari depan pintu, membuat Adit penasaran dan melangkah keluar. Nampak seorang petugas sedang berbicara dengan Melati dan suaminya persis di depan ruangannya. Adit menyunggingkan senyum menyapa Melati dan juga Harto, ia meminta keduanya untuk masuk ke dalam.

"Bagaimana interogasi nya bu, apa sudah selesai?"

"Iya pak, saya sudah memberikan keterangan. Dan katanya saya diminta ke ruangan ini buat melakukan wawancara. Tapi saya ragu untuk mengetuk pintu, takut mengganggu. Dan bapak yang ada di depan tadi meminta kami untuk langsung masuk saja ke dalam." Jelas Melati seraya melempar senyuman ramah.

"Iya benar ibu, sesi wawancara memang akan dilakukan di ruangan ini. Tapi kenapa jurnalis nya belum datang juga ya?" Kata Adit seraya mengambil ponsel di atas meja.

Nampak ia sedang menghubungi seseorang melalui panggilan telepon. Dan terdengar pembicaraan yang serius, karena beberapa kali Adit menekankan jika jurnalis itu tak bisa pergi seorang diri. Sampai akhirnya, ia sepakat untuk menemani lawan bicaranya yang ada di telepon tadi.

"Maaf ya sepertinya wawancara kali ini jadi tertunda. Karena ada sedikit masalah, kalau memungkinkan hari ini juga kalian bisa diwawancarai, atau kalau gak bisa dalam beberapa hari ke depan. Tapi saya harap kalian tak berubah pikiran untuk melakukan wawancara dengan jurnalis ini. Dia bukan jurnalis biasa seperti pada umumnya. InsyaAllah dia bisa membantu menuntaskan masalah ini dengan lebih cepat." Ucap Adit seraya melipat tangan di depan dada.

Terpopuler

Comments

ashieeechan

ashieeechan

/Panic//Panic//Panic//Panic/

2023-12-10

1

Noer Maulidha

Noer Maulidha

hmm...dr sini sy mulai menemukan benang meraahnya nih...kyknya ayqhnya putri slh satu anggota sekte sesat maryati.tapi dia berhenti dan pulang kampung.tapi tdk bs semudah itu berhenti.hartanya hasil ikut sekte sesat habis.perkebunan teh yg sngt luas itu.trus dua msh di kejar2 dan akan di tumbalkan.akhirnya anak2nya pun jd incaran jd tumbal.seoerti ayu.dan sekarang putri dan ayahnya yg di incar

2023-10-30

1

liani purnapasary

liani purnapasary

syukur deh udah ketemu sama mas Adit x Rania

2023-09-13

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 BERAWAL DARI CURIGA.
2 BAB 2 FIRASAT BURUK?
3 BAB 3 PERJALANAN KE KOTA.
4 BAB 4 KOST MELATI.
5 BAB 5 BUKU CATATAN AYU PRADITA.
6 BAB 6 MESIN PEMOTONG RUMPUT.
7 BAB 7 PESAN BERISI ANCAMAN.
8 BAB 8 TEROR LEWAT MIMPI?
9 BAB 9 HANTU PENDEKATAN?
10 BAB 10 PESAN KEMATIAN KEDUA?
11 BAB 11 KEJUTAN?
12 BAB 12 APAKAH DIA MENDENGAR?
13 BAB 13 MENYINGGUNG HATI.
14 BAB 14 PENAMPAKAN YANG TERLIHAT.
15 BAB 15 KARA KERASUKAN.
16 BAB 16 MEREKA SIAPA?
17 BAB 17 KERETA KENCANA.
18 BAB 18 PERINGATAN AYU UNTUK ADIKNYA.
19 BAB 19 HARI PERTAMA DI PABRIK.
20 BAB 20 TERJADI PEMBULLYAN.
21 BAB 21 ANAK KEMBAR?
22 BAB 22 TERKURUNG DI KAMAR.
23 BAB 23 KIDUNG PENENANG.
24 BAB 24 MASIH MENJADI MISTERI?
25 BAB 25 KEPUTUSAN MENDADAK?
26 BAB 26 MISTERI GENTONG AIR?
27 BAB 27 FASILITAS YANG LENGKAP.
28 BAB 28 FLASHBACK PENGLIHATAN GAIB.
29 BAB 29 PESAN DAN PETUNJUK TERAKHIR.
30 BAB 30 PENAMPAKAN BARU?
31 BAB 31 SAMBUTAN HANGAT.
32 BAB 32 TRAGEDI TRAGIS!
33 BAB 33 MIMPI ATAU NYATA?
34 BAB 34 SINGING BOWL?
35 BAB 35 PENAMPAKAN SOSOK GAIB.
36 BAB 36 MENGINAP DI PAVILIUN.
37 BAB 37 FOTO HITAM PUTIH?
38 BAB 38 ACARA SAKRAL?
39 BAB 39 ACARA BERJALAN SUKSES.
40 BAB 40 BERTANYA-TANYA?
41 BAB 41 TERNYATA PAK WAKIDI?
42 BAB 42 KEMBALI KE MASA LALU.
43 BAB 43 TERJEBAK KEADAAN.
44 BAB 44 HATI IBU YANG IBA.
45 BAB 45 ADA RENCANA TERSEMBUNYI?
46 BAB 46 PERMAINAN LICIK PARA ANGGOTA?
47 BAB 47 SALING MENJATUHKAN?
48 BAB 48 SIASAT?
49 BAB 49 CERITA PENJEBAKAN?
50 BAB 50 CUCI OTAK.
Episodes

