Di suatu kamar mewah, ada seorang gadis yang tertidur tempat tidur berukuran Queen size. Tubuhnya penuh dengan bekas luka goresan.
Gadis itu perlahan membukan matanya dan menoleh ke kiri dan ke kanan perlahan. Gadis itu mendudukkan tubuhnya dan mulai melihat-lihat seluruh isi kamar.
'dimana ini... apa aku sudah disurga?' Batin gadis itu bertanya-tanya.
Saat gadis itu masih menelisik seluruh ruangan masuklah seorang wanita dan laki-laki yang sudah lanjut usia. Wanita itu berjalan menuju gadis itu.
"Kamu sudah sadar, apa masih ada yang sakit?" Tanya wanita itu mendudukkan dirinya dipinggir kasur. Laki-laki itu hanya berdiri di samping wanita itu.
Gadis itu hanya menggeleng pelan kepalanya. "Maaf, nyonya siapa?" Tanya gadis itu pelan.
"Saya Liliana dan ini suamiku Albert." Jawab wanita itu tersenyum.
"Halo gadis kecil." Sapa laki-laki itu tersenyum. Gadis itu membalas sapaan laki-laki itu dengan senyuman. Dia menatap laki-laki itu terlihat jelas garis-garis keriputnya dan kumis beserta rambut yang sudah memutih tapi itu tidak menghilangkan ketampanannya dan tubuhnya masih tegap dan terlihat gagah.
"Kalau boleh tau siapa namamu gadis kecil." Tanya laki-laki itu pada gadis yang sedang menatapnya.
"Maaf tuan, saya Gabriella Graciana Charlotte." Jawabnya dengan gugup. laki-laki itu hanya tersenyum melihat Gabriella.
Mereka akhirnya pun bercengkrama di kamar itu. Gabriella melihat jelas senyuman wanita itu yang sangat cantik dan anggun menurutnya, walaupun Liliana sudah berumur tetapi kecantikan dan keanggunannya tidak pudar di makan umur.
Setelah beberapa saat mengobrol dengan Gabriella, Liliana melemparkan pertanyaan pada Albert yang membuat bingung Gabriella mendengarnya.
"Suamiku apakah tubuh Gabriella mampu menampung semuanya?"
"Gadis ini sudah di takdirkan untuk menerima warisan kita." Jawab Albert yang semakin membuat Gabriella bingung.
"Gabby, maksudku Gabriella maukah kamu menjadi cucuku?" Pinta Liliana menatap Gabriella dengan tatapan memohon.
"Tidak apa-apa nyonya, anda boleh memanggil saya Gabby. Kenapa anda mau mengangkat saya sebagai cucu?" Tanya gadis itu bingung.
"Kami sudah renta, dan kami juga tidak punya keturunan untuk mewariskan milik kami." jawab Liliana memelas.
Gabriella dibuat semakin bingung, mewariskan milik mereka? jika itu harta yang melimpah bukankah mereka bisa memberinya kebadan amal untuk membantu orang yang tidak mampu jika mereka tidak punya keturunan.
Melihat raut wajah Liliana yang sangat berharap, membuat Ia tidak tega untuk menolaknya. "Baiklah, saya mau menjadi cucu angkat anda, Nenek." Balas Gabriella dengan senyuman.
"Oh, cucuku." Liliana memeluk Habriella dengan lembut. "Boleh nenek memanggilmu Gabby?" Sambung Liliana melepaskan peluknya. Gabriella hanya mengangguk dan tersenyum.
"Gabby apa kamu sudah lapar?, mari makan siang." Ajak Albert mengingat Gabby sudah 3 hari tidak sadarkan diri dan belum makan.
"Iya kakek, Gabby sangat lapar".
Merekapun keluar kamar dan menuju meja makan. Di atas meja sudah tersedia berbagai jenis makan yang sangat menggugah selera. Gabby yang sudah sangat kelaparanpun kehilangan etika kebangsawanannya saat makan. Liliana dan albert hanya tersenyum melihat Gabby makan dengan lahap.
Setelah mereka makan siang, Gabby berjalan-jalan mengelilingi istana ditemani Baba. Gabby terperangah saat mengenal Baba untuk pertama kali. Gadis mana yang tidak jantungan melihat pria tampan dengan sorot mata tajam, alis tebal dan rahang yang tegas serta bibir yang seksi menurutnya ditambah lesung pipi saat tersenyum membuat Gabby gugup setengah mati. Walaupun Baba hanya seorang pelayan laki-laki tapi Ia yakin Dewi mana yang tidak jatuh dengan pesona yang dimiliki Baba.
