Akhirnya garis Dua lagi

Nindi baru keluar dari ruang pemeriksaan wajahnya terlihat sumringah, ia sangat bahagia.

"Tiara, boleh jumpa" tanya Nindi menelpon sahabatnya.

"Kenapa?" Jawab Tiara di seberang.

"Ada yang mau aku kasih tau" jawab Nindi.

"Apa?"

"Aku maunya ketemu"

"Aku sekarang lagi di luar, balik jam 3 an. Paling jam 4 pas aku pulang lah kita bisa ketemu" jelas Tiara melirik jam di tangan kirinya.

"Oke lah, gak apa-apa. Aku tunggu di cafe dekat kantor kamu ya"

"Ok..ok, sampai ketemu nanti ya" Tiara setuju.

................

"Ini beneran" tanya Tiara melihat hasil pemeriksaan Nindi.

"Hu... uh" Nindi mengangguk

"Kamu hamil lagi" tanya Tiara lagi dengan wajah bahagianya.

"Iyah, dan Alhamdulillah udah ada kantongnya. Kata dokter itu sekitar 7-8 minggu" jelas Nindi.

"Ya Allah Nin, selamat" tiara memeluk Nindi dan di balas dengan wajah bahagia.

"Mas Juna udah tau kan soal kehamilan kamu"

Nindi menggeleng.

"Kok gak kasih tau mas Juna, dia pasti seneng banget lo Nin"

"Aku khawatir aja, kalau yang dulu bakal kejadian lagi" jawab Nindi dengan wajah mulai berubah sedih

"Mama mertua aku sampai gak bicara sama aku karena hal itu" lanjutnya.

Tiara menarik nafasnya dalam, menggenggam tangan Nindi hangat. Mencoba menenangkan sahabatnya itu.

"Nin, gak ada juga yang mau kejadian seperti yang kamu alami kemaren. Gak ada nin"

"Aku yakin, jika nanti Mamanya Mas Juna tau kamu hamil lagi. Dia pasti senang sekali" Tiara mencoba menyemangati.

Nindi mengangguk, air mata yang tadi menggenang di kelopak matanya tumpah ke pipi.

"Jangan nangis, nanti dedek baby sedih" Tiara menyeka air mata di pipi yang sedikit chubby itu.

"Makasih ya Ra, kamu sahabat terbaik aku" Nindi memeluk lagi sahabatnya itu dengan erat.

......................

"Beneran hamil lagi sayang" Juna dan Nindi saat ini sedang ada dikamar tidur mereka. Nindi yang dari tadi menunggu Juna langsung menyodorkan hasil pemeriksaannya.

"iyah mas" jawab Nindi singkat.

"Ya Allah sayang" Juna menarik tubuh mungil Nindi kedalam dekapannya. sesekali mencium puncak kepala Nindi.

"Kita harus kasih tau ibu sama mama" lanjut Juna

" Jangan mas" larang Nindi, ia menarik tubuhnya menjauh dari dekapan Juna.

"Kenapa?" Juna menatap istrinya dengan wajah tak mengerti

"Nanti aku bikin mereka kecewa lagi"

Mendengar penjelasan singkat Nindi, Juna tersenyum ia baru sadar jika selama ini istrinya menanggung beban penyesalan seberat itu.

Tangan Juna menangkup kedua pipi Nindi, membuat Nindi tak bisa mengalihkan pandangannya ke yang lain.

"Kamu gak pernah bikin kecewa siapapun" ucap Juna kemudian mengecup lembut bibir Nindi.

"Jadi.. Berhenti berfikir yang aneh-aneh" lanjut Juna.

Nindi mengangguk.

Berita kehamilan Nindi adalah berita paling membahagiakan bagi kedua keluarga. Mereka hampir setiap hari menanyakan kondisi Nindi dan janinnya terutama mama juna.

Bahkan mereka ikut mendampingi Nindi saat USG pada kehamilan 12 minggu.

Berita kehamilan Nindi ada berita yang muncul di infotainment belakangan ini. Juna dan Nindi mulai jadi sorotan.

Hatter entah mulai lelah atau memang sudah bosan. Mereka mulai tidak terlalu mengganggu hubungan Juna dengan Nindi lagi. Sehingga Juna mulai mengajak istrinya untuk hadir di beberapa acara penghargaan, ataupun ulang tahun stasiun TV.

......................

Nindi meletakkan tangan Juna di perutnya yang sudah mulai membuncit, Juna membulatkan matanya saat tangannya merasakan gerakan di perut istrinya.

"Barusan dia gerakkan?" tanya Juna antusias.

Nindi mengangguk.

Juna terharu ia sampai tidak bisa berkata-kata, ia tersenyum sangat senang.

"Gerak lagi dong sayang" panggil Juna pada calon anaknya.

"Jangan di gelitik" larang Nindi ia mulai merasa kegelian karena tangan Juna mulai menggelitik perutnya.

"Kok dia gak gerak lagi yank"

"Udah tidur mungkin" jawab Nindi asal.

"Kamu udah tidur ya sayang, sehat-sehat di dalam ya" Juna mengusap lembut perut buncit itu dan mengecupnya lembut.

Nindi bahagia, ia menatap suaminya dengan tersenyum. Kandungannya sudah memasuki usia 5 bulan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***