Updated 50 Episodes

1
BAB 1 BERAWAL DARI CURIGA.
2
BAB 2 FIRASAT BURUK?
3
BAB 3 PERJALANAN KE KOTA.
4
BAB 4 KOST MELATI.
5
BAB 5 BUKU CATATAN AYU PRADITA.
6
BAB 6 MESIN PEMOTONG RUMPUT.
7
BAB 7 PESAN BERISI ANCAMAN.
8
BAB 8 TEROR LEWAT MIMPI?
9
BAB 9 HANTU PENDEKATAN?
10
BAB 10 PESAN KEMATIAN KEDUA?
11
BAB 11 KEJUTAN?
12
BAB 12 APAKAH DIA MENDENGAR?
13
BAB 13 MENYINGGUNG HATI.
14
BAB 14 PENAMPAKAN YANG TERLIHAT.
15
BAB 15 KARA KERASUKAN.
16
BAB 16 MEREKA SIAPA?
17
BAB 17 KERETA KENCANA.
18
BAB 18 PERINGATAN AYU UNTUK ADIKNYA.
19
BAB 19 HARI PERTAMA DI PABRIK.
20
BAB 20 TERJADI PEMBULLYAN.
21
BAB 21 ANAK KEMBAR?
22
BAB 22 TERKURUNG DI KAMAR.
23
BAB 23 KIDUNG PENENANG.
24
BAB 24 MASIH MENJADI MISTERI?
25
BAB 25 KEPUTUSAN MENDADAK?
26
BAB 26 MISTERI GENTONG AIR?
27
BAB 27 FASILITAS YANG LENGKAP.
28
BAB 28 FLASHBACK PENGLIHATAN GAIB.
29
BAB 29 PESAN DAN PETUNJUK TERAKHIR.
30
BAB 30 PENAMPAKAN BARU?
31
BAB 31 SAMBUTAN HANGAT.
32
BAB 32 TRAGEDI TRAGIS!
33
BAB 33 MIMPI ATAU NYATA?
34
BAB 34 SINGING BOWL?
35
BAB 35 PENAMPAKAN SOSOK GAIB.
36
BAB 36 MENGINAP DI PAVILIUN.
37
BAB 37 FOTO HITAM PUTIH?
38
BAB 38 ACARA SAKRAL?
39
BAB 39 ACARA BERJALAN SUKSES.
40
BAB 40 BERTANYA-TANYA?
41
BAB 41 TERNYATA PAK WAKIDI?
42
BAB 42 KEMBALI KE MASA LALU.
43
BAB 43 TERJEBAK KEADAAN.
44
BAB 44 HATI IBU YANG IBA.
45
BAB 45 ADA RENCANA TERSEMBUNYI?
46
BAB 46 PERMAINAN LICIK PARA ANGGOTA?
47
BAB 47 SALING MENJATUHKAN?
48
BAB 48 SIASAT?
49
BAB 49 CERITA PENJEBAKAN?
50
BAB 50 CUCI OTAK.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!