----
"Suamiku, apakah nanti malam kita akan mewariskan semuanya?" Tanya seorang wanita yang sedan membelai rambut suaminya dipangkuannya.
"Ya istriku, kita sudah kehabisan waktu. kita sudah terlambat empat ratus tahun." jawab laki-laki itu yang tidak lain adalah Albert.
"Bagaimana jika Gabby tidak mau?" tanya Liliana sedikit cemas.
"Gabby sudah ditakdirkan untuk menerima kegelapan dan cahaya dalam dirinya, karena cahaya dan kegelapan itu sendiri yang memilihnya, kita yang hanya wadah tidak bisa melakukan apapun." Jawab Albert lembut.
"Baiklah suamiku, aku akan ikut semua keputusanmu tapi, bolehkah kita disini satu tahun lagi?, aku ingin bersenang-senang bersama cucuku"
"Baiklah, kita akan bersamanya untuk tahun ini." balas Albert dengan senyuman.
----
Dimalam hari Gabby sedang duduk dibalkon kamarnya, dia sedang menikmati suasana malam yang penuh dengan bintang-bintang. dia ingin hidup atas kemauannya mulai sekarang. Pertunangannya, keluarga dan status bangsawan dia akan membuang semua itu jauh-jauh. Sekarang dia ingin membuka lembaran baru dengan kedua kakek dan nenek angkatnya.
tok..tok..tok..
"Masuk." Gabby sedikit berteriak mengingat kamarnya yang luas takutnya orang yang mengetuk pintu tidak mendengarnya.
"Nona, Tuan dan Nyonya memanggil anda keruangan keluarga."
Gabby bergerak mendekati Baba, masih ada rasa gugup baginya saat bedekatan dengan Baba. "baik, aku akan turun sebentar lagi"
Baba menunduk hormat dengan senyuman dan meninggalkan Gabby dikamarnya untuk mengganti pakaian karna sebelumnya ia sudah memakai piyama.
Gabby pun masuki ruangan keluarga. Ia melihat raut wajah antusian kakek dan neneknya membuatnya sedikit bingung.
"Kakek, Nenek."
"Gabby kemarilah." panggil Liliana menepuk-nepuk sofa.
Gabby pun duduk di tengah-tengah mereka, dan Liliana memeluknya dari samping dengan lembut.
"Ada apa nek?" Tanyanya.
"Malam ini kami akan mewariskan semuanya kepadamu sayang." Jawab Liliana dengan lembut.
Pernyataan Liliana membuat Gabby bingung, apa yang harus diwariskan kenapa harus malam-malam. Ia pun menoleh pada albert dan melihat albert hanya tersenyum.
"Gabby, lihatlah." Panggil Albert. Ia mulai merentangkan tangannya dan membuka tangannya yang tergenggam.
Mata Gabby melotot terbelalak melihat aura gelap melayang-layang di telapak tangan Albert. Ini membuat Gabby sangat syok dia belum pernah melihat dan mendengar element gelap seumur hidupnya. Jika itu element cahaya, ia percaya itu ada karena dulu Putri suci dari kekaisaran Azruth memiliki element cahaya menjadi pahlawan yang mengalahkan Raja iblis.
Liliana mengoyangkan bahu Gabby. "Gabby... sayang!" Seru Liliana memudarkan lamunannya dan menoleh ke Liliana dengan raut wajah tidak bisa diartikan.
"Sayang, Nenek pengguna Element cahaya dan kakekmu pengguna Element kegelapan," kata Liliana membuat syok Gabby. "kami akan mewariskan element kami untukmu." Sambung Liliana.
"Kenapa kalian memberinya kepadaku?" Tanyanya yang masih berfikir keras ada apa sebenarnya ini.
"Karena kamu yang ditakdirkan sayang." Jawaban Albert yang semakin membuat Gabby bingung setengah mati.
Liliana dan Albert menggenggam masing-masing tangan Gabby. Ia sendiri merasakan tubuhnya sangat aneh dan bergejolak ringan. Gabby merasakan tubuhnya seolah ditarik-tarik ke kanan dan ke kiri, setelah lama merasa di tarik berganti menjadi tertekan ke kanan dan ke kiri. Inilah efek ketika kedua element yang saling berlawanan tersebut diberikan dan di terima secara sukarela, jikapun Gabby menolak kedua element itu mungkin saja element itu akan saling menyerang satu sama lain di dalam tubuh Gabie dan membuat tubuhnya meledak karena tubuhnya adalah wadah untuk hidupnya kedua element tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Ayu Novitasari
ternyata walaupun kake neneknya ga kandung tapi mereka ttep sayang yh
2022-08-09
2
lauraa🍷
ok
2022-05-28
1
Indarti Indarti
lanjut thor
2022-05-19
0